Anda di halaman 1dari 4

Indah Rahayu

1006692764
Sosiologi Kesehatan



UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan merupakan bentuk aturan dan implementasi
pemerintahan terhadap sistem kesehatan yang ada di Indonesia. UU tersebut mengatur mengenai
fasilitas,sistem pengobatan,dan segala hal yang berkaitan dengan dunia kesehatan. Dalam
peraturan ini tertera bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia yang berupaya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat yang dijalankan berdasarkan dengan
prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan untuk membentuk SDM yang lebih baik.
Jika dilihat malalui UU, masyarakat memiliki hak terhadap akses kesehatan. Seperti yang
dijelaskan di dalam UU nomor 36 pasal 32 yang terdiri dari dua butir,
(1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta,
wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu.
(2) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka.
Pasal 32 ini menyatakan bahwa pemerintah memberikan hak bagi warga Negara untuk dapat
mengakses kesehatan tanpa melihat status ekonomi mereka.
Namun pada kenyataannya ada kasus-kasus dimana Rumah Sakit menolak menerima pasian
yang memiliki status ekonomi rendah, salah satunya terjadi di Rumah Sakit Umum Nagan Raya,
Aceh. Dimana Rumah Sakit tersebut menolak menerima seorang ibu yang ingin melahirkan
karena adanya keterbatasan biaya. Pada akhirnya Ibu tersebut melahirkan putranya di depan teras
Rumah Sakit, hingga menyebabkan bayi tersebut meninggal dunia karena tidak dapat
pertolongan medis. Hal ini memperlihatkan bahwa walaupun dengan adanya kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah, namun kebijakan tersebut belum bisa berjalan dengan sempurna. Pasal
32 yang tertera diatas juga memiliki hubungan dengan UU no 36 pasal 5 ayat 1, yang
mengatakan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses sumber daya
di bidang kesehatan
Pasal 5 ini mendukung Pasal 32, dimana seharusnya Ibu tersebut dapat memperoleh fasilitas
kesehatan. Karena dari kedua peraturan tersebut terlihat bahwa warga Negara memiliki hak-hak
untuk mendapatkan akses kesehatan dan memprioritaskan nyawa pasien disaat yang genting.
Selain pelayanan di Rumah Sakit maupun Puskesmas akses terhadap kesehatan juga termasuk
mengenai obat, yang sekarang ini secara khusus telah memiliki hukumnya sendiri. Hukum
tersebut terangkum didalam Peraturan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/068/I/2010
tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah
Harga obat generik tidak mahal seperti obat paten, obat generik merupakan obat yang telah habis
masa patennya. Sehingga biaya penelitian untuk pembuatan obat tersebut sudah tidak dibebankan
lagi kepada harga obat. Obat generik bertujuan untuk memenuhi kebutuhan obat masyarakat
menengah ke bawah. Sehingga muncul pemikiran-pemikiran bahwa obat generic merupakan
obat kelas dua, karena adanya isu kelas yang melekat. Obat generik dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu Obat Generik Berlogo (OGB) dan Obat Generik Bermerek (branded generic) yang
biasanya lebih mahal dibandingkan dengan obat generik berlogo. Perbedaannya OGB dengan
branded generic hanya terdapat pada merek yang terdapat pada kemasan obatnya.
Sekarang ini kenyataannya masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui informasi mengenai
hak-hak kesehatan yang dimilikinya. Salah satunya mengenai obat generic, pemerintah dirasa
kurang didalam mempromosikan dan memberikan informasi-informasi mengenai kewajiban
penggunaan obat generik. Ketidaktahuan tersebut merugikan masyarakat, karena masih
banyaknya dokter yang dengan sengaja memberikan resep obat paten, bukan generic.
Walaupun pada pasal lain didalam No. HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban
Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah menunjukan bahwa
pengadaan dan penggunaan obat generik ialah kewajiban pemerintah, agar obat dapat dimiliki
oleh masyarakat dari berbagai kelas, terutama untuk kelas menangah bawah. Namun didalam
Pasal 8 yang mengatakan bahwa
Dokter di rumah sakit atau puskesmas dan unit pelaksana teknis lainnya dapat
menyetujui pergantian resep obat generik dengan obat generik
bermerek/bermerek dagang dalam hal obat generik tertentu belum tersedia
Pasal ini seakan-akan dapat menjadi alasan bagi penyedia fasilitas kesehatan untuk tidak
menggunakan obat generic dan memilih obat paten yang lebih mahal dan menguntungkan
dengan alasan tidak tersedianya obat generic. Kenyataan yang terjadi saat ini obat generic masih
belum menjadi obat pilihan pertama, karena kurangnya promosi dan informasi, selain itu
dukungan dari fasilitas kesehatan seperti dokter untuk menyarankan ataupun menuliskan resep
obat generic masih dirasa kurang.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Sri Indrawaty
memaparkan bahwa, penggunaan obat generik di Indonesia hanya sekitar 11 persen dari
konsumsi obat nasional. Kondisi ini jauh berbeda dengan negara-negara lain yang sudah bisa
mencapai lebih dari 50 persen. Penggunaan obat generik sangat tinggi karena didukung
kesadaran dokter, kuatnya posisi pemerintah terhadap dokter dan industri farmasi, serta
tersedianya sistem pembiayaan kesehatan. Paparan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Sri Indrawaty menunjukan bahwa, walaupun sekarang ini
bahwa kebijakan mengenai obat generic sudah ada, namun implementasinya masih dirasa
kurang, dan sekarang ini pemerintah Indonesia seakan masih tertinggal jauh dari Negara lain.

Daftar Pustaka

http://news.okezone.com/read/2012/08/05/340/673567/ditolak-pasien-miskin-
melahirkan-di-teras-rumah-sakit diakses pada tanggal 03-01-2013 pukul 20.00
http://health.kompas.com/read/2011/10/04/05340584/Penggunaan.Obat.Generik.Cuma.11
.Persen diakses pada tanggal 04-01-2013 pukul 05.00
Lihat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Lihat Peraturan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang
Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai