EFISIENSI PENDAPATAN TERHADAP RETURN ON ASSET (Study Kasus Pada Koperasi Guru Banjar)
USULAN PENELITAN
DYAT INDIRA 1109038
KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN INSTITUT KOPERASI INDONESIA 2013
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Identifikasi Masalah 9 1.3 Maksud dan Tujuan 9 1.4 Kegunaan Penelitian 10 BAB II. PENDEKATAN MASALAH DAN METODE PENELITIAN 2.1 Pendekatan Masalah 11 2.1.1 pendekatan Koperasi 11 2.1.2 Pengertian Efisiensi 19 2.1.3 Pengertian Anggaran 20 2.1.4 Pengertian Biaya 23 2.1.5 Pengertian Pendapatan 27 2.1.6 Pengertian Return On Asset 28 2.2 Metode Penelitian 30 2.2.1 Metode Penelitian Yang Digunakan 30 2.2.2 Populasi dan Sampel 31 2.2.3 Sumber Data dan Cara Menentukannya 32 2.2.4 Teknik Pengumpulan Data 33 2.2.5 Operasionalisasi Variabel 33 2.2.6 Rancangan Analisis Data 36 2.2.7 Jadwal Penelitian 42
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sistem ekonomi yang digunakan untuk mengatur perekonomian di indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Dalam sistem ekonomi kerakyatan dikenal tiga pelaku ekonomi yang menjadi pilar atau tiang utama perekonomian indonesia yaitu Koperasi, BUMN, dan BUMS. Ketiga pelaku ekonomi tersebut diharapkan bisa tumbuh menjadi kegiatan usaha yang mampu menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi di indonesia. Hal ini ditegaskan dalam UUD 1945 yang telah diamandemen pasal 33 ayat (1), (2) dan (3) sebagai berikut: (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Berdasarkan pasal 33 ayat (1) maka bentuk usaha yang dinilai paling tepat adalah koperasi. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, dan solidaritas diantara 2
para anggota. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Selain itu, koperasi juga bertujuan membebaskan para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang di hadapi oleh mereka. Hal ini dipertegas lagi oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian pasal 1 ayat (1) sebagai berikut : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
Prinsip-prinsip koperasi inilah yang membedakan badan usaha koperasi dengan badan usaha lainnya. Pada pasal 6 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian menjelaskan bahwa koperasi melaksanan prinsip-prinsip koperasi yang melputi: 1. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka 2. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis 3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi. 4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen 5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengawas, pengurus dan karyawan, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jatidiri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi 6. Koperasi melayani anggota secara prima dan memperkuat gerakan koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional dan internasional 3
7. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota. Koperasi didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan. Untuk itu koperasi dituntut dapat memberikan manfaat ekonomi bagi para anggotanya baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat ekonomi langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota secara langsung pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasi. Sedangkan manfaat ekonomi tidak langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan/pertanggungjawaban pengurus & pengawas, yakni berupa penerimaan surplus hasil usaha koperasi. Meskipun pada hakekatnya koperasi bukan suatu badan usaha yang dibentuk atas dasar perkumpulan modal dan bukan badan usaha yang berorientasi pada laba, akan tetapi laba atau surplus hasil usaha secara tidak langsung juga menjadi indikator keberhasilan koperasi dalam mengelola kegiatan usaha yang dijalankannya. Oleh sebab itu sudah menjadi tugas bagi pengurus dan pihak manajemen koperasi untuk mengelola semua harta yang dimiliki koperasi seefisien dan seefektif mungkin sehingga dapat memaksimisasi surplus hasil usaha dan pada gilirannya akan dapat memaksimisasi kesejahteraan anggota. 4
Melalui fungsi-fungsi manajemen, pihak manajemen koperasi terlibat langsung dalam membuat strategi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu cara untuk memaksimalkan fungsi manajemen dalam mencapai tujuan tersebut adalah melalui pembuatan anggaran. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang. Selain itu anggaran merupakan penjabaran secara terinci apa yang hendak dicapai dan bagaimana cara pencapaiannya yang dituangkan dalam bentuk kuantitatif. Anggaran juga digunakan sebagai alat pengendalian yaitu dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan atau membandingkan antara sasaran yang telah direncanakan dengan realisasi yang tercapai dan mengukur penyimpangan yang terjadi. Dengan mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi maka dapat dilakukan analisis penyebab terjadinya penyimpangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai feedback untuk penyusunan anggaran periode berikutnya. Dalam proses penyusunan anggaran dibutuhkan data dan informasi untuk dijadikan bahan taksiran. Data dan informasi tersebut akan berpengaruh terhadap keakuratan taksiran dalam proses perencanaan anggaran. Apabila perencanaan anggaran tidak tercapai, secara teoritis dapat dikatakan bahwa kinerja (keuangan) perusahaan akan berpengaruh. Hal tersebut disebabkan karena pendapatan, biaya, persediaan, kas, modal ataupun asset lainnya berbeda dari perencanaan yang diformulasikan melalui rancangan anggaran. 5
