Anda di halaman 1dari 8

Biopsi terbagi menjadi :

Biopsi tertutup : Tanpa membuka kulit,Bisa dikerjakan oleh disiplin non-bedah


Biopsi terbuka : Dengan membuka kulit/mukosa, Biasanya dikerjakan oleh disiplin
bedah, dan Akan mendapatkan spesimen yang lebih representative
Biopsi Tertutup : Bahan sedikit/kurang representative, Dapat ditingkatkan dengan biopsi
terbuka, Contoh : FNAB, Core Biopsy, Cairan cyste-sputum-darah-ascites, dan Endoscopy.
Biopsi terbuka : Biasanya dikerjakan oleh disiplin bedah, Dengan membuka kulit/mukosa,
Pemeriksaan yang dikerjakan : histo-patologi, dan Macamnya : Biopsi insisi, Biopsi eksisi
Biopsi Insisional
Yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau bedah. Dengan
pisau bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk
diperiksa.Teknik suatu biopsi insisional antara lain :
Tentukan daerah yang akan dibiopsi.
Rancang garis eksisi dengan memperhatikan segi kosmetik.
Buat insisi bentuk elips dengan skalpel nomor 15.
Angkat tepi kulit normal dengan pengait atau pinset bergerigi halus.
Teruskan insisi sampai diperoleh contoh jaringan. Sebaiknya contoh jaringan ini
jangan sampai tersentuh.
Tutup dengan jahitan sederhana memakai benang yang tidak dapat diserap.

Biopsi Eksisional
Yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai disertai jaringan sehat di sekitarnya.
Metode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa dan
biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada metastase . Tehnik biopsi
eksisional, adalah sebagai berikut :
Rancang garis eksisi,
Sebaiknya panjang elips empat kali lebarnya.
Lebar maksimum ditentukan oleh elastisitas, mobilitas, serta banyaknya kulit yang
tersedia di kedua tepi sayatan.
Banyaknya jaringan sehat yang ikut dibuang tergantung pada sifat lesi, yaitu:
Lesi jinak, seluruh tebal kulit diangkat berikut kulit sehat di tepi lesi dengan sedikit
lemak mungkin perlu dibuang agar luka mudah dijahit.
Karsinoma sel basal, angkat seluruh tumor beserta paling kurang 0.5 s/d 1 cm kulit
sehat.
Karsinoma sel skuamosa, angkat seluruh tumor beserta paling kurang 1 s/d 2 cm kulit
sehat.
Insisi dengan skalpel nomor 15 hingga menyayat seluruh tebal kulit.
Inspeksi luka dan atasi perdarahan.
Tutup dengan jahitan sederhana menggunakan benang yang tidak dapat diserap.



Biopsi Jarum
Yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot lewat jarum.
Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya area sekitar jarum). Bisa dilakukan
secara langsung atau dibantu dengan radiologi seperti CT scan atau USG sebagai
panduan untuk membuat jarum mencapai massa atau lokasi yang diinginkan.

