Anda di halaman 1dari 9

Departemen Biokimia IKAHIMKI

Profil Departemen
Buku Tamu
Arsip Tugas Akhir
Arsip
Pengumpan RSS
Arsip untuk Artikel Kategori
korban bencana, pangan darurat, pangan fungsional, pengganti mie
Kebutuhan Pagan Fungsional Darurat untuk
Korban Bencana
Dalam Artikel di 20/03/2010 pada 07:55
Bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia diantaranya adalah tsunami, banjir, longsor,
gempa bumi dan gunung meletus kerap terjadi. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya
kerusakan infrastruktur dan bangunan tetapi juga memberikan kondisi sulit bagi korban
bencana alam dalam ketersediaan makanan. Selama ini bantuan makanan yang disalurkan
biasanya berupa mie instan atau makanan sejenis lainnya. Penggunaan mie instan selain tidak
sesuai dengan standar gizi rata-rata, mie isntan tersebut juga memerlukan piranti pendukung
dalam mengolah makanan seperti air bersih dan energi.

Indonesia merupakan negara maritim mempunyai potensi hasil budidaya laut yang sangat
menjajikan, diantara hasil dari budidaya laut adalah rumput laut dan udang. Potensi rumput
laut Indonesia tiap tahunnya mencapai 17,7 juta ton rumput laut kering dengan lahan
mencapai 1,2 juta ha, tetapi sampai saat ini baru 300.000 ton rumput laut yang dapat
dihasilkan. Selain rumput laut, Indonesia mempunyai potensi budidaya udang yang
berkembang dengan pesat sehingga udang dijadikan komoditas ekspor non migas yang dapat
diandalkan, tetapi limbah yang dihasilkan berupa kulit udang belum dimanfaatkan sevara
maksimal.
Artikel ini akan menganalisi potensi pemanfaatan sumber daya lokal yaitu hasil budidaya laut
meliputi rumput laut dan limbah kulit udang untuk inovasi pangan darurat. Diketahui bahwa
rumput laut dan limbah kulit udang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pangan
darurat bergizi tinggi yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Pangan darurat yang
selama ini digunakan yaitu mie instan tidak memenuhi standar gizi pangan kebutuhan rata-
rata, sedangkan inovasi pangan darurat dari rumput laut dan limbah kulit udang mempunya
nilai gizi yang sesuai dengan standar gizi rata-rata. Keunggulan lain inovasi pangan darurat
yaitu kandungan Chitooligosaccharides sebagai prebiotik dan beryodium.
Komentar
biodiversitas, indonesia, plasma nutfah
Megabiodiversitas Indonesia sebagai Target Unggulan
Dalam Artikel di 02/02/2010 pada 07:11
Era bioteknologi sedang berkembang dengan
pesat. Salah satu target adalah bioteknologi mikrobio, kultur jaringan tanaman dan bioproses.
Di Indonesia sendiri, sudah ada pusat penelitian bioteknologi yaitu UPT Bioteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang bertempat di Cibinong Bogor. Kebetulan si cimie
ada kesempatan magang untuk neliti enzim selulase dan xilanase asal actinomycetes BTCC
2006 hasil explorasi biodiversity di Indonesia.
Perkembangan bioteknologi di Indonesia memfokuskan pada eksplorasi plasma nutfa asal
Indonesia untuk anti biotic, enzim unggul untuk pertanian dan industry. Limbah pertanian di
Indonesia seperti jerami padi, tongkol jagung sangat melimpah dan belum dimanfaatkan
secara optimal. Sebagian besar limbah pertanian hanya dibakar saja, tetapi aktivits ini malah
menyumbangkan cukup besar CO
2
yang dapat memberikan dampak polusi udara
disekitarnya.
Sementara kandungan hemiselulosa dan selulosa limbah pertanian cukup tinggi.
Hemiselulosa mempunyai beberapa komposisi karbohidrat sehingga diperlukan suatu alat
yang mampu memutus ikatan dalam hemiselulosa menjadi monomer-monomernya.
Diantaranya beberapa enzim yang digunaan menghidrolisis hasil limbah pertanian untuk
pemanfaatan limbah pertanian yaitu enzim selulase, enzim xilanase, enzim mananase, enzim
amylase, enzim inulinase dan beberapa enzim hidrolitik lainnya.
Eksplorasi sumber daya alam dengan biodiversitas mikroba penghasil enzim-enzim unggul
untuk pemanfaatan limbah pertanian. Apabila meninjau geografis alam Indonesia, Indonesia
termasuk menjadi potensi biodiversitas mikroorganisme penghasil enzim unggul. Jika ingin
mendapatkan enzim termofilik dapat diisolasi dari kawah gunung di Indonesia, sumber air
panas dan berbagai enzim lokal dari buah, bunga dan lingkungan di Indonesia.

Komentar
docking, ligan, multititarget, mutasi, protein, tuberkulosis
Strategi Baru dalam Pengembangan Obat Multi-target
MDR Tuberkulosis
Dalam Artikel di 10/07/2009 pada 07:33
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia tidak luput dari masalah kesehatan.
Salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang menjadi perhatian dan penanganan yang
serius adalah penyakit Tuberkulosis (TB). Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara
terbesar ketiga masalah TB di dunia setelah negara India dan Cina. Hal ini terutama
diakibatkan oleh adanya sifat resistensi pada TB terhadap OAT yang di Indonesia mencapai
6.300 kasus. Selama ini penanganan masalah resistensi TB terhadap obat OAT dilakukan
dengan menggunakan Directly Observed Treatment (DOT). Metode DOT digunakan sejak
tahun 1995 yang mempunyai beberapa dampak negatif. Perkembangan teknologi ini
diharapkan dapat diaplikasikan di Indonesia untuk mengatasi permasalahan penyakit tropis
MDR-TB Indonesia dengan mengeksplorasi senyawa aktif hasil biodivesitas fitokimia
Indonesia.
Pengobatan TB, obat OAT didesain untuk mampu berinteraksi secara rigid dengan protein-
protein tertentu yang mempunyai peranan penting dalam proses siklus M. tuberculosis.
Protein target OAT yang selama ini digunakan sebagai reseptor obat adalah katalase
peroksidase, RNA polimerase, pirazinamidase, arabinosiltransferase. Gagasan yang diajukan
untuk menyelesaikan permasalahan MDR-TB adalah dengan mendesain obat multi-target
menggunakan tehnik pemodelan struktur 3D dan docking molekular. Desain obat multi-target
dilakukan dengan mengeksplorasi senyawa aktif asal Indonesia hasil eksplorasi fitokimia dan
reseptor obat yang digunakan dapat berasal dari M. tuberculosis isolat Indonesia, sehingga
diharapkan dapat menjadi suatu keunggulan bagi Indonesia untuk menyelesaikan
permasalahan MDR-TB.
Dari hasil analisis yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan implementasi gagasan yang
diajukan dapat disimpulkan bahwa dengan mendesain obat multi-target anti MDR-TB
menggunakan tehnik pemodelan 3D dan docking molekular isolat M. tuberculosis Indonesia
mempunyai potensi besar untuk menyelesaikan permasalahan MDR-TB dengan keunggulan
lokal. Keluaran yang diharapkan dari gagasan ini adalah diperoleh obat multi-target
menggunakan senyawa aktif yang diperoleh dari eksplorasi fitokimia di Indonesia. Struktur
3D reseptor obat diperoleh dari amplifikasi sequen DNA gen penyandi protein tertentu yang
digunakan sebagai target obat berasal dari isolat lokal Indonesia, sehingga desain obat multi-
target anti MDR-TB dengan menggunakan tehnik pemodelan 3D dan docking molekular
dapat digunakan sebagai solusi dalam mengatasi MDR-TB di Indonesia.
Komentar
amilase, enzim, roti
Peningkatan Kualitas Roti Menggunakan
Teknologi Enzim
Dalam Artikel di 05/06/2009 pada 07:21
Kita ketahui sebagian besar masyarakat kita mengkonsumsi makanan pokok nasi, hal ini
berbeda sekali dengan masyarakat di Eropa atau dikota-kota besar. Roti merupakan makanan
yang memiliki kandungan gizi karbohidrat yang tinggi. Kalau pada zaman dulu, mungkin
hanya orang-orang tertentu saja yang memakan roti sebagai pengganti nasi, tetapi hal ini
tidak dijumpai lagi pada jaman sekarang. Roti sudah banyak dijual dengan harga murah dan
mudah untuk memeprolehnya. Dalam ilmu pangan, roti dikelompokkan dalam produk
bakery, bersama dengan cake, donat, biskuit, roll, kraker, dan pie. Di dalam kelompok
bakery, roti merupakan yang paling pertama dikenal dan paling popular di dunia hingga saat
ini.
Di Indonesia, mulanya hanya golongangolongan masyarakat tertentu, yaitu golongan
ekonomi ke atas yang mengkonsumsi roti. Itu pun hanya sebatas sebagai pengganti nasi pada
saat sarapan pagi. Kemudian fenomena ini menjalar pada kelompok masyarakat sibuk, yaitu
masyarakat yang harus mengejar waktu menuju tempat kerja. Kondisi ini juga dilakukan
para mahasiswa untuk mensiasati sarapan pagi ketika ada jam perkuliahan dipagi hari dengan
membeli roti sebagai simpanan makanan. Dalam kondisi ini, setangkup roti, menjadi
alternatif menu sarapan pagi mereka. Mengapa roti dipilih? karena makanan ini dinilai cukup
praktis dan kemudahan dalam mendapatkannya. Jika ditinjau dari segi kesehatan, kandungan
protein yang terdapat dalam roti mencapai 9,7 %, lebih tinggi daripada nasi yang hanya 7,8
%. Selain itu, nasi hanya memiliki kadar pati 4-8 %, sedangkan dalam roti terdapat 13 %
pati. Empat iris roti roti tawar akan menghasilkan kalori yang setara dengan sepiring nasi.
Diungkapkan pula, bahwa sudah saatnya roti dipilih sebagai makanan pokok pengganti nasi.
Jika sepertiga penduduk Indonesia mengkonsumsi roti, kita bisa membantu pemerintah
mengatasi rawan pangan akibat kelangkaan beras.
Kualitas roti yang ada dipasaran beraneka ragam, tentu saja faktor harga sangat
mempengaruhi. permasalahannya adalah bagaimana kita memperoleh roti dengan harga
murah kualitas premium?Untuk masyarakat ekonomi menengah keatas, bukanlah suatu
masalah besar jika mereka harus mengeluarkan uang dalam jumlah cukup besar, guna
mendapatkan roti dengan kualitas tinggi. Namun, tentu saja ini menjadi bermasalah bagi
masyarakat golongan ekonomi ke bawah atau mahasiswa. Yang mana mereka hanya mampu
membeli roti dengan harga murah serta kualitas biasa. Tentu saja hal ini merupakan kondisi
yang memprihatinkan, dimana ditengah keterbatasan ekonomi, masyarakat golongan
ekonomi kebawah tidak pernah dapat merasakan roti kualitas tinggi. Roti yang memiliki
kualitas tinggi adalah roti yang mengandung cukup gizi, memiliki tekstur lembut serta dapat
mengembang dengan baik.
Pada umumnya, roti dengan harga Rp.500 1000, yang banyak dikonsumsi masyarakat
golongan ekonomi ke bawah, memiliki tekstur kasar, keras dan kaku. Roti dengan harga Rp.
2.500 3.500, memiliki tekstur lebih lembut dan rasanya lebih enak. Sedangkan, jika roti
dengan harga yang jauh lebih mahal, yaitu antara Rp.7.000 15.000, teksturnya jauh lebih
lembut, tentu saja dari segi rasa jauh lebih enak.
Dari sinilah, diharapkan adanya roti dengan kualitas tinggi , namun dengan harga relatif
murah. Solusinya adalah dengan menggunakan satu cara untuk mendapatkan roti kulitas
premium harga minimum dengan menggunakan enzim xilanase. Penambahan enzim xilanase
pada adonan roti akan dapat meningkatkan kualitas roti, tekstur roti menjadi lebih lembut dan
menghasilkan kenaikan volume pada roti tersebut.
Penambahan enzim xilanase pada roti tidak akan merubah nilai gizi pada roti. Dimana, enzim
xilanase akan mendegradasi penyusun dinding sel gandum, yaitu xylan. Xylan yang telah
terdegradasi akan menghasilkan xilo-oligosakarida, yang merupakan bahan dasar prebiotik
yang baik untuk pencernaan. Sehingga didalam roti enzim xilanase juga terdapat penambahan
protein yang berasal dari enzim. Pengembangan produk makanan roti menggunakan
teknologi enzim dapat meningkatkan pasar roti kualitas premium harga minimum mempunyai
prospek yang cerah untuk menjadi suatu wirausaha dibidang biokimia.
Komentar
antibiotik, hyaluronidase, lintah
Potensi Enzim Hyaluronidase dari Lintah
sebagai Antibiotik
Dalam Artikel di 10/04/2009 pada 07:27
Mungkin kita sering mendengar tentang lintah
atau pacet. Hewan ini memang sering dikonotasikan sebagai vampire darat karena gemar
mengisap darah. Tetapi beberapa tahun akhir ini lintah justru digunakan sebagai terapi
pengobatan. Dalam tulisan ini akan mengulas mengapa lintah dipergunakan sebagai
pengobatan alternatif beberapa penyakit.
Lintah atau pacet adalah sejenis cacing yang banyak terdapat di hutan hujan tropis, tempat
yang lembab, sungai, danau, rawa dan laut. Di tempat-tempat berkemah yang dekat sungai,
air terjun, dan jalur pendakian yang lembab, pacet mudah ditemukan. Mengingatkan pada
salah satu kecamatan di wilayah mojokerto yaitu pacet dimana daerah itu merupakan daerah
dataran tinggi dan banyak terdapat banyak lintah, mungkin ini salah satu asal mula mengapa
dinamai pacet!
Tubuh pacet terdiri dari bagian-bagian seperti cincin yang dapat mengerut maupun
mengembang, dengan tubuh berwarna hitam, merah atau berbintik. Bagian tubuh pacet peka
cahaya, sentuhan, suhu, dan cuaca. Pacet memiliki alat pengisap berbentuk bulat di kedua
ujung tubuhnya. Di tengah-tengah alat pengisap bagian depan terdapat mulut dan gigi.
Kebanyakan pacet hidup sebagai parasit dengan cara mengisap darah atau jaringan tubuh
binatang lain sebagai makanan. Ada juga yang hidup dengan makan sisa-sisa binatang dan
tumbuhan.
Pacet menyerang korban dengan menggunakan alat pengisap bagian depan, lalu melukai dan
mengisap darahnya. Pacet pengisap darah menghasilkan suatu cairan yang mampu mencegah
terjadinya penggumpalan dan pengeringan darah, sehingga mempermudah pengisapan. Efek
ini merupakan akibat dari enzim yang diekskresikan oleh lintah. Enzim yang dihasilkan oleh
lintah adalah Hyaluronidase.
Hyaluronidase pertama kali dikenalkan oleh Karl Meyer (1934) sebagai enzim yang
mendegradasi hyaluronan. Hyaluronidase adalah kelompok dari enzim yang aktif pada pH
asam dan netral. Berdasarkan spesifitasnya hyaluronidase dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu hyaluronidase yang non-spesifik dan yang spesifik mendegradasi hyaluronan. Enzim
hyaluronidase dengan spesifitas mendegradasi hyaluronan mempunyai kegunaan yang sangat
besar dalam ilmu pengetahuan dan kesehatan.
Hyaluronidase lintah (E.C. 3.2.1.36) yang merupakan endo--glukuronidase, mendegradasi
hyaluronan dengan produk akhir tetrasakarida (produk utama) dan heksasakarida. Enzim ini
diisolasi dari lintah Hirudo medicinalis dan spesifik untuk substrat hyaluronan (Linker et al.,
1960). Hyaluronidase digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu penyebaran zat
anastesi dan antibiotic serta sebagai inhibitor angiogenesis dalam pengobatan kanker. Potensi
lintah pada bidang kesehatan sangat besar karena enzim yang dihasilkan dapat bersifat
sebagai antibiotic.
Komentar
enzim, kristal, kristalografi, sejarah enzim
Sejarah dan Prospek Teknologi Enzim
Dalam Artikel di 13/02/2009 pada 07:26
Pada akhir abad 17, proses degradasi makanan yang terjadi di mulut yaitu penguraian pati
oleh ekstrak tumbuhan dan saliva telah diketahui. Tetapi pada abad 17 belum diketahui
mekanisme degradasi pati oleh saliva atau ekstrak tumbuhan. Kemudian pada abad 19,
seorang ilmuan yaitu Luis Pastour menyimpulkan aktivitas proses terjadinya fermentasi
alkoholik merubah pati menjadi alkohol dikatalisis oleh komponen bahan aktif yang ada
dalam sel ragi hidup. Proses katalisis yang terjadi pada saat proses prubahan pati menjadi
alkohol pada zaman itu disebut dengan ferment. Kemudian Wilhelm Kuhne mengusulkan
nama enzyme yang mempunyai arti in yeast diturunkan dari bahasa yunani en berarti in dan
kemudian zyme berarti yeast.
Eduard Buchner dari Universitas Berlin melakukan percobaan studi kemampuan ektrak ragi
yang telah dipisahkan dari sel hidup untuk memfermentasi gula. Hasil percobaan yang telah
dilakukan ternyata berhasil yang kemudian disebut dengan zymase. karena penelitiannya ini,
Buchner memperoleh hadiah nobel dalam ilmu kimia atas penemuan fermentasi. Pada zaman
itu sekitar tahun 1907 penamaan enzim selanjutnya ditambahkan akhiran ase pada akhir nama
subtract, misalnya amylase yang menghidrolisis amylase.