Kaitannya dengan surplus hasil usaha maka anggaran yang harus diperhatikan adalah anggaran biaya operasional dan anggaran pendapatan. semakin tinggi tingkat efisiensi maka perolehan surplus hasil usaha juga akan semakin meningkat. Koperasi Guru Banjar merupakan koperasi multi purpose yang didirikan khusus untuk para guru-guru dan pegawai negeri di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Banjar. Unit usaha yang dijalankan oleh Koperasi Guru Banjar adalah unit usaha simpan pinjam dan unit niaga. Selama kurun waktu berdirinya koperasi dari tahun 1953 hingga saat ini, koperasi guru banjar telah banyak memberi manfaat kepada semua anggotanya yang saat ini berjumlah 671 orang. Koperasi Guru Banjar telah memberikan kemudahan kepada para anggotanya untuk mendapatkan pinjaman dana maupun kredit barang dagangan. Jumlah pinjaman dana yang disalurkan kepada anggota berkisar antara Rp.6.000.000,- hingga Rp.40.000.000,- dengan bunga 2% (sliding rate/menurun) untuk kredit jangka panjang (40 bulan) dan 3% untuk kredit jangka pendek (20 bulan). Sedangkan untuk kredit barang dagangan yang diberikan maksimal Rp.2.000.000,- dengan bunga 3% untuk kredit jangka pendek (10 bulan) dan 2% untuk kredit dangka panjang (15 bulan). Dari uraian diatas, membuktikan bahwa Koperasi Guru Banjar sudah mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada seluruh anggotanya. Akan tetapi dilihat dari kinerja keuangannya khususnya dari segi rasio profitabilitas atau kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan berdasarkan aset yang 6
dimiliki, kinerja keuangan koperasi Guru Banjar dalam kurun waktu berapa tahun terakhir sangat rendah dan selalu mengalami penurunan. Kondisi ini bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Return On Asset Koperasi Guru Banjar Periode 2008-2012 Tahun Total Asset SHU ROA (%) 2008 3.696.882.014,10 28.000.000 0,75 2009 4.323.818.736,20 28.500.000 0,65 2010 4.645.454.797,10 29.000.000 0,62 2011 5.261.610.100,69 29.500.000 0,56 2012 5.816.388.279,42 30.000.000 0,51 Sumber : Laporan Pengurus dan Pengawas KGB tahun 2008-2012 diolah kembali.
Melihat dari data yang ada surplus hasil usaha yang diperoleh Koperasi Guru Banjar selalu mengalami kenaikan, akan tetapi kenaikan SHU yang diperoleh tidak sebandng dengan jumlah asset yang dimiliki. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 menyatakan bahwa rasio rentabilitas asset yang baik untuk koperasi simpan pinjam dan unit usaha simpan pinjam adalah di atas 7,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio return on asset Koperasi Guru Banjar sangat rendah. Rendahnya kemampuan koperasi dalam menghasilkan surplus hasil usaha berdasarkan asset yang dimiliki ini disebabkan oleh ketidak mampuan manajemen koperasi dalam menetapkan dan menyusun anggaran koperasi yang dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi. Anggaran pendapatan koperasi ini menjelaskan mengenai rencana dan realisasi pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha Koperasi Guru Banjar, berupa pendapatan dari penjualan barang dagangan, bunga pinjaman, provisi, dan 7
keuntungan lain-lain. Berikut ini adalah data rencana dan realisasi pendapatan Koperasi Guru Banjar tahun 2008-2012. Tabel 1.2 Perhitungan antara Anggaran dan Realisasi Pendapatan Koperasi Guru Banjar Periode 2008-2012 Tahun Anggaran Realisasi Selisih 2008 514.000.000 761.636.546,89 247.636.546,89 2009 672.286.975 960.914.020 288.627.045 2010 806.900.000 1.015.005.573,24 208.105.573 2011 916.000.000 1.166.650.887,98 250.650.887,98 2012 1.015.000.000 1.329.533.873.04 314.533.873,04 Sumber : Laporan Pengurus dan Pengawas KGB tahun 2008-2012 diolah kembali
Berdasarkan fenomena di atas terlihat bahwa terdapat selisih antara anggaran pendapatan yang telah direncanakan dengan realisasi pendapatan yang diperoleh. Selisih anggaran pendapatan antara rencana dan realisasi bernilai positif dan menguntungkan atau efisien, karena realisasi pendapatan yang diperoleh setiap tahunnya selalu melebihi dari yang direncanakan. ini disebabkan oleh jumlah pinjaman yang disalurkan setiap tahunnya selalu bertambah, sehingga secara otomatis bunga pinjaman yang diterima juga semakin meningkat. Anggaran belanja di Koperasi Guru Banjar mencakup semua biaya operasional yang dikeluarkan pada satu periode untuk menunjang kegiatan usaha yang dilakukan oleh Koperasi Guru Banjar. Berikut ini data anggaran biaya operasional Koperasi Guru Banjar tahun 2008-2012 Tabel 1.3 Perhitungan antara Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional Koperasi Guru Banjar 2008-2012 Tahun Anggaran Realisasi Selisih 2008 486.000.000 733.636.546,89 247.636.546,89 2009 643.786.975 932.414.020,20 288.627.045,20 2010 777.900.000 986.005.573,24 208.105.573.24 2011 886.500.000 1.137.150.887,98 250.650.887,98 2012 985.000.000 1.299.533.873,04 314.533.873,04 Sumber : Laporan Pengurus dan Pengawas KGB tahun 2008-2012 diolah kembali 8
Dalam aplikasinya di lapangan rencana anggaran biaya merupakan alat untuk mengendalikan jumlah seluruh biaya operasional yang telah direncanakan. Fenomena di atas memperlihatkan terdapat selisih yang merugikan atau inefisien karena realisasi biaya yang dikeluarkan lebih besar dari anggaran biaya yang direncanakan. Kondisi ini membuktikan bahwa manajemen koperasi mengalami hambatan dalam proses pengaktualisasian rancangan anggaran yang telah disusun. Biaya operasional yang dikeluarkan oleh Koperasi Guru Banjar setiap tahunnya selalu melebihi dari yang telah direncanakan. Selisih anggaran biaya operasional sebesar Rp.314.533.873,04 pada tahun 2012 ini terjadi hanya pada beberapa rekening biaya, diantaranya biaya jasa tabungan sukarela yang direncanakan sebesar Rp.3.600.000,- realisasinya sebesar Rp.10.530.000,- , Biaya jasa simpanan manasuka dengan rencana sebesar Rp.75.000.000,- realisasinya sebesar Rp.86.702.739,40,- biaya jasa modal anggota rencananya sebesar Rp.375.222.500,- realisasinya Rp.662.004.917,- biaya RAT dengan rencana biaya sebesar Rp.90.000.000, sedangkan realisasinya sebesar Rp.107.000.000,- dan beberapa rekening biaya lain yang selisihnya tidak terlalu besar. Secara teori dijelaskan bahwa surplus hasil usaha yang diperoleh adalah selisih dari pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh koperasi pada satu periode tertentu. Dengan demikian, penyusunan anggaran terutama anggaran biaya operasional perlu dilakukan seefisien mungkin untuk mendapatkan surplus hasil usaha yang lebih besar, karena apabila ditinjau dari 9
