SEORANG PEKERJA RUTIN Inovasi Pendidikan dan Peran Guru Dewasa ini, nampak sekali bahwa perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat telah menjadikan pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang dipercaya dan diandalkan dalam mempersiapkan manusia yang siap dan mampu menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dengan cepat. Oleh karena itu Pendidikan sebagai suatu bagian dari kehidupan masyarakat tidak bisa tidak mesti menghadapi berbagai perubahan yang terjadi, serta menyikapinya dengan proaktif dan inovatif, sebab jika tidak demikian maka upaya mempersiapkan manusia dalam menghadapi perubahan tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik. Kondisi demikian pada dasarnya sebagai akibat dari karakteristik pendidikan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat yang tak bisa mengisolasi diri dari pengaruh lingkungan, baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, baik dalam lingkup lokal, regional, nasional maupun lingkungan global. Pendidikan merupakan upaya untuk mempersiapkan manusia hidup di masyarakat, untuk itu berbagai perubahan harus diperhatikan dan diantisipasi melalui upaya memperbaiki proses pendidikan dan pembelajaran, sehingga outputnya bisa dan mampu serta kompetitif dalam menghadapi berbagai hal yang terjadi dalam proses perubahan di masyarakat, dan untuk itu pendidikan harus dapat mengembangkan respon yang kreatif dan inovatif sejalan dengan pernyataan uyanto !Kompas, "# $ei %&&"' ( )*ntuk menciptakan unggulan kompetitif, kita memerlukan inovasi yang pesat dalam dunia pendidikan. $enjadi bangsa yang berharkat memerlukan unggulan kompetitif dalam berbagai bidang. +ukan jamannya lagi kita mengandalkan murahnya tenaga kerja untuk mendukung dan pembenar konsep unggulan kompetitif. Dalam konteks untuk menciptakan unggulan kompetitif outcome pendidikan, patut kiranya kita mengkaji pendapat $ichael Porter dalam ungkapannya( ,the ability to sustain an advantage from cheap labor or even from economies of scale-these are the old paradigms. -hese paradigms are being superseded. -oday, the only way to have an advantage is through innovation and upgrading). Oleh karena itu, bagi dunia pendidikan adalah suatu keharusan untuk selalu mencermati perubahan-perubahan yang terjadi agar dapat direspon dengan cerdas dalam rangka meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Dalam hubungan ini .novasi Pendidikan menjadi semakin penting untuk terus dikaji, diaplikasikan dan dikomunikasikan pada seluruh unsur yang terlibat dalam pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap inovatif di lingkungan pendidikan, karena tanpa inovasi yang signifikan, pendidikan hanya akan menghasilkan lulusan yang tidak mandiri, selalu tergantung pada pihak lain, untuk itu pendidikan harus digunakan sebagai inovasi nasional bagi pencapaian dan peningkatan kualitas outcome secara berkelanjutan dan tersistem agar unggulan kompetitif selalu dapat dipertahankan !uyanto, Kompas, "# $ei %&&"'. A. Inovasi Pendidikan .novasi pendidikan secara sederhana dapat dimaknai sebagai inovasi dalam bidang pendidikan. $enurut .brahim, !"/00 ( 1"' inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang !masyarakat' baik berupa hasil invensi atau discovery, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan. Dengan demikian inovasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan2pembelajaran, ini berarti bahwa inovasi apapun yang tidak dapat meningkatkan kualitas pendidikan2pembelajaran tidak patut untuk diadopsi, dan dalam konteks ini peran guru akan sangat menentukan dalam adopsi inovasi pada proses pendidikan2pembelajaran Oleh karena itu dalam menyikapi suatu inovasi, diperlukan suatu pemahaman yang baik tentang substansi inovasinya itu sendiri, hal ini dimaksudkan agar inovasi dapat benar-benar memberi nilai tambah bagi kehidupan. Dengan mengingat hal tersebut, maka dunia pendidikan sebagai suatu sub sistem kehidupan masyarakat perlu menyikapi dengan terbuka berbagai inovasi yang ada dalam dunia pendidikan, maupun yang terjadi dalam bidang kehidupan lainnya untuk berupaya mengintegrasikannya agar dapat dicapai suatu kondisi pendidikan yang tidak tertinggal dengan perubahan yang terjadi di masyarakat sebagai akibat akumulasi inovasi. Kesulitan atau kelambatan berubah telah menjadikan dunia pendidikan banyak tertinggal dari perkembangan yang terjadi dalam bidang kehidupan lainnya seperti dunia bisnis, dimana inovasi telah menjadi nyawa yang menentukan bagi kehidupan bisnis, kajian-kajian tentang inovasi di bidang pendidikan banyak dilakukan, meskipun kontribusinya pada pemahaman teoritis tentang difusi inovasi tidak begitu penting, hal ini tidak lain karena sebagian besar keputusan inovasi bersifat kolektif dan berdasarkan otoritas, dan kurang dilakukan secara individual !optional innovation decision' !3ogers, "/04(#%'. ulitnya inovasi yang dilakukan oleh guru yang bergerak di tataran teknis, jelas akan memberi pengaruh pada efektivitas pembaharuan2inovasi pendidikan dalam berbagai tingkatannya, baik tataran institusi maupun tataran manajerial. Oleh karena itu kebijakan inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan perlu mencermati kondisi ini, artinya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas profesionalisme Pendidik2guru perlu terintegrasi dengan upaya melakukan reformasi pada tataran institusi dan manajerial, sehingga terjadi suatu interaksi yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas, kinerja inovatif yang terlembagakan dalam suatu organisasi sekolah, ini berarti diperlukan upaya untuk melakukan restrukturisasi sekolah yang dapat menciptakan organisasi sekolah yang selalu antisipatif dan terbuka pada perubahan. Perubahan dalam kontek proses memerlukan motivasi, persepsi, sikap dan perasaaan yang positif terhadap perubahan, sehingga inovasi yang berkembang dapat menjadikan organisasi terus tumbuh dan berkembang dengan dukungan sumberdaya manusia yang sensitive dan tanggap terhadap perubahan dengan dukungan manajemen organisasi yang mendorong pada tumbuh dan berkembangnya pembelajaran dalam organisasi !5earning Organi6ation'. Dengan demikian peran organisasi sekolah dalam pengembangan inovasi amat diperlukan, organisasi sekolah yang memiliki otonomi, pengembangan profesi, iklim organisasi yang baik dapat mempengaruhi prilaku inovatif dari anggota organisasi ersebut B. Model!odel Inovasi Pendidikan. a. Model Linier $odel difusi inovasi dari 3oger memandang proses keputusan adopsi atau penolakan inovasi sebagai suatu kejadian dalam suatu proses linier dimana waktu berperan sebagai variable bebas dan proses adopsi terdiri dari serangkaian tindakan dan pilihan dengan berbasiskan factor internal dalam suatu system sosial.dalam model ini orang dikelompokan berdasarkan kecepatannya dalam mengadopsi inovasi dengan lima kelompok adopter yaitu ( !a' innovators, !b' early adopters, !c' early majority, !d' late majority, dan !e' laggards. b. Model Siklis $odel siklis ini didasarkan pada pemahaman bahwa suatu proses belajar yang sedang berjalan lebih merupakan suatu proses siklis. uatu siklis adalah serangkaian kejadian yang terjadi secara teratur dan biasanya membawa kembali ke itik awal !herry, et al !%&&&' dalam 7agenson, %&&"(%"'. $odel siklis ini menurut 7agenson, !%&&"(%%' lebih tepat ketimbang model linier, dan model ini digunakan untuk membuat versi baru dari model 5earning28doption -rajectory. $asuknya peran guru sebagai pemimpin mendorong pada pemahaman bahwa guru dapat menentukan dan membuat keputusan tentang suatu inovasi apakah dilaksanakan atau tidak baik itu bersumber dari luar maupun yang berseumber dari dirinya sebagai bentuk pemunculan ide-ide baru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan demikian nampak bahwa adopsi inovasi bukan sesuatu yang bersifat linier, dan hal itu mesti dilihat dalam kerangka model yang dinamis dan interaktif dalam suatu konteks organisasi. Di samping itu di dalam dunia pendidikan terdapat juga model spesifik yang dipandang tepat sebagai model inovasi pendidikan !.brahim, "/00("99' yang dapat membantu melihat secara lebih sistematis tentang inovasi pendidikan yang dapat dipertimbangkan untuk diterapkan yaitu ( !a'$odel Penelitian, Pengembangan, dan Difusi !b' $odel pengembangan Organisasi !Organi6ation Developement $odel'. !c' $odel Konfigurasi ". Peran Guru dala! Inovasi Pendidikan Dalam tataran teknis implementasi, kebijakan yang inovatif dalam bidang pendidikan, pada ahirnya akan sangat ditentukan oleh kompetensi praktisi pendidikan dalam melaksanakan program2kebijakan tersebut. Dengan demikian, dalam dunia pendidikan2sekolah, inovasi dan sikap serta kinerja inovatif dari pendidik dan tenaga keppendidikan sangat diperlukan dan menentukan bagi keberhasilan adopsi dan implementasi inovasi pendidikan. 