Anda di halaman 1dari 4

Pemurnian

Diposkan oleh X3-PRIMA on 22.9.09


PEMURNIAN
TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan proses-proses dasar yang
umum dilakukan di lab kimia khususnya, antara lain mernpelajari teknik cara pemisahan
dan pemurnian satu atau beberapa zat dari campurannya. Kemudian mengenal beberapa
sifat dasar materi zat melalui sifat fisik maupun kimia melalui beberapa reaksi kimia.
Sebelum memulai praktikum, praktikan diharuskan mempelajari terlebih dahulu
mengenai peralatan yang biasa digunakan, memahami prosedur dan teknik pengerjaan,
yang terdapat dibagian awal petunjuk praktikum ini.
PEMISAHAN & PEMURNIAN
Kriteria Kemurnian
Kemurnian suatu zat ditentukan oleh beberapa sifat fisiknya, antara lain titik leleh,
kelarutan, titik didih, tekanan uap, kerapatan, dsb. Sifat fisik adalah karakteristik zat yang
bisa diamati dan diukur tanpa mengubah komposisi kimianya. Di laboratorium kimia,
sifat fisik ini sangat penting karena bisa digunakan sebagai kriteria kemurnian suatu zat.
Kelarutan adalah sifat zat padat apabila berhadapan dengan zat cair yang dalam hal ini
berfungsi sebagai pelarut. Pada temperatur tertentu jumlah zat yang bisa larut dalam
sistem pelarut tertentu adalah spesifik.
Titik Leleh, adalah sifat zat padat dalam perubahan fasanya men jadi cair akan terjadi
pada temperatur tertentu, yang dalam hal ini akan terjadi sistem kesetimbangan antara
padat dan cair.
Kerapatan (Density) atau rapat massa, adalah sifat fisik suatu zat yang paling mudah
ditentukan di laboratorium, karena kerapatan adalah massa zat dibagi dengan volumenya.
Massanya ditentukan dengan cara penimbangan sedangkan volumenya ditentukan dengan
pengukuran.
Proses Pemisahan
Proses pemisahan suatu zat dari campurannya, pada dasarnya adalah pemisahan
berdasarkan sifat fisik dari zat -zat tersebut. Jadi sangat tergantung kepada macam
zat yang bercampur. Beberapa istilah yang umum dalam proses pemisahan antara lain :
Dekantasi, adalah proses pemisahan zat padat dari zat cair yang saling tidak larut (pada
temperature tertentu) dengan cara menuangkan zat cairnya. Dekantasi ini digunakan
apabila kedua zat yang tercampur ini sudah terpisah sendiri, padat di bawah cair di atas.
Penyaringan (Filtrasi), adalah proses pemisahan zat padat dari campuran zat cairnya
melalui media kertas dengan pori besar, dimana zat padat tidak bisa melewati pori-pori
keras sedangkan zat cair bisa lolos.
Destilasi, adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih yang cukup besar,
biasanya campuran antara dua zat cair. Bisa juga dilakukan untuk zat cair yang
mempunyai perbedaan tekanan uap yang cukup besar. Ada beberapa macam destilasi:
destilasi sederhana, destilasi terfraksi (bila perbedaan titik didihnya sedikit), destilasi uap
(perbedaan tekanan uap), dan destilasi vakum (titik didih sebagai fungsi tekanan).
Ekstraksi, adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan suatu zat terhadap
dua pelarut yang berbeda. Banyak macam maupun teknik ekstraksi ini. Kromatografi,
adalah proses pemisahan berdasarkan Sifat adsorpsinya dan partisi zat tersebut terhadap
system zat lain.
Ekstraksi Pelarut
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan dimana suatu zat mempunyai kelarutan yang
berbeda di dalam dua atau lebih sistem pelarut. Pelarutnya harus terdiri atas sekurang-
kurangnya dua macam pelarut yang tidak saling campur, dan kedua pelarut ini memiliki
daya melarutkan suatu zat yang berbeda. Sebagai contoh : Yod larut (sedikit) dalam air,
akan tetapi larut juga dalam CCI
4
atau CHCI
3
yang pelarut organik, CCI
4
tidak
bercampur dengan air. Kelarutan Yod dalam air dan dalam CCI
4
/CHCI
3
tidak sama, maka Yod
dalam air dapat diekstraksi dengan menggunakan CCI
4
atau CHC1
3
Apakah CCI
4

melarutkan I
2
lebih besar dari air? Anda perlu buktikan Pelarut yang baik untuk
ekstraksi harus memiliki daya kelarutan zat terlarut lebih besar dari pelarut semula.
Dalam suatu ekstraksi dikenal perbandingan distribusi, D, yang dapat didefinisikan sebagai
:
D : Konsentrasi zat terlarut dalam fasa organik
Konsentrasi zat terlarut dalam fasa air
Kesempurnaan ekstraksi yang dapat dinyatakan sebagai persen terekstraksi, %E, dalam
praktek sangat diperlukan. Hubungan %E dan D dinyatakan oleh persamaan :
%E = 100 X D/(D+Va/Vo)
Dimana Va = volum fasa air, Vo = volum fasa organic
Apabila Va = Vo, maka %E = 100 - 100/(D +1)
n

Praktek pemisahan secara ekstraksi dilakukan dengan menggunakan corong
pisah. Suatu larutan dimasukkan kedalam corong pisah sejumlah kira-kira
sepertiganya. Masukkan pelarut lain yang mempunyai kelarutan yang lebih besar
dibandingkan dengan larutan diatas, juga kedua pelarut tidak saling larut (polar-
non polar). Kemudian dikocok, kedua pelarut akan saling terdispersi, dan pelarut
kedua akan menarik zat dari larutannya. Cara di atas harus dilakukan berulang
kali yang banyak sekali, karena proses pemisahan tergantung kepada jumlah
kontak yang terjadi diantara kedua pelarut.
Prosedur Pemisahan dan Pemurnian
Dalam praktikum ini anda melakukan teknik pemisahan dan pemurnian.
Berbagai campuran zat harus dipisahkan untuk mendapatkan zat-zat murni dengan
berbagai cara :
1. Larutkan garam dapur yang kotor dengan air sedikit mungkin, saring dengan
menggunakan kertas saring dalam corong biasa, filtratnya diuapkan (dalam cawan
penguapan) sampai kering. Singkirkan pembakar dan biarkan semua air habis
menguap.
2. Masukkan sebutir kecil Yod ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 mL air, kocok dan
perhatikan warna larutan. Ambil 1 mL CC1
4
(karbon tetraklorida), atau CHCI
3

(kloroform), perhatikan warnanya, lalu masukkan ke dalam larutan Yod. Amati,
kocok dengan cara membenturkan dasar tabung dengan telapak tangan anda.

Anda mungkin juga menyukai