Anda di halaman 1dari 39

TUGAS PLH

1. Pencemaran Lingkungan
2. Jenis jenis pencemaran Lingkungan
3. Dampak pencemaran Lingkungan
PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar
dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpada dan tuntas.
Dewasa ini lingkungan hidup sedang menjadi perhatian utama masyarakat
Indonesia dan masyarakat dunia umumnya.

Meningkatnya perhatian masyarakat mulai menyadari akibat-akibat yang
ditimbulkan dan kerusakan lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada
penumpukan sampah dikota maka permasalahan ini diselesaikan dengan cara
mengangkut dan membuangnya ke lembah yang jauh dari pusat kota, maka hal
ini tidak memecahkan permasalahan melainkan menimbulkan permasalahan
seperti pencemaran air tanah, udara, bertambahnya jumlah lalat, tikus dan bau
yang merusak, pemandangan yang tidak mengenakan. Akibatnya menderita
interaksi antara lingkungan dan manusia yang akhirnya menderita kesehatan.

Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang
wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Hal
ini membutuhkan daya dukung lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

Masalah lingkungan hidup sebenatnya sudah ada sejak dahulu, masalah
lingkungan hidup bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh
negara-negara maju ataupun negara-negara miskin, tapi masalah lingkungan
hidup adalah sudah merupakan masalah dunia dan masalah kita semua.

Keadaan ini ternyata menyebabkan kita betpikir bahwa pengetahuan tentang
hubungan antara jenis lingkungan ini sangat penting agar dapat
menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.
Masalah lingkungan hidup merupakan kenyataan yang harus dihadapi, kegiatan
pembangunan terutama di bidang industri yang banyak menimbulkan dampak
negatif merugikan masyarakat. Masalah lingkungan hidup adalah merupakan
masalah yang komplek dan harus diselesaikan dengan berbagai pendekatan
multidisipliner.
Industrialisasi merupakan conditio sine quanon keberhasilan pembangunan untuk
memacu laju pertumbuhan ekonomi, akan tetapi industrialisasi juga mengandung
resiko lingkungan. Oleh karena itu munculnya aktivitas industri disuatu kawasan
mengundang kritik dan sorotan masyarakat. Yang dipermasalahkan adalah
dampak negatif limbahnya yang diantisipasikan mengganggu kesehatan
lingkungan.
Pencemaran Lingkungan
Motivasi

Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin
penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan,
dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan
masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan
yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.

Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi
bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara
perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim
global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.

Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita
harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu
terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu
sendiri
Sumber Pencemar

Pencemar datang dari berbagai
sumber dan memasuki udara, air
dan tanah dengan berbagai cara.
Pencemar udara terutama datang
dari kendaraan bermotor, industi,
dan pembakaran sampah.
Pencemar udara dapat pula berasal
dari aktivitas gunung berapi.

Pencemaran sungai dan air tanah
terutama dari kegiatan domestik,
industri, dan pertanian. Limbah cair
domestik terutama berupa BOD,
COD, dan zat organik. Limbah cair
industri menghasilkan BOD, COD,
zat organik, dan berbagai pencemar
beracun. Limbah cair dari kegiatan
pertanian terutama berupa nitrat
dan fosfat.
Proses Pencemaran

Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak
meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan
atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah.
Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun
tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.

Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan
kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu
tertentu (penyakit kronis). Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk
mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam memiliki keterbatasan.
Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di alam secara tetap
atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan,
tumbuhan dan ekosistem
Langkah Penyelesaian

Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan
pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar
dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di
lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi jumlah sampah yang
dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).

Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai,
mengurangi jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT
(Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya
dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan segala produk dan
proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.

Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah
tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah
lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi,
penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan
pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan
sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan,
monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah
lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan
ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu
negara dengan negara lain
JENIS JENIS PENCEMARAN
LINGKUNGAN

Lingkungan yang bersih adalah dambaan setiap insan. Namun
kenyataannya, manusia jualah yang melakukan kerusakan di muka
bumi ini dengan berbagai macam kegiatan yang berdampak negatif
pada lingkungannya. Lingkungan alam padahal merupakan tempat
berbagai organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisinya
untuk menunjang kehidupan manusia itu sendiri di bumi yang menjadi
tempat tinggalnya. Sangat ironis, jika kita lihat permasalahan
lingkungan dewasa ini telah terkontaminasi dengan berbagai macam
isu politik. Apa masyarakat atau para pejabat telah paham betul
mengenai lingkungan sehingga inti permasalahan bergerak ke sisi
sosial-politik ? Atau karena memang tidak paham permasalahan
lingkungan sehingga isu sosial-politik mendominasi kepentingan
lingkungan. Banyak yang sengaja bahkan mengorbankan lingkungan
alam demi beberapa lembar uang dan hal ini biasanya terjadi pada
para pejabat dan pengambil kebijakan termasuk para akademisi.
Padahal, uang tidak dapat dijadikan jaminan akan keberlangsungan
hidup manusia dan generasinya untuk tinggal lebih layak di bumi.


