ini lebih cocok untuk menge- dit dan dapat menyimpan file proyek jauh lebih ringkas. After Effects terintegrasi den- gan software-sofware Adobe yang lain seperti Adobe Il- lustrator, Photoshop, Premiere Pro, Encore, Flash, dan sofware 3D dari pihak ketiga seperti Cinema 4D. Sejarah After Effects After Effects awalnya dicipta- kan oleh Company of Science and Art diProvidence, RI, ( CoSA) USA. Versi 1.0 dirilis pada Januari 1993. Versi 2.1 memperkenalkan PowerPC Acceleration pada tahun 1994. CoSA bersama dengan After Effects kemudian diakuisisi oleh perusahaan Aldus pada bulan Juli 1993; perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Adobe pada tahun 1994, dan dengan itu PageMaker dan Af- ter Effects. Rilis pertama oleh Adobe untuk After Effects ada- lah versi 3.0. Dukungan Plug-In After Effects Plug-in After Effects telah luas dalam mendukung Plug-In, dan berb- agai plug-in pihak ketiga yang tersedia. Berbagai plug-in gaya ada, seperti sistem par- tikel untuk efek realistis untuk hujan,salju,kebakaran,dll. Dengan atau tanpa pihak plug-in ketiga , After Effects dapat me-render (kalkulasi matematis) efek 3D. Beberapa dari plug-3D menggunakan layer dasar 2D dari After Ef- fects. Illustrator grafis juga dapat dipanggil (di-load : red) dan dirender dalam 3D menggunakan plug-in sep- erti Zaxwerks Invigorator 3D After effects adalah sebuah software yang sangat profe- sional untuk kebutuhan Mo- tion Graphic Design. Dengan perpaduan dari bermacam macam software Design yang telah ada, After Effects men- jadi salah satu software Design yang handal. Standart Effects yang mencapai sekitar 50 macam lebih, yang sangat bisa untuk merubah dan mengani- masikan obyek. Disamping itu, membuat animasi dengan Af- ter Effects, juga bisa dilakukan dengan hanya mengetikkan beberapa kode script yang biasa disebutExpression untuk menghasil pergerakan yang lebih dinamis. After Effects lebih lengkap fasilitasnya bila kita banding- kan dengan softwareVideo Editing lain. Pada After Effects, terdapat beberapa fasilitas yang dimiliki oleh beberapa software lain. Misalnya; Di Af- ter Effects terdapat toolun- tuk membuat Shape ( seperti yang terdapat pada Photoshop ). Pada After Effects terdapat Keyframe seperti yang terda- pat pada Flash ( cara mengani- masikannya juga hampir sama ). Terdapat juga Expression yang hampir mirip dengan Action Script pada Flash, dan masih banyak lagi yang lain. After Effects dan beberapa sis- tem editing non-linear (NLEs) adalah layer-berorientasi, yang berarti bahwa setiap in- dividu objek media (klip vid- eo, klip audio, gambar diam, dll) menempati jalur (track)- nya sendiri. Sebaliknya, NLEs lain menggunakan sistem di mana individu dapat menem- pati objek media jalur yang sama selama mereka tidak