Tahap-tahap perkembangan erikson terletak di atas prinsip epigenetik, yang berarti
bahwa setiap komponen bergerak selangkah-demi selangkah yang sesuai dengan bangunan berikutnya di tahap perkembangan sebelumnya. Jess Feist dan Gregory J. Feist, (20082!"# menerangkan bahwa teori $rikson per%aya bahwa ego berkembang di beragam tahap kehidupan menurut prinsip epigenetik, sebuah istilah yang dipin&amnya dari embriologi. 'erkembangan epigenetik menghasilkan pertumbuhan organ-organ bayi tahap demi tahap. $mbrio tidak dimulai sebagai manusia ke%il yang sudah berkembang sepenuhnya, melainkan harus menunggu pengembangan struktur dan bentuknya. (engan %ara yang sama, ego mengikuti &alan perkembangan epigenetik, dimana setiap tahapannya berkembang pada waktu yang tepat. )atu tahap mun%ul dari dan dibangun atas tahap sebelumnya namun, tidak menghilangkan atau menggantikan tahap sebelunnya. 'erkembangan epigenetik ini analog dengan perkembangan *isik anak-anak, yang merangkak terlebih dahulu sebelum dapat ber&alan, ber&alan terlebih dahulu sebelum dapat berlari dan berlari terlebih dahulu sebelum dapat melompat. +etika anak-anak masih dalam tahap merangkak, mereka sedang mengembangkan potensi untuk ber&alan, berlari dan melompat. )etelah mereka %ukup matang untuk melompat, mereka masih mempertahankan kemampuan sebelumnya dalam berlari, ber&alan dan merangkak. ,iri khas psikologi ego dari $rikson (-lwisol, 200.,!"/# dapat diringkas0 a# $rikson menekankan kesadaran indi1idu untuk menyesuaikan diri dengan pengaruh sosial. b# $rikson berusaha mengembangkan teori insting dari Freud dengan menambah konsep epigenetik kepribadian. %# $rikson se%ara eksplisit mengemukakan bahwa moti* mungkin berasal dari impuls id yang taksadar, namun moti* itu membebaskan diri dari id seperti indi1idu meninggalkan peran sosial di masa lalunya. d# $rikson menganggap ego sebagai sumber kesadaran diri seseorang selama menyesuaikan diri dengan realita, ego mengembangkan perasaan berkelan&utan diri dengan masa lalu dan masa yang akan datang.