Berbagai permasalahan hidup yang hangat sekarang ini adalah dampak dari
kerusakan lingkungan. Kerugian material dan moral pun tak dapat dihitung,
misalnya terjadinya bencana banjir, akan berdampak bagi penyebaran berbagai
macam penyakit seperti diare atau gatal-gatal. Akibat berbagai penyakit tentunya
mempengaruhi berbagai program peningkatan kualitas kehidupan manusia yang
mandiri. Berbagai penyakit yang berbahaya seperti kanker berdasarkan penelitian-
penelitian terbaru menunjukkan akibat dari akumulasi bahan pencemar dan
penyakit-penyakit ini akan menimbulkan penurunan bagi generasi berikutnya.
Demikian pula berbagai penyakit yang kian hari kian bertambah banyaknya.
Kenyataanya kepintaran manusia tidak bisa bahkan memerlukan waktu untuk
menanganinya.


Kesehatan lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap manusia,
keseimbangan ekologi, dan ketersediaan sumber daya alam. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan menyangkut 17 faktor
dan yang paling penting adalah pencemaran lingkungan. Lingkungan tak lagi
menjadi sahabat bagi manusia bila telah tercemar. Masyarakat menjadi terbiasa
dengan hidup yang tak bersih. Di Jakarta misalnya, dari 300 ton sampah yang
mengaliri 13 sungainya, 67 persen adalah sampah keluarga. Artinya, masyarakat
cenderung tidak peduli dan seenaknya saja membuang sampah-sampah ke sungai
yang mengakibatkan pencemaran. Demikian pula yang mulai terjadi di Manado dan
beberapa kota di Sulawesi Utara. Air yang telah menghitam dan berbau akibat
berbagai sampah dan limbah tersebut padahal masih dimanfaatkan oleh sebagian
masyarakat untuk keperluan rumah tangga seperti mencuci, mandi, air minum, dan
lain sebagainya. Belum lagi limbah-limbah yang bertambah seirimg dengan
kemajuan industri.


Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan, dan/atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lngkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya (UU RI No. 23
Thn 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup). Prinsipnya yaitu masuk dan
menurunkan fungsi. Dengan semakin meningkatnya pembangunan lewat
perkembangan sektor industri dan transportasi, baik industri minyak dan gas
bumi, pertanian, industri kimia, industri logam dasar, pertambangan, industri jasa
dan jenis aktivitas manusia lainnya, maka semakin meningkat pula tingkat
pencemaran pada lingkungan perairan, udara dan tanah. Untuk mencegah dan
memonitor terjadinya pencemaran lingkungan oleh berbagai aktifitas tersebut
maka perlu dilakukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan seperti
dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Memang telah banyak badan-badan
lokal, nasional bahkan internasional yang bergerak dalam pemantauan lingkungan.
Namun, upaya ini akan sia-sia jika masyarakat tidak dilibatkan, dengan memantau
kerusakan lingkungan secara dini. Terutama mengenal dan memahami bagaimana
sebenarnya pencemaran itu terjadi sehingga diharapkan jika masyarakat telah
paham maka akan timbul kesadaran sehinga pemantauan kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh pencemaran sedini mungkin diantisipasi dan masyarakat
langsung berperan aktif terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya.
Dunia telah tercemar dengan berbagai cara dan hampir seluruh aktivitas kegiatan
kita berdampak pada lingkungan. Pencemaran terjadi justru pada komponen gratis
sumberdaya alam yang ada di bumi kita yaitu Udara, Air dan Tanah.
Pencemaran Udara


Aktifitas transportasi, gas-gas
buangan dari kendaran, asap-asap
pabrik, aktifitas rumah tangga
dikeluarkan langsung ke atmosfir
berkontribusi pada pemanasan
global lewat efek rumah kaca dan
terjadinya hujan asam yang secara
langsung mencemari udara yang
kita hirup. Bagi kota-kota besar di
Indonesia, udara yang kotor dan
pengap merupakan pemandangan
sehari-hari. Cerobong pabrik dan
cerobong knalpot kendaraan tanpa
henti membuang asapnya ke udara.
Menurut World Bank, 70 persen
sumber pencemar berasal dari
emisi gas buang kendaraan
bermotor.
Dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang tinggi menyebabkan
pencemaran udara di Indonesia menjadi sangat serius. Saat ini terdapat lebih dari
20 juta unit kendaraan bermotor di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 4 juta
unit diantaranya berseliweran di jalanan Jakarta. Sehingga tidak mengherankan
Kota Jakarta termasuk kota dengan urutan ketiga berpolusi udara di dunia.
Beberapa kajian badan dunia menyebutkan bahwa penyumbang zat-zat pencemar
terbesar adalah kendaraan pribadi. Zat-zat pencemar tersebut diantaranya karbon
monoksida (CO) sebesar 58 persen, nitrogen oksida (Nox) 54 persen, hidrokarbon
88,8 persen, dan timbel (Pb) 90 persen. Zat pencemar lain adalah sulfur oksida
(Sox) yang banyak disumbangkan oleh kendaraan bus, truk, dan kendaraan
berbahan bakar solar lainnya, sekitar 35 persen. Gaya hidup masyarakat perkotaan
dan perilaku ugal-ugalan dalam berkendaraan ikut mempengaruhi tingginya tingkat
pencemaran udara.
kebiasaan menggunakan satu mobil untuk tiap anggota keluarga. Hal itu
menyebabkan pemborosan pemakaian BBM, dan akhirnya berdampak pada
pencemaran udara. Kondisi demikian diperparah tidak seimbangnya antara
pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dengan pertambahan jalan raya.
Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di kota-kota besar Indonesia berkisar
antara 8-12 persen per tahun, sedang pertambahan jalan raya hanya 3-5 persen
saja. Keadaan ini mengakibatkan kemacetan di jalan-jalan yang akhirnya polusi
udara juga meningkat, apalagi emisi gas buang kendaraan bermotor pada saat
macet berbeda 12 kalinya dibanding saat kendaraan berjalan normal atau lancar.
Berbagai zat pencemar yang beterbangan di udara tersebut akan sangat
merugikan dan berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Akibat
ini secara nyata sudah dirasakan oleh masyarakat, sebagai contoh, efek toksik
pada timbel dapat mengganggu fungsi ginjal, saluran pencernakan, dan sistem
saraf. Kandungan timbel juga menurunkan tingkat kecerdasan atau IQ terutama
pada anak-anak, menurunkan fertilitas dan kualitas spermatozoa. Gangguan
kesehatan akibat zat-zat pencemar seperti gangguan pada syaraf dan
ketidaknyamanan kini menghantui masyarakat kita, apalagi WHO memperkirakan
800.000 kematian pertahun di dunia diakibatkan polusi udara.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Brigham Young dan Universitas New
York seperti dimuat pada jurnal The American Medical Association, dengan
melibatkan data kesehatan 500.000 penduduk urban sejak tahun 1982-1998,
mengungkapkan bahwa mereka yang terpapar polusi udara jangka panjang-
terutama jelaga yang dikeluarkan oleh industri dan knalpot kendaraan-
meningkatkan risiko terkena kanker paru. Paparan polusi udara ini sama
bahayanya dengan hidup bersama seorang perokok dan terkena asapnya setiap
hari. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa kanker paru merupakan penyebab
kematian tertinggi. Hampir 90% pengidap kanker paru tidak bisa diselamatkan,
karena jika sudah akut, dengan mudah kanker akan menyebar ke jaringan tubuh
sekelilingnya seperti hati, tulang belakang, dan otak melalui pembuluh darah.
Kanker paru telah membunuh lebih dari sejuta orang setiap tahunnya, dan saat ini
