Dtuntut untuk Bersang! Maka"a# Adasr Putr Pur$a %&'&(()*+,-. Nuray"a Arnas Nasut/n %&'&(()*+*&. Pr/gra0 Stud Ka1an 2"aya# Jepang Pr/gra0 Pas3asar1ana UNI4ERSI5AS INDONESIA Dep/k 6&,& Pandangan Masyarakat Bukan Orang Jepang: Dtuntut untuk Bersang! I7 Penda#u"uan Berbicara mengenai adanya pendangan bahwa orang Jepang adalah orang- orang yang selalu merasa dituntut untuk bersaing, maka hal ini dapat dikaitkan dengan beberapa konsep yang digunakan untuk menggambarkan spirit atau semangat orang Jepang. Dalam buku Japanese Culture and Behaviour, dapat ditemukan beberapa penulis yang berusaha menabarkan dan menadi landasan beberapa nilai semangat yang tertanam dalam diri individu masyarakat Jepang, terutama dalam menelaskan proses interaksi atau hubungan yang teralin antara individu yang satu dengan individu yang lain. II7 Pe0$a#asan N"a8N"a yang danut Ind9du Jepang Dalam upanya menelaskan kondisi masyarakat di Jepang, terdapat suatu kerangka model yang disebut group model. !ecara kasar, berdasarkan model tersebut, masyarakat di Jepang diasumsikan sebagai suatu masyarakat dimana orang"individu memilih untuk bertindak dalam suatu kerangka kelompok atau grup yang kemudian akan diorganisir secara hirarki dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang paternalistik. # $spek psikologis yang dianggap dapat menadi dasar proses tersebut dinamakan amae atau kasih sayang. % &onsep amae berasal dari amaeru yang berarti untuk bergantung dan mempercayakan pada kemurahan hati orang lain. '
(enurut )owland *#++%,%'- kata amai disamakan dengan kebaikan, hasil perlindungan seorang ibu terhadap bayinya sekaligus ketergantungan si bayi terhadap bayinya. .ubungan semacam ini uga cukup dikenal di negara-negara Barat, yaitu hubungan yang dianggap sangat diperlukan bagi pertumbuhan emosional dan kesehatan. !ebenarnya Amae berasal dari kata amai yang berarti # !ugiyama /ebra, 0akie dan 1illiam 2. /ebra. #+34. Japanese Culture and Behaviour, .onolulu, 5niversity o6 .awaii 2ress. .al. 74. % Ibid. ' Ibid. .al. #%#. % manis. 2erbedaannya, di dunia Barat, ketergantungan semacam ini tidak mendorong seseorang untuk bisa bertumbuh menadi lebih dewasa, sedangkan di Jepang, ustru hal yang sebaliknyalah yang teradi. $mae dan ketergantungan ustru dianurkan sampai pada tingkat di mana kebanyakan orang Jepang harus mempertahankan seumlah bentuk hubungan semacam ini. !eperti ungkapan seorang sosiolog Chie 8akane, yang menandaskan bahwa Jepang adalah masyarakat vertical, maka berbagai hubungan ustru berlangsung antara kelompok atau individu superior dengan kelompok atau individu in6erior yang elas sangat berbeda dengan apa yang umumnya berlangsung di tengah-tengah masyarakat hori9ontal, dimana kebanyakan hubungan kental ustru berlangsung antara orang-orang yang sederaat. &arena struktur hierarki masyarakat Jepang, maka dapat dengan mudah menentukan peranan seseorang dalam hubungan amae *)owland,#++%,%'-. &etika perasaan amae ini berkembang menadi suatu interaksi yang bersi6at saling bergantung, maka munculah konsep lain yang dinamakan giri, yang dapat ditemukan misalnya pada interaksi antara atasan dan bawahan. 4 Berdasarkan model ini pula, anggota dari grup atau kelompok akan mengedepankan suatu bentuk kerasama satu dengan yang lain untuk menghindari adanya suatu kon6lik terbuka dan kompetisi. : Jadi, penekanannya berada pada suatu harmoni. 0etapi kemudian, model tersebut dianggap gagal untuk menelaskan beberapa paradoks, seperti pemimpin paternalistik yang tidak memperhatikan bawahannya ataupun bawahan yang dianggap tidak loyal pada atasannya. 7 ;deologi harmoni tidak dapat menelaskan kon6lik dan berbagai macam persaingan yang muncul dalam masyarakat Jepang. 3 (enurut Be6u *#+<=,#3+-, >model grup? tersebut tidak mencakup mengenai adanya perbedaan ideologi dan tingkah laku, dan uga gagal menelaskan mengenai bagaimana suatu kelompok berinteraksi secara eksternal dengan kelompok lain karena model tersebut hanya 6okus kepada struktur internal. < !olusinya adalah menerima bahwa >model grup? 4 Ibid. .al 74 : Ibid. 7 Ibid. hal. 74. 