Disusun Oleh : Arief Setianto 121110022 Aprilia Ramona 121110147
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2013
ii LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA PEMANAS TANGKI HORIZONTAL BERPENGADUK (D-12)
Disusun oleh : Arief Setianto 121110022 Aprilia Ramona 121110147
Yogyakarta, 27 Desember 2013 disetujui oleh asisten pembimbing
Karyoso
iii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum dasar teknik kimia yang berjudul Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk dengan baik. Kami mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ir. Gogot Haryono M.T., selaku Kepala Laboratorium Bidang Dasar Teknik Kimia UPN VETERAN Yogyakarta. 2. Karyoso, selaku asisten pembimbing. 3. Staff Laboratorium Dasar Teknik Kimia. 4. Rekan-rekan sesama praktikan. 5. Pihak lain yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 27 Desember 2013
Penyusun
iv DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL . i LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. v DAFTAR LAMBANG............................................................................................... vi INTISARI ................................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 I.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1 I.2 Tujuan Percobaan ............................................................................................... 1 I.3 Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 2 BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN ............................................................... 4 II.1 Alat dan Bahan.................................................................................................. 4 II.2 Cara Kerja.......................................................................................................... 5 II.3 Diagram Alir ..................................................................................................... 7 BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 9 III.1 Hasil Percobaan dan Pembahasan ................................................................ 9 BAB IV KESIMPULAN........................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... viii LAMPIRAN
v DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Fungsi step increase ... 2
Gambar 2. Fungsi step decrease .... 3
Gambar 3. Rangkaian alat PTHB .. 5
Gambar 4. Diagram alir percobaan pendahuluan .. 7
Gambar 5. Diagram alir percobaan kondisi steady 7
Gambar 6. Diagram alir percobaan kondisi dinamik . 8
Gambar 7. Grafik waktu dan suhu pada kondisi steady ..... 11
Gambar 8. Grafik waktu dan suhu kondisi dinamik dengan suhu hitungnya ....... 12
vi DAFTAR LAMBANG
= konstanta waktu (s)
p = konstanta waktu proses (s)
Kp = gain process
K1 = gain process suhu umpan
K2 = gain process suhu gangguan
h = koefisien konveksi (W/ cm 2 o C)
A = luas perpindahan panas = luas koil pemanas (cm 2 )
Fi = laju volumetrik air masuk (cm 3 /s)
Qc = laju perpindahan panas pada koil (W)
Cp = kapasitas panas air (J/g o C)
= densitas air (g/cm 3 )
V = volume PTHB (cm 3 )
Ti = suhu umpan masuk ( o C)
Ts = suhu saat steady ( o C)
M = magnitude = selisih antara Ti dengan Ts ( o C)
vii
INTISARI Proses industri tidaklah berjalan secara tetap (statis) tetapi kebanyakan terjadi secara dinamik (berubah-rubah). Keadaan yang dinamik memberikan berbagai macam respon terhadap suatu proses. Oleh karena itu, sangat penting mempelajari dinamika proses dan pengendalian untuk mencapai tujuan suatu proses. Percobaan ini menggunakan tangki horizontal berpengaduk yang dilengkapi pemanas (PTHB) sebagai sistem. Percobaan diawali dengan memanaskan air dalam pthb dan mencatat suhu setiap interval 2 menit hingga suhunya konstan. Kemudian pthb diberikan gangguan berupa air yang suhunya lebih rendah dari suhu steady awal. Suhu air yang keluar tangki akan diukur setiap interval waktu 2 menit untuk mengetahui perubahan suhu dinamiknya hingga konstan. Persamaan matematis yang dapat mewakili perubahan dinamik suhu keluar dari pemanas tangki horizontal berpengaduk dan konstanta yang mempengaruhi pada percobaan ; konstanta- konstanta : p = 278.652 ; = 271.771 ; Kp = 0.025318;K1=0.975307;K2=0.024693. 1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Proses industri tidaklah berjalan secara tetap (statik) tetapi kebanyakan terjadi secara dinamik (berubah-rubah). Perubahan variabel proses dan dengan adanya gangguan menimbulkan bebagai perubahan dalam suatu proses. Oleh karena itu, sangat penting mempelajari dinamika proses dan pengendalian untuk mencapai tujuan suatu proses. (Y.D.Hermawan,2006). Percobaan ini menyajikan pemodelan matematika dan dinamika suhu pada pemanas tangki horizontal berpengaduk (PTHB). PTHB adalah suatu tangki horizontal berpendaduk yang dilengkapi dengan pemanas. Pengaplikasian percobaan PTHB ini dalam industri contohnya pada reaktor yang digunakan dalam mereaksikan suatu senyawa (G. Stephanopoulos,1984). Oleh karena itu percobaan PTHB dianggap diperlukan sebagai replika industri dalam skala laboratorium. Dalam percobaan ini, perubahan step dari suhu aliran masuk dan perubahan step dari panas yang masuk kedalam sistem dibuat untuk menyelidiki kelakuan dinamik dari pemanas tangki horizontal berpengaduk, respon dinamik sistem akan lebih bervariasi dengan naik atau turunnya gangguan.
