Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
Kistoma ovarii adalah suatu kantong yang berisi dengan cairan (liquid) atau semi-
cairan yang muncul di dalam ovarium. Kasus-kasus kistoma ovarii yang dideteksi saat ini
meningkat bersamaan dengan implementasi pemeriksaan fisik yang mendalam dan
penggunaan ultrasonografi yang reguler pada praktek dokter maupun rumah sakit-rumah
sakit. Temuan adanya kistoma ovarii pada wanita dapat menyebabkan rasa panik yang
disebabkan oleh rasa takut terhadap adanya suatu keganasan, tetapi sebagian besar kistoma
ovarii adalah jinak.
,!,"
#i $merika %erikat, kistoma ovarii ditemukan melalui transvaginal sonogram hampir
pada semua wanita premenopause dan hingga &.'( pada wanita postmenopause. %ebagian
besar kista ini adalah kista fungsional dan jinak. Teratoma kistik atau kista dermoid
didapatkan lebih dari )( dari semua neoplasia pada ovarium. *esiko menjadi suatu
keganasan meningkat bersamaan dengan waktu, dan sebagian besar tumor yang malignan
ditemukan pada wanita postmenopause. +nsiden kanker ovarium meningkat dari ,.-.)).)))
pada umur &) tahun menjadi ,&.).)).))) pada umur -, tahun.
!,&
Kista yang jinak dapat menyebabkan nyeri dan rasa tidak aman yang sering
disebabkan oleh karena penekanan struktur-struktur di sekitar kista, terjadi torsi, ruptur,
perdarahan (baik di dalam dan di luar kista), dan perdarahan uterus yang abnormal. Kista
sangat jarang menyebabkan kematian. /amun sebagian besar kistoma ovarii tidak
menimbulkan gejala. 0ahkan kistoma ovarii yang ganas sering tidak menimbulkan gejala
hingga mencapai fase lanjut.
,1,&
2enanganan dari kistoma ovarii sangat tergantung dari sifat kista itu sendiri, sehingga
penentuan preoperatif yang akurat untuk membedakan antara kista yang ganas atau jinak
adalah sangat penting. 3leh karena itu pemeriksaan fisik dan penunjang haruslah dilakukan
dengan baik dan mendalam.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KISTA OVARIUM
2.1.1 DEFINISI
Kistoma ovarii didefinisikan sebagai terjadinya pembesaran ovarium yang bersifat fungsional
atau disfungsonal, berupa kistik, padat atau campuran kistik padat dan dapat bersifat
neoplastik maupun non neoplastik.
,!,'
2.1.2 INSIDEN
$ngka insiden dari kistoma ovarii dilaporkan sebesar -( dari populasi wanita di +ndonesia
dan dimana dari angka insiden kistoma ovarii ini, hampir ',( merupakan kista yang bersifat
jinak. Kistoma ovarii yang bersifat ganas sangat jarang ditemukan, namun kistoma ovarii
jinak bisa menjadi ganas jika tidak diobati.
!,&,'

2.1.3 ETIOLOGI
%ampai saat ini etiologi dari kistoma ovarii masih menjadi tanda tanya, namun terdapat
beberapa teori yang membahas tentang etiologi dari kistoma ovarii ini. #imana terdapat 1
teori yang dikatakan menjadi etiologi dari kistoma ovarii, yaitu teori hiperepitelisasi dari sel
epethelium ovari, teori hormonal dan teori genetika.
"
2. 1.4 KLASIFIKASI
Tumor ovarium ada ! jenis yaitu 4
. Tumor ovarium non neoplastik
!. Tumor ovarium neoplastik jinak
2. 1.4.1 TUMOR OVARIUM NON NEOPLASTIK
Tumor akibat radang 4 abses tubo ovarial, abses ovarial, dan kista tubo ovarial.
Tumor lain 4
. Kista folikel 4 Kista ini berasal dari folikel de 5raaf yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang
setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami atresia yang
la6im, melainkan membesar menjadi kista. 0isa didapati satu kista atau beberapa,
dan besarnya biasanya dengan diameter -,, cm. Kista yang berdiri sendiri bisa
!
menjadi menjadi sebesar jeruk nipis. 0agian dalam dinding kista yang tipis terdiri
atas beberapa lapisan sel granulose, akan tetapi karena tekanan di dalam kista,
terjadilah atropi laisan ini. 7airan dalam kista ini jernih dan sering kali
mengandung estrogen. 3leh sebab itu, kista dapat menyebabkan gangguan haid.
Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat menghilang spontan, atau bisa terjadi
rupture dan kista menghilang. #alam menangani tumor ovarium biasanya timbul
persoalan apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel.
8mumnya, jika diameter tumor tidak melebihi , cm, dapat ditunggu dahulu
karena kista folikel dalam ! bulan akan hilang sendiri.
1,-
!. Kista korpus luteum
#alam keadaan normal, korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum
persisten) 9 perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya
kista,berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. :rekuensi kista
korpus luteum lebih jarang dari kista folikel, dan yang pertama bisa menjadi lebih
besar daripada yang kedua. 2ada pembelahan ovarium, kista korpus luteum
memberi gambaran yang khas. #inding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning,
terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka. Kista korpus luteum dapat
menyebabkan gangguan haid, berupa amenore diikuti perdarahan yang tidak
teratur. $danya kista dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah.
2erdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur. *asa nyeri di
dalam perut yang mendadak dengan adanya amenore sering menimbulkan
kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu.
;ika dilakukan operasi, gambaran yang khas kista korpus luteum memudahkan
pembuatan diagnosis.
1,-
2enanganan kista korpus luteum ialah4 menunggu sampai kista hilang sendiri.
#alam hal dilakukan operasi atas dugaan atas kehamilan ektopik terganggu, kista
korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.
!
1. Kista Teka <utein
2ada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan
tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.
Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. 2ada pemeriksaan
mikroskopis terlihat luteinisasi sel-sel teka. %el-sel granulosa dapat pula
menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia.
1
Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang
berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil
spontan.
!
&. Kista +nklusi 5erminal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak pada wanita
yang lanjut usia, dan besarnya jarang melebihi diameter cm. Kista ini biasanya
secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologi ovarium yang diangkat
sewaktu operasi.
!
,. Kista endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.
". Kista %tein-<eventhal
2ada tahun =,, %tein dan <eventhal meminta perhatian terhadap segolongan
wanita muda dengan gejala-gejala infertilitas, amenorea atau oligomenorea
sekunder, kadang-kadang agak gemuk, sering kali (dalam kurang lebih ,)()
hirsutisme tanpa maskulinisasi, dan dengan kedua ovarium membesar. 3varium
tampak pucat, membesar ! sampai 1 kali, polikistik, dan permukaannya licin.
Kapsul ovarium menebal.
!,,
Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya
disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. 8mumnya pada penderita
terdapat gangguan ovulasi9 oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh
estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan.
,
2.1.4.2 TUMOR OVARIUM NEOPLASTIK JINAK TUMOR KISTIK
. K+%T3>$ 3?$*++ %+>2<@K%
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral, dan dapat menjadi besar. #inding kista tipis dan cairan di dalam kista
jernih, serus dan berwarna kuning. 2ada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.
0erhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan
gejala-gejala mendadak. #iduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum,
yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista.
Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi
jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk
mengetahui apakah ada keganasan.
!,&,=
&
!. K+%T$#@/3>$ 3?$*++ >8%+/3%8>
$sal tumor ini belum diketahui dengan pasti. >enurut >eyer, ia mungkin berasal
dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan
elemen-elemen lain. $da penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari
epitel germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang
sama dengan tumor 0renner.
$ngka kejadian
Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma
ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira ")( dari seluruh ovarium,
sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan &)( dari seluruh kelompok
neoplasma ovarium.
#i +ndonesia Aariadi (=-)) menemukan frekuensi sebesar !-(9 sedangkan
5unawan (=--) menemukan angka !=,=(9 %apardan (=-)) 1-,!(9 dan
#jaswadi ,,(. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara !)-,)
tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas.
