NPM : 210720090001
Dosen : Dr. Elvinaro Ardianto, M.Si
Magister Ilmu Komunikasi 2009 (Reguler)
Pasca Sarjana Unpad
***
Akhirnya saya memahami bahwa sejarah perkembangan ilmu komunikasi
bermula di Eropa (walaupun kegiatan komunikasinya telah ada sebelum ilmu ini
berkembang atau ditemukan) dan memperlihatkan kepada kita, ilmu ini banyak
dipengaruhi pemikiran tokoh-tokoh dari berbagai ilmu yang mendahuluinya, kenyataan
ini seolah menyajikan kepada saya bahwa ilmu komunikasi bukanlah ilmu tunggal yang
dapat berdiri sendiri dan tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial, namun justru
menjadi ilmu yang menarik karena melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam prosesnya.
(walaupun asal kata komunikasi yaitu communis = persamaan makna merupakan bahasa
dari Yunani kuno, yang dikembangkan dari ilmu retorika di romawi kemudian
berkemabang di mesir ketika pertama sekali ditemukan mesin cetak, jadi menurut saya
sebenarnya banyak literatur dari berbagai ilmu yang menyokong sejarah ilmu
komunikasi. Tapi paling tidak ini menunjukan kepada kita bahwa ilmu komunikasi
menjadi mata rantai peradaban yang tidak terputus)
Fakta bahwa pemikiran Charles Darwin turut memberikan sumbangsih dalam
ilmu komunikasi pun cukup menjadi hal yang istimewa bagi saya, karena ternyata
Darwin tak hanya mengenalkan teori evolusi namun beliau juga melengakapi teori
tersebut dengan tanda-tanda/perilaku/emosi hewan (dalam ilmu komunikasi perilaku, dan
simbol dapat diartikan pesan jika dimaknai) yang dia bandingkan dengan manusia. Jika
menilik apa yang sampaikan Darwin, saya teringat pada komunikasi hewan dalam buku
Prof. Deddy Mulyana,Ph.D. barangkali karena Darwin lah konteks komunikasi hewan
muncul menjadi perhatian ilmu komunikasi.
Selain Darwin, ada tokoh psikologi – Sigmund Freud-- dan Karl Marx tokoh
politik. Kemudian di Amerika ilmu komunikasi pun dikembangkan oleh tokoh-tokoh
sosiologi. Awalnya saya bertanya-tanya kenapa tokoh-tokoh sosiologi yang banyak
melahirkan pemikiran-pemikiran tentang ilmu komunikasi, namun dari hasil
penelahan,menunjukan bahwa kegiatan komunikasi ini telah berlangsung dalam ilmu
mereka tapi belum mengetahui dan menetapkan gejalah tersebut ke dalam ilmu tertentu,
barulah setelah megidentifikasi gejalah ini dan menemukan fenomenanya hingga
melahirkan teori-teori, lahirlah ilmu yang diberi nama komunikasi tersebut.
Jika para pakar ini kebanyakan beraliran sosiolog, menurut saya secara umum
komunikasi dimaknai sebagai suatu kegiatan yang pelakunya manusia. Tentunya
melibatkan 2 orang atau lebih karena komunikasi tidak akan pernah terjadi bila manusia
tidak pernah berinteraksi satu sama lain sebab manusia menjadikan komunikasi sebagai
panduan untuk menafsirkan situasi apapun dalam lingkungan sosialnya.
Sementara pakar psikologi memberikan kontribusinya yang melahirkan
komunikasi dengan diri sendiri dan transadental yang kita kenal saat ini. Dalam
berkomunikasi tak dapat dipungkiri kita selalu berada dalam alam sadar untuk mengelola
pesan agar efektif, atau memaknai perilaku agar tidak keliru dalam menafsirkan sesuatu,
intinya terkadang komunikasi hadir sebagai solusi untuk menghadapi objek-objek sosial
Namun pertanyaan, apakah ilmu komunikasi masih mencari bentuk?, melihat
banyaknya ilmu-ilmu lain yang “menampali tubuhnya”, saya kira tidak, karena proses
komunikasi dan aktivitasnya yang luas inilah yang membuatnya eksis di ranah ilmu-ilmu
lain, justru ilmu-ilmu lainlah yang membutuhkan ilmu komunikasi, contohnya mulai
bermunculan komunikasi bisnis, manajemen komunikasi, terapic communication dll.
Saya kira, ilmu komunikasi merupakan ilmu yang aplikasinya langsung kelihatan
jadi memang mau tidak mau akan melibatkan ilmu-ilmu sosial, psikologi, antropolgi
maupun politik bahkan menurut saya apapun disiplin ilmunya bisa seiring sejalan dengan
ilmu komunikasi, dalam ilmu kedokteran saja kita mengenal terapic communication.
Sejarah mengatakan, dalam banyak penelitian , kajian ilmu komunikasi dikupas dengan
pisau kuantitatif, disertai eksperimen, dan saat ini trend kualitatif telah memberikan
warna tersendiri dalam fenomena ilmu komunikasi.
Karenanya saya mentoleransi jika ilmu komunikasi dikatakan ilmu yang mapan
disamping teori-teorinya yang terus menuju kesempurnaan.