I.2 Tujuan Percobaan I.2.1 Menyusun pemodelan matematis untuk mempelajari dinamika suhu pada sistem pemanas tangki horizontal berpengaduk. I.2.2 Mempelajari respon suhu (T) terhadap perubahan input (adanya gangguan). 2
I.2.3 Menghitung nilai gain process (Kp), gain process suhu umpan (K1), gain process suhu gangguan (K2), konstanta waktu (), dan konstanta waktu proses (p).
II.2 Tinjauan Pustaka PTHB adalah suatu tangki horizontal berpendaduk yang dilengkapi dengan pemanas. Perubahan variabel proses dan dengan adanya gangguan menimbulkan berbagai perubahan dalam suatu proses. Oleh karena itu, sangat penting mempelajari dinamika proses dan pengendalian untuk mencapai tujuan suatu proses. (Y.D.Hermawan,2006). Perubahan/fluktuasi Process Variables (PV) di dalam suatu pabrik mempengaruhi kinerja proses. Kelakuan dinamik dari Process Variables (PV) sangat penting untuk diketahui guna mendukung tercapainya tujuan proses. Dalam percobaan ini, diambil kasus dinamika suhu pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk. Pengaplikasian percobaan PTHB ini dalam industri contohnya pada reaktor yang digunakan dalam mereaksikan suatu senyawa (G. Stephanopoulos,1984). Salah satu cara untuk menguji dan menganalisa suatu sistem adalah dengan memberikan suatu sinyal uji (test signal) sebagai masukan dan mengamati serta menganalisa keluarannya. Keluaran yang dihasilkan merupakan tanggapan (respon) dari sistem yang diberikan sinyal uji. Contoh sinyal masukan adalah sinyal fungsi step. Sinyal fungsi step digunakan untuk menguji keandalan terhadap gangguan luar. (A.Triwiyatno, 2006)
Gambar 1. Fungsi step increase (Coughanowr & Koppel, 1965)
f(t)=0;t<0 f(t)=A;t>0
f(t) A to t 3
Bentuk persamaan dari grafik fungsi step diatas adalah f(t), transformasi Laplace dari persamaan f(t) adalah 1/s dengan penjabaran :
(Coughanowr & Koppel, 1965)
Gambar 2. Fungsi step decrease (Seborg, 1989) Jika perubahan step dari magnitude (M) adalah A, transformasi Laplacenya (step increase) Jika perubahan step dari magnitude adalah A, transformasi Laplacenya (step decrease). (Coughanowr & Koppel, 1965) Respon dari sistem terhadap sebuah step gangguan disebut respon step dan sebuah proses dikatakan tidak stabil jika output memberikan hasil yang terus membesar dengan naiknya waktu. (William L. Luyben, 1989)
f(t) -A to t
4
BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1 Alat dan Bahan Alat : Bahan : - Gelas beker - Air - Gelas ukur
II.2 Cara Kerja II.2.1 Percobaan pendahuluan - Menutup kran keluaran PTHB - Mengisi PTHB dengan air sampai ketinggian tertentu - Membuka kran keluaran PTHB dan mengukur volume air tersebut yang keluar
II.2.2 Percobaan kondisi tunak - Mengisi air pada Tangki umpan - Membuka kran tangki umpan, menyalakan pompa - Mencatat suhu umpan masuk (Tis), setelah keadaan tunak (steady state) - Menyalakan pemanas pada PTHB - Mengukur dan mencatat suhu air keluar PTHB dengan interval waktu - tertentu hingga suhu di dalam PTHB menjadi konstan (Ts)
II.2.3 Percobaan kondisi dinamik - Mengisi tangki air pada tangki gangguan dan menyalakan pemanas sampai suhu tertentu - Menyalakan pompa kemudian membuka dan mengatur kran tangki gangguan - Mencatat suhu air keluar PTHB dengan interval waktu tertentu hingga suhu menjadi konstan (Tsnew)
Data pada keadaan steady diplotkan menjadi grafik :
Gambar 7. Grafik waktu untuk mencapai keadaan steady dan suhu pada kondisi steady
Dari Gambar 7. diperoleh grafik suhu yang terus naik dengan bertambahnya waktu hingga mencapai suhu konstan pada 55 o C. Grafik ini mendekati grafik secara teori dengan presentase kesalahan 1.75 %. Waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu yang konstan adalah 9840 detik atau sekitar 2.5 jam. Waktu yang cukup lama tersebut diakibatkan oleh besarnya laju volumetrik air, ditandai dengan bukaan kran yang besar, yang mengakibatkan air didalam PTHB terus menerus bersirkulasi keluar dari PTHB ke tangki umpan cadangan kemudian ke tangki umpan lalu kembali masuk ke PTHB sehingga proses pemanasan air didalam PTHB tidak sempat homogen. Dengan kata lain, laju volumetrik air berbanding lurus terhadap waktu agar mencapai suhu yang konstan.