menjadi pembunuh utama dunia.
Dampak pencemaran udara mengakibakan pula peningkatan suhu bumi, karena
asap-asap dari pabrik-pabrik dan sarana transportasi bertambah di atmosfir bumi
sehingga membentuk lebih banyak awan. Awan polusi ini akan mengurangi
penetrasi matahari ke bumi sekaligus memproteksi panas yang akan direfleksikan
bumi keluar, sehingga atmosfir menahan panas di bumi. Efek inilah yang
dinamakan efek rumah kaca sehingga terjadi pemanasan global. Beberapa bahan
kimia yang digunakan manusia juga mengakibatkan menipisnya lapisan ozon yang
melindungi bumi dari cahaya matahari yang berlebihan. Bumi tidak terlindung dan
tersaring pada lapisan ini, sehingga matahari secara langsung diterima dan
mengancam manusia. Pencemaran udara juga memiliki kaitan dengan kualitas
tanah sehingga menimbulkan pencemaran terhadap tanah.
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah saling terkait
dengan pencemaran udara.
Sampah-sampah yang tak bisa
terurai ditimbun langsung ditanah
menyebabkan rusaknya tanah bagi
terutama bagi kegiatan pertanian.
Belum lagi pencemaran udara yang
mengkontaminasi udara dan dibawa
air hujan ke tanah. Sehingga tanah
menyerap bahan-bahan pencemar
tersebut. Jika tumbuh-tumbuhan
menyerap bahan pencemar tersebut
maka akan terjadi akumulasi pada
tubuh tanaman dan seterusnya
dikonsumsi manusia. Kebanyakan
sampah buangan rumah tangga
juga sering ditimbun pada tanah,
seperti yang terjadi di seluruh kota
di Indonesia di TPA (tempat
pembuangan akhir) sampah.
Padahal tanah tidak bisa merubah
segala bahan pencemar tersebut
secara alami karena kemampuan
tanah terbatas.
Tanah yang manusia butuhkan untuk tanaman bagi kebutuhan makanan adalah
sangatlah vital. Kegiatan pertanian dewasa ini juga umumnya menggunakan
bahan-bahan kimia untuk merangsang dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
Di sisi lain suatu saat pertanian secara intensif akan berakhir karena tanah tidak
berdaya lagi mendukung tanaman tumbuh. Seperti pestisida dapat memproteksi
tanaman dari hama dan penyakit.
Di pabrik-pabrik, kantor, hotel, restoran, juga di rumah, manusia memproduksi
berton-ton sampah. Selama bertahun-tahun hak ini menjadi masalah yang masih
belum terpecahkan. Sampah dapat dibakar, tetapi dapat mengakibatkan
pencemaran udara. Juga dapat dibuang di sungai atau di laut, namun dapat
mengakibatkan pencemaran air dan laut. Namun, sampah harus diletakkan di
suatu tempat. Kebanyakan sampah tanpa dipilah langsung ditimbun dalam tanah
(landfill). Tanah digali kemudian sampah diletakkan, ketika suatu tempat telah
penuh ditimbun kembali dan lokasi ini tentunya tidak bisa dijadikan lahan
pertanian. Di dalam tanah terjadi proses dimana terjadi pembusukan kotoran yang
memproduksi gas beracun methane yang bisa terlepas ke permukaan tanah.
Bahan-bahan kimia lainnya dalam sampah tersebut larut dalam lapisan air tanah
dan lewat jalur air (drainase) bawah tanah akan tersebar ke tempat lain. Aliran air
dalam tanah yang telah terkontaminasi ini akan terbawa dan mencemari sumber-
sumber mata air, sungai dan laut sehingga air tidak bisa diminum.
Hal inilah yang secara tidak langsung menjadi sumber bagi pencemaran di sungai
dan laut. Pada tanah tumbuhan yang hidup tak bisa dimakan, demikian pula halnya
pada organisme di sungai dan di laut, begitu seterusnya. Di daratan Negara
Amerika Serikat terdapat banyak sekali daerah landfill. Hal ini telah menyebabkan
kerugian bagi manusia dimana daerah tersebut sering terjadi kebakaran akibat
reaksi kimia bawah tanah. Beberapa daerah timbunan ini juga telah meracuni
sumber air menimbulkan keracunan dan sumber penyakit. Banyak kasus yang
terungkap kemudian, ternyata daerah-daerah landfill merupakan sumber penyebab
terjadinya kerugian kesehatan bagi manusia.
Pencemaran Air dan Laut



