Beberapa Faktor yang menyebabkan Jumlah Jari Berlebih
Zaneta Fajar Septiningtias Ginting
Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana Email : zaneta.2013fk129@civitas.ukrida.ac.id Abstrak: Pewarisan sifat yang terjadi pada manusia dikarenakan orangtua melengkapi anaknya dengan informasi yang terkode dalam gen. Gregor Mendel dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistem sederhana untuk menganalisis sifat genetik. Ia mengajukan konsep mengenai segregasi dan hukum pengelompokan bebas. Sayangnya, mutasi gen dapat mengakibatkan kelainan pewarisan sifat. Kelebihan jumlah jari tangan (polidaktili) merupakan kelainan yang disebabkan oleh gen dominan pada autosom .Karena sifatnya yang autosomal dominan, maka kelainan ini tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin dan dapat terjadi pada semua lapisan generasi dengan prosetase berkisar antara 50% hingga 100% penderita.
Kata kunci: pewarisan sifat, hukum Mendel, polidaktili
Abstract : Inheritance that occur in humans because parents equip their children with the information encoded in genes. Gregor Mendel is known as the first to introduce a simple system for analyzing genetic traits. He proposed the concept of the law of segregation and grouping free. Unfortunately, gene mutations can lead to abnormalities inheritance. Excess number of fingers (polidaktili) is a disorder caused by an autosomal dominant gene. Due to its autosomal dominant, then this disorder is not influenced by gender and can occur at all levels with prosetase generation ranged from 50% to 100% of patients. Keywords: inheritance, Mendel's laws, polydactyly
Pendahuluan Jumlah jari yang berlebih (Polidaktili) merupakan suatu kelainan yang diwariskan gen autosomal dominan P, sehingga penderita akan mendapatkan tambahan jari pada satu atau dua tangannya dan atau pada kakinya. Orang normalnya adalah yang memiliki homozigot resesif pp. Polidaktili juga dikenal sebagai Hyperdaktili, bisa terjadi ditangan atau dikaki manusia ataupun hewan. Tempat jari tambahan tersebut berbeda-beda ada yang di dekat ibu jari dan ada pula yang berada di dekat jari kelingking.Bila jumlah jarinya enam disebut seksdaktili, dan bila tujuh disebut heksadaktili. Polidaktili disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah materi hereditas dan pewarisan sifat.
Melalui makalah ini diharapkan pembaca dan penulis semakin mengetahui tentang Materi hereditas yang berupa kromosom(autosom dan gonosom), gen, DNA, pewarisan sifat dominan dan resesif, pewarisan sifat melalui pedigree atau diagram silsilah, pewarisan sifat menurut hukum mendel dan juga tentang penyakit polidaktili beserta ciri-ciri dan penyebabnya.
DNA(deoxyribose nucleic acid) DNA adalah bahan genetik di dalam sel yang merupakan salah satu makromolekul yang mempunyai peranan yang sangat penting pada jasad hidup. DNA adalah adalah polimer asam nukleat yang tersusun secara sistematis dan merupakan pembawa informasi genetik yang diturunkan kepada jasad keturunannya. Informasi genetik disusun dalam bentuk kodon yang berupa tiga pasang basa nukleotida dan menentukan bentuk,struktur maupun fisiologi suatu jasad. 1
Sebuah sel prokariotik umumnya memiliki kromosom tunggal yang terdiri dari DNA untai ganda yang membentuk lingkaran. Molekul DNA sirkuler ini berukuran sangat besar. Ukuran molekul DNA ini dapat merupakan yang paling baik dimengerti apabila dibandingkan dengan molekul lain, dibandingkan dengan glukosa yang memiliki berat molekul 180, molekul DNA jelas sangat besar. 2