y = -2E-07x 2 + 0,0045x + 27,76 R = 0,9981 0 10 20 30 40 50 60 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 s u h u
(
C
)
waktu (detik) 12
III.1.2 Kondisi dinamik Tabel 2. Hasil percobaan pada percobaan dinamik No Waktu (detik) Suhu ( C ) 1 0 55 2 120 53 3 240 51.5 4 360 51 5 480 49.5 6 600 48.5 7 720 48.5 8 840 48.5 9 960 48.5
Data diatas diplotkan menjadi grafik:
Gambar 8. Grafik waktu dan suhu pada kondisi dinamik dengan suhu hitungnya
Setelah tercapainya suhu steady awal pada 55 o C, pada kondisi yang steady ini diberikan gangguan dari tangki gangguan dengan air yang bersuhu 42 o C. Dari Gambar 8, diperoleh grafik waktu terhadap suhu yang menurun hingga mencapai suhu yang konstan pada 48.5 o C, hal ini 35 40 45 50 55 60 0 200 400 600 800 1000 1200 s u h u
(
C
)
waktu (s) T data T hitung 13
dikarenakan suhu gangguan yang diberikan lebih kecil dari suhu saat kondisi steady awal sehingga suhu steady yang baru bernilai diantara suhu gangguan dan suhu steady awal. Grafik ini mendekati grafik secara teori (T hitung) dengan presentase kesalahan 8.581 %. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi steady yang baru pada 48.5 o C adalah 960 detik atau sekitar 16 menit. Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa pada kondisi dinamik ini memberikan respon yang stabil karena tercapainya suhu yang konstan. Dari percobaan pada kondisi dinamik, didapatkan persamaan :
Dari Gambar 8. Suhu steady baru yang diperoleh adalah 42.7 o C, sedangkan pada percobaan diperoleh suhu steady baru adalah 48.5 o C. Grafik dengan presentase kesalahan 8.581 %. Perbedaan hasil yang diperoleh ini dikarenakan proses pemanasan dari koil dalam PTHB tetap berlangsung selama percobaan kondisi dinamik sehingga pada percobaan, masih terjadi pemanasan dalam PTHB yang mengakibatkan suhu steady baru pada percobaan menjadi lebih besar dari suhu steady baru yang didapatkan dari perhitungan.
14
BAB IV KESIMPULAN
1. Didapatkan persamaan 2. Respon dari suhu terhadap adanya gangguan pada percobaan ini memberikan respon yang stabil.Maka diperoleh persamaan matematisnya 3. Diperoleh nilai : p = 278.652 s = 271.771 s Kp = 0.025318 K1 = 0.975307 K2 = 0.024693
viii
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Y.D., Suksmono, Y., Dewi, D.U., dan Widyaswara, W., Dinamika Level Cairan pada Tangki-Seri-Tak-Berinteraksi dengan Arus Recycle, Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan 2010, Jurusan Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta. Luyben, W.L., 1989, PROCESS MODELLING, SIMULATIONS, AND CONTROL FOR CHEMICAL ENGINEERS, 2 nd ed., McGraw-Hill Book Co., Singapore. Seborg, D.E., Edgar., T.F., and Melichamp, D.A., 1989, Process Dynamics and Control, John Wiley & Sons, New York. Stephanopoulos, G., 1984, Chemical Process Control An Introduction to Theory and Practice, Prentice-Hall, Inc., New Jersey. Coughanowr, D.R., Koppel, L.B., 1965, Process Systems Analysis and Control, McGraw-Hill, New York.