5ambaran klinik
Tumor la6imnya berbentuk multilokuler9 oleh karena itu, permukaan berbenjol-
benjol dan bersekat (lobulated). Kira-kira )( dapat mencapai ukuran yang amat
besar, lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. 2ada tumor yang
besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai9 kadang-kadang dapat terjadi
torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. 5angguan ini dapat menyebabkan
perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya
perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.
#inding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan9 yang terakhir ini
khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. 2ada
pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat, dan
berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
2ada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak
tinggi dengan inti pada dasar sel9 terdapat di antaranya sel-sel yang membundar
karena terisi lendir (goblet cells). %el-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan
mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar4 kelenjar-kelenjar
,
menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. ;ika
terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada
permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan
pseudomiksoma peritonei.
$kibat pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya penyakit menahun dengan
musin terus bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan. $khirnya, penderita
meninggal karena ileus dan.atau inanisi. 2ada kista kadang-kadang dapat
ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu
diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas.
Keganasan ini terdapat dalam kira-kira ,-)( dari kistadenoma musinosum.
2enanganan
2enanganan terdiri atas pengangkatan tumor. ;ika pada operasi tumor sudah cukup
besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya
dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). 2ada waktu
mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya in toto tanpa
mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma peritonei
karena tercecernya isi kista. ;ika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan
pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi
sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. %etelah kista diangkat, harus
dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap
kemungkinan keganasan. Baktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.
!,&,-,=

1. K+%T$#@/3>$ 3?$*++ %@*3%8>
2ada umumnya para penulis berpendapat bahwa kista ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelium).
$ngka kejadian
Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma
musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. $gak lebih sering
ditemukan kista bilateral ()-!)()9 Aariadi (=-)) dalam hal ini menemukan
frekuensi =,-(, %apardan (=-)) ,(, #jaswadi (=-)) ),=(9 dan 5unawan
(=--) !),1(. %elanjutnya, di %urabaya Aariadi dan 5unawan menemukan angka
kejadian tumor ini masing-masing 1=,'( dan !',,(9 di ;akarta %apardan
mencatat angka !),)(9 dan di Coygakarta #jaswadi mencatat angka 1",(.
"
5ambaran klinik
2ada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan
dengan kistadenoma musinosum. 2ermukaan tumor biasanya licin, akan tetapi
dapat pula berbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler,
meskipun la6imnya berongga satu. Barna kista putih keabu-abuan.
7iri khas kista ini ialah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista
sebesar ,)(, dan keluar pada permukaan kista sebesar ,(. +si kista cair, kuning,
dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri
kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).
2ada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran
makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak,
bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian. 2ada
pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik
atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar
dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium
(germinal epithelium), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi
sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba.
2ada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya
yang dinamakan psamoma. $danya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista
adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu
ganas.
#egenerasi ganas
$pabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta
anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik
digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. $kan tetapi, garis pemisah antara
kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan.
3leh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang
dilaporkan sangat berbeda-beda. Balaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 1)(
sampai 1,( dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. 0ila
pada suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka
prognosis penyakit itu kurang baik, meskipun diagnosis histopatologis
pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis kasus tersebut
menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas
(clinically malignant).
-
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Aanya,
berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan
pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. 0ahkan kadangkadang
perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk
menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.
1,",-,'
&. K+%T$ @/#3>@T*+3+#
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin9 pada dinding dalam terdapat
satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang
ditemukan oleh Sartesson dalam tahun ="=, tidak ada hubungannya dengan
endometriosis ovarii.
1
,. K+%T$ #@*>3+#
%ebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak di mana struktur-
struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut,
gigi, dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak
nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.
Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah
bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
$ngka kejadian
Tumor ini merupakan )( dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan
paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. #itaksir !,( dari semua
kista dermoid bilateral, la6imnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista
dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran
yang sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
:rekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di +ndonesia ialah sebagai
berikut4 %apardan mencatat angka ",=(9 #jaswadi ,,(9 Aariadi dan 5unawan
masing-masing ,( dan 1,,( di antara penderita dengan tumor ovarium.
%ebelum perang dunia ++, Eerland dan Vos (=1,) melaporkan frekuensi kista
dermoid sebesar 1,'( dari &, tumor ovarium yang diperiksa di /ederlands-
+ndisch Kanker +nstituut di 0andung, di antaranya satu kasus pada anak umur 1
tahun.
'
5ambaran klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. #inding kista kelihatan putih,
keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian
lain padat. %epintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila
dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam
dindingnya. 2ada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam, yang
menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal.
>aka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang
rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastro-
intestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). 0ahan
yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa
lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut. *ambut ini terdapat beberapa
serat saja, tetapi dapat pula merupakan gelondongan seperti konde.
2ada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di
perut bagian bawah. $da kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista
dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. 2erubahan
keganasan agak jarang, kira-kira dalam ,,( dari semua kista dermoid, dan
biasanya pada wanita lewat menopause. Cang tersering adalah karsinoma
epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal. $da kemungkinan
pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya tumor
yang khas. Termasuk di sini4
() %truma ovarium
Tumor ini terdiri terutama atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang dapat
menyebabkan hipertiroidi. $ntara =") dan ="& di *%. #r. %oetomo %urabaya
pernah ditemukan , kasus struma ovarium, semuanya tak berfungsi dan tidak
ganas. Aariadi selama , tahun (="1-="') menemukan 1 kasus struma ovarium
(D ),,(), #jaswadi selama ) tahun (=",-=-&) hanya mencatat satu kasus (D
),,()9 sedangkan 5unawan selama 1 tahun (=-&-=--) melaporkan satu kasus
(D ),!().
(!) Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum
Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang berasal dari satu elemen dari
epithelium germinativum.
=
(1) Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagnosis harus dibuktikan adanya
hormon koriogonadotropin.
Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. 8mumnya teratoma solid
ialah suatu tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang, dapat juga ditemukan
teratoma solidum yang jinak. Terapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan,
biasanya dengan seluruh ovarium.
1,,,-,'
2.1.5 GEJALA KLINIS
5ejala- gejala yang timbul sebagai akibat dari kistoma ovarii tergantung dari besarnya tumor,
lokasi dan ada atau tidak komplikasi. /amun secara umumnya tidak akan menimbulkan
gejala. 5ejala yang sering timbul atau ditemukan pada pasien dengan kistoma ovarii adalah 4
1,",=
a. adanya penekanan terhadap vesika atau rektum
b. perut terasa penuh
c. pembesaran perut
d. perdarahan (jarang)
e. /yeri (pada putaran tangkai.kista pecah)
f. %esak napas, oedem tungkai (pada tumor yang sangat besar)

2.1.6 DIAGNOSIS
#iagnosis dari kistoma ovarii tergantung dari kombinasi beberapa faktor termasuk usia dan
status menopause pasien, gejala-gejala, gambaran 8%5, lokasi bilateral.unilateral, ukuran
dari massa, dan tingkat serologik marker.
&,"
. 8mur dan %tatus >enopause
Kistoma ovarii pada wanita premenopause adalah umum ditemukan dan biasanya
bersifat jinak termasuk kista fungsional atau endometrioma. *esiko menjadi
keganasan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur.
!. 5ejala-gejala
Keganasan pada ovarium yang bersifat lokal umumnya hanya sedikit atau sama sekali
tidak menampakkan gejala-gejala, dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya
penundaan pada penanganan.
)
1. 5ambaran 8%5
Aasil dari 8%5 sangat tergantung dari skill dan pengalaman dari operator, bahkan
antara sonografer yang sudah berpengalaman sering terjadi perbedaan hasil. Kistoma
ovarii umumnya didiagnosis melalui 8%5 transvaginal, tetapi setelah didiagnosis,
abdominal scan dapat dilanjutkan.