Struktur molekul DNA pertama kali diungkapkan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953 berdasarkan atas foto difraksi sinar X yang dibuat oleh Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins. Berdasarkan atas data kimia dan fisik Watson dan Crick membuat model struktur DNA yang disebut untai ganda(double helix). Untai ganda DNA disusun oleh dua rantai polinukleotida yang berpilin. Kedua rantai memiliki orientasi yang berlawanan (anti pararel). Rantai yang satu mempunyai orientasi dari 5 ke 3 . Kedua rantai tersebut berikatan dengan adanya ikatan hidrogen antara basa adenin (A) dengan thymin (T), dan antara guanin (G) dengan cytosin (C). Ikatan antara A-T berupa dua ikatan hidrogen, sedangkan G-C berupa tiga ikatan hidrogen, sehingga ikatan GC lebih kuat. Spesifisitas pasangan basa ini disebut dengan komplementaritas(complementarity). Proposi basa A dan T serta G dan C selalu sama sehingga komposisi DNA dapat dinyatakan dengan kandungan G + C yang berkisar 26% sampai 74 %. Hal ini dikenal sebagai hukum Chargaff, Erwin Chargaff pada tahun 1950 mempublikasikan hasil penelitiannya mengenai komposisi basa DNA pada berbagai jasad hidup. 1
Pengemasan DNA di dalam sel memerlukan kemasan khusus dikarenakan molekul DNA yang sangat besar. Eukariot mengandung lebih dari 1000 kali jumlah DNA yang terdapat dalam prokariot, akibatnya metode pengemasan DNA sel eukariotik jauh lebih rumit. DNA eukariotik berinteraksi dengan protein basa kecil berukuran setara yang dikenal sebagai histon yang mengandung banyak arginin dan lisin. 2
Gen Gen merupakan faktor herediter yang terletak di tempat spesifik (lokus) kromosom tertentu, dan mengandung DNA. Gen bertanggung jawab dalam menentukan karakteristik atau sifat tertentu dan replikasi protein spesifik. Gen dapat bersifat dominan atau resesif, gen dominan dapat mengalahkan gen resesif. Gen dominan dapat muncul dalam kondisi homozigot (diturunkan dari satu orang tua) dan kondisi heterozigot diturunkan dari kedua orang tua). Gen resesif hanya muncul jika alel spesifik yang menentukan gen tersebut muncul pada kedua pasang lokus kromosom. Saat alel spesifik muncul dalam bentuk tunggal, karakteristik tidak tampak karena kemunculannya tertutup oleh alel dominan pada lokus pasangan. Kecuali gen terkait X pada pria, yaitu alel tunggal resesif pada kromosom X yang menunjukan diri sehingga karakter tampak. Kode genetik adalah informasi yang dibawa oleh molekul DNA kromosom. Informasi yang terdapat di dalam gen dibawa ke sel dalam bentuk kode guna menentukan aktivitas gen tersebut melalui replikasi protein tertentu. 3
Kromosom Kromosom merupakan rantai DNA yang berpilin dengan kuat dan mengandung protein. Kromosom merupakan kromatin yang menebal dan ditemukan di nukleus serta terlihat dengan jelas saat pembelahan sel. Semua sel somatik (tubuh) normal, kecuali sel kelamin (ovum dan spermatozoa) memiliki empat puluh enam kromosom atau dua puluh tiga pasang kromosom (sperma dan ovum hanya memiliki dua puluh tiga kromosom). Dari dua puluh tiga pasang kromosom dua puluh dua diantaranya merupakan pasangan homolog yang disebut dengan autosom. Kromosom homolog membawa informasi genetik dengan karakter yang sama. Pasangan ke dua puluh tiga dikenal sebagai kromosom kelamin X dan Y, kromosom ini homolog pada perempuan (X dan X) tetapi tidak pada laki-laki (X dan Y). Sel yang memiliki anggota pasangan lengkap disebut diploid (2n). Suatu sel seperti ovum atau spermatozoa yang hanya memiliki salah satu anggota dari pasangan kromosom disebut haploid(n). 4 Kromosom merupakan badan berbentuk batang yang dibentuk oleh gen yang diatur dalam rangkaian linear DNA bersama protein histon tertentu. Setiap sel somatik diatur oleh 46 kromosom, diatur dalam 23 pasangan, setiap pasangan berasal dari setiap orang tua. Jadi setiap orang mewarisi dua salinan dari setiap kromosom sehingga terbentuk dia salinan dari setiap gen. Lokasi kromosom kedua salinan gen disebut lokus genetik. Jika satu gen menduduki lokus genetik berada dalam dua atau lebih bentuk yang berbeda bentuk lokus ini akan mengubah bentuk gen yang disebut alel. 5 Pada manusia gen tertentu selalu menempati sebuah lokus genetik spesifik pada suatu kromosom tertentu. Misalnya lokus genetik untuk golongan darah Rh berada pada lengan pendek kromosom l, pada tempat ini terdapat dua gen Rh satu pada kromosom l yang berasal dari ibu dan yang lain pada kromosom l yang berasal dari ayah. Jika kedua gen pada lokus genetik yang sama adalah identik, maka individu tersebut homozigot. Jika kedua gen berbeda (misalnya dua alel berbeda terdapat pada lokus), individu itu heterozigot. Setiap manusia sehat adalah heterozigot pada sekitar 20% lokus genetik dan homozigot pada 80%. 5
Pewarisan Sifat Mendel Hukum Mendel memberikan dasar untuk ilmu genetik modern. Metodenya masih menganalisis transisi sifat keturunan Hukum mendel pertama disebut dengan hukum segregasi (the law of segregation). Hukum tersebut menyatakan mengenai keberadaan sepasang faktor partikulat (gen) yang mengendalikan setiap sifat dan harus bersegregasi (berpisah) saat pembentukan gamet dan akan menyatu secara acak saat fertilisasi. Salah satu faktor tersebut cenderung diekspresikan menutupi faktor yang lain jika keduanya terdapat secara bersama. Hukum pertamanya merupakan refleksi yang menakjubkan dari perilaku kromosom. 6 Hukum segregasi Mendel menyatakan bahwa anggota pasangan alel akan bersegregasi atau terpisah selama proses pembentukan gamet. Melalu distribusi acak, sebagian gamet akan berisi gen ibu asli, lainnya berisi gen ayah asli Dasar fisik untuk hukum ini adalah pemisahan kromosom homolog selama pembelahan meiosis tahap anafase satu. 4 Hukum Mendel kedua, mendel berhasil menemukan bahwa hukum segregasi berlaku untuk ketujuh sifat-sifat berlawanan yang ia teliti. Ia lalu melakukan penelitian untuk mengetahui apakah dua sifat yang dipelajari secara bersamaan diwariskan secara bebas atau dipengaruhi oleh pola herediter satu sama lain. Jika kita menyilangkan tanaman berbatang tinggi dan berbiji kuning dimana tanaman tersebut bergalur murni atau pure breeding (homozigot) dan dominan untuk kedua sifat, dengan tanaman yang resesif untuk kedua sifat tersebut (berbatang pendek dan biji berwarna hijau). Ketika Mendel melakukan persilangan yang mirip dengan kelompok percobaan pertamanya, tetapi melibatkan dua sifat sekaligus , ia menemukan bahwa pembentukan pasangan alel berlangsung secara sepenuhnya demokratik. Gamet yang menerima alel dominan untuk tinggi batang saat proses segregasi juga bisa menerima alel dominan ataupun resesif untuk warna biji. Seluruh kemungkinan kombinasi sifat dapat muncul pada f 2 . Hukum Mendel kedua disebut hukum perpasangan bebas (the law of independent assortment) atau hukum karakter satuan (the law of unit characters), mengekspresikan konsep bahwa sifat-sifat diwariskan secara bebas. 6
Hukum penggolongan bebas mendel menyatakan bahwa gen pada berbagai lokus akan bersegregasi dengan bebas satu sama lain yaitu jika dua pasangan gen atau lebih saling berhadapan, maka setiap pasangan akan berpisah dan bergerak kedalam gamet dengan bebas, asalkan gen tersebut tidak berada dalam kromosom yang sama. Jika gen berada dalam kromosom yang sama, maka gen tersebut tidak sepenuhnya dapat bergerak bebas, tetapi akan diturunkan secara berkelompok dan dikatakan terikat, terutama jika gen tersebut terletak sangat berdekatan. Kelompok alel yang terikat dapat diuraikan dan dikombinasi ulang dengan berbagai cara melalui pertukaran silang antar kromosom homolog saat pembelahan meiosis. Penambahan ini akan memperbesar variasi di antara keturunannya. 4
Diagram Silsilah Diagram silsilah atau pohon keluarga merupakan diagran sederhana mengenai struktur keluarga. Diagram ini dibuat jika seseorang memninta informasi lebih. Seseorang disebut propositus jika pria atau proposita jika wanita dan ditandai dengan tanda panah dalam diagram. Terdapat aturan dan simbol khusus dalam menggambar diagram ini karena dapat menjadi sangat rumit dan sulit diinterpretasi jika simbol yang sama tinggal digunakan (gambar 6.4). 7 Generasi yang sama ditulis dalam baris yang sama, anak yang pertama lahir ditulis paling kiri. Angka romawi atau sebuah huruf menunjukan setiap generasi sehingga setiap individu dapat disebut A.2 atau 1.2. Diagram silsilah yang menunjukan penyakit resesif autosomal ditunjukan dalam gambar 6.5. 7 Prediksi kemungkinan suatu gen dapat dilakukan dengan melihat diagram silsilah yang memperlihatkan hubungan genetik antar generasi. Diagram silsilah dapat membantu mengidentifikasi apakah gen tersebut dibawa dalam kromosom seks (X atau Y) atau autosom (kromosom non-seks) . Diagram ini juga dapat menunjukan apakah gen tersebut bersifat dominan atau resesif dan apakah seseorang dapat menjadi pembawa gen (karier) resesif yang dapat diturunkan ke generasi berikutnya. 7
Dominan Autosomal Dominan autosomal adalah suatu keadaan yang terjadi pada seseorang yang hanya mempunyai satu salinan tunggal suatu gen abnormal yang terletak pada salah satu autosom disebut sebagai pewarisan dominan autosomal. Lebih dari tiga ribu keadaan atau sifat yang telah diketahui menunjukan pewarisan dominan autosomal ini. Beberapa gangguan dominan autosomal seperti polidaktili mungkin sangat ringan. Sedangkan gangguan yang lain seperti osteogenesis imperfekta bentuk letal merupakan kelainan yang berat. 8
Prinsip dasar pewarisan dominan autosomal adalah setiap seorang individu dengan gangguan autosomal mempunyai anak, maka kemungkinan untuk mempunyai anak dengan gangguan tersebut adalah 1:2. Jadi keadaan-keadaan ini cenderung diteruskan dari satu generasi ke satu generasi berikutnya yang memperlihtkan transmisi vertikal dalam satu keturunan. Umumnya kemungkinan terkena gangguan dominan autosomal pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama dan masing-masing dapat meneruskan gangguannya kepada individu yang berlawanan jenis. Hal ini bertentangan dengan pewarisan terkait seks, yaitu tidak pernah terjadi pemindahan dari laki-laki kepada laki-laki. Jika kedua orang tua menderita penyakit dominan autosomal yang sama dan mempunyai seorang anak,maka resiko terhadap anak itu adalah 1:4 untuk mewarisi kedua salinann gen mutan , 1:2 untuk mewarisi satu salinan gen mutan, 1:4 untuk tidak mewarisi salinan gen mutan. Biasanya individu-individu dengan dua salinan gen mutan (homozigot) keadannya atau penyakitnya sangat berat yaitu kematian dini pada akondroplasia dan penyakit jantung iskemik pada awal masa dewasa pada hiperkolestrolemia. Contoh pewarisan dominan autosomal yang umum didapat adalah akkondroplasia, sindrom apert, tuberosklerosis, hiperkolesterolemia familial, sindrom holt- orarn,penyakit huntington, sindrom marfan dan lain-lain. 8
Autosomal Resesif Gangguan resesif autosomal adalah gangguan yang hanya terjadi pada individu yang mewarisi dua salinan gen autosom yang abnormal, satu salinan gen yang abnormal dari masing-masing orang tua. Individu-individu yang terkena penyakit disebut homozigot dan disebut karier bila heterozigot. 8
Prinsip-prinsip dasar pewarisan autosomal adalah Jjika orang tua mempunyai seorang anak yang menderita penyakit ini maka resiko untuk tiap-tiap anak yang selanjutnya adalah 1:4. Resiko ini sama pada anak laki-laki dan perempuan. Suatu gangguan resesif autosomal biasanya hanya mengenali individu-individu yang merupakan saudara kandung dalam suatu keluarga transmisi horizontal. Hal ini terjadi karena individu yang menderita hanya dapat meneruskan satu gen abnromalnya kepada masing-masing anak. Anak-anak tersebut akan menderita penyakit apabila ia juga mewariskan satu gen abnormal dari orang tuanya yang lain. Gangguan resesif autosomal khususnya yang jarang, menunjukan peningkatan insiden pada keturunan dari orang tua yang mempunyai pertalian keluarga (ayah dan ibu ada pertalian keluarga). Diperkirakan hampir semua manusia membawa sekurang-kurangnya membawa satu gen resesif autosomal yang rusak. Karena itu bila antara keluarga dekat menikah maka ada resiko (biasanya kecil) kedua-duanya membawa satu gen abnormal dari leluhurnya yang sama dan meneruskannya dalam dosis ganda kepada seorang anak. 8
Pada pewarisan autosomal resesif, satu gen yang terkena dari satu pasangan alel tidak cukup untuk menimbulkan gambaran fenotip ciri tertentu (yakni berbeda dari normal). Namun demikian, pada homozigot ciri-ciri ini dapat muncul. Pengaruh lingkungan den genetik dapat mempengaruhi penampakan defek sebagai pembawa. Contoh keadaan autosomal resesif adalah albino, kondrodistrofi, miotonia, buta warna (total), fibrosis kistik, distonomia, galaktosemia, penyakit gaucher, fenilketonuria dan lain-lain. 9
Polidaktili Polidaktili adalah kelainan genetika yang ditandai banyaknya jari tangan atau jari kaki melebihi normal, misalnya jari tangan atau jari kaki berjumlah enam buah. Polidaktili dapat terjadi pada kedua jari tangan (kanan dan kiri) atau salah satu saja. Polidaktili di sebabkan oleh gen dominan P sehingga penderita polidaktili mempunyai genotif PP atau Pp. Genotif orang berjari normal yaitu pp. 10
Seorang wanita menikah dengan pria polidaktili. Kemungkinan genotif dan fenotif anak-anak nya sebagai berikut. Pemisalan pertama ( ayah memiliki gen heterozigot ibu normal) P : pp >< Pp (Normal) (Polidaktili) Gamet : F1 : Pp = polidaktili (50%) Pp = normal (50%) Pemisalan kedua ( ayah memiliki gen homozigot ibu normal ) P : pp >< PP (Normal) (Polidaktili) Gamet : P P F1 : Pp = Polidaktili (100%) Jari tambahan paling sering didapatkan pada sisi ulnar (polidaktili postaxial), lebih jarang pada sisi radial (polidaktili preaxial) dan sangat jarang pada jari telunjuk, tengah, dan jari manis (polidaktili sentral). Polidaktili campuran artinya politaktili ulnar dan radial yang terjadi bersamaan, sedangkan crossed polydactyly melibatan tangan dan juga kaki. 10 Ada tiga derajat polidaktili, yaitu tipe satu jari tambahan melekat pada kulit dan nervus, tipe dua jari tambahan dengan bagian normalnya melekat pada tulang atau sendi, tipe tiga jari tambahan dengan bagian normalnya berhubungan dengan os metacarpal tambahan pada tangan. 10
Kesimpulan Kelainan yang menyebabkan jumlah jari tangan berlebih disebut dengan polidaktili. Polidaktili merupakan kelainan pewarisan sifat (kelainan gen) yang disebabkan oleh gen dominan pada autosom (autosomal dominan). Pewarisan autosomal dominan memiliki kriteria bahwa paling sedikit satu orangtua harus mempunyai satu gen pembawa sifat yang nantinya akan diwariskan kepada keturunannya. Frekuensi munculnya penderita polidaktili akan sama banyak pada kedua jenis kelamin (laki-laki maupun perempuan), dan diketahui bahwa penurunan autosom dominan akan muncul pada setiap generasi.
Daftar Pustaka 1.Yuwono T. Biologi molekuler. Jakarta: Penerbit Buku Erlangga; 2010.h.49. 2. Marks D, Marks A, Smith C. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.153. 3. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.160. 4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.47,61. 5. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Edisi ke-13. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.h.414. 6. Fried G,Hademenos G.Biologi.Edisi ke-2.Jakarta: Penerbit Buku Erlangga; 2008.h.107- 8. 7. James J, Bakrer C ,Swain H. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Erlangga;2009.h.95-6. 8. Hull D, Johnston D. Dasar-dasar pediatri. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2008.h.19-20. 9. Benson R, Pernoll M. Buku saku obstetri dan ginekologi. Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009.h.65. 10. Sembiring L, Sudjino. Biologi. Jakarta: Departmen Pendidikan Nasional;2009.h.140.