Anda di halaman 1dari 5

II.

Pemeriksaan Fisik (Tanggal 14 Desember 2009)



Status Present
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang - Kesadaran : Compos mentis - Tekanan darah : 100/70
mmHg - Nadi : 80 x/menit - Respirasi : 24 x/menit - Suhu : 37,8
STATUS GENERALIS

KEPALA
- Bentuk : Normal, simetris - Rambut : Hitam, lurus, distribusi merata, tidak mudah dicabut - Muka :
Bulat, simetris - Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik, reflek cahaya (+/+), - Telinga : Liang
telinga lapang, serumen (-), sekret (-) - Hidung : Septum tidak deviasi, pernapasan cuping hidung (-
),sekret (-) - Mulut : Bibir tidak kering, sianosis (-), lidah tidak kotor, gusi tidak ada perdarahan, faring
tidak hiperemis
LEHER
- Trakhea : Di tengah - KGB : Tidak membesar - JVP : Tidak meningkat
THORAKS
- Bentuk : Normal, simetris - Retraksi suprasternal : (-) - Retraksi interkostal : (-)
JANTUNG
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat - Palpasi : Iktus kordis teraba sela iga IV garis midlavikula kiri -
Perkusi : Batas atas sela iga II garis parasternal kiri - Batas kanan sela iga IV garis parasternal kanan -
Batas kiri sela iga IV garis midklavikula - Auskultasi : Bunyi jantung I

II normal, reguler, murmur (-)
PARU
- Inspeksi : Bentuk dan pergerakan hemitoraks kiri sama dengan kanan - Palpasi : Fremitus taktil dan
vokal hemitoraks kiri sama dengan kanan - Perkusi : Sonor - Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+),
ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
ABDOMEN
- Inspeksi : Datar, simetris - Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-) - Perkusi : Timpani -
Auskultasi : Bising usus (+) normal
GENITALIA EKSTERNA
- Kelamin : Laki-laki, tidak ada kelainan
EKSTREMITAS
- Superior : Akral hangat, uji tourniqet (+), petekie (+) - Inferior : Akral hangat
III. Laboratorium (Tanggal 14 Desember 2009) Darah Rutin
- Hb : 15,3 gr% ( 12 - 16 gr/dl ) - Ht : 47,9 % ( 38

47 %) - LED : 50 mm/jam ( 0 - 20 mm/jam) - Leukosit : 5700 /l ( 4.500 - 10.700/l ) - Diff. count :
Lymfosit : 31,8 % Monosit : 14,0 % Granulosit : 54,2 % - Trombosit : 34.000 /l (150.000-400.000/l )
R E S U M E

Anamnesis
- Pasien datang lewat UGD RSUAY dengan keluhan keluar darah dari hidung 1 jam SMRS. sebanyak 1
kali, darah berwarna merah kehitaman dan kental, jumlahnya lebih kurang sendok teh. - Panas 3
hari, mendadak tinggi yang terus-menerus, siang sama dengan malam, menggigil (-), batuk (-), sesak
nafas (-). - Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati, sakit kepala, mual, dan kurang nafsu makan. - Hari
ke-2 panas,timbul bintik-bintik merah di kulit yang tidak terasa gatal pada tangan dan kaki. - Belum
BAB sejak 3 hari yang lalu, BAK tidak ada keluhan. - Keluhan pegal-pegal, sakit pada otot badan dan
sendi (+) - Riwayat pengobatan (+) namun keluhan tidak membaik. - Riwayat perdarahan lama,
mudah berdarah, dan mudah memar tidak ada. - Pasien baru pertama kali menderita sakit seperti
ini. - Dalam keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti ini.
Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Tampak sakit sedang - Kesadaran : Compos mentis - Nadi : 80 x/menit - Respirasi :
24 x/menit - Suhu : 37,8 C
Status generalis
- Mata : Konjungtiva ananemis, Sklera anikterik - Mulut : Bibir tidak kering, sianosis (-), lidah tidak
kotor, gusi tidak ada perdarahan, faring tidak hiperemis - Leher : Dalam batas normal - Toraks : Cor
dan pulmo dalam batas normal - Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-) - Ekstremitas
: Akral hangat, uji tourniqet (+), petekie (+) - Genitalia : Laki-laki, tidak ada kelainan
Laboratorium
Darah rutin - Hb : 15,3 gr % - Ht : 47,9 % - LED : 50 mm/jam - Leukosit : 5700/mm3 - Diff. Count :
Lymfosit : 31,8 % Monosit : 14,0 % Granulosit : 54,2 % - Trombosit : 32.000/ uL
DIAGNOSIS KERJA
Demam Berdarah Dengue derajat II
DIAGNOSIS BANDING
1. Chikungunya haemorragic fever 2. Idiopathic thrombocytopenic purpura 3. Demam tifoid 4.
Malaria
Pada awal penyakit, diagnosis banding mencakup infeksi bakteri, virus atau protozoa seperti demam
tifoid, campak, influenza, hepatitis, demam chikungunya, leptospirosis, dan malaria. Adanya
trombositopenia yang jelas disertai hemokonsentrasi membedakan DBD dari penyakit lain. Diagnosis
banding lain adalah sepsis, meningitis meningokok, idiophatic trombocytopenic purpura (ITP),
leukemia, dan anemia aplastik. Demam chikungunya (DC) sangat menular dan biasanya seluruh
keluarga terkena dengan gejala demam mendadak, masa demam lebih pendek, suhu lebih tinggi,
hampir selalu diikuti dengan ruam makulopapular, injeksi konjungtiva dan lebih sering dijumpai nyeri
sendi. Proporsi uji bendung positif, petekie, dan epistaksis hampir sama dengan DBD. Pada DC tidak
ditemukan perdarahan gastrointestinal dan syok. Pada hari-hari pertama ITP dibedakan dengan DBD
dengan demam yang cepat menghilang dan tidak dijumpai hemokonsentrasi, sedangkan pada fase
penyembuhan
jumlah trombosit pada DBD lebih cepat kembali. Perdarahan dapat juga terjadi pada leukemia atau
anemia aplastik. Pada leukemia, demam tidak teratur, kelenjar limfe dapat teraba dan anak sangat
anemis. Pada anemia aplastik anak sangat anemis dan demam timbul karena infeksi sekunder.

PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan serologis Dengue Blot 2. Pemeriksaan titer chikungunya 3. Widal 4. Malaria
PENATALAKSAAN

1. Non Medikamentosa

Tirah baring

Minum banyak , jenis minuman : air bening, teh manis,
sirup, jus buah, susu, oralit
Diet tinggi kalori tinggi protein

Observasi ta
nda-tanda vital (TD, nadi, suhu, frekuensi pernafasan)
Awasi perdarahan

Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6
-12 jam
2. Medikamentosa

Infus IVFD RL : D5% xx tpm

Cefotaxime 2x1gr iv/12 jam

Ranitidine 2x1 amp iv/12 jam

Ondansentron 2x1 amp iv/12 jam

Paracetamol 3x500 mg

Neurodex 2x1tab

Kalnex 3x500 mg

PROGNOSA
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
Ad vitam (hidup) 2. Ad functionam (fungsi) 3. Ad sanationam (sembuh)
- Quo ad functionam : dubia ad bonam - Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

Mengapa Trombosit penderita DBD turun.
Trombosit adalah komponen darah yang bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil
dari sel darah merah(eritrosit) dan sel darah putih (leukosit), dan mudah pecah bila tersentuh benda
kasar. Penderita DBD mengalami perubahan pada sifat dinding pembuluh darahnya yaitu jadi mudah
ditembus cairan (plasma) darah. Perembesan ini terjadi sebagai akibat reaksi imunologis antara virus
dan sistem pertahanan tubuh. Akibatnya, plasma masuk ke dalam jaringan berongga/longgar yang
akan menimbulkan gejala, misalnya rasa tak enak di rongga perut jika terjadi penumpukan plasma di
organ lambung. Perembesan cairan darah secara normal akan berhenti pada fase penyembuhan.
Sementara itu, kekentalan darah pun meningkat akibat kurangnya plasma. Jika tidak segera
ditangani dengan asupan cairan -elektrolit, pasien akan mengalami syok. Cairan elektrolit membantu
mengencerkan darah yang memekat sehingga oksigen dapat terus dialirkan ke setiap sel tubuh dan
sindrom syok dapat dihindari. Akibat lainnya, perembesan plasma yang terus-menerus
menyebabkan penurunan jumlah trombosit dalam darah. Trombosit adalah komponen darah yang
berfungsi dalam proses penggumpalan darah jika pembuluh kapiler pecah. Penurunan trombosit
terjadi di hari keempat sampai kelima setelah gejala DBD muncul dan berlangsung selama 3-4 hari,
Jika jumlah trombosit terus menurun hingga tak dapat menghentikan rembesan plasma akibat
bocornya pembuluh kapiler, maka terjadilah perdarahan. Risiko penurunan jumlah trombosit
ditentukan oleh tingkat keparahannya. Jika jumlah trombositnya kurang dari 60.000, risikonya
adalah perdarahan. Kurang dari 20.000 risikonya yaitu perdarahan tiba-tiba. Lebih rendah dari 5.000
risikonya paling tinggi, yakni perdarahan otak. Kadar trombosit semakin menurun drastis bila terjadi
perdarahan hebat. Meski jumlah trombosit menurun, pasien dapat diselamatkan dengan asupan
cairan dalam jumlah cukup. Setelah pasien melewati masa kritis dan memasuki masa penyembuhan,
jumlah trombosit darah bisa normal kembali dengan cepat. Trombosit Kezia sempat turun hingga
20.000 pada Hari Senin dengan kadar Hematokrit yang meningkat. Dokter memutuskan menambah
infus cairan Hemacell guna mengencerkan darah. Saat ini, laboratorium medis sudah bisa
mendeteksi Dengue positif dengan cepat berkat sudah ditemukannya produk diagnostik yang bisa
mendeteksi pasien DBD pada fase sangat awal. Catatan. Test Dengue NS1 Ag Rapid test hanya efektif
pada 2 hari pertama demam.

Anda mungkin juga menyukai