$kurasi diagnostik dari 8%5 pada wanita premenopause dapat menjadi sulit
oleh karena perubahan yang terjadi karena siklus ovulasi.
%ebagian besar penelitian menemukan bahwa kista anechoic yang unilokuler
dengan diameter kurang dari , cm jarang merupakan suatu keganasan, bahkan pada
wanita postmenopause. *esiko keganasan adalah kurang dari ( pada premenopause
dan )( pada wanita postmenopause. Aanya "( dari kista dengan diameter 1-,cm
yang menunjukkan keganasan pada wanita postmenopause, sedangkan penelitian lain
menemukan tidak adanya keganasan pada kista dengan ukuran kurang dari ,cm.
Kista multilokuler lebih sering ganas daripada kista unilokuler. 5ranberg
menemukan bahwa '( kista multilokuler adalah ganas, dibandingkan dengan hanya
).1( keganasan pada kista unilokuler. Kista solid semi-solid dan mi!ed tumor
sering dihubungkan dengan keganasan.
5ambaran papiler sering merupakan keganasan dan resiko keganasan
meningkat dari ."( menjadi )( jika suatu kista unilokuler mengandung suatu
bentukan solid atau papiler. 8kuran diameter dari kista sangat berhubungan erat
dengan sifat keganasan dari kistoma ovarii.
". #orphologic Scoring System
0erbagai sistem penilaian dari tumor ovarium berdasarkan ukuran dan morfologi telah
diperkenalkan untuk menilai apakah suatu tumor tersebut ganas atau jinak. %istem
skoring ini mempunyai sensitifitas '!-))( dan false positif sekitar '-!)(. :aktor
prediktif yang paling penting adalah adanya proliferasi papiler dari dinding kista dan
adanya bagian solid dari kista tersebut. 5ambaran-gambaran utama yang dinilai pada
8%5 adalah jumlah dari lokulus, adanya bagian solid (septum dan proliferasi papiler),
diameter dari tumor.kista, adanya tumor.kista di ovarium kontralateral, dan adanya
cairan di kavum #ouglas.
,. %itologi
%ensitifitas dari analisis sitologi cairan kistoma ovarii tidak dapat diandalkan untuk
menentukan sifat dari kista tersebut, dan punksi dari kista tidak dapat digunakan

untuk tujuan diagnostik. <ebih lanjut, bocornya sel-sel malignan saat dilakukan
punksi dapat meningkatkan staging dari kanker ovarium, dan oleh karena itu, punksi
dari kistoma ovarii harus dihindarkan.
2enggunaan rutin pencitraan yang terus berkembang selama kehamilan dan
peningkatan peran para ahli obstetri dan ginekologi sebagai penyedia pelayanan kesehatan
primer bagi wanita pada usia reproduktif mempertinggi deteksi dini dan memudahkan
penentuan tumor ovarium baik yang tersamar maupun yang simptomatis. 2ermulaan asuhan
antenatal selama kehamilan dini membantu para klinisi mengidentifikasi abnormalitas
adneksa melalui pemeriksaan pelvis yang hati-hati. 2emeriksaan bimanual serial dan
penilaian sonografi berikutnya dari kecurigaan lesi ovarium harus dilakukan manajemen yang
tepat. #engan menggunakan 8%5, evaluasi adneksa selama !) minggu pertama kehamilan,
<avery dkk mendeteksi secara bermakna pembesaran ovarium pada -,,( pasien selama )
minggu pertama kehamilan dengan pengecilan yang cepat pada ) minggu berikutnya9
sehingga intervensi bedah hanya diperlukan pada ),!( pasien yang dimonitor.
#alam praktek obstetri di mana asuhan antenatal dini dan penggunaan liberal ekografi
merupakan suatu norma, tumor ovarium dideteksi dalam jumlah terbatas dari pasien-pasien
yang asimptomatis dan hanya kadang-kadang pasien menjadi simptomatis atau mempunyai
tumor yang cukup besar atau membesar secara progresif menjadi secara nyata perlu
dilakukan pembedahan.
2ertimbangan bahwa presentasi yang paling umum tumor jinak ovarium dalam
kehamilan adalah nyeri abdomen, sudah seharusnya diantisipasi bahwa nyeri itu sama dengan
keluhan utama bila proses ini terjadi selama hamil. Cang paling la6im, penyebab nyeri
abdomen adalah distensi kapsul ovarium, iskemia jaringan, dan iritasi kimia atau inflamasi
peritoneum abdominal, dengan perluasan hal-hal yang tak wajar yang menentukan tingkat
keakutan, sehingga menyatakan perlunya operasi emergensi. %elama awal kehamilan,
kombinasi perdarahan pervaginam dan nyeri perut bawah memerlukan pertimbangan
terhadap kehamilan ektopik, yang biasanya memerlukan tindakan pembedahan. Tanpa
memperhatikan usia kehamilan atau tempatnya, kejadian kistoma ovarii yang terdistensi,
walaupun fungsional, biasanya dijumpai.
,
$gaknya pertumbuhan lesi kistik yang cepat pada ovarium, terlepas dari
patofisiologinya, berakibat pada distensi yang cukup untuk menimbulkan ketidaknyamanan
abdomen. %elanjutnya, nyeri berhubungan dengan puntiran adneksa yang menyebabkan
iskemia jaringan dan mungkin juga dijumpai peningkatan suhu tubuh yang ringan dan
!
lekositosis. Balaupun pertanyaan apakah torsi betul-betul terjadi lebih sering selama
kehamilan berlanjut menjadi untuk diperdebatkan, tak terdapat korelasi yang nyata antara tipe
histologi yang lebih sering dengan ukuran tumor dan frekuensi dai torsi. /amun demikian,
pernyataan klinik bahwa torsi ovarium selama kehamilan mempunyai predileksi untuk
kerangka waktu antara ) dan , minggu, suatu anggapan bahwa ukuran dan mobilitas baik
pada uterus hamil maupun ovarium pada titik ini selama kehamilan merupakan predisposisi
untuk terjadi rotasi.
-
%elanjutnya, nyeri dapat menggambarkan iritasi peritoneum abdominal oleh
komponen-komponen yang dilepaskan dari kistoma ovarii yang ruptur atau infeksi pada
massa adneksa yang intak. +nfeksi tanpa terkecuali terjadi pada awalnya sebagai suatu infeksi
puerperalis dan uterus yang subinvolusi, dan definisi memerlukan evaluasi klinik yang hati-
hati. %ebaliknya, ruptur kistoma ovarii dengan penyebaran darah atau komponen lain ke
dalam abdomen umumnya menyebabkan nyeri akut dengan terkadang mual dan muntah.
Trauma, khususnya selama inpartu dan persalinan, torsi, perdarahan intrakista spontan, dan
infeksi selama masa nifas adalah faktor predisposisi terjadinya ruptur. *uptur kista luteal
dengan dijumpainya hemoperitoneum tampaknya terjadi dengan frekuensi yang sama dan
dominan selama awal kehamilan, di mana teratoma matur, kistadenoma, dan kista
endometriotik atau kista lainnya lebih menonjol untuk ruptur pada akhir kehamilan,
khususnya selama inpartu, persalinan, dan masa nifas.
3bstruksi persalinan, distensi abdomen, masa abdomen yang dapat diraba, dan
maskulinisasi luteoma kehamilan, merupakan gambaran klinik tambahan pada tumor
ovarium dalam kehamilan. +tu juga harus juga disadari sehingga angka yang bermakna lesi
ovarium dapat menghindari deteksi selama kehamilan, yang hanya untuk dicari secara
insidental pada saat laparotomi (misalnya seksio ceasaria) atau pada saat evaluasi klinis
pascapersalinan.
-,',=
2.1.7 PENATALAKSANAAN DAN KOMPLIKASI
2enting untuk menentukan apakah kista yang didapatkan adalah kista fungsional atau bukan,
sama halnya apakah golongan neoplastik atau non neoplastik. #imana pengangkatan kista
atau ovarium itu sendiri tergantung dari jenis kista dan besarnya kista pada pasien.