LAMPIRAN
1. Neraca panas pada PTHB [panas masuk] [panas keluar] + [panas dari koil] = [panas akumulasi]
. . . . . . . . . . persamaan a Pada keadaan steady, persamaan diatas diubah dengan menambahkan parameter s (steady) pada suhu . . . . . . . . . . persamaan b Dengan mengurangkan persamaan a dengan persamaan b, diperoleh term deviasi
T
Dengan transformasi Laplace
Gambar 9. Diagram blok Jika
T (s) T i(s) Tc (s) + +
Fungsi gangguan mengikuti fungsi step, sehingga . . . . . . . . . . persamaan c Persamaan diatas diselesaikan menggunakan penyelesaian parsial . . . . . . . . . . persamaan d . . . . . . . . . . persamaan e Jika dimasukkan nilai s=0 ke persamaan diatas menghasilkan :
Kemudian substitusikan nilai diatas ke persamaan e menghasilkan :
Kemudian substitusikan nilai A dan B ke persamaan d . . . . . . . . . . . persamaan f Substitusikan persamaan f ke persamaan c sehingga didapatkan :
Inverskan fungsi transformasi Laplace diatas, didapatkan :
Kapasitas panas air = 42 J/ g o C Suhu air awal = 26 o C Densitas air = 0.996783 g/cm 3
Laju aliran volumetrik= 44.5 ml / detik = 44.5 cm 3/ detik Luas permukaan koil = 188.5 cm 2 = 0.01885 m 2
Koefisien konveksi = 2500 W/ m 2 o C = 2502.225 J/ m 2
o C s Laju perpindahan panas = 420 W
Mencari nilai p dan Kp
Mencari nilai , K1, dan K2
s
Menghitung presentase kesalahan pada percobaan kondisi steady Berdasarkan karakteristik grafik yang diperoleh, pendekatan dilakukan dengan persamaan polynomial orde 2 dengan persamaan y = a0 + a1*x + a2*x^2, dengan bantuan aplikasi POLYMATH, diperoleh nilai koefisien ao, a1, dan a2 dibawah ini :
General Order of polynomial = 2 Regression including free parameter Number of observations = 83
Statistics R^2 = 0.9981152 R^2adj = 0.9980681 Rmsd = 0.0382313 Variance = 0.1258647 Keterangan : x = waktu ; y = suhu Sehingga diperoleh persamaan y = -1.79E-07x 2 + 0.0045x + 27.76 untuk data ke-1 t = 0 detik suhu yang didapat dari percobaan (T data)= 26 O C maka T hitung: y = -1.79E-07x 2 + 0.0045x + 27.76 = 27.8 O C
Untuk data selanjutnya, perhitungan sama dengan perhitungan diatas dan disajikan dalam tabel
Menghitung presentase kesalahan pada percobaan kondisi dinamik Persamaan T M = Magnitude = Suhu gangguan - Suhu saat steady = (42 55) o C = -13 o C T = Suhu yang dicari ( O C) Ts = Suhu saat tercapai keadaan steady = 55 O C K1= 0.975307 = 271.771 t = waktu (detik)
untuk data ke-1 t = 0 detik suhu yang didapat dari percobaan (T data)= 55 O C maka T hitung: T = O C
Untuk data selanjutnya, perhitungan sama dengan perhitungan diatas dan disajikan dalam tabel 4. Tabel 4. Presentase kesalahan percobaan dinamik No Waktu (detik) Suhu Suhu persamaan % kesalahan 1 0 55 55 0 2 120 53 50.474 4.766 3 240 51.5 47.564 7.643 4 360 51 45.692 10.407 5 480 49.5 44.489 10.123 6 600 48.5 43.715 9.866 7 720 48.5 43.217 10.892 8 840 48.5 42.897 11.552 9 960 48.5 42.692 11.976 % kesalahan rata-rata 8.581
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Andre V.(121110108) Apa pengertian gain process? Jawaban : Gain process adalah perbandingan output terhadap input yang ada didalam suatu sistem.
2. Rahmatul Anggi (121110126) Bagaimana hubungan gain process terhadap respon? Jawaban : Hubungannya adalah jika semakin besar nilai gain process, maka respon akan semakin sensitif, dalam percobaan ini, gain process adalah K, maka respon dalam percobaan ini adalah seberapa cepat tercapainya keadaan steady.
3. Farid Robitho Jolanda (121110005) Dalam percobaan, apa perbedaan jika digunakan tangki yang bagian atasnya tertutup, dengan tangki yang bagian atasnya terbuka?\ Jawaban : Tangki terbuka : Pemanasan akan kurang optimal sebab ada kontak antara air dengan lingkungan yang memungkinkan terjadinya perpindahan panas dari air dalam PTHB ke lingkungan. Tangki tertutup: Pemanasan akan lebih optimal sebab tidak terjadinya kontak antara air dalam PTHB dengan lingkungan sehingga dimungkinkan sedikit panas yang hilang ke lingkungan.