ROA semakin besar surplus hasil usaha yang diterima kinerja keuangan koperasi juga semakin baik. Berdasarkan fenomena yang terjadi di Koperasi Guru Banjar seperti yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Operasional dan Efisiensi Pendapatan terhadap Return On Asset (ROA) pada Koperasi Guru Banjar.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Berapa besar tingkat efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan di Koperasi Guru Banjar? 2. Berapa besar tingkat Return On Asset di Koperasi Guru Banjar? 3. Adakah pengaruh antara efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan terhadap Return On Asset (ROA) pada Koperasi Guru Banjar? 4. Seberapa besar pengaruh efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan terhadap Return On Asset (ROA) pada Koperasi Guru Banjar?
1.3 Maksud dan Tujuan Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui besarnya tingkat efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan di Koperasi Guru Banjar 10
2. Untuk mengetahui besarnya Return On Asset di Koperasi Guru Banjar 3. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan terhadap Return On Asset di Koperasi Guru Banjar 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan terhadap Return On Asset di Koperasi Guru Banjar.
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Peneliti memperoleh banyak pengetahuan mengenai pentingnya anggaran perusahaan sebagai alat perencanaan dan pengendalian serta perlunya melakukan penyusunan anggaran secara efisian dalam upaya meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi Koperasi Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan keuangan, pengendalian, pengambilan keputusan dan evaluasi atas kinerja koperasi yang telah berjalan, serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk pengembangan koperasi selanjutnya.
11
BAB II PENDEKATAN MASALAH DAN METODE PENELITIAN
2.1 Pendekatan Masalah 2.1.1 Pendekatan Koperasi Koperasi sebagai suatu badan usaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional, yang didirikan karena adanya kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejateraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh sebab itu pertumbuhan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu terus didorong dan dikembangkan dalam rangka mewujudkan perekonomian yang demokratis dan berkeadilan. Undang-undang Perkoperasian Nomor 17 tahun 2012 menjelaskan tentang definisi koperasi sebagai berikut: Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
Definisi lain koperas dijelaskan dari hasil kongres ICA (international Cooperative Ariance) di Manchester Inggris tanggal 23 September 1995 adalah sebagai berikut: Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan diawasi secara demokratis.
12
Dari kedua definisi koperasi di atas diketahui bahwa koperasi memiliki nilai dan prinsip-prinsip koperasi yang dijelaskan dalam Undang-undang Perkoperasian Nomor 17 tahun 2012 pasal 5 dan 6 sebagai berikut : 1) Nilai yang mendasari kegiatan koperasi yaitu: a. Kekeluargaan, yaitu koperasi dalam melaksanakan usahanya mengutamakan kemakmuran anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, bukan kemakmuran orang-perseorangan. b. Menolong diri sendiri, adalah semua anggota koperasi berkemauan dan sepakat secara bersama-sama menggunakan jasa koperasi untuk memenuhi kebutuhannya dan mempromosikan koperasi sehingga menjadi kuat, sehat, mandiri dan besar. c. Bertanggung jawab, adalah segala kegiatan usaha koperasi harus dilaksanakan dengan prinsip profesionalitas dalam kemampuan dan tanggungjawab, efisiensi dan efektifitas yang dapat menjamin terwujudnya nilai tambah yang optimal bagi koperasi d. Demokrasi, adalah setiap anggota koperasi memiliki satu suara dan berhak ikut dalam pengambilan keputusan yang berlangsung dalam Rapat Anggota, tidak bergantung pada besar kecilnya modal yang diberikan. e. Persamaan, adalah setiap anggota koperasi memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam melakukan transaksi dan mendapatkan manfaat ekonomi dengan berkoperasi 13
f. Berkeadilan, adalah kepemilikan peluang dan kesempatan yang sama bagi semua warga negara sesuai kemampuannya untuk menjadi anggota koperasi. g. Kemandirian, adalah dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh suatu kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri. 2) Nilai yang diyakini anggota koperasi meliputi, Kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab dan kepedulian terhadap orang lain. 3) Prinsip-prinsip yang dilaksanakan oleh koperasi meliputi: a. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka b. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis c. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi. d. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen e. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengawas, pengurus dan karyawan, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jatidiri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi f. Koperasi melayani anggota secara prima dan memperkuat gerakan koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional dan internasional g. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota. 14
Prinsip-prinsip koperasi diatas menjadi ciri khas koperasi yang membedakan badan usaha koperasi dengan badan usaha yang lain. Selain itu ciri- ciri umum organisasi koperasi yang membedakan koperasi dengan badan usaha yang lain juga bisa dilihat dari tiga segi, yang dijelaskan oleh subandi (2009;25) sebagai berikut: 1. Dilihat dari segi pelakunya Koperasi adalah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang yang pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas, yang secara sukarela menyatukan dirinya di dalam koperasi 2. Dilihat dari tujuan usahanya Tujuan koperasi pada dasarnya adalah untuk memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. 3. Dilihat dari segi hubungan dengan negara Perkembangan koperasi dibanyak negara pada umumnya sangat besar manfaatnya bagi perkembangan perekonomian negara tersebut. Hal ini ditinjau dari segi historis maupun segi ekonomis. Dari segi historis koperasi merupakan organisasi ekonomi yang mengakar pada masyarakat lapisan bawah. Dari segi ekonomi, keberadaan koperasi akan sangat membantu pemerintah dalam usaha mewujudkan perekonomian yang lebih adil.
15
Alfred Hannel (1989:29) juga menjelaskan bahwa ciri-ciri khusus koperasi sebagai badan usaha ekonomi terdiri dari empat unsur pokok, yaitu: 1. Sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok atas dasar sekurang- kurangnya satu tujuan untuk kepentingan yang sama (Kelompok Koperasi). 2. Anggota-anggota kelompok koperasi secara individual bertekad mewujudkan tujuannya, yaitu memperbaiki situasi ekonomi dan sosial mereka, melalui usaha-usaha (aksi-aksi) bersama dan saling membantu (swadaya dari kelompok koperasi) 3. Sebagai instrumen wahana untuk mewujudkannya adalah suatu perusahaan yang dimiliki dan dibiayai serta dibina secara bersama (perusahaan Koperasi) 4. perusahaan koperasi ditugaskan untuk menunjang kepentingan para anggota kelompok koperasi itu, dengan cara menyediakan atau menawarkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para anggota dalam kegiatan ekonominya (tujuan koperasi atau prinsip koperasi). Berdasarkan ciri-ciri di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara ekonomi sekurangnya ada empat elemen penting dari koperasi sebagai badan usaha ekonomi, yaitu: 1. Adanya kepentingan ekonomi anggota 2. Adanya perusahaan koperasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi sebagai pelaksana untuk mewujudkan kepentingan ekonomi anggota. 3. Adanya pelayanan perusahaan koperasi kepada anggota, 16
4. Adanya pasar internal didalam koperasi berupa transaksi-transaksi anggota dengan perusahaan koperasi. Atas dasar uraian tersebut dapat dilihat bahwa di dalam tubuh organisasi koperasi terdapat hubungan antara anggota sebagai ndividu dengan koperasi sebagai organisasi yang saling menunjang. Hubungan yang ada didalamnya adalah hubungan kepemilikan, hal ini menunjukan adanya peran ganda (dual identity) yang artinya anggota koperasi adalah sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan. Sebagai pemilik, anggota berkewajiban untuk ikut serta dalam mengembangkan koperasi, misalnya dalam pemupukan modal usaha melalui berbagai simpanan. Sebagai pelanggan, anggota mempunyai hak untuk memanfaatkan pelayanan yang diberi koperasi, misalnya pelayanan yang bersifat menunjang usaha dan ini merupakan pelayanan yang meningkatkan taraf hidup anggotanya. Ketentuan mengenai permodalan koperasi ini dijelaskan oleh Undang- undang Nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian pasal 66 sebagai berikut: (1) Modal koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal awal. (2) Selain modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) modal koperasi dapat berasal dari: a. Hibah b. Modal Penyertaan c. Modal pinjaman yang berasal dari: 17
1. Anggota 2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya 3. Bank dan lembaga keuangan lainnya 4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; dan/atau 5. Pemerintah dan Pemerintah Daerah; dan/atau d. sumber lain yang sah yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan/tau ketentuan peraturan perundang-undangan. Modal koperasi tersebut digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha dalam rangka melayani anggota. Kegiatan usaha yang dilakukan ini didasarkan pada kesamaan kegiatan usaha dan kepentingan ekonomi anggota, untuk itu sesuai dengan kegiatan usaha yang dijalankan koperasi terbagi menjadi beberapa jenis koperasi yang dijelaskan oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian sebagai berikut: 1. Koperasi konsumen yaitu koperasi yang menyelenggarakan usaha pelayanan dibidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non-anggota. 2. Koperasi produsen yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan dibidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota. 3. Koperasi jasa yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan dibidang jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non-anggota 4. Koperasi simpan pinjam yaitu koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota. 18
Menurut Sutrisno Hadi (1995 : 63) mengemukakan bahwa : Koperasi pegawai negeri adalah koperasi fungsional yang anggotanya berpenghasilan tetap. Dengan adanya penghasilan tetap para anggotanya, maka koperasi tersebut dapat memobilisasi dana dengan menggerakkan simpanan anggota secara teratur. Lebih lanjut Sumitro (1993 : 82) mengemukakan bahwa: Koperasi pegawai negeri adalah koperasi golongan konsumen. Namun demikian, dalam perkembangannya sudah tentu koperasi konsumen bertujuan untuk memelihara kepentingan dan memenuhi kebutuhan para anggotanya (keluarga pegawai negeri sebagai konsumen) dengan menjalankan kegiatan usaha di bidang niaga maupun di bidang produksi dan sebagainya. Apalagi jika mengingat bahwa kesejahteraan pegawai negeri menyangkut serangkaian kebutuhan yang paling dirasakan dewasa ini, yaitu pangan, sandang, pemukiman, pendidikan dan kesehatan. Dalam pandangan Sumitro (1993 : 84) bahwa perjuangan dan aktivitas koperasi pegawai negeri hendaknya diarahkan ketujuan: 1. Minimal mempertahankan tingkat hidup anggota-anggotanya sebagai landasan dan pangkal tolak untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. 2. Maksimal memperbaiki kesejahteraan anggota-anggotanya dengan jalan menjalankan aktivitas usaha koperasi sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan sisa hasil usaha yang optimal.
19
2.1.2 Pengertian Efisiensi Efisiensi merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Konsep efisiensi berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses mengkonsumsi masukan dibandingkan dengan standar atau sesuatu yang dijadikan pembanding. Menurut R.A Supriyono (2000:329), yang dimaksud dengan efisiensi adalah: Rasio keluaran terhadap masukan atau jumlah keluaran per unit masukan. Jadi suatu pusat pertanggungjawaban dikatakan efisien jika: 1. Menggunakan masukan (biaya atau sumber-sumber) yang lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah sama. 2. Menggunakan masukan (biaya atau sumber-sumber) yang lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang besar. 3. Menggunakan masukan (biaya atau sumber-sumber) yang lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang lebih besar. Hal serupa dikemukakan oleh Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan yang diterjemahkan oleh F.X Kurniawan Tjakrawala (2002:114) Efisiensi adalah perbandingan output terhadap input atau jumlah output per unit input. Sedangkan menurut Abdul Halim dkk (2000:72) Efisiensi adalah rasio antara output terhadap input atau jumlah output per unit dibandingkan dengan input per unit. Ukuran efisiensi bisa dikembangkan dengan menghubungkan antara biaya yang sesungguhnya dengan biaya standar yang telah ditetapkan sebelumnya misalnya anggaran
20
Menurut Mathias Arief yang dikutip oleh Nunung Rahmawati (2007:105) mengemukakan bahwa Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan pemakaian masukan yang direncanakan dengan pemakaian masukan yang sebenarnya dilaksanakan Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Husein Umar dalam buku yang berjudul Business An Introduction (2000:121) Efisiensi merupakan ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan yang sebenarnya. Apabila masukan yang sebenarnya makin hemat maka tingkat efisiensinya makin tinggi, dan makin kecil masukan yang dapat dihemat akan makin rendah tingkat efisiensinya
Berdasarkan uraian-uraian tentang definisi efisiensi di atas, konsep efisiensi biaya mengandung arti penghematan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa efisiensi (efisien atau tidak efisien) dapat diketahui dengan cara membandingkan anggaran tersebut dengan rencananya, dan hal ini bisa dilihat melalui anggaran yang telah disusun oleh perusahaan. Sedangkan untuk mengetahui efisen atau tidak efisien dari pendapatan dilakukan dengan cara membandingkan biaya yang digunakan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima.
2.1.3 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu alat manajemen yang penting dalam perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan. Anggaran menggambarkan perkiraan-perkiraan dan taksiran-taksiran yang sangat teliti mengenai penerimaan kas, pendapatan operasi, biaya operasi, pengeluaran kas, laba dan penggunaan 21
modal untuk suatu periode waktu tertentu. Pengertian anggaran yang dikemukakan oleh para ahli sangat bervariasi tetapi secara umum pengertian- pengertian tersebut mempunyai arah dan tujuan yang sama. Anggaran menurut Simamora (2002:202) adalah sebagai berikut: Anggaran (budget) adalah sebuah rencana kuantitatif aktivitas usaha sebuah organisasi; anggaran mengidentifikasi sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode dianggarkan.
Anggaran menurut Munandar (2007:1) adalah: Busniess Budget (anggaran perusahaan) atau budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan (unit moneter), dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.
Anggaran menurut M. Nafarin (2004:12) adalah: Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana kegiatan perusahaan atau perencanaan manajemen yang dinyatakan secara kuantitatif untukperiode yang akan datang. Pada dasarnya bahwa tujuan pokok anggaran adalah memprediksi transaksi dan kejadian finansial serta nonfinansial dimasa yang akan datang, dan mengembangkan setiap informasi yang akurat dan bermakna bagi penerima anggaran. Menurut Nafarin (2004:15) anggaran disusun dengan tujuan sebagai berikut: a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. 22
b. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan. c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan. d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat. Fungsi anggaran yang pada umumnya digunakan oleh perusahaan memiliki karakteristik yag sama dengan fungsi manajemen. Namun, fungsi anggaran mempunyai tujuan yang lebih spesifik yaitu sebagai perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. 1. Perencanaan Proses perencanaan ini merupaan suatu penentuan terlebih dahulu atau penentuan dimuka, tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Anggaran merupakan sebuah rencana yang mempunyai spesifikasi khusus, yaitu disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan dinyatakan dalam satuan uang (unit moneter) dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Sehingga fungsi anggaran dalam sebagai perencanaan ini digunakan sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta tugas dan target yang harus dicapai oleh para karyawan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang
23
2. Koordinasi/Pelaksanaan Anggaran berfungsi sebagai alat manajemen untuk mengkoordinasikan kerjaseluruh bagian dalam perusahaan, agar saling menunjang, saling bekerjasama secara sinergis, dalam rangka menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan menjadi lebih terjamin. 3. Pengendalian/pengawasan Anggaran sebagai alat pengendalian/pengawasan (controlling) ini berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara: - Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran) - Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan)
2.1.4 Pengertian Biaya Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian yang sangat serius karena biaya merupakan unsur pengurangan yang sangat besar dalam hubungannya dengan pencarian laba bersih. Biaya merupakan akun pengurangan aktiva dalam suatu perusahaan, dimana istilah biaya sering juga disebut beban.
24
Menurut Munandar (2007:23), definsi biaya adalah: suatu kontra prestasi yang diberikan oleh perusahaan atas sesuatu yang telah diterimanya dari pihak lain, atau atas jasa-jasa yang telah diterimanya dari pihak lain. Menurut Mulyadi (2009:8) Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dari beberapa definisi biaya di atas secara umum penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Adapun penggolongan biaya menurut Mulyadi (2009:13) adalah sebagai berikut: 1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah asuransi, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan asuransi disebut biaya asuransi. 2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok: 1) Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut 25
objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 2) Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. 3) Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. 3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya susuatu yang dibiayai. Biaya yang mudah diidentifikasi (ditelusuri) pada sesuatu yang dibiayai atau mudah ditelusuri pada produk yang dihasilkan. 2) Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. 4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas Dalam hubungannya dengan perubahan volum aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi. 26
1) Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 2) Biaya semivariabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. 3) Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 4) Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi. 5. Penggolongan biaya atas jangka waktu manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1) Pengeluaran modal (capital expenditures) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara depresiasi. 2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan 27
dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh pengeluaran pendapatan adalah biaya iklan dan biaya tenaga kerja. Berdasarkan uraian penggolongan biaya di atas, dapat disimpulkan bahwa semua pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan disebut dengan biaya operasional, yaitu biaya yang digunakan untuk prduksi atau pembelian barang yang diperdagangkan, termasuk biaya umum, penjualan, administrasi dan bunga pinjaman Definisi biaya operasional menurut Jopie Yusuf (2006:33) adalah sebagai berikut: Biaya Operasi atau biaya operasional adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan sehari-hari. Biaya operasional menurut Nafarin (2000:76) adalah : Biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan, biaya usaha terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.
2.1.5 Pengertian Pendapatan Bagi suatu badan usaha pendapatan merupakan unsur yang penting, karena semakin besar pendapatan maka semakin besar peluang perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, pendapatan yang diperoleh akan mempengaruhi laba perusahaan.
28
Definisi tentang pendapatan ini dijelaskan oleh Harahap (2007;239) yaitu: pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada langganan/mereka yang menerima. Baridwan (2004:29) juga mengutarakan tentang definisi pendapatan yaitu: Aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atauu dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
Kasmir (2010:46), komponen pendapatan yang diperoleh perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan 2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari luar usaha pokok perusahaan. 2.1.6 Return On Asset (ROA) Untuk dapat memproleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio. Rasio keuangan ini digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Return On Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisa laporan keuangan atas laporan kinerja keuangan perusahaan. Return 29
On Asset merupakan rasio antar laba bersih yang berbanding terbalik dengan keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya. Analisis Return On assets atau sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi mengukur perkembangan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang. Beberapa ahli mendefinisakan Retutn On Asset sebagai berikut : 1. Menurut Sawir (2001) Return On Asset (ROA) yaitu rasio antara Net I ncome After Tax terhadap aset secara keseluruhan menunjukan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian pada penanaman modal. 2. Menurut Henry Simamora dalam bukunya Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan (2006:529) mendefinisakan Return on Asset yaitu Rasio imbalan aktiva (ROA) merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan. 3. Menurut Hanafi (2007:159) adalah sebagai berikut: Return On Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut.
30
4. Menurut Jumingan (2006:141) juga mengemukakan : ratio perating income dengan operating asset menunjukan laba yang diperoleh dari investasi modal dalam aktiva tanpa mengandalkan darimana sumber modal tersebut berasal (keseluruhan modal). Dari definisi-definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Return on Asset merupakan rasio imbalan aktiva dipakai untuk mengevaluasi apakah manajemen telah mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari asset yang dikuasainya. Dalam perhitungan rasio ini, hasil biasanya didefinisakan sebagai sebagai laba bersih (Operating income). ROA juga dapat menunjukan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya untuk memperoleh pendapatan. Rasio ini merupakan ukuran yang bermanfaat jika seseorang ingin mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dananya, tanpa memperhatikan besarnya relatif sumber dana tersebut. Return On Asset kerap kali dipakai oleh manajemen puncak untuk mengevaluasi unit-unit bisnis di dalam suatu perusahaan multidivisional. 2.2 Metode Penelitian 2.2.1 Metode Penelitian yang digunakan Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini dimaksudkan untuk menjelaskan suatu 31
generalisasi sampel populasi atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain sehingga disini dapat diperoleh informasi yang tepat dan faktual mengenai pengaruh efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan terhadap kinerja keuangan berdasarkan return on asset pada Koperasi Guru Banjar. 2.2.2 Populasi dan Sampel 2.2.2.1 Populasi Menurut Sugiyono (2012:80) menjelaskan definisi populasi sebagai berikut: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Pertanggungjawaban pengurus Koperasi Guru Banjar periode 2005-2012. 2.2.2.2 Sampel Definisi sampel menurut Sugiyono (2012:81) yaitu : Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan definisi diatas sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA) yang diperoleh dari perbandingan antara total SHU dan total aktiva di Koperasi Guru Banjar seta serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi Guru Banjar pada periode 2005-2012 untuk mengetahui tingkat efisiensi biaya operasional dan pendapatan. 32
2.2.3 Sumber Data dan Cara Menentukannya 2.2.3.1 Sumber Data Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yaitu data yang bersumber dari perusahaan berupa dokumen-dokumen perusahaan, yaitu laporan keuangan Koperasi Guru Banjar. Data yang digunakan bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka di dalam laporan keuangan yang kemudian diolah dengan menggunakan perhitungan statistka. 2.2.3.2 Cara Menentukan Sumber Data Dalam penelitian ini cara menentukan sumber data yang digunakan adalah melalui teknik sampling nonprobabilitas yaitu teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampling dengan pertimbangan tertentu, pertimbangan yang dimaksud antara lain: a. Komponen yang terdapat dalam laporan keuangan sangat luas cakupannya, maka peneliti hanya memilih komponen yang berkaitan tentang profitabilitas perusahaan, lebih khusus lagi bagi komponen yang berhubungan dengan return on asset (ROA) yakni laba operasi dan total aset perusahaan. b. Anggaran yang terdapat dalam perusahaan terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah anggaran berdasarkan bidangnya yang terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional menjadi fokus peneliti sebab anggaran tersebut memaparkan tentang anggaran laba rugi 33
perusahaan dan memiliki hubungan yang sangat erat dengan profitabilitas perusahaan. 2.2.4 Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan fenomena yang akan di teliti maka teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam pembahasan penelitian dilakukan melalui dua cara, yaitu: 1. Peneltian Kepustakaan (Library Research), yaitu mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara membaca literatur-literatur, bahan referensi, bahan kuliah, dan hasil penelitian yang relevan dengan kasus yang akan diteliti. 2. Dokumentasi Perusahaan yaitu teknik pengumpulan data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan dalam hal ini adalah laporan pertanggung jawaban pengurus Koperasi Guru Banjar. 3. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pengurus Koperasi Guru Banjar.
2.2.5 Operasionalisasi Variabel Menurut Sugiyono (2012:38) definisi veriabel adalah sebagai berikut : Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian terdiri dari beberapa variabel yaitu : 1. Variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (variabel dependen). 34
Yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu efisiensi dan variabel bebas ini terbagi menjadi 2 sub variabel yaitu sebagai berikut : 1) Variabel X1 yaitu efisiensi Biaya operasional 2) Variabel X2 yaitu Efisiensi pendapatan 2) Variabel terikat (Variabel Dependen), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang mejadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah return on asset Berdasarkan uraian di atas operasionalisasi variabel penelitian dapat diidentifikasikan pada tabel berikut :
35
Tabel 2.2.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Efisiensi Biaya 1. Anggaran Biaya - Biaya Gaji Karyawan - Biaya Pemeliharaan bangunan - Biaya Jasa Simpanan - Biaya RAT - Biaya kesejahteraan anggota - Biaya LAT - Biaya Perjalanan Dinas - Biaya Honor Pengurus - Lain-lain
Rasio
2. Realisasi Biaya - Biaya Gaji Karyawan - Biaya Pemeliharaan bangunan - Biaya Jasa Simpanan - Biaya RAT - Biaya kesejahteraan anggota - Biaya LAT - Biaya Perjalanan Dinas - Biaya Honor Pengurus - Lain-lain
Efisiensi Pendapatan 1. Anggaran Pendapatan - Pendapatan Bunga Pinjaman - Provisi - Penjualan Barang - Lain-lain
Rasio
2. Realisasi Pendapatan - Pendapatan Bunga Simpanan - Provisi - Penjualan Barang - Lain-lain ROA 1. Surplus hasil usaha 2. Asset Rasio
36
2.2.6 Rancangan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dan diolah sesuai dengan kebutuhan masng-masing variabel dalam rangka menjawab seluruh masalah yang telah di uraikan pada identifikasi masalah. 1. Untuk menjawab identifikasi masalah yang pertama, yaitu berapa besar tingkat efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan dari anggaran yang telah disusun oleh koperasi maka harus diketahui terlebih dahulu hal- hal sebagai berikut : a. Selisih antara realisasi biaya dengan anggaran biaya, apabila anggaran biaya lebih besar dari realisasi biaya maka terjadi selisih yang menguntungkan, yang artinya efisien, dan apabila anggaran biaya lebih kecil dari realisasinya maka terjadi selisih yang merugikan yang berarti tidak efisien. Anggaran Biaya > Realisasi Biaya = Efisien Anggaran Biaya < Realisasi Biaya = Inefisien b. selisih antara realisasi pendapatan dengan anggaran pendapatan, apabila anggaran pendapatan lebh besar dari realisasi pendapatan maka terjadi selisih yang merugikan, yang artinya tidak efisien. Dan apabila anggaran pendapatan lebh kecil dari realisasi pendapatan maka terjadi selisih yang menguntungkan, yang artinya efisien. Anggaran Pendapatan > Realisasi Pendapatan = Inefisien Anggaran Pendapatan < Realisasi Pendapatan = Efisien 37
Untuk mengetahui tingkat efisiensi biaya menurut Mahmudi (2010:143) dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:
Untuk mengetahui tingkat efisiensi pendapatan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2. Untuk menjawab identifikasi masalah yang kedua yaitu berapa besar tingkat Return On Asset selama beberapa tahun terakhir di Koperasi Guru Banjar digunakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
3. Untuk menjawab identifikasi masalah yang ketiga dan keempat yaitu adakah pengaruh dan seberapa besar pengaruh efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan terhadap return on asset, rancangan analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dan pengujian hipotesis yang terdiri dari koefisien korelasi berganda (R), koefisien determinasi (R 2 ), Uji F dan Uji T. Semua pengolahan data akan dilakukan dengan alat program SPSS 13.0 for windows 1) Regresi Linier Berganda Analisis Regresi linier berganda digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian 38
variable X terhadap kejadian lainnya (variable Y). Regresi linier merupakan proses meramalkan atau memperkirakan satu variabel dengan variabel lainnya manakala kedua variabel tersebut mempunyai hubungan atau fungsi linier yang signifikan. Variabel yang diramalkan adalah variabel Y (return on asset) dan variabel yang meramalkan adalah variabel X1 (efisiensi biaya operasional) dan X2 (efisiensi pendapatan). bentuk persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Keterangan : Y = Return On Asset a = Konstanta b = Koefisien Regresi X1 = Efisiensi Biaya Operasional X2 = Efisiensi Pendapatan e = Error
2) Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan melalui model regresi linier berganda dengan menggunakan derajat kepercayaan/tingkat signifikan = 5%. Tingkat ini dipilih karena dinilai cukup ketat untuk mewakili dalam pengujian variabel dan merupakan tingkat signifikan yang sering digunakan terutama dalam ilmu-ilmu sosial.
39
a) Analisis Korelasi Ganda (R) Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen yaitu efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan terhadap variabel dependen yaitu return on asset. Koefisien ini menunjukan berapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Menurut sugiyono (2012:184) pedoman utuk memberikan interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel 2.2 Kriteria Koefisien Korelasi Interval Tingkat Pengaruh 0% - 19,9% Sangat rendah 20% - 39,9% Rendah 40% - 59,9% Sedang 60% - 79,9% Kuat 80% - 100% Sangat kuat
b. Analisis Determinasi (R 2 ) Analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan terhadap variabel dependen yaitu Return On Asset. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R 2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 R 2 1). Apabila R 2 sama dengan 0, hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, dan bila R 2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat 40
dikatakan bahwa pengaruh variabel independen semakin kecil terhadap variabel dependen. Apabila R 2 semakin besar mendekati 1, hal ini menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
c) Uji Koefisien Regresi secara bersama-sama (Uji F) Uji F ini digunakan untuk mengetahui apakan variabel independen yaitu efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu Return on Asset. Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan Hipotesis Ho = efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA) Ha = efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA) 2. Menetukan tingkat signifikan Tingkat signifikan menggunakan a = 5% (signifikan 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian). 3. Menentukan F hitung berdasarkan Rumus atau berdasarkan output program SPSS. 4. Menentukan F tabel Menentukan F tabel berdasarkan df 1(jumlah variabel 1) dan df 2 (n k 1) pada tabel output kemudian mencari pada tabel F, atau dapat dicari pada 41
program Ms Excel dengan cara pada cell kosong dengan cara mengetik =finv(tingkat signifikansi, df 1,df2) lalu tekan enter. 5. Kriteria Pengujian Ho diterima jika F hitung F tabel Ho ditolak F hitung > F tabel 6. Membandingkan F hitung dengan F tabel 7. Kesimpulan
d) Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) Uji t ini digunakan untuk mengetahui apakan variabel independen yaitu efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu Return on Asset. Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Hipotesis Ho 1 = Efisiensi biaya operasional secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA) Ha 1 = Efisiensi biaya operasional secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA) Ho 2 = Efisiensi pendapatan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA) Ha 2 = Efisiensi pendapatan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA).
42
2. Tingkat Signifikansi Tingkat signifikan menggunakan a = 5% (signifikan 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian). 3. Menentukan t hitung berdasarkan rumus atau berdasarkan output program SPSS. 4. Menentukan t tabel Tabel distribusi t dicari pada = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) = n k 1. Atau dapat dicari pada program Ms Excel dengan cara pada cell kosong dengan cara mengetik =tinv(tingkat signifikansi, df) lalu tekan enter. 5. Kriteria pengujian Ho diterima jika t tabel t hitung t tabel Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel 6. Membandingkan F hitung dengan F tabel
2.2.6 Jadwal Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut: a. Tahap persiapan : Januari 2013 b. Tahap Pengumpulan Data : Februari 2013 c. Tahap Pengolahan Data : Maret 2013 d. Tahap Penulsan Skripsi : April juli 2013
43
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Anwar Mansyur. 2011. Analisis Pengaruh Anggaran Biaya Operasional dan Anggaran Pendapatan Terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Return on Asset (ROA) Pada PT PLN (Persero) Pusat. Proposal Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin, Makasar Baridwan Zaki (2004) Intermediate Accounting, BPFE- Yogyakarta Hanafi,M. 2007. Analisis Laporan Keuangan Edisi ketiga. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Hannel, Alfred. 1989. Organisasi Koperasi Pokok-pokok Pikiran mengenai koperasi dan kebijakan perkembangannya di Negara-negara berkembang. Universitas Padjajaran Bandung Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. PT Bumi Aksara. Jakarta Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta. Mahmudi.(2010). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta Mahmudi.(2010). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi kelima. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. Munandar, M. 2007. Budgeting: Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja dan Pengawasan Kerja. Edisi kedua. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi revisi. Salemba Empat. Jakarta. 44
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah, Nomor : 20/Per/M.KUKM/XI/2008, Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 Tentang Perkoperasian Rini Herliani (2012) Pengaruh Anggaran Biaya terhadap Efisiensi Biaya Operasional pada Asuransi Jiwa Bersama. Jurnal Mediasi vol 4 No.1. Universitas Negeri Medan. Subandi. 2009. Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Alfabeta. Bandung Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Sunandar (2012) Analisis Efektifitas Dan Efisiensi Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Pada Unit Pengelola Keuangan Badan Keswadayaan Masyarakat (Upkbkm) Mandiri Sejahtera Kelurahan Panggung Kota Tegal. Jurnal Ilmiah.