Anda di halaman 1dari 14

MENGURANGI POLUSI GAS TIMBAL ASAP KENDARAAN BERMOTOR

MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DAUN PURING



Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh asap buangan pabrik dan pencemaran air
permukaan yang disebabkan limbah cair dari pabrik, begitu juga pencemaran air tanah akan
menimbulkan dampak negatif bagi penduduk di sekitarnya. Pencemaran tersebut akan
terbukti dengan analisis limbah pabrik tersebut dan dapat diamati dari kondisi gejala yang
terjadi pada penduduk sekitarnya (Darmono, 2008).
Di negara Indonesia sumber pencemar pada saat ini masih terus diteliti. Dari data
sumber pencemar air di Amerika Serikat tahun 1968 sumber pencemar dari transportasi
berjumlah 90,5 ton/tahun. Dengan jumlah tersebut dapat diperkirakan sumber pencemar di
Indonesia didominasi dari transportasi (Wardana, 2004).
Sistem moda transportasi jalan adalah penyumbang emisi polutan umumnya
diperkotaan disebabkan pengoperasian kendaraan yang terbesar di kota. Sumber Polutan
merupakan unsur kimia dari emisi gas buang kendaraan transportasi jalan yang terdiri dari
unsur O3 (ozon), CO (carbon monoksida), NO2 (natrium dioksida), SO2 (sulfur dioksida), Pb
(plumbum atau timah hitam dan PM (partikulat) yang mencemari udara dan selanjutnya
menyebabkan penyakit pada manusia (Denny, L, 2009).
Dalam kesehariannya timbal (Pb) disebut juga dengan nama timah hitam, secara
internasional di sebut plumbum, dan dikelompokkan sebagai logam berat dengan lambang Pb.
Sifat : merupakan suatu logam berat yang lunak berwarna kelabu kebiruan dengan titik leleh
3270 dan titik didih 1.6200 C. Pada suhu 550 6000C timbal menguap dan bereaksi dengan
oksigen dalam udara membentuk timbal oksida. Walaupun bersifat lentur, timbal sangat
rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam.
Timbal dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat. Bentuk oksidasi
yang paling umum adalah timbal (II) dan senyawa organometalik yang terpenting adalah
timbal tetra etil (TEL: tetra ethyl lead), timbal tetra metil (TML : tetra methy lead) dan
timbal stearat. Merupakan logam yang tahan terhadap korosi atau karat, sehingga sering
digunakan sebagai bahan coating (Palar, 2004).




Timbal (Pb) banyak digunakan untuk berbagai keperluan karena sifatnya sebagai berikut
(Fardiaz, 1992):
1. Timbal mempunyai titik cair rendah sehingga jika digunakan dalam bentuk cair
dibutuhkan teknik yang cukup sederhana dan tidak mahal.
2. Timbal merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah menjadi berbagai
bentuk.
3. Sifat kimia timbal (Pb) menyebabkan logam ini dapat berfungsi sebagai lapisan
pelindung jika kontak dengan udara lembab.
4. Timbal dapat membentuk alloy dengan logam lainnya, dan alloy yang terbentuk
mempunyai sifat berbeda dengan timbal (Pb) yang murni.
5. Densitas timbal (Pb) lebih tinggi dibandingkan dengan logam lainnya kecuali emas
dan merkuri.
Sumber timbal secara alamiah terdapat dalam jumlah kecil pada batu-batuan,
penguapan lava, tanah dan tumbuhan. Timbal komersial dihasilkan melalui penambangan,
peleburan, pengilangan dan pengolahan ulang sekunder (Joko S, 1995). Sumber-sumber lain
yang menyebabkan timbal terdapat dalam udara ada bermacam-macam. Di antara sumber
alternatif ini yang tergolong besar adalah pembakaran batu bara, asap dari pabrik-pabrik yang
mengolah senyawa timbal alkil, timbal oksida, peleburan biji timbal dan transfer bahan bakar
kendaraan bermotor, karena senyawa timbal yang terdapat dalam bahan bakar tersebut
dengan sangat mudah menguap. Kadar timbal dari sumber alamiah sangat rendah
dibandingkan dengan timbal yang berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor (Palar,
2004).
Dalam bentuk organik timbal dipakai dalam industri perminyakan. Alkil timbal
(TEL/timbal tetraetil dan TML/timbal tetrametil) digunakan sebagai campuran bahan bakar
bensin. Fungsinya selain meningkatkan daya pelumasan, meningkatkan efisiensi pembakaran
juga sebagai bahan aditif anti ketuk (anti-knock) pada bahan bakar yaitu untuk mengurangi
hentakan akibat kerja mesin sehingga dapat menurunkan kebisingan suara ketika terjadi
pembakaran pada mesin-mesin kendaraan bermotor. Sumber inilah yang saat ini paling
banyak memberi kontribusi kadar timbal dalam udara (Palar, 2004).



Struktur Pb dalam Bensin (TEL Tetra Ethyl Lead)

Berdasarkan pada analisis yang pernah dilakukan dapat diketahui kandungan
bermacam-macam senyawa timbal yang ada dalam asap kendaraan bermotor, seperti pada
tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1
Kandungan Senyawa Timbal
Dalam Gas Buangan Kendaraan
Bermotor Senyawa Pb (%)
0 Jam 18 Jam
PbBrCl 32,0 12,0
PbBrCl.2PbO 31,4 1,6
PbCl2 10,7 8,3
Pb(OH)Cl 7,7 7,2
PbBr2 5,5 0,5
PbCl2.2PbO 5,2 5,6
Pb(OH)Br 2,2 0,1
PbOx 2,2 21,2
PbCO3 1,2 13,8
PbBr2.2PbO 1,1 0,1
PbCO3.2PbO 1,0 29,6
Sumber : Palar, 2004


Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pencemaran udara di kawasan kota
Semarang diperoleh data bahwa udara di kawasan tersebut mengandung gas Pb yang sangat
tinggi.
Tabel 2. Kadar Pb di beberapa titik kawasan rawan macet Kota Semarang
NO LOKASI CUACA WAKTU Pb (g/Nm)
1 Perempatan Bangkok
Perempatan Bangkok
Cerah
Cerah
Pagi (07.35)

Malam (22.32)
2,41
1,78
2 Kalibanteng
Kalibanteng
Cerah
Cerah
Pagi (09.17)

Malam (21.00)
1,73
1,75
3 Kaligawe
Kaligawe
Cerah
Cerah
Siang (11.25)

Malam (19.08)
1,79
1,44
4 Jatingaleh
Jatingaleh
Cerah
Cerah
Siang (12.55)

Malam (23.00)
1,17
1,76
5 Kompleks Akpol
Kompleks Akpol
Cerah
Cerah
Sore (14.15)

Dini hari (01.00)
1,12
0,86
Sumber : FIP IKIP PGRI , 2011
Salah satu sumber utama polutan Pb adalah penggunaan bahan bakar kendaraan
bermotor yang masih mengandung tetra etil lead (TEL) sebagai aditif untuk meningkatkan
nilai oktan bahan bakar. Konsentrasi Pb di udara di daerah perkotaan, yang padat kendaraan,
berkisar 2-4 g/Nm. Sedangkan daerah sub-urban atau rural kurang dari 0,2 g/Nm, dengan
melihat hasil penelitian tentunya kota Semarang masuk kategori daerah perkotaan yang padat
kendaraannya. Padahal kita mengetahui bahwa Pb berbahaya karena dapat menimbulkan
berbagai dampak yang harus diperhatikan.
Masalah pencemaran Pb pada asap kendaraan bermotor

merupakan masalah yang
serius dan harus segera diambil tindakan setidaknya untuk mengurangi emisi gas berbahaya
tersebut.
Reaksi
Pencemaran Timbal di udara (Pb)
Timbal (Pb) merupakan pencemar udara yang berasal dari gas buangan kendaraan
bermotor. Untuk menghasilkan pembakaran yang baik dan meningkatkan efisiensi motor
bakar, bensin diberi zat tambahan, yaitu Pb(C2H5)4 atau tetra etil timbal (TEL). Setelah
mengalami pembakaran di dalam motor, timbal dilepas ke udara dalam bentuk oksida timbal.
Timbal merupakan racun keras yang bila menumpuk di dalam tubuh akan menimbulkan
kerusakan permanen pada otak, darah dan organ tubuh lainnya.
Unsur Timbal mudah melarut dalam asam nitrat yang sedang kepekatannya (8 M), dan
terbentuk juga nitrogen oksida :
3Pb + 8HNO
3
(pekat) > 3Pb(NO
3
)
2
(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)
Gas nitrogen (II) oksida yang tak berwarna itu, bila bercampur dengan udara, akan
teroksidasi menjadi nitrogen dioksida yang merah:
2NO(g) (tidak berwarna) + O
2
(g) > 2NO
2
(g) (merah). Dengan asam nitrat pekat
terbentuk lapisan pelindung berupa timbal nitrat pada permukaan logam, yang mencegah
pelarutan lebih lanjut. Asam klorida encer atau asam sulfat encer mempunyai pengaruh yang
hanya sedikit, karena terbentuknya timbal klorida atau timbal sulfat yang tak larut pada
permukaan logam itu.
Endapan timbal sulfida terurai bila ditambahkan asam nitrat pekat, dan unsur belerang
yang berbutir halus dan berwarna putih akan mengendap :
3PbS (s) + 8HNO
3
(pekat) -> 3Pb(NO
3
)
2
(aq) + 3S(s) + 2NO(g) + 4H2O(l)
Karakteristik dan Manfaat Unsur Timbal (Pb)
Unsur Timbal adalah sebuah elemen beracun, secara prinsip terdispersi di alam dan
lingkungan pertanian melalui aktivitas manusia seperti pembuangan kotoran dan asap
kendaraan bermotor serta melalui emisi atmosfir dari aktivitas industri dan pemukiman kota
seperti limbah baterai. Walaupun unsur Timbal tidak essensial untuk pertumbuhan tanaman,
namun dapat diambil oleh kebanyakkan spesies tanaman dalam jumlah yang relatif sedikit.



Dampak Pencemaran Pb
Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan dan
merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan dan
kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting yang
mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb
segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik
diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb
utama di dalam tubuh. Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan
tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui
saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan
diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh
ukuran partikel-partikelnya.
Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya bagi anak-
anak. Di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, memendekkan
tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan intelejensia,
merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi, meningkatkan
tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula menimbulkan anemia dan
bagi wanita hamil yang terpajan timbal akan mengenai anak yang disusuinya
Pada jaringan atau organ tubuh logam Pb akan terakumulasi pada tulang. Karena
dalam bentuk ion Pb2+, logam ini mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ (kalsium)
yang terdapat pada jaringan tulang. Disamping itu pada wanita hamil logam Pb dapat dapat
melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan
selanjutnya setelah bayi lahir Pb akan dikeluarkan bersama air susu. Meskipun jumlah Pb
yang diserap oleh tubuh hanya sedikit ternyata logam Pb ini sangat berbahaya. Hal itu
disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat memberikan efek racun terhadap berbagai macam.
Gambar 1 Pencemaran timbal pada asap kendaraan
Masalah
Semakin banyaknya penggunaan kendaraan bermotor yang mengandung logam berat
timbal (pb), menyebabkan emisi gas Pb yang semakin meningkat pula. Jika konsentrasi Pb di
udara sangat tinggi (melebihi batas normal) maka hal ini akan menimbulkan banyak masalah
terutama bagi manusia. Kehidupan manusia dan makhluk lain akan terganggu karena udara
yang mereka hirup telah tercemar zat yang membahayakan. Masalah yang paling serius
adalah gas Pb. menyebabkan terjadinya keracunan dalam system tubuh manusia. Oleh karena
itu perlu penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Solusi
Masalah tersebut di atas tidak akan dapat teratasi jika tidak ada upaya dari kita sendiri. Kita
yang menjadi akar penyebab permasalahan tersebut sudah seharusnya mengatasinya. Berikut
adalah upaya penanganan masalah pencemaran timbal (Pb).
a. Solusi yang sudah ada
Sansevieria atau lidah mertua adalah tanaman yang banyak ditanam sebagai tanaman
hias dalam ruangan dan dihalaman rumah. Tetapi tanaman ini belum termanfaatkan secara
optimal, padahal Sansevieria memiliki banyak kelebihan yang begitu besar antara lain
mampu bertahan hidup pada rentang waktu suhu dan cahaya yang sangat luas, sangat resisten
terhadap polutan, dan mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan
ruangan yang penuh asap rokok.
Kemampuan Sensivieria dalam menyerap 107 jenis polusi udara dapat dijadikan
bahan pembuatan karbon aktif yang dipasang dalam knalpot agar dapat menyerap Pb dan
mengurangi polusi udara yang timbulkan. Selain itu Sensivieria ini merupakan bahan yang
berasal dari alam dan ketika dia kembali ke alam Sensivieria tidak akan menimbulkan
pencemaran bagi lingkungan (green chemistry). Selain itu juga melimpahnya bahan yang ada
dan masih belum banyak masyarakat yang melirik untuk memanfaatkannya.
Gambar 2 Sansevieria

b. Gagasan Baru
Alternatif lain yang dapat digunakan untuk mengurangi pencemaran timbal (Pb) di
udara selain menggunakan Sansevieria atau lidah mertua adalah dengan menggunakan Puring
(Codiaeum variegatum). Meskipun Sansevieria dan puring adalah dua jenis tanaman yang
berbeda, namun keduanya memiliki beberapa kandungan zat yang sama. Maka dari itu,
pemilihan puring sebagai bahan utama pembuatan arang aktif guna mengurangi polusi Pb
adalah tepat. Beberapa alasan memilih tanaman puring sebagai alternative pengganti adalah :
1. Tanaman puring mudah tumbuh dan banyak dijumpai.
2. Harganya relative murah.
3. Kandungan pada tanaman puring sangat efektif untuk menyerap logam timbal.

Gambar 3 Tanaman Puring








Tabel 3. Tanaman Penyerap Timbal
No. Nama Tanaman Daya Serap Timbal (mg/ltr)
1 Puring 2,05
2 Beringin 1,025
3 Tanjung 0,505
4 Lidah Mertua 2,03
5 Mahoni 1,015
6 Akasia 1, 007
Sumber : UII, 2007

Cara Pembuatan Arang Aktif Tanaman Puring
Pembuatan arang karbon aktif menggunakan metode eksperimen dengan bahan dasar
daun puring. Sampel yang digunakan daun puring dengan berat 20 kilogram. Proses
pembuatan sebagai berikut :
a. Proses Pengeringan
Daun puring dipotong kecil-kecil, menimbang 500 gram setelah itu di oven dalam suhu
100oC selama 9 jam.
b. Proses Sunray
Daun puring kering, kemudian dilakukan proses sunray dan diperoleh arang aktif daun puring
c. Proses aktivasi
1. Membuat 100 ml larutan aktivasi Na
2
H
2
PO
4
10%, 20% dan 30% kemudian
dimasukkan kedalam gelas kimia. Larutan Na
2
H
2
PO
4
disini adalah sebagai aktivasi.
2. 90 gram karbon dimasukkan dan direndam selama 1 hari.
3. Karbon aktif disaring dan dikeringkan dalam oven pada suhu 100
o
C selama 3 jam.
4. Karbon aktif dicuci dengan aquades sehingga filtrat bersih netral dengan
menggunakan pH meter kemudian akan terbentuk arang aktif.
d. Proses pengujian arang aktif Puring pada knalpot
1. Serbuk dan arang aktif daun puring disiapkan yang sudah di press dan dicetak.
2. Karbon aktif dipasang pada sekat knalpot yang telah dimodifikasi.
3. Sekat knalpot dipasang pada sepeda motor dengan baut ukuran 10.
4. Sepeda motor dipanaskan terlebih dahulu sekitar 10 menit sebelumnya.
5. Mengakselerasi putaran motor dari putaran idle, rendah, menengah sampai tinggi.
6. Motor dibiarkan hidup dalam putaran idle selama 5 menit.
7. Kemudian, baut pengikat knalpot dibuka kemudian melepas sekat modifikasi dan
diambil arangnya untuk di uji Pb
e. Proses pengujian arang aktif dengan karutan HCl
1. Arang aktif yang sudah jadi disiapkan.
2. Kemudian, arang aktif direndam dalam larutan CH
3
COOH.
3. Lalu, ditambahkan dengan larutan HCl
4. Setelah beberapa saat, jika terdapat endapan putih, itu menunjukkan terdapat logam
timbal (Pb).


Gambar 4 Arang Aktif


















Daftar Pustaka
Jurnal lingkungan : Timbal (Pb)
Jurnal lingkungan Kompasiana : Polutan Pencemaran Udara oleh Pb
Prihandana, Rangga Radika.2010.Manfaat Arang.Bandar
Lampung:Universitas Lampung
Sudarmaji, dkk, 2006. Toksikologi Logam Berat B3 Dan Dampaknya
Terhadap Kesehatan Lingkungan, vol.2, No. 2 Januari 2006 : 129-142, FKM
Universitas Airlangga.

















Jurnal Lingkungan
Tabel 1
Kandungan Senyawa Timbal
Dalam Gas Buangan Kendaraan
Bermotor Senyawa Pb (%)
0 Jam 18 Jam
PbBrCl 32,0 12,0
PbBrCl.2PbO 31,4 1,6
PbCl2 10,7 8,3
Pb(OH)Cl 7,7 7,2
PbBr2 5,5 0,5
PbCl2.2PbO 5,2 5,6
Pb(OH)Br 2,2 0,1
PbOx 2,2 21,2
PbCO3 1,2 13,8
PbBr2.2PbO 1,1 0,1
PbCO3.2PbO 1,0 29,6










Tabel 2. Kadar Pb di beberapa titik kawasan rawan macet Kota Semarang
NO LOKASI CUACA WAKTU Pb (g/Nm)
1 Perempatan Bangkok
Perempatan Bangkok
Cerah
Cerah
Pagi (07.35)

Malam (22.32)
2,41
1,78
2 Kalibanteng
Kalibanteng
Cerah
Cerah
Pagi (09.17)

Malam (21.00)
1,73
1,75
3 Kaligawe
Kaligawe
Cerah
Cerah
Siang (11.25)

Malam (19.08)
1,79
1,44
4 Jatingaleh
Jatingaleh
Cerah
Cerah
Siang (12.55)

Malam (23.00)
1,17
1,76
5 Kompleks Akpol
Kompleks Akpol
Cerah
Cerah
Sore (14.15)

Dini hari (01.00)
1,12
0,86

Tabel 3. Tanaman Penyerap Timbal
No. Nama Tanaman Daya Serap Timbal (mg/ltr)
1 Puring 2,05
2 Beringin 1,025
3 Tanjung 0,505
4 Lidah Mertua 2,03
5 Mahoni 1,015
6 Akasia 1, 007

Anda mungkin juga menyukai