3 Ibid. < Ibid. .al 7:. ' adalah >ideologi tingkah laku? dan memasukkan suatu ide mengenai >model social exchange? dan konsep >seishin? sebagai alan alternati6 untuk menelaskan paradoks-paradoks tersebut. + $sumsinya adalah individu memiliki beberapa sumber daya tertentu seperti keseahteraan, pengetahuan, skil, dan teman-teman yang berpengaruh, yang dapat ditukar dengan sumber daya lain yang tidak dimiliki. #= ;ndividu cenderung untuk memaksimalisasi kesempatannya melalui pengalokasian sumber dayanya secara strategis, dan mendistribusikannya kepada individu-individu lain yang sangat membutuhkan dan dapat memberikan keuntungan balik kepada mereka. ## !ingkatnya individu memiliki kemampuan untuk berusaha mendapatkan hal yang lebih bagi diri mereka sendiri. Bentuk >model social exchange? ini didasarkan pada adanya self interest atau >kepentingan?. #% Dalam menganalisis mengenai masyarakat Jepang, model >model social exchange? ini digunakan oleh Be6u. (enurutnya, dengan menggunakan model ini, maka kita dapat menelaskan mengenai peran >role network? *tsukiai-, yang tidak dapat dielaskan oleh >model grup?. Be6u uga menyarankan penggunaan >seishin? sebagai konsep analitis yang dapat digunakan untuk menelaskan secara obyekti6 mengenai organisasi sosial Jepang. &onsep ini dikaitkan dengan individu sebagai individu tanpa terkait dengan kewaiban sosial mereka. #'
eishin secara kasar dapat diartikan sebagai Japanese pirit. !ecara esensial, >seishin? mengacu kepada iwa seseorang dimana menadi tempat asal pembentukan disiplin diri secara spiritual. #4 !eorang bernama Dore, dalam bukunya yang berudul Cit! "ife in Japan menyatakan bahwa, kaum tua Jepang percaya bahwa >seishin? *atau spirit atau will power- dapat mengalahkan apapun. #:
Dalam buku ini dicontohkan mengenai >seishin? dalam sebuah turnamen 6inal pertandingan baseball, yang muncul di dalam sikap seorang pemain. !ikap seorang pemain yang tidak mudah menyerah dianggap berasal dari adanya tingkah + Ibid. #= Ibid. ## Ibid. #% Ibid. #' Ibid. #4 Ibid. #: Ibid. .al. 7+. 4 laku spiritual dan kekuatan yang dapat mendorongnya ketika berada dalam posisi genting *o#ume o mukaeru-. #7 0im-tim yang masuk ke putaran 6inal turnamen baseball dianggap sebagai tim yang telah mampu menunukkan adanya semangat mental tidak ingin melarikan diri *nigeru kimochi nai-. #3 &onsep-konsep yang menggambarkan mengenai semangat orang Jepang yang dapat dilihat dari analogi turnamen baseball, adalah, strenght, fortitude, dan preseverance *nebari$ shimbo$ gaman$ nintai$ kuro$ ganbaru$ dll-@ single% mindedness *omoikitte, sei&itsu, makoto-@ dan group spirit *dantai ishiki, minna to isho-. Dan di saat yang bersamaan, konsep >seishin? uga mencakup ide >self discipline? *enr!o-, >lo!alt!? dan >devotion? *giri$ on$ chu$ ko-. #< Dari penabaran tersebut, maka secara kasar dapat dilihat bahwa dalam konteks persaingan antar individu ataupun perasaan >dituntut untuk bersaing? maka terdapat suatu dua konteks yaitu, #- dalam konteks individu Jepang sebagai seorang individu yang ingin bersaing dengan individu lain dan@ %- >persaingan? yang dilakukan antar kelompok individu yang satu dengan kelompok individu yang lain. !emangat untuk memacu diri dan memperoleh hal yang lebih dapat ditemukan dalam iwa individu masyarakat Jepang seperti yang dicontohkan dari suatu turnamen baseball. /ebih lanut contoh adanya tuntutan untuk bersaing ini dapat ditemukan pada suatu organisasi perusahaan Jepang. Art se$ua# K/0pets $ag Perusa#aan Jepang %Japanese Firm. ,' Bagian ini membahas mengenai adanya suatu kompetisi"persaingan yang dapat teradi dalam suatu perusahaan Jepang. &etika kita melakukan pembahasan mengenai sumber daya manusia di Jepang, maka pembahasan tersebut secara tidak langsung akan terkait dengan pembahasan mengenai perusahaan dimana sumber daya manusia tersebut digunakan. Bila, kita berusaha menabarkan mengenai perusahaan, maka salah satu apsek yang sangat berperan adalah aspek pertumbuhan *growth- dan persaingan *competition-. #7 Ibid. .al. 7<. #3 Ibid. .al. 7+. #< Ibid. .al 3=. #+ Bagian ini diambil dari Adagiri .iroyuki, #++%, 'rowth (hrough Competition$ Competition (hrough 'rowth) trategic *anagement and the +conom! in Japan. AB6ord 5niversity 2ress, 8ew Cork, 5nited !tates. .al. '-4. : &etika seseorang bekera dalam satu perusahaan selama hidupnya, maka masa depan perusahaan tersebut *termasuk seberapa besar dan tingkat kemakmuran perusahaan tersebut- secara tidak langsung menadi perhatiannya. /ebih lanut, ketika terdapat suatu penawaran promosi internal, adanya ekspansi akan membawa peningkatan peluang bagi pekera untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi, naiknya status sosial dan kepuasan psikologis dari promosi tersebut. 2ertumbuhan *growth- menciptakan peluang untuk mengutilisasi sumber daya manusia dari suatu perusahaan sepenuhnya dan untuk mengeksplorasinya, karena hanya perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan yang dapat menciptakan pekeraan yang menantang, yang memaksa para pekera untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman mereka. !umber daya-sumber daya manusia tersebut kemudian terakumulasi dalam suatu pertumbuhan perusahaan yang sukses dan kemudian menadi basis bagi pertumbuhan perusahaan tersebut selanutnya, dan menciptakan peluang lebih lanut bagi pegawai-pegawai untuk memperoleh pencapaian-pencapaian ekonomi, sosial, dan psikologi. Dalam suatu usaha pencapaian pertumbuhan maksimal *maximum growth- suatu perusahaan, terdapat konsekuensi serius baik secara industrial maupun makro ekonomi. !elain itu uga akan mempengaruhin kompetisi antar-perusahaan *inter%firm- dan intra-perusahaan *intra%firm-. &etika suatu perusahaan berencana untuk melakukan pertumbuhan, maka ia harus memperluas bisnisnya, baik secara horisontal, vertikal, maupun dengan melakukan diversi6ikasi. /angkah manapun yang dipilih akan beruung pada suatu kon6rontasi dengan perusahaan lain, baik perusahaan-perusahaan lama maupun perusahaan-perusahaan baru, yang kemudian menuu pada suatu bentuk kompetisi. &ompetisi berkembang tidak hanya di level pasar, tetapi uga dalam perusahaan itu sendiri. Dalam suatu sistem kepegawaian yang si6atnya seumur hidup dan promosi internal, keseahteraan pegawai secara langsung terkait dengan prospek promosinya dan akan beruang keras untuk dapat terseleksi"terpilih dalam promosi tersebut dan akan menghasilkan suatu kompetisi atau persaingan internal. &ompetisi internal ini dapat menadi lebih intens dibandingkan kompetisi eksternal di level pasar. Di level pasar, diasumsikan bahwa kompetisi yang teradi 7 didasarkan pada peranan sentral teori neo-klasik, dimana segala sesuatunya ditentukan oleh penawaran harga *wages offers-. !edangkan di level persaingan internal, para pekera lebih sadar akan kehadiran rival. &ompetisi internal lebih lanut dituukan sebagai suatu evolusi yang berkelanutan dalam wuud pemberian promosi ataupun relokasi. .al-hal tersebutlah yang menurut Adagiri merupakan kondisi umum perusahaan Jepang. Berikut ini adalah bagan yang ada di dalam buku yang ditulis oleh Adagiri, Bagan ini menunukkan hubungan antara sumber daya manusia, perusahaan, dan sumber daya 6inansial, dan kaitannya dengan persaingan dan pertumbuhan perusahaan. Contohya, seperti yang diperlihatkan oleh slogan berkelakar kelompok (itsubishi Drom 8oodle to $tomic 2ower, atau dengan kata lain, tiap kelompok berusaha menelaah segala segi industri atau untuk membuat segala produk . oleh karenanya, sesuai dengan umlah kelompok industri, paling sedikit 3 tiga perusahaan besar termasuk dalam satu industri. &eenam perusahaan dengan giat bersaing berbekal semangat kelompok. Eambar %, menunukkan semangat tersebut. 0idak terlalu dapat diharapkan bahwa semua subkontraktor dan pensuplai suku-cadang memiliki kesadaran dan kebanggaan yang sama karena mereka terbilang dalam suatu kelompok industri, tetapi pada perusahaan- perusahaan besar yang merupakan eselon puncak dari kelompok-kelompok, seperti diperlihatkan pada Eambar % ini, para manaer memang merasa bangga atas kenyataan bahwa perusahaan mereka adalah anggota dari kelompok induk yang sama dengan induk perusahaan mereka sangat tinggi persentasinya *lihat Eambar '-. Cang lebih mengesankan lagi ialah, umpamanya dalam kelompok (itsubishi, hampir 4=F dari para manaer menginginkan agar anak-anaknya mendapat pekeraan dari sesuatu perusahaan di dalam kelompok yang sama. 2ada tahun #+3% kelompok (itsubishi mendirikan organisasi yang bernama Diamond Damily Club yang mengatur dan mendorong perkawinan-perkawinan antar seorang wanita dan seorang pria dari grup yang sama. %= Eambar %. 2ara manaer yang merasa bangga bahwa mereka tergabung dalam sebuah kelompok industri %# %= !hin &igyo !hudan *&elompok-kelompok ;ndustri Baru-, Japan Gconomic Journal, #++3. %# Japan Gconomic Journal, %% Aktober #+37 dalam !asaki. < !emangat kelompok atau rasa keanggotaan ini membuat kekuatan pemilikan saham bersama lebih kuat daripada yang kelihatan. &enyataannya bahwa adanya sidang presiden di dalam setiap kelompok menimbulkan suatu kumpulan in6ormasi umum yang diperlukan bagi konsensus umum, memperbesar potensi kekuatan yang terintegrasi pada kelompok-kelompok industri. Eabungan kekuatan ini merupakan tenaga yang mendorong persaingan yang terlalu taam di antara perusahaan-perusahaan di dalam bidang industri yang seenis, tapi tergabung dalam kelompok-kelompok industri yang berbeda. Contoh terbalik dalam hal ini adalah perlombaan penualan-penualan tahunan antara (itsubishi Corporation dan (itsuiHCo, dimana yang kedua perusahaan tersebut adalah perusahaan dagang biasa. 2ersaingan antara dua perusahaan yang berbeda seperti ini menanak menadi persaingan menyeluruh di antara kelompok-kelompok industri yaitu bahwa 6aktor terbesar dalam lau pemulihan kembali dan bertumbuhnya ekonomi Jepang terutama setelah perang Dunia ;; adalah persaingan ketat antar-kelompok ini. 2ersaingan ini hampir selalu demi volume penualan, dan oleh karena itu usaha memaksimumkan penualan telah mengungguli usaha pemaksimuman laba dan kadang-kadang mengakibatkan persaingan gorok leher yang menual barang dengan harga di bawah biaya produksi. %% Eambar '. (anaemen yang ingin pertama membeli barang dari para rekan anggota mereka dari kelompok yang sama. %' %% !asaki, 8aoto. #+<:. (anaemen H !truktur ;ndustri Jepang. .al ##4-##7 %' ;bid. + Jadi, secara singkat dalam suatu perusahaan Jepang, yang dimaksud dengan tuntutan untuk bersaing, dapat teradi di dua level. Cang pertama, persaingan di level pasar dan teradi antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Cang kedua adalah kompetisi atau persaingan di level intra- perusahaan yang teradi saat para pegawai dituntut untuk bersaing satu dengan yang lain demi kepentingannya masing-masing untuk mendapatkan promosi. III7 Kes0pu"an Berdasarkan beberapa literature yang telah diuraikan tersebut, pandangan orang yang bukan berasal dari Jepang, yang menyatakan bahwa orang Jepang dituntut untuk ketat bersaing itu memang sesuai dengan yang teradi di Jepang baik itu secara individu ataupun kelompok. .al tersebut disebabkan orang Jepang memiliki kemauan untuk memperbaiki diri dan kreativitas yang tinggi baik secara individu maupun kelompok sehingga menghasilkan kualitas kera yang lebih baik sehingga hal tersebut menunukkan bahwa orang Jepang terlihat dituntut untuk bersaing secara ketat baik yang teradi di antara individu maupun kelompok. Da:tar Pustaka )owland, Diana. #++%. Gtika Bisnis Jepang. Jakarta, Bumi $kasara !asaki, 8aoto. #+<:. (anaemen H !truktur ;ndustri Jepang. Jakarta, 20. (idas !urya Era6indo. !ugiyama /ebra, 0akie dan 1illiam 2. /ebra. #+34. Japanese Culture and Behaviour, .onolulu, 5niversity o6 .awaii 2ress. #=