5ebih sulitnya adopsi inovasi oleh Pendidik dibanding oleh 8dministrator2tenaga kependidikan !7ouse, "/9:', tidak berarti inovasi pendidikan tidak dapat berjalan sama sekali, karakteristik dan kompetensi guru yang bervariasi, serta iklim organisasi sekolah yang juga berbeda-beda antar sekolah, memberi kemungkinan akan terjadinya suatu implementasi inovasi yang baik sesuai dengan kondusifitas karakteristik dan kompetensi individu serta lingkungan organisasi sekolah yang kondusif terhadap perubahan. $enurut Dooley !"///' banyak ;uru melakukan inovasi namun mereka kurang melakukan penilaian akan efektivitas dari inovasi tersebut, ini mengindikasikan bahwa kompetensi guru perlu terus ditingkatkan agar dalam menghadapi dan menerapkan inovasi dapat mengkajinya secara matang, dan kalau memang kurang efektif mereka harus berani kembali ke posisi awal, sikap ini menurut 3ogers !"/04' merupakan ciri inovator. Perubahan yang terjadi dalam tataran struktur tidak akan cukup untuk menjadikan peroses pendidikan di sekolah berubah dan inovatif, apabila tidak terjadi perubahan dalam sikap umber Daya Pendidikan di dalamnya, dan dalam konteks teknis, tanpa perubahan sikap guru atas perubahan dan inovasi. Dengan demikian perubahan sikap dari D$ Pendidik, norma, kolegialitas amat diperlukan agar organisasi sekolah dapat benar-benar berorientasi pada perubahan dan kondusif bagi inovasi pendidikan. ;uru mempunyai peran yang menentukan dalam tataran teknis pendidikan yaitu pembelajaran, perkembangan yang terjadi di era global dewasa ini sudah tentu perlu diantisipasi melalui kinerja inovatif dalam menciptakan proses pembelajaran di kelas. Kurangnya penguasaan isi materi pembelajaran, ketrampilan dan keinovatifan menunjukan mash perlunya upaya peningkatan kualitas pendidik, ini memerlukan sikap guru positif terhadap Perubahan dalam melaksanakan tugasnya, proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas mesti diperbaiki terus menerus, sehingga pola kerja rutin perlu ditingkatkan menjadi pola kerja yang inovatif sebagai upaya untuk menghadapi dan mengantisipasi perubahan global yang juga menerpa dunia pendidikan. Peningkatan kualitas kinerja guru menjadi inovatif akan mendorong pada proses pembelajaran yang inovatif pula, sehingga para siswa pun akan menjadi orang yang mampu menyesuaikan diri secara terus menerus dengan lingkungan yang berubah cepat, kemampuan ini jelas amat penting bagi siswa2output pendidikan dalam meningkatkan kapabilitas bersaing, kerena <survival in the fast changing world may well depend on the ability of pupils to develop skills in adaptation, fle=ibility, cooperation and imagination)!>hitaker, "//4(1'. Dengan demikian, peran guru dalam melaksanakan tugasnya perlu memasukan kemampuan inovatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, sehinggan hasil pendidikan akan mampu dalam menghadapi era global yang penuh persaingan. Dengan merujuk pada pendapat Pullias dan ?oung, $annan serta ?elon dan >einstein, $ulyasa !%&&1(09' mengidentifikasi peran guru sebagai berikut, yaitu( Pendidik, Pengajar, Pembimbing, Pelatih, Penasehat, pembaharu !inovator', model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, Pembangkit pandangan, Pekerja rutin, Pemindah kemah, Pembawa cerita, 8ktor, @mansipator, @valuator, Pengawet, dan kulminator. $asuknya peran innovator di atas menggambarkan bahwa guru tidak cukup hanya menjalankan tugasnya secara rutin, namun pembaharuan2inovasi menjadi tuntutan yang harus terus dikembangkan. ementara itu menurut $oh urya !%&&:(1-#', tantangan globalisasi dalam tingkatan operasional pendidikan menuntut peningkatan kualitas profesi guru sebagai pelaku pendidikan yang berada di front terdepan melalui interaksinya dengan peserta didik. *ntuk itu guru harus profesional dalam menjalankan tugasnya. Dan profesionalisme guru akan tercermin dalam perwujudan kinerjanya yang secara ideal akan terlihat dalam lima hal berikut ( ". guru yang memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketaAwaan yang mantap. %. guru yang mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan iptek. 4. guru yang memiliki kualitas kompetensi pribadi dan profesional yang memadai disertai etos kerja yang kuat. :. ;uru yang memiliki kualitas kesejahteraan yang memadai guru yang kreatif dan berwawasan masa depan. $enurut $akagiansar !"//#' memasuki abad %" pendidikan akan mengalami pergeseran perubahan paradigma yang meliputi pergeseran paradigma( !"' dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat, !%' dari belajar berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistik, !4' dari citra hubungan guru-murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan, !:' dari pengajar yang menekankan pengetahuan skolastik !akademik' ke penekanan keseimbangan fokus pendidikan nilai, !1' dari kampanye melawan buta aksara ke kampanye melawan buta teknologi, budaya, dan komputer, !#' dari penampilan guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja, !9' dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke orientasi kerja sama. Dengan memperhatikan pendapat ahli tersebut nampak bahwa pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan yang bersifat kompetitif. ;albreath, dalam 8ni $. 7asan !%&&4' mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan pada abad pengetahuan !globalisasi' adalah pendekatan campuran yaitu perpaduan antara pendekatan belajar dari guru, belajar dari siswa lain, dan belajar pada diri sendiri. Di abad pengetahuan menginginkan paradigma belajar melalui proyek-proyek dan permasalahan-permasalahan, inkuiri dan desain, menemukan dan penciptaan. praktik pembelajaran 8bad Pengetahuan memerlukan upaya perubahan2reformasi pembelajaran, melalui cara-cara baru pembelajaran yang akan lebih efektif. Praktek pembelajaran di 8bad Pengetahuan !Knowledge society' nampaknya lebih sesuai dengan arah yang diinginkan oleh sistem Pendidikan nasional, meskipun bukan dengan mengganti cara yang positif yang sudah dijalankan dewasa ini, dan disinilah peran kreativitas guru untuk melaksanakan kinerja inovatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. $emang diakui bahwa pada 8bad dan masyarakat Pengetahuan nampaknya praktek pembelajaran cenderung banyak menggunakan piranti-piranti pengetahuan modern yakni komputer dan telekomunikasi, namun demikian, $eskipun teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan katalisator yang penting yang membawa kita pada cara pembelajaran di 8bad Pengetahuan, tapi yang perlu menjadi perhatian utama adalah bagaimana hasilnya dan bukan alatnya. ;uru dapat melengkapi pelaksanaan proses pendidikan2pembelajaran dengan teknologi canggih tanpa sedeikitpun membawa dampak pada hasil pendidikan yang diperoleh peserta didik, di sini yang penting adalah bagaimana pelaksanaan peran dan tugas guru dapat memberikan nuansa baru bagi pengembangan dan peningakatan peroses pendidikan dengan atau tanpa bantuan teknologi modern, dan ini jelas memerlukan kreativitas dan kinerja inovatif dari ;uru dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan2pembelajaran tersebut. +erdasarkan gambaran pembelajan di abad pengetahuan di atas, nampak bahwa pentingnya pengembangan profesi guru dalam menghadapi berbagai tantangan ini, maka pengembangan Profesionalisme ;uru merupakan suatu keharusan, sehingga dengan berlakunya ** Bo ": tahun %&&1 dapat dipandang sebagai upaya untuk lebih meningkatkan profesionalisme pendidik serta memposisikan profesi pendidik2guru dalam status terhormat dan setara dengan profesi lainnya. $enurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. $aister !"//9' mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan. -untutan profesionalisme guru memerlukan upaya untuk terus mengembangkan sikap profesional, melalui peningkatan kapasits guru agar makin mampu mengembangkan profesinya dalam menjalankan tugarnya di sekolah. $enurut 3oland . +arth !"//&(:/' Pengembangan kemampuan untuk terus melakukan modifikasi dalam pembelajaran menuntut pada pengembangan profesional guru yang terus menerus, serta kinerja inovatif, sehinggan guru dapat berperan sebagai agen pembelajar dalam konteks pelaksanaaan tugasnya di sekolah. Pengembangan ini mensyaratkan perlunya guru punya kualifikasi dan kompetensi yang dapat menunjang proses tersebut, serta didukung oleh situasi organisasi sekolah yang kondusif, sehinggan pengembangan tersebut tidak hanya berdimensi pribadi guru itu sendiri namun juga di dukung oleh manajemen yang kuat dan kondusif bagi pengembangan profesi tersebut serta bagi tumbuhnya iklim inovasi dalam proses pendidikan di sekolah.