2
2
+
2
- Lapisan kedua
- Lapisan ketiga tidak memiliki persamaan matematis karena ketebalan lapisan ketiga tidak
diketahui dimana batas lapisannya. Untuk menghitung kedalaman lapisan ketiga kita
memerlukan lapisan keempat sebagai acuan intercept timenya. Sedangkan data hasil
pengukuran tidak menunjukkan adanya lapisan keempat, jadi kita hanya menghitung
kedalaman lapisan pertama dan kedua saja.
Keterangan :
Z1 dan Z2 : ketebalan lapisan pertama dan kedua (m)
Ti1 dan Ti2 : intercept time untuk tiap lapisan (m/s)
V1 dan V2 : kecepatan lapisan pertama dan kedua (m/s)
Dari persamaan diatas, kita dapat melihat ketebalan masing-masing lapisan bawah
permukaan yang merupakan hasil Compute mini and maximum elevation dari Grid usuing shoot
point dalam bentuk profil 2D seperti gambar dibawah ini.
21
Gambar 4.3 Profil 2D Intercept Time
Setelah melakukan metode intercept time, maka selanjutnya kita akan melakukan metode
Delay Time (ABC) guna untuk mendapatkan Total Time yang akan dibutuhkan sewaktu
melakukan Generalized Reciprocal Method nantinya. Persamaan delay time dapat diperoleh dari
gambar dibawah ini.
Gambar 4.4 Delay Time (ABC)
Maka diperoleh persamaan :
Delay = (T ABCD + T DEFG) TABFG
22
Dengan mengetahui ketebalan dan kecepatan pada tiap shot, maka kita dapat menghitung
kedalaman lapisan dasar dibawah semua geophone dengan menggunakan rumus berikut ini.
Dengan menggunakan persamaan hasil turunan rumus diatas maka kita akan mendapatkan
kedalaman lapisan dasar dibawah ke 24 geophone. Berikut ini adalah kenampakan profil 2D
metode ABC :
Gambar 4.5 Profil 2D metode ABC
23
Dari hasil metode Delay Time (ABC) maka kita bisa melakukan metode yang terakhir, yaitu
Generalized Reciprocal Method yang lebih sering dikenal dengan sebutan Metode GRM. Dari
gambar dibawah ini kita akan mendapatkan keadaan detail suatu lapisan.
Gambar 4.6 Metode GRM
Dengan menggunakan metode GRM diperoleh kenampakan lapisan dalam bentuk profil 2D,
yaitu:
Gambar 4.7 Profil 2D metode GRM
24
4.2. Interpretasi Data
Untuk mendapatkan tingkat kekerasan batuan kita akan menggunakan Hukum Gardner.
Hukum Gardner memperlihatkan hubungan antara massa jenis dengan kecepatan perambatan
gelombang. Dimana :
: massa jenis (gr/cm
3
)
: konstanta (0,31)
V : kecepatan perambatan gelombang (m/s)
Berdasarkan interpretasi data yang kami peroleh, kami menemukan 3 lapisan litologi bawah
permukaan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Untuk lapisan pertama kami mendapatkan
nilai kecepatan (V
1
) = 300 700 m/s dengan ketebalan lapisan mencapai 2 m. Untuk lapisan
kedua kami mendapatkan nilai kecepatan (V
2
) = 700 1200 m/s dengan ketebalan 4 m. Dan
untuk lapisan ketiga kami memdapatkan nilai kecepatan (V
3
) = >1200 dengan ketebalan tak
terhingga (karena tidak mendapatkan litologi lapisa keempat)
Tabel 4.1 Interpretasi Data
Kedalaman
(m)
Kecepatan
(m/s)
Jenis Batuan
0 2
300 700 Top Soil
2 4
700 1200 Clay
>4
>1200 Weathered Bedrock
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan pada lapisan pertama terdapat jenis batuan Top Soil
(tanah timbunan) dengan ketebalan 0 - 2 m. Pada lapisan kedua dengan kedalaman 2 4 m
terdapat jenis batuan Clay. Dan untuk lapisan ketiga dengan kedalaman tak terhingga ditemukan
batuan dengan jenis batuan Weathered Bedrock.
25
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum seismik refraksi ini adalah :
- Hasil praktikum seismik refraksi di Lapangan Sepak Bola Limpok terdapat tiga lapisan
dengan kecepatan antara 300 m/s sampai > 1200 m/s.
- Pengklasifikasian lapisan berdasarkan kecepatan rambat gelombang P yaitu pada lapisan
pertama 300 - 700 m/s, untuk lapisan kedua 700 - 1200 m/s, dan untuk lapisan ketiga
>1200 m/s.
- Litologi bawah permukaan berdasarkan hasil interprets terdiri dari top soil, clay, dan
weathered bedrock.
5.2. Saran
Jangan lupa panaskan alat kurang lebih 15 menit agar alat tidak error dan macet sewaktu
digunakan nanti yang dapat mengganggu aktifitas pengukuran. Dan diharapkan untuk praktikkan
kedepannya agar lebih menjaga alat dan membersihkan alat saat selesai digunakan agar alat tidak
jorok dan awet.