Asuhan Keperawatan Pada Anak A dengan Meningitis Di Ruang Infeksi Sayap B Instalasi Kesehatan Anak Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang
Oleh :
NURCAHYANTI, S.Kep 04064891315031
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA T.A. 2013-2014 Telah disetujui/diterima Pembimbing Hari/Tanggal : Tanda Tangan :
LAPORAN KASUS
1. INDENTITAS KLIEN Inisial klien : An. A Usia/TTL : 1 tahun 6 bulan/1 Oktober 2012 Jenis kelamin : Laki-laki Diagnosa medis : Kejang Demam, Meningitis bakterialis, Trombositosis Tanggal masuk RS : 2 April 2014 Tanggal Pengkajian : 7 April 2014 Nama Ayah/Ibu : Bpk. Z dan Ibu A Pekerjaan Ayah : Petani Pendidikan Ayah : SD Alamat : Desa Cahaya Maju Kec. Lempuing Tugu Mulyo, OKI
2. KELUHAN UTAMA Keluhan saat masuk RS, yaitu An.A mengalami kejang tonik klonik dengan durasi >30 menit. Keluhan saat dikaji, keluarga mengatakan anaknya jadi sering menangis dan gelisah. Pasien tampak lemah, terjadi penurunan kesadaran skala GCS 7.
3. RIWAYAT KEHAMILAN a. Prenatal Status Gestasional : G 6 P 6 A 0 Ibu A mengatakan nafsu makan baik selama kehamilan, tidak ada muntah selama kehamilan dan ibu beraktivitas seperti biasa selama kehamilan. Ibu A mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan atau jamu selama kehamilan. Ibu S juga tidak mendapatkan imunisasi TT selama kehamilannnya dan jarang memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan.
ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
b. Intranatal An.A lahir aterm, secara sectio cecar ditolong SPOG di RSUD atas indikasi KPSW, lahir tidak langsung menangis, R/ ketuban hijau (?), bau (?). c. Postnatal An.A mendapat ASI sejak lahir hingga sekarang sebagai tambahannya, An. A mendapat susu formula sejak lahir, bubur biasa sejak usia 6 bulan hingga 1 tahun dan nasi biasa sejak usia 1 tahun hingga sekarang.
4. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU a. Penyakit yang pernah diderita 1 minggu sebelum masuk RS, pasien mengalami demam hilang timbul tidak terlalu tinggi dengan batuk, pilek. Pasien tidak dibwa berobat hanya dikompres saja. 1 hari sebelum masuk RS, pasien demam tidak terlalu tinggi, pasien diayun-ayun dan jatuh dengan kepala bagian kepala membentur lantai, pasien langsung kejang di tubuh bagian kanan dengan durasi >30 menit, kejang berulang hingga 3x. post kejang pasien tidak sadarkan diri, kemudian pasien dibawa ke RS di Tugumulyo hanya dipasang infus lalu dirujuk ke RSUD Kayu Agung, pasien diberi diazepam, kemudian dirujuk lagi ke RS Bari, pasien dirawat selama 5 hari dengan diberi obat cefotaxim, penobarbital, dexametason, tetapi tidak ada perubahan sehingga pasien dirujuk ke RSMH. b. Riwayat dirawat di RS Ibu A mengatakan An. A pernah dirawat di RSMH pada tahun 2013 dengan keluhan kejang. Sekarang dengan keluhan yang sama, sebelum dirujuk ke RSMH pasien pernah dirawat di RS Tugumulyo, RSUD Kayu Agung, dan RS Bari Palembang. c. Obat-obatan yang dipakai Selama dirawat di RS, An.A mendapatkan obat-obatan sebagai berikut : Diazepam Cefotaxim Phenobarbital
Dexametason Ampicilin Cloramphenicol NS 3% Selain itu pasien juga terpasang IFVD D5NS, NGT dan O 2 nasal 1L/m. d. Operasi Anak A tidak pernah menjalani tindakan operasi. e. Riwayat Alergi Keluarga mengatakan An.A tidak memiliki riwayat alergi. f. Riwayat Imunisasi Keluarga mengatakan bahwa An.A belum mendapatkan imunisasi.
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga lainnya maupun saudara kandung An.A yang memiliki penyakit yang sama dengan An.A.
6. GENOGRAM
Keterangan : : Laki-Laki : Perempuan : Tinggal Serumah : : Klien
7. RIWAYAT SOSIAL Sebelum dirawat di RS, An. A sering bermain dengan saudara kandungnya di rumah.
8. KEBUTUHAN DASAR a. Makan Selama dirawat di RS, anak A tidak dapat mengkonsumsi makanan secara oral, sehingga anak A di pasang NGT dan mendapat susu sebanyak 6 x 120cc / hari. b. Minum Anak A mendapat terapi cairan D5 NS gtt 10x/menit dan susu formula sebanyak 6 x 120cc via NGT. c. Tidur Selama dirawat di RS An.A jadi susah tidur. d. Eliminasi Selama dirawat di RS An.A BAB 1x sehari dengan konsistensi setengah padat dan BAK 3-4x/ hari berwarna kuning pekat. e. Aktivitas bermain Sejak di rawat di RS aktivitas An. A menjadi pasif dan tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar, karena pasien belum bisa bangun dari tempat tidur.
9. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan umum : Lemah, Penurunan kesadaran (E 2 M 3 V 2 ) b. TB : 83 cm c. BB : 12 kg d. Lingkar Kepala : 42 cm e. TTV :TD : - HR : 123 kali/menit RR : 22 kali/menit Suhu : 36,8 O C
f. Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), sianosis (-), pupil isokor, sekret (-), refleks pupil (+) g. Hidung : Bentuk normal, sekret (-), pernafasan cuping hidung (-),epistaksis (-) h. Mulut : Mukosa bibir lembab, secret/ lendir (-), stridor (+) i. Telinga : Sekret (-), bentuk normal, jika klien dipanggil, klien kesulitan berespon j. Persyarafan - Secara kuantitatif Dengan GCS : Tingkat kesadaran pasien E 2 M 3 V 2 E 2: Dengan dirangsang nyeri M 3 : reaksi fleksi V 2 : suara mengerang - Secara Kualitatif Kesadaran pasien sopor k. Dada : Simetris, retraksi dinding dada (-) l. Jantung : Bising (-) m. Paru-paru : Vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-) n. Abdomen : Datar dan lemas, bising usus (+) normal o. Punggung : Bentuk punggung normal tidak ada kelainan p. Genitalia : Anak berjenis kelamin laki-laki dengan bentuk dan ukuran kelamin tidak ada kelainan. q. Ekstermitas : Akral hangat, CRT < 3 dtk , sianosis (-) r. Kulit : lembab, lapisan lemak bawah kulit tebal, turgor kulit kembali cepat.
10. PEMERIKSAAN STATUS NUTRISI a. Klinik Secara klinik, anak tampak baik dengan BB = 12 kg dan TB = 83 cm dan lemak subkutan sedang. b. BB/U = 12/11,7 x 100% = 102,5%
c. TB/U = 83/82 x 100% = 101% d. BB/TB = 12/11,8 X 100% = 101,6% Kesimpulan Status nutrisi berdasarkan grafik WHO-NCHS, interpretasi gizi baik.
Kekuningan Jernih Tidak bau <1.016 Negative 7.4-7.6
<500 sel/ul
Sedikit Banyak
<2.5 g/dl <200 U/L =kadar dalam serum 98-107 mEq/L
Kuning-merah Keruh Bau busuk >1.016 + <7.3
>500 sel/ul
Banyak Sedikit
>3 gr/dL >200 U/L <kadar dalam serum 98-107 mEq/L
12. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN (DENVER II TEST) a) Kemandirian dalam bergaul Anak A tidak bisa menatap muka, tidak membalas senyum pemeriksa, tersenyum spontan dan mengamati tangannya. Dari penilaian di atas dapat diinterpretasikan bahwa anak A mengalami keterlambatan (delay) dalam sector personal sosial. b) Motorik Halus Anak A telah dapat mengikuti lewat garis tengah dan tidak dapat memegang pena pemeriksa. Dari penilaian di atas dapat diinterpretasikan bahwa anak A mengalami keterlambatan (delay) dalam sector motorik halus. c) Motorik kasar Anak A sudah bisa bisa tengkurap pada usia 9 bulan, duduk 12 bulan, dan berjalan 19 bulan. d) Kognitif dan bahasa Anak A tidak dapat bereaksi terhadap suara ketika namanya dipanggil. Sejak masuk RS Anak A menjadi sering menangis terutama saat dilakukan pemeriksaan dan tindakan medis. Ibu A mengatakan anaknya sudah bisa berbicara memanggil orang tuanya, seperti mamak, bapak.
13. RUMUSAN MASALAH a. Analisa data NO DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN 1 DS : - Ibu A mengatakan anaknya jadi sering menangis dan gelisah DO : Pasien tampak lemah Peradangan selaput otak
Trombus dan penurunan aliran darah serebral
Pembentukan eksudat meningen, vaskulitis, dan hipoperfusi Gangguan perfusi jaringan serebral
Keadaan umum : Penurunan kesadaran dengan skala GCS : E 2 M 3 V 2
(7) TTV : HR : 123 x/menit RR : 22x/menit T : 36,8 0 C
Reabsorbsi CSS terganggu
Edema otak
Peningkatan TIK
Menekan arteri dan kapiler darah otak
Suplai darah ke otak menurun
Penurunan kesadaran
Gangguan perfusi jaringan serebral 2 DS: Ibu sering bertanya kapan anaknya bisa sembuh Ibu sering bertanya mengenai keadaan anaknya Ibu sering bertanya mengenai tindakan yang dilakukan
Peradangan selaput otak
Trombus dan penurunan aliran darah serebral
Pembentukan eksudat meningen, vaskulitis, dan hipoperfusi
Reabsorbsi CSS terganggu
Edema otak
Peningkatan TIK
Kecemasan Orang Tua
Menekan arteri dan kapiler darah otak
Suplai darah ke otak menurun
Penurunan kesadaran
Kecemasan
b. Masalah Keperawatan 1. Gangguan perfusi jaringan serebral 2. Kecemasan orang tua
14. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak dan penurunan aliran darah ke otak 2. Kecemasan orang tua berhubungan dengan penurunan kesadaran
15. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NURSING CARE PLANNING) No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional 1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak dan penurunan aliran darah ke otak ditandai dengan : DS : - Ibu A mengatakan anaknya jadi sering menangis dan gelisah DO : Pasien tampak lemah Keadaan umum : Penurunan kesadaran dengan skala GCS : E 2 M 3 V 2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x24 jam perfusi jaringan serebral menjadi adekuat, dengan kriteria hasil: - Pasien tampak tenang (tidak gelisah) - Kesadaran kompos mentis - Skala GCS 15 - Tanda tanda vital dalam rentang normal, HR : 60-110 x/menit RR : 12-20 x/menit T : 36,5-37,5 0 C
Mandiri: 1. Pantau TTV dan skala GCS
2. Tirah baring dengan posisi kepala datar, Handuk gulung dapat digunakan untuk mensupport kepala jika perlu 3. Tinggikan kepala tempat tidur 15-30 derajat
4. Luruskan ekstremitas bawah. Hindari flexi. 5. Ubah posisi setiap 2 jam
1. Bradikardi, bradipnea, TD dan suhu meningkat menunjukkan adanya peningkatan TIK 2. Hiperekstensi, rotasi atau hiperfleksi bagian leher menyebabkan penurunan aliran balik vena
3. Peningkatan aliran vena dari kepala akan menurunkan TIK dan mencegah kerusakan aliran vena melalui vena jugularis 4. Posisi flexi akan meningkatkan tekanan intra abdominan 5. Mencegah kerusakan kulit
(7) TTV : HR : 123 x/menit RR : 22x/menit T : 36,8 0 C 6. minimalisasi stimulus yang berbahaya, berikan penjelasan sebelum menyentuh atau melakukan prosedur. Kolaborasi : 1. Berikan cairan IVFD D5 1/4NS GTT 10 makro 2. Berikan asupan cairan melalui NGT (susu 6 x 120cc) 3. Berikan O2 nasal 1L/menit 4. Berikan obat injeksi : Dexametason 3x3 mg, Ampicillin 4x800 mg, Cloramphenicol 4x200 mg, NS 3% 3x20cc
6. Aktivitas akan meningkatkan tekanan intratorak dan intraabdomen yang dapat meningkatkan TIK
Kolaborasi 1. Meminimalkan fluktuasi dalam aliran vaskuler dan TIK 2. Memenuhi asupan nutrisi 3. Memenuhi kebutuhan oksigen dalam darah dan jaringan 4. Menurunkan permeabilitas kapiler untuk membatasi edema serebral, mengatasi kelainan postur tubuh atau menggigil yang dapat meningkatkan TIK, menurunkan konsumsi oksigen dan risiko kejang
2. Kecemasan orang tua berhubungan dengan penurunan kesadaran ditandai dengan : DS: Ibu sering bertanya kapan anaknya bisa sembuh Ibu sering bertanya mengenai keadaan anaknya Ibu sering bertanya mengenai tindakan yang dilakukan
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kecemasan orang tua Anak A berangsur-angsur berkurang dengan kriteria: - keluarga mengakui dan mendiskusikan rasa takut - keluarga mengetahui tujuan dari tindakan yang akan dilakukan - keluarga tampak rileks (tidak memperlihatkan kecemasan seperti gelisah)
a) Kaji status mental dan tingkat ansietas dari klien/keluarga. Catat tanda- tanda verbal atau non verbal b) Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya c) Jelaskan dan persiapkan untuk tindakan prosedur sebelum dilakukan. d) Libatkan klien/keluarga dalam perawatan, perencanaan kehidupan sehari-hari, membuat keputusan sebanyak mungkin. a) Gangguan tingkat kesadaran dapat mempengaruhi ekspresi rasa takut tapi tidak menyangkal keberadaannya. Derajat ansietas akan dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima oleh individu. b) Meningkatkan pemahaman, mengurangi rasa takut karena ketidaktahuan dan dapat membantu menurunkan ansietas. c) Meringankan ansietas terutama ketika pemeriksaan tersebut melibatkan tindakan aseptik. d) Meningkatkan perasaan kontrol terhadap diri dan meningkatkan kemandirian.
16. CATATAN PERKEMBANGAN Hari Tanggal, Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd. Senin (Dinas pagi) 7 April 2014, Pukul 09.00 WIB Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak dan penurunan aliran darah ke otak ditandai dengan : DS : - Ibu A mengatakan anaknya jadi sering menangis dan gelisah DO : Pasien tampak lemah Keadaan umum : Penurunan kesadaran dengan skala GCS : E 2 M 3 V 2 (7) TTV : 1. Memantau TTV dan skala GCS 2. Mengatur posisi pasien dengan tirah baring posisi kepala datar 3. Meninggikan kepala tempat tidur 15-30 derajat 4. Mengajarkan keluarga agar meluruskan ekstremitas bawah pasien dan hindari flexi. 5. Menganjurkan keluarga agar mengubah posisi pasien setiap 2 jam 6. Memberikan penjelasan sebelum menyentuh atau melakukan prosedur. Kolaborasi 7. Memberikan cairan IVFD D5 1/4NS GTT 10 makro sesuai intruksi 8. Memantau keluarga dalam memberikan Pukul 12.30 wib S: - Ibu mengatakan anaknya masih lemas O: - Anak A masih tampak lemah - Anak A belum dapat bangun dari tempat tidur - Terpasang O2 nasal, Infus dan NGT - TTV: HR : 120 x/menit RR : 25x/menit T : 36,6 0 C - Skala GCS : E 2 M 3 V 2 (7) A: Masalah teratasi sebagian Nur
HR : 123 x/menit RR : 22x/menit T : 36,8 0 C asupan cairan melalui NGT (susu 6 x 120cc) 9. Memberikan O2 nasal 1L/menit 10. Memberikan obat injeksi : Dexametason 3x3 mg, Ampicillin 4x800 mg, Cloramphenicol 4x200 mg, dan NS 3% 3x20cc pukul 09.00 wib sesuai intruksi. P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,6,7,8,9,10 gunakan handuk gulung untuk mensupport kepala jika perlu
Senin (Dinas pagi)
7 April 2014, Pukul 09.00 WIB Kecemasan orang tua berhubungan dengan penurunan kesadaran ditandai dengan : DS: Ibu sering bertanya kapan anaknya bisa sembuh Ibu sering bertanya mengenai keadaan 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 2. Mengkaji status mental dan tingkat ansietas dari klien/keluarga. 3. Menjelaskan kepada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan dan mempersiapkan untuk tindakan prosedur sebelum dilakukan. 4. Melibatkan klien/keluarga dalam perawatan, perencanaan kehidupan Pukul 09.10 wib S: - Keluarga mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan - Keluarga mengucapkan terimakasih O: - Keluarga tampak lebih tenang - Ibu dapat tersenyum A:
Nur
anaknya Ibu sering bertanya mengenai tindakan yang dilakukan sehari-hari, dan tindakan yang dilakukan. Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4 Selasa (Dinas pagi) 8 April 2014, Pukul 09.10 WIB Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak dan penurunan aliran darah ke otak ditandai dengan : DS : - Ibu A mengatakan anaknya masih sering menangis dan gelisah DO : Pasien masih tampak lemah Keadaan umum : Penurunan kesadaran 1. Memantau TTV dan skala GCS 2. Memantau posisi pasien dengan tirah baring posisi kepala datar, menggunakan handuk gulung untuk mensupport kepala 3. Memantau tinggi kepala tempat tidur 15-30 derajat 4. Mengajarkan keluarga agar meluruskan ekstremitas bawah pasien dan hindari flexi. 5. Memberikan penjelasan sebelum menyentuh atau melakukan prosedur. Kolaborasi 6. Memberikan cairan IVFD D5 1/4NS GTT Pukul 11.00 wib S: - Ibu mengatakan anaknya masih lemas O: - Anak A masih tampak lemah - Anak A belum dapat bangun dari tempat tidur - Terpasang O2 nasal, Infus dan NGT - Posisi kepala datar dan lebih tinggi 15-30 derajat - TTV: HR : 118 x/menit
Nur
dengan skala GCS : E 2 M 3 V 2 (7) TTV : HR : 130 x/menit RR : 24x/menit T : 37 0 C 10 makro sesuai intruksi 7. Memantau keluarga dalam memberikan asupan cairan melalui NGT (susu 6 x 120cc) 8. Memberikan O2 nasal 1L/menit 9. Memberikan obat injeksi : Ampicillin 4x800 mg, Cloramphenicol 4x200 mg, dan NS 3% 3x20cc pukul 09.10 wib sesuai intruksi. RR : 22x/menit T : 36,8 0 C - Skala GCS : E 2 M 3 V 2 (7) A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8,9
Selasa (Dinas Sore) 8 April 2014, Pukul 09.10 WIB Kecemasan orang tua berhubungan dengan penurunan kesadaran ditandai dengan : DS: Ibu masih bertanya mengenai keadaan anaknya
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 2. Mengkaji status mental dan tingkat ansietas dari klien/keluarga. 3. Memberikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya 4. Menjelaskan kepada keluarga dan mempersiapkan untuk tindakan prosedur sebelum dilakukan. Pukul 09.20 wib S: - Keluarga mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan - Keluarga mengucapkan terimakasih O: - Keluarga tampak lebih tenang - Ibu dapat tersenyum Nur
5. Melibatkan klien/keluarga dalam perawatan, perencanaan kehidupan sehari-hari, dan tindakan yang dilakukan. A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5 Rabu (Dinas malam ) 8 April 2014, Pukul 22.00 WIB Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak dan penurunan aliran darah ke otak ditandai dengan : DS : - Ibu A mengatakan anaknya terkadang masih menangis DO : Pasien masih tampak lemah Keadaan umum : 1. Memantau TTV dan skala GCS 2. Memantau posisi pasien dengan tirah baring posisi kepala datar, menggunakan handuk gulung untuk mensupport kepala 3. Memantau tinggi kepala tempat tidur 15-30 derajat 4. Mengajarkan keluarga agar meluruskan ekstremitas bawah pasien dan hindari flexi. 5. Memberikan penjelasan sebelum menyentuh atau melakukan prosedur. Kolaborasi Rabu, 9 April 2014 Pukul 05.10 wib S: - Ibu mengatakan anaknya masih lemas O: - Anak A tampak tidur - Anak A belum dapat bangun dari tempat tidur - Terpasang O2 nasal, Infus dan NGT - Posisi kepala datar dan lebih tinggi 15-30 derajat - TTV: HR : 114 x/menit
Nur
Penurunan kesadaran dengan skala GCS : E 2 M 3 V 2 (7) TTV : HR : 110 x/menit RR : 22x/menit T : 36,5 0 C 6. Memberikan cairan IVFD D5 1/4NS GTT 10 makro sesuai intruksi 7. Memantau keluarga dalam memberikan asupan cairan melalui NGT (susu 6 x 120cc) 8. Memberikan O2 nasal 1L/menit 9. Memberikan obat injeksi : Dexametason 3x3 mg, Ampicillin 4x800 mg, Cloramphenicol 4x200 mg, dan NS 3% 3x20cc pukul22.10 wib sesuai intruksi. RR : 23x/menit T : 36,2 0 C - Skala GCS : E 2 M 3 V 2 (7) A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,5,6,7,8,9
Rabu (Dinas malam ) 8 April 2014, Pukul 22.00 WIB Kecemasan orang tua berhubungan dengan penurunan kesadaran ditandai dengan : Ibu masih bertanya mengenai keadaan anaknya
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 2. Mengkaji status mental dan tingkat ansietas dari klien/keluarga. 3. Memberikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya 4. Menjelaskan kepada keluarga dan mempersiapkan untuk tindakan Rabu, 9 April 2014 Pukul 05.10 wib S: - Keluarga mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan - Keluarga mengucapkan terimakasih - Keluarga mengatakan cemas berkurang dengan mengetahui
Nur
prosedur sebelum dilakukan. 5. Melibatkan klien/keluarga dalam perawatan, perencanaan kehidupan sehari-hari, dan tindakan yang dilakukan. kondisi anaknya O: - Keluarga tampak lebih tenang - keluarga dapat tersenyum A: Masalah teratasi P: Intervensi dihentikan
Kamis (Dinas sore) 10 April 2014, Pukul 15.00 WIB Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak dan penurunan aliran darah ke otak ditandai dengan : DS : - Ibu A mengatakan anaknya suka mengerang
1. Memantau TTV dan skala GCS 2. Memantau posisi pasien dengan tirah baring posisi kepala datar 3. Memantau tinggi kepala tempat tidur 15-30 derajat 4. Memberikan penjelasan sebelum menyentuh atau melakukan prosedur. Kolaborasi 5. Memberikan cairan IVFD D5 1/4NS GTT 10 makro sesuai intruksi Pukul 19.30 wib S: - Ibu mengatakan anaknya suka mengerang O: - Anak A tampak lemah namun sudah berespon jika dipanggil - Anak A belum dapat bangun dari tempat tidur
Nur
DO : Pasien masih tampak lemah Keadaan umum : Penurunan kesadaran dengan skala GCS : E 2 M 3 V 2 (7) TTV : HR : 108 x/menit RR : 20x/menit T : 36,7 0 C 6. Memantau keluarga dalam memberikan asupan cairan melalui NGT (susu 6 x 120cc) 7. Memberikan O2 nasal 1L/menit 8. Memberikan obat injeksi : Ampicillin 4x800 mg, Cloramphenicol 4x200 mg, dan NS 3% 3x20cc pukul 15.00 wib sesuai intruksi. - Terpasang O2 nasal, Infus dan NGT - Posisi kepala datar dan lebih tinggi 15-30 derajat - TTV: HR : 106 x/menit RR : 18x/menit T : 36,9 0 C - Skala GCS : E 3 M 3 V 2 (8) A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8 Jumat (Dinas pagi) 11 April 2014, Pukul 09.00 WIB Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak dan penurunan aliran darah ke otak ditandai dengan : DO : Pasien masih tampak 1. Memantau TTV 2. Memantau posisi pasien dengan tirah baring posisi kepala datar, menggunakan handuk gulung untuk mensupport kepala 3. Memantau tinggi kepala tempat tidur 15-30 derajat Pukul 13.10 wib S: - Ibu mengatakan anaknya masih lemas O: - Anak A tampak tidur - Anak A belum dapat Nur
lemah Pasien masih mengerang jika dilakukan tindakan (injeksi, ukur TTV) Keadaan umum : Penurunan kesadaran dengan skala GCS : E 3 M 3 V 2 (8) TTV : HR : 100 x/menit RR : 22x/menit T : 36,8 0 C 4. Memberikan penjelasan sebelum menyentuh atau melakukan prosedur. Kolaborasi 5. Memberikan cairan IVFD D5 1/4NS GTT 10 makro sesuai intruksi 6. Memantau keluarga dalam memberikan asupan cairan melalui NGT (susu 6 x 120cc) 7. Memberikan O2 nasal 1L/menit 8. Memberikan obat injeksi : Dexametason 3x3 mg, Ampicillin 4x800 mg, Cloramphenicol 4x200 mg, dan NS 3% 3x20cc pukul 09.00 wib sesuai intruksi. bangun dari tempat tidur - Terpasang O2 nasal, Infus dan NGT - Posisi kepala datar dan lebih tinggi 15-30 derajat - TTV: HR : 96 x/menit RR : 24x/menit T : 37,1 0 C - Skala GCS : E 3 M 3 V 2 (8) A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8
Sabtu (Dinas pagi) 12 April 2014, Pukul 09.15 WIB Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak dan penurunan aliran darah ke otak ditandai dengan : 1. Memantau TTV 2. Memantau posisi pasien dengan tirah baring posisi kepala datar, menggunakan handuk gulung untuk mensupport kepala Pukul 12.30 wib S: - Ibu mengatakan anaknya masih lemas O:
DS : - Ibu A mengatakan anaknya masih suka mengerang DO : Pasien masih tampak lemah Keadaan umum : Penurunan kesadaran dengan skala GCS : E 3 M 3 V 2 (8) TTV : HR : 104 x/menit RR : 26x/menit T : 36,5 0 C 3. Memantau tinggi kepala tempat tidur 15-30 derajat 4. Memberikan penjelasan sebelum menyentuh atau melakukan prosedur. Kolaborasi 5. Memberikan cairan IVFD D5 1/4NS GTT 10 makro sesuai intruksi 6. Memantau keluarga dalam memberikan asupan cairan melalui NGT (susu 6 x 120cc) 7. Memberikan O2 nasal 1L/menit 8. Memberikan obat injeksi : Dexametason 3x3 mg, Ampicillin 4x800 mg, Cloramphenicol 4x200 mg, dan NS 3% 3x20cc pukul 09.15 wib sesuai intruksi. - Anak A tampak mengerang - Anak A belum dapat bangun dari tempat tidur - Terpasang O2 nasal, Infus dan NGT - Posisi kepala datar dan lebih tinggi 15-30 derajat - TTV: HR : 100 x/menit RR : 20x/menit T : 36,9 0 C - Skala GCS : E 8 M 3 V 2 (8) A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8