Anda di halaman 1dari 2

jejas

Respon
vaskuler
Eksudasi
radang
Penyebab
tidak dapat
dihancurkan
segera
Penyebab
dihancurkan
seluruhnya
Sel-sel
nekrosis
Tanpa
nekrosis
sel
Eksudat
diorganisasikan
Eksudat
dilarutkan
Parut
Pemulihan
struktur
normal
Sel
permanen
Sel stabil /
labil
Kerangka
rusak
Kerangka
utuh
Pemulihan
struktur
normal
Parut
Parut
Handout Kuliah
dr Bahana Sugiri

Proses Penyembuhan Luka

Proses Pemulihan : Reaksi pemulihan radang segera timbul setelah
jejas.
Pemulihan / regenerasi : penggantian sel mati oleh sel yang hidup.
Kemungkinan pengganti :
1. Sel parenkim ( sel yang fungsional) atau
2. Stroma jaringan ikat ( yang tidak khas ) dikenal dengan
pembentukan jaringan parut.


Berdasar kemampuan untuk regenerasi sel tubuh dibagi 3 golongan :
1. Sel labil : dapat berproliferasi terus, mengganti sel yang lepas / mati secara aktif
contoh : epidermis, epitel pelapis rongga mulut, saluran pernafasan, saluran pencernaan, sal
genetalia, epitel pelapis duktus, mukosa usus, sel-sel sumsum tulang dan jaringan limfoid
2. Sel stabil: mampu regenerasi ( tidak aktif ), dalam kondisi normal tidak bertambah
contoh : Sel endotel dan otot polos, Sel parenkim semua kelenjar tubuh, termasuk hati,
pankreas, kel liur, kel.endokrin, sel tubuli ginjal, kel.kulit.
Eksisi (potong buang) 80 % hati dapat pulih dalam waktu 1 minggu
3. Sel permanen
- rusak berarti kerusakan tetap
- selalu disusul dengan jaringan parut
contoh : * Sel neuron (=/= serabut akson ), sel otot bercorak, sel otot jantung (miokardium)

Pemulihan parenkim yg sempurna akibat jejas tidak hanya tergantung kemampuan sel beregenerasi.
Keutuhan arsitek stroma / kerangka dasar jaringan yang cedera juga sangat penting. Bila kerangka
hilang, regenerasi dapat mengembalikan massa jaringan, tetapi bukan fungsi yang sempurna.

Pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat.
Proliferasi fibroblas dan tunas-tunas kapiler dan selanjutnya pembentukan kolagen untuk
membentuk jaringan parut adalah akibat yang wajar pada hampir setiap kerusakan jaringan.
Pada setiap kerusakan jaringan, akan diawali pembentukan jaringan ikat yang kaya pembuluh
darah yang mengisi rongga yang ditinggalkan jaringan yang rusak dan disebut jaringan granulasi

Atas dasar pembentukan jaringan granulasi, ada 2 bentuk pemulihan / penyembuhan :
1. penyembuhan primer.
- berlangsung cepat mencapai kesembuhan
- reaksi radang hampir hilang seluruhnya
2. penyembuhan sekunder
- berlangsung lambat (faktor luas kerusakan, banyaknya sel nekrotik dan eksudat )
- hampir selalu berakibat pembentukan jaringan parut & kehilangan banyak fungsi khas
















Fase penyembuhan luka menurut Smeltzer (2002)

a. Fase Inflamasi, berlangsung selama 1 sampai 4 hari.

Respons vaskular dan selular terjadi ketika jaringan cedera.
Vasokonstriksi pembuluh terjadi dan bekuan fibrinoplatelet terbentuk
dalam upaya untuk mengontrol pendarahan. Reaksi ini berlangsung
dari 5 menit sampai 10 menit dan diikuti oleh vasodilatasi venula.
Mikrosirkulasi kehilangan kemampuan vasokonstriksinya karena
norepinefrin dirusak oleh enzim intraselular. Juga, histamin
dilepaskan, yang meningkatkan permeabilitas kapiler.

Ketika mikrosirkulasi mengalami kerusakan, elemen darah seperti antibodi, plasma protein,
elektrolit, komplemen, dan air menembus spasium vaskular selama 2 sampai 3 hari,
menyebabkan edema, teraba hangat, kemerahan dan nyeri.

b. Fase Proliferatif, berlangsung 5 sampai 20 hari.

Fibroblas memperbanyak diri dan membentuk jaring-jaring untuk sel-
sel yang bermigrasi. Sel-sel epitel membentuk kuncup pada pinggiran
luka; kuncup ini berkembang menjadi kapiler, yang merupakan
sumber nutrisi bagi jaringan granulasi yang baru.

Setelah 2 minggu, luka hanya memiliki 3 % sampai 5% dari kekuatan
aslinya. Sampai akhir bulan, hanya 35% sampai 59% kekuatan luka
tercapai. Tidak akan lebih dari 70% sampai 80% kekuatan dicapai
kembali. Banyak vitamin, terutama vitamin C, membantu dalam
proses metabolisme yang terlibat dalam penyembuhan luka.



c. Fase Maturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan tahunan.

Sekitar 3 minggu setelah cedera, fibroblast mulai meninggalkan luka.
Jaringan parut tampak besar, sampai fibril kolagen menyusun ke
dalam posisi yang lebih padat. Hal ini, sejalan dengan dehidrasi,
mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan kekuatannya.
Maturasi jaringan seperti ini terus berlanjut dan mencapai kekuatan
maksimum dalam 10 atau 12 minggu, tetapi tidak pernah mencapai
kekuatan asalnya dari jaringan sebelum luka.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

Pengaruh sistemik :
1. Nutrisi
2. Gangguan pada darah
3. Diabetes melitus
4. Hormon


www. berbagi-sehat .com
Pengaruh lokal :
1. Aliran darah lokal
2. Infeksi
3. Benda asing
4. Imobilisasi luka
5. Lokasi terjadinya jejas

Anda mungkin juga menyukai