Pemerintah telah menyusun berbagai peraturan yang mengatur perlindungan terhadap
masyarakat akibat bahaya merokok. UU Kesehatan No. 36/ 2009 tentang Pengamanan Produk Temakau seagai !at "dikti# agi Kesehatan Undang-Undang Kesehatan ini disahkan dalam rapat paripurna DPR, Senin, 14 September 2!, menyatakan bah"a tembakau adalah #at adikti$. Pasal 11% &1' Pengamanan penggunaan bahan yang mengandung #at adikti$ diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan. &2' (at adikti$ sebagaimana dimaksud pada ayat &1' meliputi tembakau, produk yang mengandung tembakau, padat, )airan, dan gas yang bersi$at adikti$ yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan*atau masyarakat sekelilingnya. &%' Produksi, peredaran, dan penggunaan bahan yang mengandung #at adikti$ harus memenuhi standar dan*atau persyaratan yang ditetapkan. Pasal 114 Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke "ilayah +ndonesia "a,ib men)antumkan peringatan kesehatan. Pasal 11- &1' Ka"asan .anpa Rokok antara lain/ a. $asilitas pelayanan kesehatan0 b. tempat proses bela,ar menga,ar0 ). tempat anak bermain0 d. tempat ibadah0 e. angkutan umum0 $. tempat ker,a0 dan g. tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan. &2' Pemerintah daerah "a,ib menetapkan ka"asan tanpa rokok di "ilayahnya. Pasal 111 Ketentuan lebih lan,ut mengenai pengamanan bahan yang mengandung #at adikti$ ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 1!! &1' Setiap orang yang dengan senga,a memproduksi atau memasukkan rokok ke dalam "ilayah 2egara Kesatuan Republik +ndonesia dengan tidak men)antumkan peringatan kesehatan berbentuk gambar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 dipidana pen,ara paling lama - &lima' tahun dan denda paling banyak Rp -.., &lima ratus ,uta rupiah' &2' Setiap orang yang dengan senga,a melanggar ka"asan tanpa rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11- dipidana denda paling banyak Rp -.., &lima puluh ,uta rupiah' Di dalam pasal 1- ayat 1 PP 1! .ahun 212 yang menyatakan, 3Setiap 1 &satu' 4arian Produk .embakau "a,ib di)antumkan gambar dan tulisan peringatan kesehatan yang terdiri atas - &lima' ,enis yang berbeda, dengan porsi masing-masing 2 persen &dua puluh persen' dari ,umlah setiap 4arian Produk .embakaunya5. Peneliti 6sosiasi 7konomi Politik +ndonesia &67P+', Salamudin daeng berpendapat dengan ruang 8Pa)kaging9 yang hampir semua tertutup oleh penerapan peringatan kesehatan bergambar &graphi) health "arning', diduga ada upaya untuk membebani biaya produksi industri rokok melalui ketentuan ini. Salamudin menilai pengaturan satu merk rokok dengan - &lima' 4arian gambar yang diganti se)ara periodik akan menyulitkan teknis per)etakan serta menambah biaya, sekaligus menimbulkan keraguan keaslian rokok bagi konsumennya. .erdapat ambigu dalam penerapan peringatan kesehatan bergambar &graphi) health "arning' antara le4el pabrikan besar dan ke)il, dimana pabrikan ke)il mendapatkan pre4ilage dalam penerapan peringatan kesehatan bergambar. Sehingga prinsip kesehatan tidak terlampaui karena terdapat diskriminasi perlakuan. Perihal pengadaan Ka"asan .anpa Rokok &K.R' di daerah-daerah di +ndonesia, pemerintah bisa membuat peraturan bagi seluruh masyarakat. 6pabila masyarakat kedapatan sedang merokok pada tempat-tempat yang sudah ditetapkan pada UU kesehatan no.%1 tahun 2! pasal 11- ayat 1, masyarakat akan dikenakan denda sebesar yang telah disepakati oleh pemerintah nantinya. :asyarakat harus diberi e$ek ,era ,ika ingin kebi,akan K.R bisa ber,alan sebagaimana mestinya, maka dari itu pemerintah harus membuat kebi,akan baru dan harus ada tindakan tegas dari para pembuat dan penga"as kebi,akan.