2engangkatan kistoma ovarii biasanya dilakukan jika keadaan pasien memungkinkan untuk
menjalani operasi dan metode operasi yang dilakukan adalah laparoskopi atau laparotomi.
1
2engangkatan kistoma ovarii sangat membantu dalam menekan angka kematian akibat
kistoma ovarii yang bersifat ganas, karena jika kistoma ovarii jinak tidak diangkat maka besar
kemungkinan akan menjadi ganas sehingga mengancam nyawa pasien
#engan pertimbangan bahwa hanya &( tumor ovarium dalam kehamilan yang
dieksisi adalah ganas, reseksi tumor ovarium merupakan terapi terpilih, dimana dengan
operasi gambarannya konsisten dengan proses jinak. 2emeriksaan potong beku di perlukan
untuk terapi bedah tambahan. 0ila tidak dijumpai neoplasia, defek ovarium atau peritonium
pelvis diperbaiki dan ovarium kontralateral diinspeksi. Kecuali dijumpai lesi yang nyata,
para ahli lebih suka tidak mereksi ovarium kontralateral dimana reseksi merupakan penyebab
potensial akan terjadinya infertil sekunder.
0ila dijumpai hemoperitonium atau kotoran ruptur kista jinak preoperatif atau
intraoperatif, kista yang ruptur tersebut dibuang dan kasvum abdomen dibersihkan dengan
saline normal. 2ara ahli lebih menyukai pencucian dengan saline hangat untuk membantu
mengeluarkan sebum dari komponen yang mengalami ruptur atau kebocoran terhadap
teratoma dan kista musinosum. 0ila dijumpai iritasi kimiawi dan distensi usus, dekompresi
dengan menggunakan tabung panjang transnasal, hidrasi, dan monitoring elektrolit
dianjurkan. %elanjutnya, bila dijumpai proses tumpang tindih, proses infeksi dicurigai
(khususnya selama masa nifas). %pesimen dikirim untuk dilakukan kultur terhadap kuman
aerob dan anaerob9 dan dilakukan drainase isap transperitoneal serta pemberian terapi anti
mikroba.
Torsi, sebagai komplikasi paling sering yang dijumpai pada kasus-kasus adanya masa
adneksa pada masa kehamilan, terkadang menghasilkan gejala-gejala akut yang sesuai
daengan tingkat iskemia jaringan. %elanjutnya intervensi operasi emergensi biasanya
dibutuhkan. 0ila hanya terjadi torsi parsial dan pada inspeksi ditemukan bahaya minimal
dari vaskuler, didapat adneksa yang berubah bentuk,reseksi konservatif dilakukan dengan
hati-hati dan ovarium difiksasi untuk menghindari torsi. %ebaliknya, torsi komplit
memerlukan ooforektomi (terkadang bersamaan dengan salpingektomi) dengan identifikasi
dan mobilisasi seperlunya dari ureter untuk memungkinkan ligasi tinggi pembuluh gonad,
sehingga meminimalkan pelepasan potensial emboli trombotik selama prosedur bedah
dilakukan. Aarus disadari bahwa lesi ovarium ganas jarang terjadi pada kasus torsi adneksa.
Balaupun jarang, luteoma pada kehamilan adalah jinak, biasanya virilisasi, rata,
kekuningan, tumor ovarium berkapsul yang mengalami regresi spontan setelah melahirkan9 ia
jarang kambuh. Kira-kira 1)( pasien terjadi maskulinisasi dan ,)( dari bayi perempuannya
menunjukkan virilisasi juga. %elain itu, hampir setengah dari wanita yang terpapar
&
mempunyai lesi bilateral dalam ukuran yang bervariasi. Kondisi ini biasanya didiagnosis
selama prosedur pembedahan selama kehamilan. 2ara ahli obstetri harus mempertimbangkan
luteoma kehamilan pada seksio sesarea, tubektomi, atau prosedur operatif lain, jika
menemukan tumor berkapsul, rata, kekuningan (khususnya bila ia bilateral) dan ibu bayi
perempuannya mengalami maskulinisasi. <uteoma kehamilan harus diobservasi setelah
spesimen biopsi didapatkan untuk konfirmasi histologi.
&,-,',=
2.2 MIOMA UTERI
2.2.1 Def!"
>ioma uteri merupakan tumor jinak yang terdiri dari otot polos dan jaringan ikat
fibrus. >erupakan struktur yang padat, memiliki pseudokapsul, dan membentuk nodul kecil
maupun besar yang dapat diraba pada dinding otot uterus tumor ini sering juga disebut
fibroid, leiomyoma, atau fibromioma. Tumor ini merupakan tumor jinak dan massa pada
uterus yang paling sering ditemui pada pelvis wanita. >ioma ini bisa muncul single$tunggal,
tapi lebih sering dijumpai multipel serta memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari ukuran
mikroskopik mm sampai dengan ukuran yang besar yakni !) cm, dan mengisi hampir
seluruh ruang abdomen.
'
!.!.! +nsiden
>yoma uteri merupakan jenis tumor pelvic yang paling sering ditemukan. +nsiden
tertinggi dari mioma ini dijumpai pada wanita usia reproduksi antara 1)-&, tahun, dimana
angka insiden yang lebih tinggi dijumpai pada wanita berkulit hitam daripada wanita berkulit
putih, yakni sebesar 1-=E lipat lebih tinggi. +nsiden meningkat dengan pertambahan umur,
menurun pada wanita yang baru melahirkan, kemungkinan meningkat dengan peningkatan
0>+ dan menurun pada perokok. *esikonya juga meningkat dengan diet yang tinggi kalori
dan berkurang dengan diet yang tinggi sayuran hijau. Tumor ini tidak terdeteksi sebelum
pubertas dan merupakan tumor yang pertumbuhannya tergantung pada hormon.
',=
0erdasarkan otopsi, /ovac menemukan !-( wanita berumur diatas 1, th
menunjukkan adanya myoma. 2eneliti yang lain menyebutkan myoma uteri mencapai &)(
dari wanita setelah berumur 1, th. #iperkirakan lebih banyak lagi wanita yang menderita
mioma yang kecil tapi tidak terdeteksi.
!.!.1 @tiopatogenesis
>ioma merupakan tumor jinak yang terdiri dari sel otot polos yang berproliferasi
lokal dan terdapat akumulasi dari matriks ekstraseluler. 2enyebab pasti dari terjadinya mioma
,
uterus sampai saat ini belum diketahui dengan jelas, diperkirakan sumber.asal dari dari
mioma ini bukan dari elemen otot yang matang, melainkan dari tipe sel yang imatur
(genitoblas) dari jaringan otot uterus ataupun otot polos pembuluh darah disekitar uterus.
2enelitian sitogenetik menunjukkan bahwa mioma muncul dari satu sel otot polos
neoplastik9 mioma merupakan tumor monoklonal yang berasal dari mutasi somatik. ?ariasi
dari abnormalitas kromosom yang melibatkan beberapa kromosom (terutama kromosom !)
telah dapat diidentifilasi dan menimbulkan pendapat bahwa terdapat peranan genetik dalam
patogenesis tumor ini, dimana proses yang bertanggung jawab terhadap transformasi
neoplastik ini belum diketahui dengan jelas, namun diduga estrogen dibutuhkan untuk
terjadinya mutasi ini.
)
#ilihat dari mekanisme etiologinya, terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mioma ini, antara lain progesteron, estrogen, dan %eptide &ro'th (actor
(25:). 2rogesteron dapat meningkatkan aktivitas mitosis dari mioma, namun mekanisme dan
faktor pertumbuhan yang terlibat belum jelas, selain itu progesteron juga menyebabkan
pembesaran tumor dengan jalan menstimulasi produksi apoptosis-inhibiting protein yang
berakibat pada penurunan apoptosis dari tumor. %edangkan estrogen berpengaruh terhadap
pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi matriks ekstraseluler, dimana mioma
mengandung reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada miometrium
sekitarnya, namun lebih rendah dibandingkan endometrium.
'
2.2.4 K#$#%&e$"&%
>ioma biasanya memiliki ciri tersendiri, bersifat multiple, dan berlobulasi bulat
ataupun ireguler. Tumor ini memiliki pseudokapsul yang menutupinya dan secara jelas
dibatasi dengan miometrium sekitarnya. >ioma ini dapat dienukleasi secara mudah dari
jaringan miometrium sekelilingnya. 2ada pemeriksan makros dengan potongan transversal,
tumor ini tampak buff-colored, bulat, halus, dan biasanya padat. %ecara umum, tumor ini
berwarna lebih terang dibandingkan miometrium.
',
a. Klasifikasi
0erdasarkan lokasinya pada uterus, mioma dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yakni 4
>ioma intramural.interstisial 4 merupakan bentuk yang paling umum.sering
terjadi. >ioma ini terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium,
berbentuk nodul berkapsul yang terisolasi dalam berbagai ukuran. Tumor ini dapat
menimbulkan distorsi dari ruang uterus atau permukaan luar uterus, dimana jika
"
tumor ini muncul single.tunggal dapat menyebabkan pembesaran uterus yang
simetris.
>ioma submukosum 4 berada di bawah endometrium dan tumbuh menonjol ke
dalam rongga uterus, serta mengadakan perlekatan dengan uterus melalui
pedicle.tangkai dan dapat tumbuh menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui
saluran serviks (myoma geburt). Tumor ini sering dihubungkan dengan
abnormalitas dari susunan endometrium dan dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan.
>ioma subserosum 4 apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. >ioma subserosum ini dapat tumbuh
di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter.
>ioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke
ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga
disebut 'andering$parasitic myoma
b. 2atologi
5ambaran >akroskopik 4 >ioma merupakan tumor padat dengan pseudokapsul,
memiliki batas yang jelas dengan miometrium sekitarnya. 2seudokapsul sendiri
bukan kapsul yang sesungguhnya, melainkan dihasilkan dari kompresi fibrus dan
jaringan otot pada permukaan tumor. Karena vaskularisasinya berlokasi di perifer,
bagian sentral dari tumor ini mudah mengalami perubahan degeneratif. 2ada
permukaan potongan, tumor ini halus, padat, dan biasanya berwarna putih
kemerahan tergantung dari vaskularisasinya.
5ambaran >ikroskopik 4 >ioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat
fibrus yang tersusun seperti konde.pusaran air ('horl li)e pattern), dengan
pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena
pertumbuhan sarang mioma. Terdapat sedikit struktur vaskular dan mitosis yang
jarang.
c. 2erubahan degeneratif
0erbagai variasi perubahan degeneratif dapat muncul pada mioma yang
akhirnya dapat menyebabkan perubahan pada gambaran mikroskopis dan
makroskopis dari tumor. %ebagian besar perubahan ini tidak tampak secara signifikan
dengan sedikit efek pada gambaran maupun gejala klinisnya. 2erubahan degeneratif
ini muncul karena terjadi perubahan pada sirkulasi (baik arteri maupun vena), atrofi
-
postmenopause, infeksi, atau bisa juga merupakan akibat dari transformasi
maligna.keganasan. $dapun perubahan degeneratif tersebut antara lain 4
$trofi 4 sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi
kecil.
#egenerasi hialin 4 perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia
lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. #apat meliputi
sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripada tumor, seolah-olah memisahkan
satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.
#egenerasi kistik 4 dapat meliputi daerah kecil maupun luas, di mana sebagian dari
mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi
seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan
limfe sehingga menyerupai limfangioma. #engan konsistensi yang lunak ini
tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
#egenerasi membatu (calcireous degeneration) 4 terutama terjadi pada wanita
berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. #engan adanya
pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi keras dan
memberikan bayangan pada foto *ontgen.
#egenerasi merah (carneous degeneration) 4 perubahan ini biasanya terjadi pada
kehamilan dan nifas. 2atogenesis4 diperkirakan karena suatu nekrosis subakut
sebagai gangguan vaskularisasi. 2ada pembelahan dapat dilihat sarang mioma
seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan
hemofusin. #egenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda
disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan
nyeri pada perabaan. 2enampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor
ovarium atau mioma bertangkai.
#egenerasi lemak 4 jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.
2ada kehamilan ukuran mioma cenderung membesar akibat adanya edema dan
berdegenerasi namun bukan akibat peningkatan proses proliferasi. %elain itu kehamilan
sendiri dapat menyebabkan perubahan pada mioma uteri antara lain 4 tumor tumbuh lebih
cepat terutama bulan-bulan pertama, terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun
nifas dan dapat juga mengalami torsi dengan gejala-gejala sindroma abdomen akut walaupun
jarang.
!
'
2.2.5 Ge'#(# %(!"
5ejala dari mioma bervariasi tergantung dari ukuran, jumlah, dan lokasinya.
Kebanyakan wanita dengan mioma bersifat asimtomatis9 gejala muncul dalam )-&)( wanita
yang menderita penyakit ini. $dapun gejala yang mungkin timbul antara lain 4
a. 2erdarahan uterus abnormal . >erupakan gejala yang paling sering
dihubungkan dengan mioma uteri, muncul hingga F1)( wanita yang menderita
penyakit ini. Tipe perdarahan yang muncul adalah menorrhagia, perdarahan berlebih
saat periode menstruasi (GF') ml). 2eningkatan aliran biasanya muncul secara
gradual, tapi perdarahan dapat menyebabkan anemia. >ekanisme pasti terjadinya
peningkatan perdarahan tidak jelas. :aktor-faktor yang mungkin antara lain nekrosis
permukaan endometrium yang ada diatas mioma submukosa9 gangguan kontraksi otot
uterus bila terdapat mioma intramural yang luas9 peningkatan luas area permukaan
kavitas endometrium9 dan perubahan mikovaskulatur endometrium.
1

b. /yeri . >ioma yang tidak berkomplikasi biasanya tidak menyebabkan nyeri.
/yeri akut dihubungkan dengan fibroid, biasanya disebabkan oleh torsi pedunculated
myoma atau infark yang progresif menjadi degenerasi carneous dalam mioma. /yeri
biasanya seperti nyeri kram, bila mioma submukosum dalam kavitas endometrium
bertindak sebagai benda asing. 0eberapa pasien dengan mioma intramural
mengeluhkan dismenore yang muncul lagi setelah beberapa tahun periode menstruasi
bebas nyeri.
1
c. Tekanan. 0egitu mioma membesar, akan memberi rasa seperti rasa berat pada
pelvik atau gejala tekanan pada struktur-struktur disekitarnya.
&
%ering kencing, adalah gejala yang sering muncul bila mioma yang
tumbuh menyebabkan penekanan pada kandung kencing.
*etensi urin, jarang terjadi, biasanya terjadi bila pertumbuhan mioma
menybabkan uterus retroversi terfiksasi yang mendorong serviks ke anterior
dibawah simfisis pubis di area sudut uretrovesikuler posterior.
@fek tekanan mioma asimtomatis biasanya disebabkan oleh ekstensi
laterla atau mioma intralegamen, yang menyebabkan obstruksi ureter unilateral
dan hidronefrosis.
Konstipasi dan susah defekasi dapat disebabkan oleh mioma
posterior yang besar.
=
Kompres vaskulatur pelvis oleh uterus yang membesar dengan hebat
dapat menyebabkan varicositis atau edema ekstremitas bawah.
d. 5angguan reproduksi . +nfertilitas dapat terjadi bila mioma mempengaruhi
transportasi tuba normal atau implantasi ovum yang terfertilisasi.
>ioma intramural besar yang berlokasi di kornu dapat
menutup pars interstisialis tuba.
2erdarahan kontinyu pada pasien dengan mioma submukosum
dapat mengganggu implantasi9 endometrium diatas mioma dapat tidak
mengalami fase-fase seperti endometrium normal, sehingga merupakan
permukaan yang tidak baik untuk implantasi.
Terdapat peningkatan insiden abortus dan kelahiran prematur
pada pasien dengan mioma submukosum atau intramural.
e. Kelainan berhubungan dengan kehamilan . >ioma uteri pada ),1(--,!(
kehamilan biasanya muncul sebelum konsepsi dan dapat meningkat ukurannya selama
gestasi.
+nsiden abortus spontan lebih tinggi pada wanita dengan
mioma, tetapi mioma merupakan penyebab abortus yang tidak biasa.
Kelahiran prematur dapat meningkat pada wanita dengan
mioma
#alam trimester ketiga, mioma dapat menjadi faktor penyebab
malpresentasi, obstruksi mekanik, keterlambatan pertumbuhan intra uterin atau
distosia uteri. >ioma-mioma yang besar pada segmen bawah uterus dapat
menghalangi penurunan bagian presentasi janin dan pada kala +++ dapat terjadi
retensio plasenta. >ioma intramural dapat mempengaruhi kontraksi uterus dan
persalinan normal.
2erdarahan 2ost 2artum (A22) lebih sering terjadi pada pasien dengan mioma
uteri.

2.2.6 Pe)e$%"##!
a. 2emeriksaan :isik
#iagnosis mioma uteri dapat ditegakkan =,( dari hasil pemeriksaan fisik. 8kuran
uterus diukur sesuai dengan ukuran gestasi dan ditentukan dengan pemeriksaan
abdomen dan pelvik.
2emeriksaan $bdominal
!)
>ioma uteri dipalpasi sebagai tumor yang ireguler, noduler, menonjol ke dinding
anterior abdomen, dan biasanya padat serta kencang saat dipalpasi9 apabila ada
edema akan terasa lembek, begitu juga bila ada sarkoma, kehamilan, atau
perubahan degeneratif.
2emeriksaan 2elvik
Temuan yang paling sering adalah pembesaran uterus9 ukuran uterus biasanya
asimetris dan ireguler. 8terus biasanya bergerak bebas kecuali bila ada residu
2+#. 2ada mioma submukosum, pembesaran uterus biasanya simetris. 0eberapa
mioma subserosum, sangat berbeda dari korpus uteri dan dapat bergerak bebas,
biasanya sering menunjukkan adanya tumor adneksa.ekstra pelvis. #iagnosa
mioma cervical atau mioma submukosum pedunculated dapat dibuat pada tumor
yang ekstensi ke kanalis cervicalis9 biasanya suatu mioma submukosum dapat
dilihat pada cervical os atau introitus.
,,"
b. @valuasi dan %tudi #iagnostik
%tudi diagnostik tambahan lain didasarkan pada presentasi individual dan
pemeriksaan fisik. 2ada pasien asimtomatis dengan pemeriksaan fisik yang sesuai
dengan mioma, tidak perlu dilakukan studi diagnosis tambahan lain.
Aemoglobin.Aematokrit 9 dilakukan pada pasien dengan
perdarahan vaginal yang berlebihan. 8ntuk mengetahui tingkat kehilangan darah
dan keadekuatan penggantian.
2rofil koagulasi dan waktu perdarahan 9 dilakukan bila ada
riwayat diathesis perdarahan.
0iopsi endometrium 9 dilakukan pada pasien dengan
perdarahan uterus abnormal yang diperkirakan anovulatory atau beresiko tinggi
untuk hiperplasia endometrium.
b. 2emeriksaan 2enunjang. 8%5 secara akurat digunakan untuk menilai dimensi uterus,
lokasi mioma, interval pertumbuhan, dan anatomi adneksa. >ioma pada kehamilan
ditemukan melalui pemeriksaan 8%5 selama kontrol kehamilan untuk memonitor keadaan
janin
.
$dalah tepat untuk melakukan 8%5 pelvik pada situasi saat pengambilan kesimpulan
dengan pemeriksaan fisik sulit atau kurang pasti9 bila pemeriksaan fisik suboptimal seperti
dalam kasus obesitas 9 atau adneksa patologi, tidak dapat dibedakan dengan pemeriksaan fisik
saja.
!
#engan 8%5 akan tampak gambaran sedikit echogenik, massa intra uterin yang dapat
memperlihatkan gambaran berbenjol-benjol dari permukaan uterus atau miometrium.dapat
terjadi degenerasi darii mioma (corneus, hialin, kistik dan degenerasi merah ) atau terjadi
kalsifikasi dapat menyebabkan perubahan tampilan dari fibroid (carneus, hyaline, cystic,
hemorrhagic).
)
2.2.7 D#*!+"" ,ffe$e!"#(
-
a. Kehamilan
b. Aematometra
c. $denomiosis
d. 8terus bikornus
e. @ndometriosis
f. Kehamilan ektopik
g. 2enyakit *adang 2anggul Kronik
h. Tumor jinak ovarium
i. Tumor ganas ovarium
j. Karsinoma @ndometrium
k. >iomatous polip
2.2.. Pe!#&#(#%"#!##!
>iomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum pada myom geburt dengan
cara ekstirpasi lewat vagina. 2engambilan sarang mioma subserosum dapat mudah
dilaksanakan apabila tumor bertangkai. $pabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan
memperoleh anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 1)-,)(.

Aisterektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan tindakan


terpilih. Aisterektomi dapat dilaksanakan per abdominam atau per vaginam. Aisterektomi
total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri.
Aisterektomi supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam
mengangkat uterus keseluruhannya.

Balaupun terapi medicinal seperti analgetik, cairan dan antibiotik sering digunakan
pada sebagian besar pasien dengan nyeri perut yang berat atau peningkatan ukuran mioma
!!
yang menyebabkan nyeri perut dan rasa tidak enak ,telah dilakukan dan jika tidak berhasil
waktunya untuk merencanakan miomectomi sebagai suatu pilihan.

BAB III
LAPORAN KASUS
A. I,e!&&#" Pe!,e$&#
/ama 4 /engah 0udiasih
8mur 4 1& Tahun
;enis kelamin 4 2erempuan
$gama 4 Aindu
2ekerjaan 4 +bu rumah tangga
$lamat 4 #esa #awan Kelungkung
0angsa 4 +ndonesia
%tatus perkawinan 4 >enikah
/ama %uami 4 >ade $stawa
2ekerjaan 4 2egawai %wasta
Tanggal 2emeriksaan 4 1 >ei !)&
B. A!#)!e""
. Keluhan 8tama 4 /yeri 2erut
2asien datang ke 8nit 5awat #arurat *%82 Kungkung pada tanggal )1 >ei !)&
dengan keluhan nyeri perut sejak , jam sebelum masuk rumah sakit. /yeri perut pada
awalnya dirasakan hanya sedikit namun secara perlahan tambah berat, pasien meminum
obat anti nyeri namun keluhan dirasakan tidak membaik hingga kemudian pasien dibawa
ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. 2asien juga mengeluhkan keluar
darah yang banyak dan sering , rasa lemas dan perut yang membesar.
2asien mengeluhkan sering keluar darah dari vagina sejak 1 tahun yang lalu. 2ada
awalnya pasien merasa jumlah menstruasi yang bertambah banyak dari biasanya setiap
kali menstruasi, kemudian secara perlahan keluhan keluar darah tersebut dirasakan terjadi
!1
pada saat tidak siklus menstruasi dan semakin lama dirasakan semakin sering terjadi.
2endarahan dikatakan !-1 kali perbulan dengan setiap kali pendarahan hingga ,-- hari
dan berganti pembalut hingga - kali per harinya.
<emas dirasakan oleh pasien sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit, lemas
dirasakan bertambah apabila pasien mengalami menstruasi dan saat mengalami
pendarahan. Keluhan lemas tidak disertai dengan telinga berdenging dan dada yang
berdebar-debar.
Keluhan pasien yang lain adalah perut membesar. Keluhan ini dirasakan perlahan-
lahan dan makin memberat. 2erut pasien dikeluhkan perlahan- lahan membesar sejak
tahun !). 2asien juga merasakan terdapat benjolan di perut yang semakin membesar
namun tidak membatasi kegiatan seharian karena pasien sudah terbiasa.
%elain itu pasien mengeluhkan sering merasakan sakit saat berhubungan. /afsu
makan dikatakan normal dan pasien tidak mengalami kesulitan dalam 0$0 dan 0$K.
*iwayat keluar darah pervaginam disangkal oleh pasien.
!. *iwayat menstruasi
- >enarche umur ! tahun, dengan siklus teratur setiap 1) hari, lamanya 1-, hari tiap
kali menstruasi.
1. *iwayat 2erkawinan
2asien menikah satu kali dengan suami yang sekarang sudah " tahun.
&. *iwayat 2ersalinan
. H, 00 lahir 1!)) g, 0idan, %pontan,, tahun
,. *iwayat K0
2asien memakai +8# setelah menjalani persalinan selama setahun dan kemudian
diangkat karena ingin memiliki anak lagi.
*iwayat 2enyakit %ebelumnya
2ada tahun !) pasien pertama kali mengalami pendarahan dengan jumlah yang lebih
bnyak daripada biasanya pasien memeriksakan keadaannya ke salah satu klinik swasta
dan kemudian dilakukan pemeriksaan dalam dan usg didiagnosis dengan mioma
berukuran & cm dan kemudian diberika suplemen penambah darah disarankan untuk
melakukan operasi, namun pasien menolak untuk melakukan operasi dan memutuskan
untuk beralih ke pengobatan alternatif. %elama menjalani pengobatan alternatif pasien
diberikan terapi obat-obatan herbal namun dirasakan tidak ada perubahan, dan semakin
lama dirasakan pendarahan semakin sering dan semakin banyak. %atu tahun kemudian
!&
pasien kembali memeriksakan diri ke dokter kandungan dan dikatakan miomanya
bertambah besar menjadi " cm disertai dengan kista ovarium, pasien kembali
disarankan untuk melakukan operasi, namun pasien kembali menolak dan menjalani
pengobatan herbal.
2asien merasakan semakin hari perutnya semakin membesar dan teraba sesuatu masa
yang keras dan tambah membesar di perutnya, pasien mulai merasakan nyeri perut
namun tidak mengganggu aktifitas, pasien juga merasakan semakin sering mengalami
nyeri sewaktu berhubungan dengan suami.

*iwayat 2engobatan
2asien mengatakan telah memriksakan keadaannya ! kali pada dokter kandungan dan
diberikan suplemen penambah darah dan multivitamin. *iwayat berobat ke dukun atau
meminum jamu diaku oleh pasien selama 1 tahun terakhir.
*iwayat Keluarga dan %osial
*iwayat penyakit yang sama di dalam keluarga disangkal oleh pasien. 2asien
merupakan seorang ibu rumah tangga, lulus %>$ dan tidak merokok. %uami pasien
merupakan seorang 2egawai %wasta dan tidak merokok.
/. Pe)e$%"##! F"% 0&#!**#( 15 Fe2$3#$ 2111 4 P+(%(!% Ke2,#!#!5
. %tatus 2resent
Keadaan umum 4 0aik
Kesadaran 4 7> (@&?,>")
Tekanan #arah 4 ).-) mmAg
/adi 4 '!E.menit
*espirasi 4 !!E.menit
%uhu tubuh 4 1",-
)
0erat 0adan 4 ,),, kg
!. %tatus <okalis
Kepala 4 >ata 4 anemia (I.I), ikterus (-), *eflek pupil I.I isokor
TAT 4 Kesan Tenang
Thorak 4 simetris (I), retraksi (-)
;antung 4 %

%
!
tunggal, reguler, murmur(-)
!,
2ulmo 4 vesikuler I.I, rhonki -.-, whee6ing -.-
$bdomen 4 J status ginekologi
?agina 4 J status ginekologi
@Etemitas 4 akral hangat I I, oedema - -
I I - -
1. %tatus 5inekologis
>ammae 4 dbn
$bdomen 4
+nspeksi 4 Tampak perut membesar.
$uskultasi 4 0ising 8sus (I)./
2alpasi 4 Teraba massa kistik, permukaan rata, mobile, nyeri tekan
(I), acsites (-)
%tatus 5inekologi
$bdomen4 :undus uteri sepusat, padat kenyal K , E ) cm, mobile, permukaan
rata, batas tegas, nyeri tekan (-), asites (-), distensi (-).
?agina 4 Tak tampak kelainan
?T 4 :luEus (-), fluor (-)
2ortio K (-) licin, livide (-)
7orpus uteri antefleksi besar.konsistensiJ!!-!& mg
$dneksa 2arametrium massa I.I,kistik, mobile (I) nyeri(I)
7avum #ouglasi teraba masa tersebut diatas
D. Pe)e$%"##! L#2+$#&+$3) 014 Fe2$3#$ 21115
#arah <engkap
A50 4 , g.d<
B07 4 ","! E )
1
.u<
A7T 4 1', (
2<T 4 = E )
1
.u<
Kimia #arah
8reum 4 !1 mg.dl
7reantinine 4 ),'-
!"
E. F+&+ T6+$#7 PA 8 0 1- Me 21145
7or 4 0esar dan bentuk normal
2ulmo 4 Tak tampak ada infiltrate, corakan brochovaskular normal
%inus 2hrenicocostalis kanan dan kiri tajam
Aemidiafragma kanan dan kiri normal
%oft tissue dan tulang-tulang tak tampak kelainan.
Ke")93(#! 8 /+$ ,#! 93()+ &#% &#)9#% %e(#!#!
USG 026:11:21115
2ada supra simfisis tampak masa anechoic ukuran !) E !) cm
0atas tegas pada dinding posterior tampak masa padat ,- cm9 ," cm9 !," cm
Tidak tampak kalsifikasi.septa intra massa
?esika urinaria tidak tervisualisasi
8terus tidak tervisualisasi, terdesak
Kesan 4 kistoma ovarii uniloculer F !) E !) cm dengan 1 bagian padat (papil) pada
dinding posterior, tidak tampak kalsifikasi
E. D#*!+"" Ke$'#
Kista 3varium I >ioma 8teri I $nemia *ingan
F. Re!;#!# Ke$'#
Terapi 4
. >*%
!. *encana #iagnosis 4 2$
*encana Terapi 4
<aparotomi
1. 2re 3p
- +nformed consent
- 2uasa mulai pk. !!.)) B+T$ (1 >ei !)&)
- +ntra ?enous :luid #rip (+?:#) *inger <aktat (*<) !) tetes.menit
- 7efopera6one inj. !g. hari
- 2ersiapkan darh untuk transfusi
&. >onitor 4 3bservasi keluhan, vital sign
,. K+@ 4 pasien dan keluarga tentang rencana tindakan dan komplikasi perjalanan
penyakit
!-
!'
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 D#*!+""
%eorang pasien wanita umur 1& tahun datang dengan dengan keluhan nyeri perut sejak
, jam sebelum masuk rumah sakit. /yeri perut pada awalnya dirasakan hanya sedikit namun
secara perlahan tambah berat ,pasien juga mengeluhkan keluar darah yang banyak dan sering,
rasa lemas dan perut yang membesar.
2asien mengeluhkan sering keluar darah dari vagina sejak 1 tahun yang lalu. 2ada
awalnya pasien merasa jumlah menstruasi yang bertambah banyak dari biasanya setiap kali
menstruasi, kemudian secara perlahan keluhan keluar darah tersebut dirasakan terjadi pada
saat tidak siklus menstruasi dan semakin lama dirasakan semakin sering terjadi.
Keluhan pasien yang lain adalah perut membesar. Keluhan ini dirasakan perlahan-
lahan dan makin memberat. 2erut pasien dikeluhkan perlahan- lahan membesar sejak tahun
!). 2asien juga merasakan terdapat benjolan di perut yang semakin membesar namun tidak
membatasi kegiatan seharian karena pasien sudah terbiasa.
%elain itu pasien mengeluhkan sering merasakan sakit saat berhubungan. /afsu
makan dikatakan normal dan pasien tidak mengalami kesulitan dalam 0$0 dan 0$K.
*iwayat keluar darah pervaginam disangkal oleh pasien..
2ada pemeriksaan fisik didapatkan status present dan general normal, pemeriksaan
abdomen tampak perut membesar, bising 8sus (I)./, teraba massa kistik, permukaan rata,
mobile, nyeri tekan (I), acsites (-). #ari pemeriksaan dalam didapatkan flE (-), fl(-), 2L(-),
$2 ki massa (I), Kistik, #obile (I), /yeri (I) dan $2 ka massa (-), /yeri (-) , nyeri goyang
(-),4 :undus uteri sepusat, padat kenyal K , E ) cm, mobile, permukaan rata, batas tegas,
nyeri tekan (-), asites (-), distensi (-). 7orpus uteri antefleksi besar.konsistensiJ!!-!& mg.
#ari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis
dengan Kistoma 3varii, mioma uteri dan anemia ringan.
4.2 F#%&+$ 9$e,"9+"" #&#3 e&+(+*
%ampai saat ini etiologi dari kistoma ovarii masih menjadi tanda tanya, namun
terdapat beberapa teori yang membahas tentang etiologi dari kistoma ovarii ini. #imana
terdapat 1 teori yang dikatakan menjadi etiologi dari kistoma ovarii, yaitu teori
hiperepitelisasi dari sel epethelium ovari, teori hormonal dan teori genetika.
!=
0erdasarkan anamnesis kejadian kistoma ovarii pada pasien ini adalah kejadian yang
pertama kalinya. 2enyebab terjadinya kistoma ovarii pada pasien ini belum dapat dipastikan.
Kemungkinan faktor predisposisi pada pasien ini adalah usia yang masih reproduksi dan
memiliki paritas yang rendah.
4.3 Pe!#&#(#%"#!##!
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan
tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. $kan
tetapi, jika tumornya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium,
biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi). 2ada saat operasi kedua
ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah tumor ditemukan pada satu atau kedua
ovarium. 2ada operasi tumor ovarium yang diangkat harus segera dibuka untuk mengetahui
ada keganasan atau tidak. %elain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan oleh seorang ahli
patologi anatomi untuk mendapatkan kepastian apakah tumor itu ganas atau tidak. 2ada
pasien ini akan direncanakan untuk operasi, namun masih menunggu jadwal operasi.
4.4 P$+*!+""
2rognosis pada pasien ini adalah dubius ad malam mengingat bisa terjadi lagi jika
terdapat sisa jaringan ovarium atau ovarium yang kontralateral yang mungkin menyebabkan
terjadinya kistoma ovarii yang berulang.
1)
BAB V
RINGKASAN
Kistoma ovarii adalah salah satu tumor ovarium neoplastik jinak yang jika dibiarkan dapat
menjadi besar sehingga dapat menyebabkan terjadinya komplikasi-komplikasi yang dapat
membahayakan pasien. >aka tindakan yang harus dilakukan pada pasien yang didiagnosis
dengan kistoma ovarii adalah dilakukan pengangkatan tumor.
%ampai saat ini etiologi dari kistoma ovarii masih tidak jelas, namun terdapat
beberapa teori yang membahas tentang etiologi dari kistoma ovarii ini. #imana terdapat 1
teori yang dikatakan menjadi etiologi dari kistoma ovarii, yaitu teori hiperepitelisasi dari sel
epethelium ovari, teori hormonal dan teori genetika. 2enyebab terjadinya kistoma ovarii pada
pasien ini belum dapat dipastikan. Kemungkinan faktor predisposisi pada pasien ini adalah
usia yang masih reproduksi dan memiliki paritas yang rendah.
#ari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang di atas dapat
disimpulkan bahwa pada pasien ini menderita kista ovarium. #imana penanganan yang
dilakukan adalah dengan melakukan laparotomi. 2ada pasien ini akan direncanakan untuk
operasi, namun masih menunggu jadwal operasi.
1
DAFTAR PUSTAKA
. 0iEo >, +nger %undstrom- poroma, 0jorn +, $stroin >. 2atients with psychiatric
disorder in gynecology practice,$m ;. 3bst and 5ynecol. !))9 ',91="-&).
!. 0urke TB, >orris >. %econdary cytoreduction operations, in ovarian cancer, ed by
*ubai %7 and %utton 52, <ippincot Billiams M Bilkins, 2hiladelphia 8%$, !))9
second ed9 !'=-1)).
1. 7hi #% and Aoskins B;9 2rimary surgical management of advanced epithelial
ovarian cancer, ed by *ubin %7 and %utton 52, <ippincot Billiams M Bilkins,
2hiladelphia 8%$, !))9 second ed9 !&- !,'.
&. #e ?ita ?T, Aellman %, and *osenberg %$9 7ancer, 2rinciple and practice of
oncology9 <ippincot Billiams M Bilkins, 2hiladelphia 8%$, !))9 siEth ed9 vol !4
,=-
,. #juanna A$$9 Tindakan operasi debulking pada kanker ovarium. >aj 3bst 5inekol
+ndonesia, $pril !))&, vol !' no !9 &--
". @lit < and Aamilton9 %urgical management of an adneEal mass suspicious for
malignancy. ; %oc 3bst gynecol, !)))9 !! ()9 ="&-'
-. Kampono /9 Kemajuan dalam onkologi, pada9 /askah lengkap K35+ !))), ed +52
%urya, %uwiyoga, >egadhana, >ertayoga9 0ali,!)))9 &-&,.
'. %arwono 2. +lmu Kandungan @disi Kedua. Cayasan 0ina 2ustaka. ;akarta, ===.
=. 8lla 0K, $nn T, 0erit >, et. al. >anagement of ovarian cysts. $cta 3bstet 5ynecol
%cand !))&4 '14 )!-)!.
). 0eck, B.B. />% 3bstetri and 5ynaecology. &
th
@d. The Billiams M Bilkins, ==-9
1)4 11= - 1&,
. 7ampbell, %., >onga, $. &ynaecology by *+ ,eachers. -
th
@d. 24 , - -
!. #e7herney, $.A., /athan, <. -urrent .bstetri and &ynaecology /iagnosis and
,herapy. >c5raw-Aill, !))19 24 "=1 - "==
1. AowkinNs M 0ourne. Sha'0s ,e!tboo) of &ynaecology. !
th
@d. /ew #elhi4 0. +.
7hurchill <ivingstone9 !!4 !-, - !'&
1!
&. <ing, :. B., #uff, 2. .bstetri and &ynaecology %rinciples of %ractice. >c5raw-Aill,
!))9 24 , O -!
,. /ovak M /ovak. ,e!tboo) of &ynaecology. ,
th
@d. The Billiams M Bilkins
7ompany, =,"9 24 1& - 1,=
". Aanifa, B. Tumor ;inak 2ada $lat 5enital dalam +lmu Kandungan. @disi +++,
;akarta4Cayasan 0ina 2ustaka %arwono 2rawirohardjo, ===911'-1&,
11
<$23*$/ K$%8%
>+3>$ 8T@*+ I K+%T$ 3?$*+8>
3leh 4
Kadek #iah :ebri Canti ()=)!)),),')
+ 2utu $rya /arayana ()=)!)),)=))
2@>0+>0+/5 4
dr. $.$. 5de >artha, %p.35
#$<$> *$/5K$ >@/;$<$/+ K@2$/+T@*$$/ K<+/+K >$#C$
82 . %>: 30%T@T*+ #$/ 5+/@K3<35+ :K 8/8#
*%8# K<8/5K8/5
>@+ !)&
1&

Anda mungkin juga menyukai