Pencemaran air adalah
penyimpangan sifat-sifat air dari
keadaan normal, bukan dari
kemurniannya. Air yang tersebar
dialam semesta ini tidak pernah
terdapat dalam bentuk murni,
namun bukan berarti bahwa semua
air sudah tercemar. Sifat-sifat kimia-
fisika air yang umum diuji dan
dapat digunakan untuk menentukan
tingkat pencemaran air adalah: Nilai
pH, Keasaman dan Alkalinitas. Nilai
pH yang normal adalah sekitar 6 -8.
Air yang masih segar dari
pegunungan biasanya mempunyai
pH yang lebih tinggi.
Keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan basa. Keasaman dapat
dibedakan menjadi keasaman bebas dan keasaman total. Keasaman bebas dapat
banyak menurunkan pH. Keasaman total terdiri dari keasaman bebas ditambah
keasaman yang disebabkan oleh asam lemah. Alkalinitas berkaitan dengan
kesadahan air, yang merupakan salah satu sifat air.
Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat
digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal disebut dengan
pencemaran air. Pencemaran terhadap sumber-sumber mata air lebih disebabkan
oleh penimbunan sampah pada tanah (landfill) dan merembes dalam air tanah
kemudian masuk pada daerah resapan air ke sumber. Air yang kita pakai kemudian
menjadi tidak layak diminum karena telah tercemar. Di Amerika serikat, antara
tahun 1971 sampai 1985 tercatat 100.000 kasus penyakit yang ditansmisikan lewat
air. Secara langsung pencemaran air terjadi karena pembuangan sampah-sampah
yang di buang ke dekat sumber-sumber mata air atau ke sungai baik dari pabrik-
pabrik, tempat-tempat penambangan dan rumah penduduk. Aktifitas pabrik-pabrik
terutama penambangan memiliki efek samping yang sangat berbahaya bagi
lingkungan, di mana penggunaan logam berat yang selalu mengikutkan air sebagai
pelarut. Hal ini sangat berbahaya jika menggunakan media umum seperti sungai
dan seterusnya mengalir ke laut dan masuk dalam sistem rantai makanan.
Pada lingkungan laut, bahan pencemar umumnya berasal dari limbah rumah
tangga, limbah pabrik kertas, buangan termis, limbah pabrik bahan makanan dan
limbah industri organik lain atau sisa-sisa pengolahan bahan organik. Jika bahan-
bahan ini terkontaminasi ke perairan, maka akan terakumulasi dalam tubuh
organisme (biomagnifikasi) kemudian akan terbawa ke dalam sistem rantai
makanan.
Pada lingkungan laut, bahan pencemar umumnya berasal dari limbah rumah
tangga, limbah pabrik kertas, buangan termis, limbah pabrik bahan makanan dan
limbah industri organik lain atau sisa-sisa pengolahan bahan organik. Jika bahan-
bahan ini terkontaminasi ke perairan, maka akan terakumulasi dalam tubuh
organisme (biomagnifikasi) kemudian akan terbawa ke dalam sistem rantai
makanan. Banyak kejadian seperti kecelakaan laut yang kita dengar secara
langsung mematikan kehidupan di laut seperti tumpahnya bahan bakar dari kapal-
kapal tanker ataupun kegiatan transportasi laut lainnya. Minyak bumi yang tumpah
pada suatu daerah di laut berakibat lama bagi kehidupan di laut dan memerlukan
waktu yang panjang agar dapat pulih.
Manusia saat ini memperlakukan lautan sebagai tempat terbesar untuk membuang
sampah secara langsung maupun melalui sungai dan aliran-aliran air. Pencemaran
ini termasuk limbah manusia dan buangan domestik, buangan dari sisa-sisa
industri, pertambangan dan pabrik-pabrik yang mengandung unsur logam
berbahaya dan beracun, minyak dari tempat-tempat pencucian, garasi dan
pelabuhan, demikian pula dari daerah pertanian yang menggunakan bahan kimia
lewat hujan, dan masih banyak lagi. Setiap harinya materi tersebut masuk ke
lingkungan laut termasuk yang paling banyak yaitu plastik-plastik seperti tas dan
kantong plastik. Sebagian kecil sampah bisa diurai di laut tetapi dalam kuantitas
yang terbatas. Plastik tidak dapat terurai, demikian pula logam berat dan substansi
lainnya seperti pestisida dan bahan-bahan kimia yang semakin banyak macamnya.
Limbah-limbah dari berbagai macam sumber tersebut tentunya akan membuat
kehidupan di laut berbahaya untuk dikonsumsi dan digunakan baik untuk makanan
maupun untuk tempat rekreasi/pariwisata.
Dewasa ini beberapa negara telah mengelola limbah sebelum dibuang kesungai
dan danau. Tidak hanya limbah, bahkan air minum memerlukan perlakuan yang
sama jika bersumber dari sungai dan danau. Di Singapura, air buangan diolah
kembali sebelum dibuang. Bahkan di Jepang, penduduknya diharuskan membayar
limbah air buangan untuk dikelola kembali, dan inilah harga bagi keberlanjutan
ekologi. Memang pencemaran yang terjadi semakin banyak jenisnya sekarang ini
dan telah menjadi masalah terbesar umat manusia. Apa jadinya jika sungai
dipenuhi sampah rumah tangga dan industri? Selain sungai tak bisa lagi jadi
sumber air minum, sampah akan mencemari laut dan merusak potensi sumber
daya alam sekaligus sumber pangan manusia. Di darat, persediaan air bersih yang
semakin menurun memperburuk persoalan ketersediaan kebutuhan air. Seperti
ketersediaan air bersih di Indonesia, dari yang diperkirakan telah berkurang
sebesar 15-35 persen per kapita per tahun. Dipastikan bangsa Indonesia akan
mengalami krisis air pada masa mendatang. Sekarang saja hal tersebut sudah
dirasakan, di mana setiap kemarau masyarakat mengalami kekurangan air.
Sebaliknya bila datang musim hujan di beberapa daerah juga kesulitan
mendapatkan air bersih karena kebanjiran berhari-hari.


Pencemaran Suara

Meskipun pengaruh suara banyak kaitannya dengan faktor-faktor psikologis
dan emosional, ada kasus-kasus di mana akibat-akibat serius seperti
kehilangan pendengaran terjadi karena tingginya tingkat kenyaringan suara
pada tingkat tekanan suara atau karena lamanya telinga terpasang terhadap
kebisingan tersebut. Sangat penting mengetahui tingkatan intensitas suara
yang dapat menimbulkan pencemaran suara. Unit yang digunakan untuk
menguku intensitas suara dalam lingkungan disebut decibel (dBA). Skala
decibel dimulai dari 0 yaitu kurang lebih suara terhalus yang dapat didengar
manusia. Skala ini meningkat secara logaritmik setiap 10 desibel. Contohnya
suara mesin blender 90 desibel, mesin pabrik 100 desibel, konser rock dan
subway 120 desibel, suara pesawat jet 150 desibel dan suara peluncuran roket
190 desibel.
Standar yang dikeluarkan OHSA (Occupational Safety and Health
Administration) mengindikasikan bahwa mendengarkan terus suara lebih dari
85 dBA dapat merusak sistem pendengaran. Jika frekwensi suara 95 dBA
didengarkan terus selama lebih dari 4 jam maka akan mengakibatkan
pendengaran hilang. Pada frekwensi 115 dbA yang didengarkan hanya 15 menit
setiap hari dapat pula menghilangkan pendengaran.
Demikian pula orang yang mendengarkan musik setiap hari, walaupun hanya
beberapa jam lambat laun sisem pendengaran akan berkurang. Pada komunitas
kita, setiap saat kita dibombardir oleh suara. Suara mobil, kemacetan lalu lintas,
mesin, alarm, suara kendaran dan pesawat dan lain-lain. Bahkan pada suasana
rekreasi seperti mendengarkan konser musik dan mendengarkan stereo dari radio
dan tape. Tidak hanya itu transportasi umum juga selain menghasilkan
pencemaran udara juga menghasilkan pencemaran suara dari suara mesin sampai
suara tape stereo di dalam mobil yang sering terdengar keras. Dan ironisnya sopir
tidak menghiraukan pencemaran yang ditimbulkannya bagi penumpang dan orang
sekitarnya.
Berbagai penelitian menunjukan bahwa kebisingan menjadi penyebab utama
kehilangan pendengaran 28 juta orang di Amerika Serikat. Karena kehilangan
pendengaran berdampak pada komunikasi maka hal ini menimbulkan efek
bergelombang. Dengan dampak negative pada keberadaan emosional dan sosial
seseorang. Kebisingan akan menghilangkan pendengaran secara permanent.
Bahkan pada hewan, kebisingan dapat mempengaruhi tingkah lakunya dan pada
akhirnya berdampak pada ekosistem. Penelitian lanjut yang berhubungan juga
mengindikasikan bahwa kebisingan mempengaruhi perkembangan kognitif,
tingkah laku sosial dan juga pembelajaran ; Dan ini mempengaruhi perubahan
fisiologi waktu tidur, darah tinggi dan pencernaan. Seperti kita ketahui, stress
terjadi juga akibat dari kebisingan. Bahkan kebisingan kurang dari 85 dBA selama
8 jam perhari yang menjadi standar kebisingan dapat membuat kita marah dan naik
darah.


Sebagai suatu isu lingkungan bagi kesehatan manusia, kebisingan di berbagai
tempat tidak diberi prioritas status oleh pemerintah namun teramat penting.
Kebisingan sebenarnya dapat dicegah dan dikurangi, dengan mengenal sumber-
sumber kebisingan di dalam lingkungan dan memproteksi diri kita dari dampak
sumber ini. Sumber-sumber kebisingan sebenarnya dapat dikontrol manusia relatif
mudah dan hal ini tergantung pada penguasaan dan perkembangan teknologi yang
telah ada.
Ternyata tidak ada cara yang benar-benar dipakai untuk tidak merusak lingkungan.
Pencemaran telah merambah dalam semua aspek kehidupan manusia lewat udara,
tanah, air bahkan suara. Segala aktifitas manusia berdampak pada kerusakan
lingkungan dan manusia akhirnya menuai akibat tersebut. Untuk mengurangi
resiko terhadap lingkungan beberapa cara dan alternatif teknologi yang lebih
ramah lingkungan telah dikembangkan. Walaupun tetap akan memberikan dampak,
namun setidak-tidaknya dapat dikurangi. Langkah yang bijaksana adalah sedari
awal mengetahui sumber-sumber pencemaran terhadap lingkungan dan dengan
sadar menghindari dan mengurangi pemakaian atau konsumsi kita terhadap
segala sesuatu yang dapat berakibat negatif terhadap lingkungan. Semoga lewat
tulisan ini masyarakat diharapkan lebih memahami sumber-sumber pencemaran
lingkungan, sedari awal menyadari dan menghindarinya
Dampak Pencemaran
Lingkungan Terhadap Kesehatan
LINKUNGAN DAN KESEHATAN

Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas
lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang
masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi
perlindungan pada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju
sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup sampai taraf yang
irreversible. Prilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang
akan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya
mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai dengan prilakunya tadi.
Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya sosial
ekonomi. WHO menyatakan Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh
secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit.
Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam
Bab 1, Pasal 2 dinyatakan bahwa Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan
(somatik), rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada
kata kesehatan.
Masyarakat adalah terdiri dari individu-individu manusia yang merupakan makhluk
biologis dan makhluk sosial didalam suatu lingkungan hidup (biosfir). Sehingga
untuk memahami masyarakat perlu mempelajari kehidupan biologis bentuk
interaksi sosial dan lingkungan hidup.
Dengan demikian permasalahan kesehatan masyarakat merupakan hal yang
kompleks dan usaha pemecahan masalah kesehatan masyarakat merupakan
upaya menghilangkan penyebab-penyebab secara rasional, sistematis dan
berkelanjutan.
Pada pelaksanan analisis dampak lingkungan maka kaitan antara lingkungan
dengan kesehatan dapat dikaji secara terpadu artinya bagaimana pertimbangan
kesehatan masyarakat dapat dipadukan kedalam analisis lingkungan untuk
kebijakan dalam pelaksnaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Manusia
berinteraksi dengan lingkungan hidupnya lebih baik, walaupun aktivitas manusia
membuat rona lingkungan menjadi rusak.
Hal ini tidak dapat disangkal lagi kualitas lingkungan pasti mempengaruhi status
kesehatan masyarakat. Dari studi tentang kesehatan lingkungan tersirat informasi
bahwa status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh faktor hereditas, nutrisi,
pelayanan kesehatan, perilaku dan lengkungan.
Menurut paragdima Blum tentang kesehatan dari lima faktor itu lingkungan
mempunyai pengaruh dominan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang itu dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan
sosial, linkungan rekreasi, lingkungan kerja.
Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu
mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah
seperti:
Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air
limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan
kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan
dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit.
Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani.
Masalah pemukiman sangat penting diperhatikan.
Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena
kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat
bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih,
pengolalaan sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan
ventilasi untuk pembangunan asap dapur. Perilaku pola makanan juga mengubah
pola penyakit yang timbul dimasyarakat. Gizi masyarakat yang sering menjadi
topik pembicaraan kita kekurangan karbohidrat, kekurangan protein, kekurangan
vitamin A dan kekurangan Iodium. Di Indonesia sebagian besar penyakit yang
didapat berhubungan dengan kekurangan gizi.
Ada yang kekurangan kuantitas makanan saja (Maramus), tapi seringkali juga
kualitas kurang (Kwashiorkor). Sebagian besar penyakit yang didapat
berhubungan dengan kekurangan gizi terutama terdap[at pada anak-anak.
Industrialisasi pada saat ini akan menimbulkan masalah yang baru, kalau tidak
dengan segera ditanggulangi saat ini dengan cepat. Lingkungan industri
merupakan salah satu contoh lingkungan kerja. Walaupun seorang karyawan
hanya menggunakan sepertiga dari waktu hariannya untuk melakukan pekerjaan di
lingkungan industri, tetapi pemaparan dirinya di lingkungan itu memungkinkan
timbulnya gangguan kesehatan dengan resiko trauma fisik gangguan kesehatan
morbiditas, disabilitas dan mortalitas.
Dari studi yang pernah dilakukan di Amerika Serikat oleh The National Institute of
Occupational Safety and Health pada tahun 1997 terungkap bahwa satu dari empat
karyawan yang bekerja di lingkungan industri tersedia pada bahan beracun dan
kanker. Lebih dari 20.000.000 karyawan yang bekerja di lingkungan industri setiap
harinya menggarap bahan-bahan yang diketahui mempunyai resiko untuk
menimbulkan kanker, penyakit paru, hipertensi dan gangguan metabolisme lain
Paling sedikit ada 390.000 kasus gangguan kefaalan yang terinduksi oleh dampak
negatif lingkungan industri dan100.000 kematian karena sebab okupasional
dilaporkan setiap tahun.
Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur
ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi
yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator kesehatan
seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup ( 63
tahun ) dan status gizi.
Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi
dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir
manusia, maka manusia mulai menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih
cepat dan efisien si dari tenaga manusia. Peristiwa ini mulai dikenal dengan
penemuan mesin uap oleh James Waat. Fase industri ini menimbulkan dampak
yang sangat menyolok selain kemakmuran yang diperoleh juga exploitasi tenaga
kerja, kecelakaan kerja, pencemaran lenigkungan, penyakit, wabah.
Pencemaran udara yang disebabkan industri dapat menimbulkan asphyxia dimana
darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas CO2disebabkan gas beracun
besar konsentrasinya dedalam atmosfirseperti CO2, H2S, CO, NH3, dan CH4.
Kekurangan ini bersifat akurat dan keracunan bersifat sistemik penyebab adalah
timah hitam, Cadmium,Flour dan insektisida .
Pengaruh air terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit menular dan tidak
menular. Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran
lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Lingkungan berpengaruh pada
terjadinya penyakit penyakit umpama penyakit malaria karena udara jelek dan
tinggal disekitar rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit malaria terjadi
karena tinggal pada rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di rawa
menyebabkan penyakit malaria. Dipandang darisegi lingkungan kesehatan,
penyakit terjadi karena interaksi antara manusia dan lingkungan.
Manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan
hidupnya. Udara, air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhan manusia
harus diambil dari lingkungannya. Akan tetapi proses interaksi manusia dan
lingkungannya ini tidak selalu mendapat untuk, kadang-kadang merugikan.
Begitu juga apabila makanan atau minuman mengandung zat-zat berbahaya bagi
kesehatan. Zat tersebut dapat berupa racun asli ataupun kontamunasi dengan
mikroba patogen atau atau bahan kimia sehingga terjadinya penyakit atau
keracunan. Hal ini merupakan hubungan timbal balik antara aktivitas manusia
dengan lingkungannya.
Jadi dialam ini terdapat faktor yang menguntungkan manusia (eugenik) dan yang
merugikan (disgenik). Usaha-usaha dibidang kesehatan lingkungan ditujukan
untuk meningkatkan daya guna faktor eugenik dan mengurangi peran atau
mengendalikan faktor disgenik. Secara naluriah manusia memang tidak dapat
menerima kehadiran faktor disgenik didalam lingkungan hidupnya, oleh karena itu
kita selalu berusaha memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai dengan
kemampuannya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan tehnologi, lingkungan hidup akan berubah
pula kualitasnya. Perubahan kualitas lingkungan akan selalu terjadi sehingga
lingkungan selalu berada dalam keadaan dinamis. Hal ini disertai dengan
meningkatnya pertumbuhan industri disegala bidang. Perubahan kualitas
lingkungan yang cepat ini merupakan tantangan bagi manusia untuk menjaga
fungsi lingkungan hidup agar tetap normal sehingga daya dukung kelangsungan
hidup di bumi ini tetap lestari dan kesehatan masyarakat tetap terjamin.
Oleh karenanya perlu ditumbuhkan strategi baru untuk dapat meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat yakni setiap aktivitas harus:
a. Didasarkan atas kebutuhan manusia.
b. Ditujukan pada kehendak masyarakat.
c. Direncanakan oleh semua pihak yang berkepentingan.
d. Didasarkan atas prinsip-prinsip ilmiah.
e. Dilaksanakan secara manusiawi.
Pada analisis dampak lingkungan yang merupakan pengkajian akan kemungkinan
timbulnya perubahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan/proyek. Perubahan-
perubahan lingkungan yang mencakup komponen biofisik dan sosio ekonomi dan
melibatkan komponen dampak kesehatan masyarakat yang berada disekitar
proyek.
Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif.
Pengaruh positif, karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia
seperti bahan makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan
kesejahteraannya seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industi,
mikroba dan serangga yang berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang
merugikan seperti mikroba patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan
berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar
penyakit.
Secara tidak langsung pengaruhnya disebabkan elemen-elemen didalam biosfir
banyak dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya. Semakin
sejahtera manusia, diharapkan semakin naik pula derajat kesehatannya. Dalam hal
ini, lingkungandigunakan sebagai sumber bahan mentah untuk berbagai kegiatan
industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan, papan, pangan, fermentasi dan
lain-lainnya.
PENGARUH TIDAK LANGSUNG TERHADAP
KESEHATAN
Pengaruh langsung terhadap kesehatan disebabkan:
a. Manusia membutuhkan sumber energi yang diambil dari lingkungannya yakni
makanan. Makanan yang harus tersedia sangat besar untuk kebutuhan manusia di
dunia disamping masalah distribusi.
b. Adanya elemen yang langsung membahayakan kesehatan secara fisik seperti
beruang, harimau, ular dan lain-lain.
c. Adanya elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit (patogen).
Mikroba ini digolongkan kedalam berbagai jenis seperti virus, ricketssia, bakteri,
protozoa, fungi dan metazoa.
d. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir agent
penyakit.
Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam penyebaran penyakit
nyamuk, lalat, kutu, pinyal dan tungau.
PENGARUH LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN
Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatka oleh bunyi atau
suara yang mengganggu ketentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran
suara biasanya diukur dalam satuan dB atau desibel.
Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80
dB dapat mengakibatkan efek atau dampak yang merugikan kesehatan manusia.
Berikut ini adalah beberapa efek samping negatif dari pencemaran suara :
a. stres
b. gila
c. perubahan denyut nadi
d. tekanan darah berubah
e. gangguan fungsi jantung
f. kontraksi perut
Berikut ini adalah contoh kebisingan yang menimbulkan pencemaran suara :
1. Orang ngobrol biasa =40 dB
2. Orang ribut / silat lidah =80 dB
3. Suara kereta api / krl =95 db
4. mesin motor 5 pk =104 dB
5. suara gledek / geledek / petir =120 dB
6. Pesawat jet tinggal landas =150 dB
Pengertian, Definisi, Arti, Efek, Dampak dan Penyebab
Pencemaran Suara pada Pencemaran Lingkungan Hidup dan
Tubuh Manusia

Lingkungan yang perlu dilestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang
antara manusia. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak
memperhatikan keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat kehidupan.
Dampak negatif yang muncul berupa penyakit yang merugikan pada manusia
seperti penyakit pernafasan, diare, kholera, thyphus, dysentri, polio, ascariasis
dan lain-lain.
Dampak positif lingkungan terhadap kesehatan memperoleh sumber energi untuk
kebutuhan hidup. Untuk pencegahan penyakit perlu dilakukan sanitasi terhadap
lingkungan air, udara dan tanah, khususnya pengelolaan air minum dan air
buangan secara terpadu.
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai