Anda di halaman 1dari 60

Muhammad Ridha Adhari ST, M.

Sc

Pendahuluan
Fracture (Rekahan)
Joint (Kekar)
Veins (Urat)
Faults (Sesar)
Kesimpulan
Daftar Pustaka
OUTLINES

PENDAHULUAN

1. Bidang Kontak adalah batas antar jenis batuan,


yang mencerminkan suatu proses geologi. Bidang
kontak dapat berupa: kontak sedimentasi (normal),
ketidakselarasan, kontak intrusi, kontak tektonik
berupa bidang sesar atau zona sesar atau shear zone.
UNSUR-UNSUR STRUKTUR GEOLOGI

Bidang kontak antar berbagai jenis batuan beku yang saling


potong-memotong.

2. Struktur Primer adalah struktur dalam batuan


yang berkembang pada saat atau bersamaan dengan
proses pembentukannya. Contohnya bidang
perlapisan pada batuan sedimen struktur sedimen
seperti gradded-bedding, cross-bedding, riple marks dan
curent riples pada batupasir. Struktur kekar kolom,
ropy dan vesicular (gas vesicle) pada lava.
Struktur primer dalam batuan sedimen akan
mengikuti hukum-hukum dasar sedimentologi,
misalnya superposisi dan kesinambungan lateral.

Cross bedding : terbentuk ketika


agen transportasi sedimen
berupa arus/current; ini bisa arus
sungai, arus laut, angin, dll. Bisa
digunakan untuk
menentukan paleocurrent alias arus
purba.
Graded bedding: Butiran yang lebih
besar akan berada dibagian bawah
(Hati-hati dengan inverse bedding).
Scours/channels: Terjadi erosi yang
tajam pada bagian bawah lapisan
batuan dan memotong lapisan
dibawahnya. Biasanya butiran yang
kasar diatas permukaan dan butiran
tipis dibawahnya.

Shrinkage cracks terjadi


karena batuan mengalami
pengeringan, menyusut
dan meninggalkan
retakan.
Load Structure terjadi
karena pembebanan
batuan diatasnya.

Cross Bedding
Graded Bedding
Gas Vesikuler
Load Structure

3. Struktur Sekunder adalah struktur yang


terbentuk akibat gaya (force) setelah proses
pembentukan batuan tersebut, baik itu batuan beku,
batuan sedimen maupun batuan metamorf.
Mempelajari proses-proses pembentukan struktur
sekunder ini yang akan menjadi fokus utama
didalam geologi struktur.
Struktur sekunder terdiri dari: Lipatan, cleavage,
foliasi, lineasi, fractures (joint, shear fractures
(kekar gerus), Slickenlines (gores-garis), vein, sesar).

Fracture
Fracture
Fold
Fault

REKAHAN

Rekahan (fracture) adalah istilah umum untuk setiap


retakan yang terjadi pada tubuh batuan.
Rekahan diklasifikasikan berdasarkan pergerakan
relatif yang telah terjadi di sepanjang permukaan
rekahan selama deformasi.
Rekahan adalah bentuk dari deformasi Brittle. Bisa
diakibatkan oleh Compressive stress, Tensional
Stress atau pun shear stress
Rekahan

Deformasi brittle biasanya terjadi pada kerak bumi


bagian atas (Upper Crust), terbentuk pada area dimana
stress yang diberikan telah melewati batas plastis
batuan.
Struktur brittle bisa terjadi secara pelan-pelan atau
dengan cara cepat seperti akibat gempa bumi.
Selama proses rekahan brittle, butiran batuan akan
hancur dan tersusun kembali dan strain/displacement
yg terjadi akan mengumpul pada suatu tempat.