Biopsi jarum dibagi atas FNAB (fine needle aspiration biopsy)/BAJAH (Biopsi
Aspirasi Jarum halus), dan Core biopsy. Bila biopsi jarum menggunakan jarum
berukuran besar maka disebut core biopsi, sedangkan bila menggunakan jarum kecil
atau halus maka disebut fine needle aspiration biopsi. Biopsy aspirasi jarum halus
merupakan metode lain untuk 'diagnosis jaringan' - yaitu, sebuah cara sampling sel
dalam benjolan mencurigakan atau massa. . Biopsi aspirasi jarum halus sedikit lebih
cepat dan kurang invasif dari biopsi inti. Biopsi jarum halus aspirasi tidak memerlukan
anestesi lokal banyak. Seperti dengan biopsi inti, USG atau mammographik mungkin
diperlukan untuk menemukan benjolan atau area yang akan dijadikan sampel jika tidak
dapat dengan mudah dirasakan.Pada hampir semua tumor dapat dilakukan biopsi
aspirasi, baik yang letaknya superfisial palpable ataupun tumor yang terletak di dalam
rongga tubuh unpalpable dengan indikasi :
1) Preoperatif biopsi aspirasi pada tumor sangkaan maligna operable. Tujuannya adalah
untuk diagnosis dan menentukan pola tindakan bedah selanjutnya.
2) Maligna inoperable. Biopsi aspirasi merupakan diagnosis konfirmatif.
3) Diagnosis konfirmatif tumor "rekuren" dan metastasis.
4) Membedakan tumor kistik,solid dan peradangan.
5) Mengambil spesimen untuk kultur dan penelitian
Penggunaan biopsi aspirasi dalam diagnosis tumor mempunyai dampak yang
menguntungkan baik ditinjau dari segi menejemen tumor, pelayanan onkologik rumah
sakit maupun bagi pasien.Namun harus disadari bahwa jangkauan sitologi biopsi
aspirasi sangat terbatas yang dapat terjadi pada keadaan dimana luasnya invasi tumor
tidak dapat ditentukan, subtipe kanker tidak selalu dapat diidentifikasi, dan dapat terjadi
negatif palsu. Diagnosis sitologik dengan menggunakan FNAB mempunyai nilai klinik
antara lain
1.Sitologi positif / Positif Maligna : Merupakan petunjuk untuk melakukan tindakan
lebih lanjut antara lain survei metastasis, menentukan stadium, memilih alat diagnostik
lain bila diperlukan dan mendiskusikan pola pengobatan.
2.Sitologi negatif atau kelainan jinak : Belum dapat menyingkirkan adanya kanker;
perlu dipikirkan kemungkinan negative palsu. Negatif palsu dapat terjadi karena
kesalahan teknis, sehingga sejumlah sel tumor tidak terdapat pada sediaan. Bila
terdapat perbedaan sitologi dan data klinik, alternatif tindakan terbaik adalah biopsi
bedah; akan tetapi, pada kasus sitologi negatif dengan spesifikasi kelainan dan cocok
dengan gambaran klinik, maka pola pengobatan dapat ditentukan.
3.Sitologi suspek / mencurigakan maligna : Mungkin memerlukan pemeriksaan lain
sebelum pengobatan antara lain pemeriksaan potongan bekuataupun sitologi imprint
atau kerokan durante operasionam.
4. Inkonklusif (tidak dapat diinterpretasikan) : Dapat terjadi karena kesalahan teknik
atau karena situasi tumor, misalnya mudah berdarah, reaksi jaringan ikat banyak atau
tumor terlalu kecil, sehingga sulit memperoleh sel tumor. Dalam praktek, sitologi
inkonklusif meningkatkan negatif palsu.

Tindakan core biopsi adalah prosedur di mana jarum melewati kulit untuk
mengambil sampel jaringan dari suatu massa atau benjolan. Jaringan tersebut kemudian
diperiksa dibawah mikroskop untuk setiap kelainan. Core Biopsi dapat dilakukan ketika
sebuah benjolan mencurigakan ditemukan, misalnya benjolan payudara atau
pembesaran kelenjar getah bening, atau jika suatu kelainan terdeteksi pada tes
pencitraan seperti x-ray , USG atau mamografi .Core biopsi merupakan prosedur lebih
invasif daripada biopsi aspirasi jarum halus , karena menggunakan bius lokal. Namun,
lebih cepat dan kurang invasif daripada biopsi bedah. Dalam beberapa kasus, hasil
biopsi inti akan mencegah tindakan operasi.Sedangkan untuk tehnik suatu tindakan
Core Biopsi dijelaskan sebagai berikut dimana lebih awal dilakukan tindakan dengan
menggunakan anestesi lokal di mana jarum dimasukkan. Sebuah sayatan kecil
(dipotong) dibuat dalam kulit di atas benjolan, dan jarum dimasukkan melalui
insisi. Ketika ujung jarum berada di daerah yang akan diperiksa, jarum cekung yang
didesain khusus digunakan untuk mengumpulkan sampel sel-sel yang hadir. Ini
ditampilkan dalam diagram di bawah ini. Jarum kemudian ditarik, dan sampel yang
diekstraksi.Hal ini dapat diulang sampai 5 kali, sampai sebuah sampel yang cukup telah
dikumpulkan.



Dalam beberapa kasus, benjolan atau massa dari mana sel-sel yang harus
dilakukan adalah tidak mudah dirasakan melalui kulit. Jika hal ini terjadi, ahli radiologi,
ahli bedah atau ahli patologi mengumpulkan sampel dapat menggunakan USG , dimana
jarum dapat dilihat pada monitor USG dan dibimbing ke daerah, atau
stereotacticmamografi (untuk payudara) yang menggunakan dua mammogram di sudut
yang berbeda dan komputer untuk menemukan daerah yang benar. Hal ini dapat
membuat prosedur memakan waktu lebih lama. Secara keseluruhan, biopsi inti
biasanya memakan waktu antara 30 menit sampai 1 jam untuk menyelesaikan.Karena
pembiusan lokal yang digunakan, core biopsi seharusnya tidak menyakitkan, meskipun
mungkin tidak nyaman. Hasil interpretasi Core Biopsy/ Biopsi Inti, antar lain :
Yang tidak memadai / tidak cukup: Sampel yang diambil adalah tidak cukup
untuk mengkonfirmasi diagnosis kanker.
Jinak: Tidak ada sel-sel kanker ini. Benjolan atau pertumbuhan berada di
bawah kendali dan tidak menyebar ke area lain dari tubuh.
Atypical , atau curiga keganasan: Hasil tidak jelas. Beberapa sel tampak
abnormal tetapi tidak pasti kanker.Biopsi bedah mungkin dibutuhkan untuk
mengambil sampel sel.
Ganas: Sel-sel kanker, tidak terkontrol dan memiliki potensi atau telah
menyebar ke area lain dari tubuh.

Core biopsi adalah tes relatif cepat dan efektif untuk menentukan status
jaringan tersangka. Dibandingkan dengan biopsi bedah, core biopsi kecil kemungkinan
melibatkan jaringan parut, infeksi atau sakit, dan memiliki waktu pemulihan signifikan
lebih pendek.Core biopsi sangat berguna untuk menyelidiki kelainan terdeteksi pada tes
pencitraan, seperti x-ray. Ini adalah investigasi pilihan ketika microcalcification
payudara terlihat pada mamografi. Juga, karena jarum yang digunakan adalah cukup
besar untuk mengambil 'slice' koheren jaringan, memungkinkan sel untuk diperiksa di
bawah mikroskop karena mereka diatur di dalam tubuh. Hal ini dapat membantu untuk
membedakan antara beberapa jenis penyakit pra-kanker (seperti karsinoma duktal in
situ ) dan karsinoma duktal invasif . Resiko core biopsi termasuk kemungkinan bahwa
setiap sel-sel kanker ini bisa menyebar ke dalam jaringan, tetapi hal ini jarang terjadi
ketika tes ini dilakukan oleh praktisi terampil. .
Selain biopsi dengan jarum seperti diatas terdapat juga suatu tindakan biopsi
menggunakan jarum dengan bantuan endoskopi. Pada prinsipnya sama yaitu
pengambilan sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini
menggunakan endoskopi sebagai panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam saluran
tubuh seperti saluran pernafasan, pencernaan dan kandungan. Endoskopi dengan
kamera masuk ke dalam saluran menuju lokasi kanker, lalu dengan jarum diambil
sedikit jaringan sebagai sampel.


Dan yang terakhir pemeriksaan biopsi secara Punch biopsy. Biopsi ini biasa
dilakukan pada kelainan di kulit. Metode ini dilakukan dengan alat yang ukurannya
seperti pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan di kulit, lalu instrument tajam di
dalamnya akan mengambil jaringan kulit yang ditekan. Menggunakan anastesi lokal
dan bila pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu dijahit.


Jaringan yang diperoleh dari hasil biopsi difiksasi, dan dikirim untuk
pemeriksaan patologi dan atau imunohistokimia. Tujuan pemeriksaan patologi ini
adalah untuk menentukan apakah lesi tersebut ganas atau jinak, dan membedakan jenis
histologisnya. Pada beberapa keadaan, biopsi dari kelenjar getah bening menentukan
staging dari keganasan. Tepi dari specimen (pada biopsi eksisional) juga diperiksa
untuk mengetahui apakah seluruh lesi sudah terangkat (tepi bebas dari infiltrasi tumor.

Anda mungkin juga menyukai