Enzim dapat berupa bentuk Kristal yang pertama kali diisolasi oleh Summer pada tahun 1926
adalah Urease. Kemudian berkembang nama baku enzim dengan menggunakan kode EC
kemudian diikuti oleh golongan enzim hingga golongan terbawah. Misalnya EC. 3. 2. 1. 1
untuk -amilase.

Kemudian pada tahun 1946 penghargaan nobel bidang kimia diberikan kepada 3 ilmuan yaitu
Stanley dan Northrop dengan pernyataan protein murni tersebut adalah enzyme, Sunmer
dengan urease merupakan protein dan dapat dikristalkan.
Pada saat ini telah dikenal lebih dari 2000 jenis enzim yang berperan penting dalam mahluk
hidup. Enzim mempunyai peranan vital untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi
manusia misalnya dengan penemuan-penemuan obat untuk terapi kanker.
Prospek kedepan teknologi enzim sangat cerah, dimana ada kecenderungan pergerakan
teknologi akhir-akhir ini untuk mencari teknologi hijau dan yang ramah lingkungan.
Misalnya prospek enzim-enzim Hemiselulase, lignoselulase, xylanase dan mananase untuk
pembuatan pakan ternak, prebiotik, bioetanol, bleaching kertas, meubel, pupuk, industry roti
dsb. Eksplorasi enzim untuk industry sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas
katalitik menggunakan biokatalis yang mempunyai aktivitas katalitik 10
8
kali ari aktivitas
normal. Sangat luarbiasa prospek enzim dalam peningkatan kesejahteraan umat manusia.
Komentar
biokimia, enzimologi, rekayasa genetika
Perkembangan llmu Biokimia
Dalam Artikel di 05/01/2009 pada 03:56
Biokimia adalah kimia mahluk hidu. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi kimia
terkataisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Biokimia merupakan ilmu
yang mempelajari struktur dan fungsi komponen seluler, seperti protein, karbohidrat, lipid,
asam nukleat dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada
kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan pertama molekul enzim, diastase pada tahun
1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich Wohler menerbitkan sebuah buku tentang
sintesis urea, yang membuktikan bahwa senyawa organic dapat dibuat secara mandiri.
Penemuan ini bertolak belakang dengan pemahaman umum pada waktu itu yang meyakini
bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh organisme. Istilah biokimia pertama kali
dikemukakan pada tahun 1903 oleh Karl Neuber, seorang kimiawan Jerman. Sejak saat itu,
biokimia semakin berkembang, terutama sejak pertengahan abad ke-20, dengan
ditemukannya teknik-teknik baru seperti kromatografi difraksi sinar X, elektroforesis, RMI
(nuclear magnetic resonance, NMR), pelabelan radio isotop, mikroskop elektron, dan
simulasi dinamika molekular. Teknik-teknik ini memungkinkan penemuan dan analisis yang
lebih mendalam berbagai molekul dan jalur metabolik sel, seperti glikolisis dan siklus krebs.
Perkembangan ilmu baru seperti bioinformatika juga banyak membantu dalam peramalan dan
pemodelan struktur molekul raksasa.
Saat ini, penemuan-penemuan biokimia digunakan di berbagai bidang, mulai dari genetika
hingga biologi molekuler dan dari pertanian hingga kedoketran. Penerapan biokimia yang
pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan khamir, sekitar 5000
tahun yang lalu. Biokimia metabolism sel telah banyak dipelajari. Bidang lain dalam
biokimia di antaranya sandi genetic (DNA, sandi genetic, RNA), sintesis protein, angkutan
membrane sel, dan tarnduksi sinyal.
Riset diperguruan riset biokimia sudah sangat berkembang. Perkembangannya sangat pesat
terutama biokimia industry. Riset tentang eksplorasi enzim sangat luar biasa
perkembangannya, dimana pemanfaatannya sangat berpotensi digunakan pada bidang Idustri.
Di perguruan tinggi di Indonesia untuk program studi biokimia hanya ada beberapa pada
pergurua tinggi, kebanyakan biokimia di perguruan tinggi dijadikan sebagai bidang minat
pada program studi tertentu misalnya program studi kimia. Biokimia di Indonesia masih
bercampur dengan bioteknologi, karena rana keilmuan yang dipelajari saling berhubungan
dimana biokimia ( bilogi dan kimia) sedangkan bioteknologi ( sains dan teknologi).
http://biokim.wordpress.com/category/artikel/

Anda mungkin juga menyukai