Berdasarkan pergerakan relatifnya, rekahan dibagi 3


yaitu rekahan mode I, mode II dan mode III.
Rekahan mode I (extension fracture), pergerakan
relatifnya adalah tegak lurus dengan permukaan
rekahan.
Rekahan mode II (shear fracture) dan rekahan mode
III (shear fracture), pergerakan relatifnya adalah
sejajar dengan permukaan rekahan.
Rekahan yang memiliki komponen pergeseran
sejajar dan tegak lurus terhadap permukaan rekahan
secara bersamaan disebut sebagai rekahan ekstensi
oblique atau rekahan mode campuran (mixed mode
fracture).
Jenis Rekahan

Mode I : Opening Mode ( a tensile stress normal to the plane


of the crack)
Mode II : Sliding Mode ( a shear stress acting parallel to the
plane of the crack and perpendicular to the crack front)
Mode III : Tearing Mode ( a shear stress acting parallel to the
plane of the crack and parallel to the crack front)

Secara umum dapat disimpulkan yang termasuk


sesar adalah rekahan mode II atau mode III,
sedangkan kekar/joint adalah rekahan mode I.

KEKAR

Kekar (joint) adalah rekahan pada batuan yang


belum mengalami pergeseran, hanya peregangan
(extension) dan tidak terisi oleh mineral .
kekar adalah unsur struktur yang sulit untuk
dianalisa karena ketidakpastiannya:
Umurnya tidak pasti
Tidak ada/kecil nya sifat pergeseran.
Sulit menentukan waktu pembentukannya
Aktif/diaktif kan kembali oleh deformasi yang
berulang.
Dapat terbentuk oleh bermacam proses.
Tidak dapat digunakan untuk pengukuran strain
KEKAR

Kekar (yang berhubungan dengan struktur) dapat


terbentuk pada lingkungan geologi regional yang
berbeda-beda, misalnya :
pada lapisan yang mendatar
pada daerah yang terdeformasi kuat
pada batuan plutonik dan volkanik
pada batuan metamorfik

Kekar dapat terbentuk sebagai:


1. Kekar pengkerutan (shrinkage joint), disebabkan oleh
gaya pengkerutan yang timbul karena proses
pendinginan, lazim terjadi pada batuan beku yang
akan menghasilkan kekar tiang (columnar joint) atau
proses pengeringan yang biasanya terjadi pada batuan
sedimen dan menghasilkan bentuk retakan poligonal.
Kekar kolom (columnar joint) adalah rekahan ekstensi
yang terbentuk pada batuan beku intrusif dangkal,
seperti korok (dike) dan sill. Kekar ini juga terbentuk
pada batuan beku dari aliran ekstrusif yang tebal.

2. Kekar lembaran (sheet joint), yaitu bidang kekar


yang pada umumnya memiliki geometri lengkung
dan kira-kira sejajar dengan permukaan tanah dan
terbentuk akibat penghilangan beban batuan karena
erosi . Kekar berlembar (sheet joint) adalah rekahan
ekstensi dan sering dijumpai pada batuan plutonik
di daerah pegunungan, di mana kekar ini tampak
memotong batuan menjadi lembaran-lembaran
seperti lapisan-lapisan kulit bawang

Kekar Tiang (Columnar Joint)


Kekar Lembaran (Sheet Joint)
Kekar Tiang (Columnar Joint) Kekar Lembaran (Sheet Joint)

3. Kekar tektonik (tectonic joint), terbentuk karena


gaya tektonik, umumnya berupa bidang yang relatif
lurus. Apabila gaya tektonik yang bekerja bersifat
kompresif, akan terbentuk beberapa jenis kekar yaitu:
3.a Kekar gerus (shear joint): terbentuk relatif
menyudut lancip terhadap arah gaya tekan,
memiliki kecenderungan untuk bergerak menjadi
sesar .
3.b Kekar ekstensi (extension joint): terbentuk sejajar
terhadap arah gaya tekan.
3.c Kekar rilis (release joint): terbentuk tegaklurus
terhadap arah gaya tekan, terjadi akibat
penghilangan gaya tekan yaitu ketika sesaat setelah
gaya tekan berhenti bekerja.

(a) Kekar gerus, (b) Kekar ekstensi, (c) Kekar rilis. Tanda
panah menunjukkan arah gaya tekan

Secara geometris dan hubungannya terhadap


perlapisan batuan, kekar tektonik dapat dibedakan
menjadi:
1. Dip joint: kekar yang jurusnya sejajar dengan arah
kemiringan lapisan batuan.
2. Strike joint: kekar yang jurusnya sejajar dengan
arah jurus lapisan batuan.
3. Bedding joint: kekar yang bidangnya sejajar
dengan bidang perlapisan batuan.
4. Diagonal joint: kekar yang jurusnya memotong
miring terhadap jurus perlapisan batuan.

Garis hitam adalah perlapisan batuan. ABCD dan GHI adalah dip
joint. BDEF dan MNO adalah strike joint. JKL adalah bedding
joint. PQR dan STU adalah diagonal joint.

Dari pola penyebarannya, Kekar dibagi 2 yaitu :


1. Kekar sistematik dicirikan oleh geometri bidang
datar (planar), orientasi kekar yang saling sejajar,
Dijumpai berpasangan (set) dan dengan spasi antar
kekar yang seragam. Mempunyai bidang-bidang
kekar yang rata atau melengkung lemah, Hampir
tegak lurus pada batas litologi. Contohnya cleavage.
2. Kekar non-sistematik dicirikan oleh geometri
lengkung dan tidak teratur, Saling bertemu, dan
pada umumnya berakhir pada kekar sistematik yang
lebih tua.

Disamping itu, dikenal juga terminologi lain:


Zona kekar (Joint Zone) adalah sebuah rekahan
yang tampak seperti kontinu, namun sebenarnya
merupakan rangkaian rekahan sejajar yang
berdekatan dan saling berhubungan.
Dua atau lebih kelompok kekar, yang terdapat pada
volume batuan yang sama, membentuk sistem
kekar.

A. Kekar sistematik, B. Kekar non-sistemik, C. Zona kekar,


D. Sistem kekar.

Tujuan dari analisis kekar ini sebenarnya adalah


untuk menafsirkan arah gaya tektonik yang bekerja,
sehingga diharapkan dapat membantu interpretasi
struktur sesar dan lipatan yang ada pada daerah
penelitian. Analisis kekar dapat dikerjakan dengan
cara :
1. Histogram
2. Diagram kipas
Dalam analisis kekar dengan cara diatas, yang
dianalisis hanyalah jurus dari kekar dengan
mengabaikan besar dan arah kemiringan.
Analisis Kekar

Tabel Perhitungan Kekar

Histogram. Maksimum I : N 2,5 W dan Maksimum II : N


62,5 E. Gaya utama N 30 E.

Diagram Kipas. Maksimum I : N 2,5 W dan Maksimum II : N 62,5 E.


Arah gaya utama membagi dua sudut kecil, N 30 E. Sumbu lipatan
tegak lurus gaya utama, N 60 W.

Latihan
Buatlah histogram dan
diagram kipas dari data
disamping, kemudian tentukan
arah gaya utama dan sumbu
lipatannya!

Untuk keperluan Geologi Teknik


Untuk keperluan Geologi minyak dan Gas
Untuk keperluan Tata air tanah (Hidrogeologi)
Untuk keperluan Mineralisasi
Untuk Keilmuan (Analisis Struktur)
Sasaran Mempelajari
Struktur Kekar

VEINS

Urat (vein) adalah rekahan ekstensi yang terisi


endapan mineral yang terbentuk dari fluida.
Endapan mineral pengisi ini dapat berbentuk masif,
atau terdiri dari butir-butir kristal berserat seperti
kuarsa dan kalsit. Pola dari serat-serat mineral ini
sangat berguna dalam menginterpretasikan
deformasi yang berhubungan dengan pembukaan
urat.
VEIN

Untuk berbagai alasan veins sangat berguna untuk


mempelajari deformasi lokal maupun regional
karena:
Dapat digunakan untuk mengukur besaran strain
Mengandung mineral yang dapat ditentukan
umurnya
Fluid inclusions yang terdapat dalam mineral dapat
digunakan untuk menentukan temperature dan
pressure pemebentukan mineralnya
Selain itu veins dapat mempunyai nilai ekomi yang
tinggi karena banyak endapan mineral dijumpai
dalam bentuk veins.

Urat Emas (Gold Veins)


Veins yang terisi kuarsa
Veins yang terisi kalsit
Veins yang terisi kalsit

Aspek yang paling berguna dari veins adalah


mineral tumbuh dalam bentuk serabut dari dinding
veins, dimana sumbu panjang dari serabutnya sejajar
dengan arah dan besaran peregangan.
Analisa Struktur Fibrous Veins

Ada dua jenis fibrous veins dan sangat penting untuk


dibedakan sebelum bisa digunakan dalam
menganalisa struktur:
Syntaxial veins terbentuk ketika veins mempunyai
komposisi yang sama dengan batuan sampingnya
(misalnya calcite vein di batugamping). Mineral yang
pertama akan terkristalisasi pada dinding vein dan
berkembang selanjutnya secara bertahap dari sana.
Material selanjutnya ditambah ditengah-tengah vein.
Antitaxial veins terbentuk ketika vein material
berbeda komposisi dengan batuan samping
(misalnya calcite vein dibatuan kwarsit). Material
baru selalu ditambah pada tepi vein.

Dua jenis fibrous veins dengan masing2 perkembangannya

Fibrous veins adalah salah satu dari sedikit struktur


dialam yang memperlihatkan sejarah perputaran
dari deformasi yang sangat penting dalam
mempelajari deformasi simple shear.
Satu hal penting yang harus diingat bahwa serabut
tidak terdeformasi. Mereka hanya berkembang
bersamaan dengan deformasi

FAULTS

Faults (Sesar) adalah struktur rekahan yang telah


mengalami pergeseran. Sifat pergeserannya dapat
bermacam-macam, mendatar, miring (oblique), naik
dan turun. Sesar dianggap aktif jika pergerakannya
terjadi dalam kurun waktu < 11.000 tahun.
Didalam mempelajari struktur sesar, disamping
geometrinya yaitu, bentuk, ukuran, arah dan
polanya, yang penting juga untuk diketahui adalah
mekanisme pergerakannya.
Gejala sesar seringkali disertai dengan gejala
struktur yang lain, misalnya kekar, lipatan, drag fold
(lipatan seretan), breksiasi akibat sesar dan
sebagainya. Struktur-struktur ini sangat penting
untuk membantu didalam analisis tentang
pergerakan sesar.

Dip-slip fault: slip parallel to dip (up or down plane)


Contoh : Sesar naik dan sesar turun
Strike-slip fault: slip parallel to strike (horizontal)
Oblique-slip : have both strike-slip (horizontal) and
dip-slip (vertical) motion.
Jenis Sesar

Untuk Strike Slip fault, tidak ada hanging wall dan footwall

graben : downdropped
block
horst : high block
Between grabens

Oblique-slip : have both strike-slip (horizontal) and


dip-slip (vertical) motion.

Positive Flower Structure


Negative Flower Structure

Ada 3 unsur utama struktur geologi yaitu : Bidang kontak,


Struktur Primer dan Struktur Sekunder.
Rekahan adalah bentuk dari deformasi Brittle. Berdasarkan
pergerakan relatifnya, rekahan dibagi 3 yaitu rekahan mode I,
mode II dan mode III.
Kekar dapat terbentuk pada berbagai lingkungan geologi dan
mempunyai mamfaat yang cukup banyak. Kekar relatif sulit
untuk dianalisa karena berbagai macam ketidakpastiannya.
Urat (vein) adalah rekahan ekstensi yang terisi endapan
mineral yang terbentuk dari fluida. Banyak mineral yang
terdepositkan pada veins.
Faults (Sesar) adalah struktur rekahan yang telah mengalami
pergeseran. Secara umum sesar dikelompokkan : dip-slip
fault, strike-slip fault dan oblique-slip fault.
Kesimpulan

Foosen, H. 2010. Structural Geology. Cambridge University


Press.
Groshong, R.H. 2006. 3D Structural Geology 2nd edition.
University of Alabama, USA.
Ray, P.F. Introduction to Structural Geology.
Husein, S. 2008. Geologi Struktur : Latihan pengolahan data
dan analisa. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Sapiie, B & Harsulomakso, A. 2005. Slide kuliah Geologi
Struktur. Departemen Teknik Geologi ITB: Bandung.
Sapiie, B & Harsulomakso, A. 2005. Diktat kuliah Geologi
Struktur. Departemen Teknik Geologi ITB: Bandung.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai