Anda di halaman 1dari 22

PENTINGNYA

PENDIDIKAN
UNTUK KERJA
YANG CERDAS
Your company information
2
PENDAHULUAN
Amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

3
HAK PENDIDIKAN WARGA NEGARA
Amanat Pasal 31 UUD 1945
(1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan;
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya; serta
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan Undang-Undang
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara
serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
TUJUAN PENDIDIKAN
"Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
ALASAN PENTINGNYA PENDIDIKAN
1. Memberikan Pengetahuan
2. Untuk menunjang Karir/ Pekerjaan
3. Membangun Karakter Pribadi Seseorang
4. Membantu Pencerahan
5. Membantu Kemajuan Bangsa


JALUR PENDIDIKAN
1. PENDIDIKAN FORMAL
a. Pendidikan Dasar,
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk
lain yang sederajat; serta
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan Menengah Umum dan Pendidikan Menengah
Kejuruan
c. Pendidikan Tinggi.
akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas.
JALUR PENDIDIKAN
2. PENDIDIKAN NONFORMAL
a. pendidikan kecakapan hidup,
b. pendidikan anak usia dini,
c. pendidikan kepemudaan,
d. pendidikan pemberdayaan perempuan,
e. pendidikan keaksaraan,
f. pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
g. pendidikan kesetaraan, serta
h. pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.
JALUR PENDIDIKAN
3. PENDIDIKAN INFORMAL
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh
keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri.
HUBUNGAN DUNIA PENDIDIKAN DAN
DUNIA KERJA
KERJA CERDAS
Kerja cerdas adalah bahwa dalam bekerja pandai
memperhitungkan resiko mampu melihat peluang dan dapat
mencari solusi sehingga dapat mencapai keuntungan.
Contoh penerapan kerja cerdas:
Perilaku/sikap pekerja cerdas biasanya dalam bekerja
menggunakan konsep keilmuan, misalnya penggunaan
teknologi yang tepat, menggunakan konsep hitung menghitung
(matematika), memakai bahasa global, pandai bernegisiasi,
berkomunikasi dan pandai pula mengelola informasi.
KERJA KERAS VS KERJA CERDAS

Contoh Cerita :
Pekerja Keras dan Pekerja Cerdas
ALKISAH, hiduplah seorang guru sepuh di sebuah padepokan yang jatuh
dari hiruk pikuk duniawi. Sang guru sangan disegani sebagai maha
pendekar yang memiliki ilmu yang tiada tanding. Ketika tiba saatnya ia ingin
mengundurkan diri dari rimba persilatan, maka dikumpulkannya sejumlah
murid-murid pilihannya. Ia pun bersabda ; bahwa akan segera mewariskan
dua hal penting kepada muridnya yang terpilih sebagai penerusnya kelak,
yaitu PADEPOKAN yang selama ini ia rintis dan JURUS simpanan
pamungkas yang membuatnya dikenal dan disegani di rimba persilatan.
Dari sejumlah murid pilihan yang dipersiapkan sebagai penerus, akhirnya
mengerucut kepada dua murid unggulan. Keduanya memiliki ilmu seimbang
dan mereka memang dikenal sangat menonjol dibanding dengan murid
lainnya. Keduanya memang sering menjadi contoh partner tanding yang
ideal bagi murid-murid perguruan. Dari beberapa babak pertandingan untuk
menentukan siapa diantara mereka yang unggul , selalu menunjukkan hasil
seri.
Lanjutan Contoh Cerita :
Pekerja Keras dan Pekerja Cerdas
Karena tidak ada yang menang dan kalah dari sejumlah babak
pertandingan, maka sang guru akhirnya mengambil alih persoalan dengan
meminta mereka berdua datang menghadap di ruang pribadinya tepat pada
tengah malam. Ketika keduanya telah menghadap, maka sang guru berkata
Wahai muridku yang tercinta. Untuk menentukan siapa diantara kalian
yang pantas mewarisi ilmu dan memimpin perguruan kita kelak, maka aku
akan memberi kalian ujian penentuan akhir. Maka dalam rangka itulah aku
panggil kalian malam ini. Kuperintahkan besok pukul tujuh tepat kalian
sudah boleh pergi ke hutan mencari ranting pohon dan siapa yang pulang
membawa ranting terbanyak sebelum lewat pukul lima sore maka dialah
pemenangnya.
Sebelum mereka meninggalkan ruang padepokan, sang guru berpesan
dengan berkata : Wahai muridku, dalam mengumpulkan ranting aku hanya
membekali kalian masing-masing dengan sebilah parang. Jika ada yang
belum jelas, silahkan tanyakan sekarang.
Lanjutan Contoh Cerita :
Pekerja Keras dan Pekerja Cerdas
Karena merasa tugas tersebut cukup mudah dan sudah dimengerti, mereka
pun menjawab serentak : sudah sangat jelas guru. Baik,kalau begitu,
segeralah kalian pulang istirahat, besok ujian tugas penentuan menanti
kalian.
Setiba di kediaman masing-masing, murid pertama langsung ke
pembaringan untuk istirahat memulihkan tenaga yang seharian terkuras di
arena pertandingan. Ia pun memokuskan diri pada persiapan kerja keras
esok untuk hasil yang maksimal. Ia akan memanfaatkan waktu selama
sepuluh jam untuk mendapatkan ranting kayu sebanyak-banyaknya. Oleh
karena itu, ia harus cepat tidur agar dapat bangun lebih awal dan bisa siap
tepat waktu berangkat ke hutan pukul tuju pagi. Maka iapun langsung
tertidur lelap.
Lanjutan Contoh Cerita :
Pekerja Keras dan Pekerja Cerdas
Sementara itu, murid kedua tidak langsung pergi tidur. Hal pertama kali ia
lakukan sesampainya di kamar adalah langsung memeriksa parang
pemberian sang guru. Ia pun terkejut keheranan karena parangnya ternyata
tumpul dan berkarat. Langsung terlintas dalam pikirannya, bahwa dengan
parang seperti itu pasti akan menyulitkan untuk mendapatkan ranting
sebanyak-banyaknya, mengingat waktu yang diberikan begitu terbatas. Ia
pun memutar otak mencari akal, hingga akhirnya menemukan dua ide
cemerlang. Merasa puas dengan ide temuannya, ia pun bersegera ke
pembaringan untuk istirahat dengan perasaan berbunga-bunga. Ia optimis,
bahwa esok hari pasti dirinyalah akan menjadi pemenangnya. maka ia pun
tertidur pulas.
Lanjutan Contoh Cerita :
Pekerja Keras dan Pekerja Cerdas
Keesokan harinya, si murid pertama bangun lebih awal dan tepat pukul
tujuh ia langsung ke hutan bekerja keras memmungut ranting sebanyak-
banyaknya. Pukul 12:00 siang, ia pun kelelahan dan terpaksa istirahat.
Betapa tidak, karena parang tumpul dan berkarat yang ia gunakan itu, telah
menguras habis tenaganya. Ia tak pernah berpikir dan tak sempat lagi untuk
mengasahnya, karena dipikirannya hanya bagaimana mengumpul ranting
sebanyak-banyaknya tanpa pernah berpikir bagaimana cara
mengumpulkannya. Ia pun hanya fokus dan terdera batas waktu maksimal
kerja sepuluh jam sehingga tidak mau terlambat sedikitpun.
Lanjutan Contoh Cerita :
Pekerja Keras dan Pekerja Cerdas
Sementara itu, murid kedua baru bangun pukul delapan pagi karena
terlambat tidur malam harinya. Tetapi tidak langsung pergi kehutan mencari
ranting kayu yang diperintahkan gurunya. Ia justru pergi mengasah
parangnya hingga tajam, kemudian pergi mencari tali dan sebatang tongkat
pikulan. Itulah dua ide cemerlang yang didapatkannya semalam. Tepat
pukul sepuluh ia berangkat ke hutan membabat setiap ranting dan
mengumpulkannya hingga terkumpul dua gundunkan ranting lalu
mengikatnya menjadi dua bagian untuk masing-masing pikulan bagian
depan dan belakang. Pukul tiga sore, ia sudah siap pulang dengan dua
pikulan besar. Berarti dia hanya membutuhkan waktu lima jam untuk
mengumpulkan ranting yang dia butuhkan. Karena masih tersisa waktu dua
jam lagi, maka iapun istirahat sejenak dan tidak terburu-buru pulang.
Setalah merasa nyaman, ia pun pulang tepat pukul empat sore dan tiba di
padepokan sebelum pukul lima.
Lanjutan Contoh Cerita :
Pekerja Keras dan Pekerja Cerdas
Berbeda halnya dengan murid pertama yang cara kerjanya banyak
menguras energi hingga kelelahan dan terpaksa harus istirahat sejenak dari
mengumpulkan ranting dengan parangnya yang tumpul dan berkarat.
Seusai istirahat, ia pun masih harus melanjutkan kerjanya mengumpulkan
ranting kayu sesuai target batas maksimal. Dan sesudahnya, ia pun
terpaksa keliling kesana kemari mencari bahan tali pengikat ranting kayu
yang berhasil ia kumpulkan. Gundukan ranting yang berhasil ia ikat
tersebut, lalu ias panggul pulang.
Lanjutan Contoh Cerita :
Pekerja Keras dan Pekerja Cerdas
Melihat tata cara murid pertama mengumpul dan membawa ranting kayu
pulang, dapat disimpulkan bahwa hal itu jelas jauh lebih terbatas serta tidak
efektif dan efisien jika dibanding dengan tatacara murid kedua. Muris
pertama hanya mampu membawa satu ikat ranting dengan memanggulnya,
sementara murid kedua sanggup membawa dua gundukan ikat ranting
dengan cara memikulnya. Itu pun di lakukannya dengan hanya
menggunakan separuh waktu (lima jam) dari sepuluh jam yang disediakan.
Maka dengan demikian, kompetisi penentuan akhir dimenangkan dengan
sangat elegan oleh murid kedua. Walaupun murid pertama sudah berusaha
maksimal dengan bekerja keras, ia pun bisa mengalahkan murid kedua
yang telah dengan sukses bekerja secara efektif dan efisien karena
memakai cara cerdas mencapai tujuan.
Pilih Mana: Kerja Keras atau Kerja Cerdas?
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai