Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN PUSTAKA

-
Definisi Forensik Odontologi
-Ilmu kedokteran gigi forensik memiliki nama lain yaitu forensic dentistry dan odontology forensic.
Forensik odontologi adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari cara penanganan
dan pemeriksaan benda bukti gigi serta cara evaluasi dan presentasi temuan gigi tersebut untuk
kepentingan peradilan.
4

-Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan sbb:
1,4

1. Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh lingkungan yang
ekstrim.
2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi menyebabkan
identifikasi dengan ketepatan yang tinggi.
3. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis gigi (dental record) dan
data radiologis.
4. Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morfologis, yang mempunyai letak yang
terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot tersebut
terlebih dahulu.
5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian bahwa gigi manusia
kemungkinan sama satu banding dua miliar.
6. Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400C.
7. Gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang terbunuh dan direndam
dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan giginya masih utuh.
Gambar 1
5

Pada gambar 1 menunjukkan bahwa gigi tetap dalam keadaan utuh pada suhu yang tinggi, walaupun
tubuh telah rusak, tetapi gigi masih dapat diidentifikasi.
-Batasan dari forensik odontologi terdiri dari:
6,7,8

1. Identifikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan kraniofasial.
2. Penentuan umur dari gigi.
3. Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark).
4. Penentuan ras dari gigi.
5. Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan.
6. Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli.
7. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.
-
Sejarah Forensik Odontologi
-Forensik odontologi telah ada sejak jaman prasejarah, akan tetapi baru mulai mendapatkan
perhatian pada akhir abad 19 ketika banyak artikel tentang forensik odontologi ditulis dalam jurnal
kedokteran gigi pada saat itu.
8

-Sejarah forensik odontologi sudah ada sejak sebelum masehi (SM) yaitu pada masa pemerintahan
Kaisar Roma Claudius pada tahun 49 SM, Agrippina ( yang kelak akan menjadi ibu Kaisar Nero)
membuat rencana untuk mengamankan posisinya. Janda kaya Lollia Paulina merupakan saingannya
dalam menarik perhatian Kaisar, maka ia membujuk Kaisar untuk mengusir wanita tersebut dari
Roma. Akan tetapi hal itu rupanya masih dianggapnya kurang dan ia menginginkan kematian wanita
tersebut. Tanpa setahu Kaisar, ia mengirim seorang serdadu untuk membunuh wanita tersebut.
Sebagai bukti telah melaksanakan perintahnya, kepala Lollia dibawa dan ditunjukkan kepada
Agrippina. Karena kepala tersebut telah rusak parah mukanya, maka Agrippina tidak dapat
mengenalinya lagi dari bentuk mukanya. Untuk mengenalinya Agrippina menyingkap bibir mayat
tersebut dan memeriksa giginya yang mempunyai ciri khas, yaitu gigi depan yang berwarna
kehitaman. Adanya ciri tersebut pada gigi mayat membuat Agrippina yakin bahwa kepala tersebut
adalah benar kepala Lollia.
6,7,9

-Pada tahun 1776, dalam suatu perang Bukker Hill terdapat korban Jenderal Yoseph Warren, oleh
drg. Paul Revere dapat dibuktikan bahwa melalui gigi palsu yang dibuatnya yaitu berupa Bridge
Work gigi depan dari taring kiri ke taring kanan yang ia buat sehingga drg. Paul Revere dapat
dikatakan dokter gigi pertama yang menggunakan ilmu kedokteran gigi forensik dalam
pembuktian.
4,6

-Pada tahun 1887 Godon dari Paris merekomendasikan penggunaan gigi untuk identifikasi orang
yang hilang. Untuk itu ia menganjurkan agar para dokter gigi menyimpan data gigi para pasiennya,
untuk berjaga-jaga kalau-kalau kelak data tersebut diperlukan sebagai data pembanding.
9

-Kasus identifikasi personal yang terkenal adalah kasus pembunuhan Dr. George Parkman,
seorang dokter dari Aberdeen, oleh Professor JW Webster. Pada kasus ini korban dibunuh, lalu
tubuhnya dipotong-potong lalu dibakar di perapian. Polisi mendapatkan satu blok gigi palsu dari
porselin yang melekat pada potongan tulang. Dr. Nathan Cooley Keep, seorang dokter bedah mulut
memberikan kesaksian bahwa gigi palsu itu adalah bagian dari gigi palsu buatannya pada tahun
1846 untuk Dr. Parkman yang rahang bawahnya amat protrusi.
4,6,9

-Pada tanggal 4 Mei 1897, sejumlah 126 orang Farisi dibakar sampai meninggal di Bazaar de la
Charite. Para korban sulit diidentifikasi secara visual karena umumnya dalam keadaan terbakar luas
dan termutilasi. Berdasarkan pemeriksaan Dr. Oscar Amoedo (dokter gigi Kuba yang berpraktek di
Paris) dan dua orang dokter gigi Perancis, Dr. Davenport dan Dr. Braul untuk melakukan
pemeriksaan gigi-geligi para korban kemudian ternyata mereka berhasil mengidentifikasi korban-
korban ini.
9

-Pada tahun 1917 di dermaga Brooklyn ditemukan mayat yang kemudian dipastikan sebagai
seorang wanita yang telah menghilang 8 bulan sebelumnya. Identifikasi pada kasus ini ditegakkan
berdasarkan temuanbridge pada gigi geliginya.
9

-Sekitar tahun 1960 ketika program instruksional formal kedokteran gigi forensik pertama dibuat
oleh Armed Force Institute of Pathology, sejak saat itu banyak kasus penerapan forensik odontologi
dilaporkan dalam literatur sehingga forensik odontologi mulai banyak dikenal bukan saja di
kalangan dokter gigi, tetapi juga di kalangan penegak hukum dan ahli-ahli forensik.
9

-
Definisi Bencana
-Bencana adalah suatu peristiwa yang terjadi secara mendadak dan tidak terencana atau secara
perlahan tetapi berlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan normal atau
kerusakan ekosistem sehingga diperlukan tindakan darurat dan menyelamatkan korban yaitu
manusia beserta lingkungannya.
3

-Bencana yang terjadi secara akut atau mendadak dapat berupa rusaknya rumah serta bangunan,
rusaknya saluran air, terputusnya aliran listrik, jalan raya, bencana akibat tindakan manusia, dan
lain sebagainya. Sedangkan bencana yang terjadi secara perlahan-lahan atau slow onset disaster,
misalnya perubahan kehidupan masyarakat akibat menurunnya kemampuan memperoleh
kebutuhan pokok, atau akibat dari kekeringan yang berkepanjangan, kebakaran hutan dengan akibat
asap atau (haze) yang menimbulkan masalah kesehatan.
3

-Bencana yang terjadi dapat menimbulkan korban massal yang perlu mendapatkan pertolongan
kesehatan segera, dengan menggunakan sarana, fasilitas dan tenaga yang lebih dari yang tersedia
sehari-hari.
3

-
Bencana Masssal di Indonesia
-Adapun bencana massal di Indonesia dapat berupa:
10

1. Bom Bali I (2002)
2. Peledakan hotel JW Marriott (2003)
3. Tsunami Aceh dan Nias (2004)
4. Bom di depan kedubes Australia (2004)
5. Bom Bali II (2005)
6. Kecelakaan pesawat adam air, lion air, kecelakaan kapal.
7. Gempa bumi di Bantul Yogyakarta
-
Peranan Forensik Odontologi Dalam menangani bencana Massal
- Kematian yang tidak wajar atau tidak terduga, atau dalam kondisi bencana massal, kerusakan
fisik yang direncanakan, dan keterlambatan dalam penemuan jenazah, bisa mengganggu
identifikasi. Dalam kondisi inilah forensik odontologi diperlukan walaupun tubuh korban sudah
tidak dikenali lagi.
6

-Identifikasi dalam kematian penting dilakukan, karena menyangkut masalah kemanusiaan dan
hukum. Masalah kemanusian menyangkut hak bagi yang meninggal, dan adanya kepentingan untuk
menentukan pemakaman berdasarkan agama dan permintaan keluarga. Mengenai masalah hukum,
seseorang yang tidak teridentifiksi karena hilang, tidak dipersoalkan lagi apabila telah mencapai 7
tahun atau lebih. Dengan demikian surat wasiat, asuransi, masalah pekerjaan dan hukum yang perlu
diselesaikan, serta masalah status pernikahan menjadi tidak berlaku lagi. Sebelum sebab kematian
ditemukan atau pemeriksa medis berhasil menentukan jenazah yang sulit diidentifikasi, harus
diingat bahwa kegagalan menemukan rekaman gigi dapat mengakibatkan hambatan dalam
identifikasi dan menghilangkan semua harapan keluarga, sehingga sangat diperlukan rekaman gigi
setiap orang sebelum dia meninggal.
6

-
Identifikasi Forensik Odontologi
-Ketika tidak ada yang dapat diidentifikasi, gigi dapat membantu untuk membedakan usia
seseorang, jenis kelamin,dan ras. Hal ini dapat membantu untuk membatasi korban yang sedang
dicari atau untuk membenarkan/memperkuat identitas korban.
6

-
Penentuan Usia
-Perkembangan gigi secara regular terjadi sampai usia 15 tahun. Identifikasi melalui pertumbuhan
gigi ini memberikan hasil yang yang lebih baik daripada pemeriksaan antropologi lainnya pada masa
pertumbuhan. Pertumbuhan gigi desidua diawali pada minggu ke 6 intra uteri. Mineralisasi gigi
dimulai saat 12 16 minggu dan berlanjut setelah bayi lahir. Trauma pada bayi dapat merangsang
stress metabolik yang mempengaruhi pembentukan sel gigi. Kelainan sel ini akan mengakibatkan
garis tipis yang memisahkan enamel dan dentin di sebut sebagai neonatal line. Neonatal line ini akan
tetap ada walaupun seluruh enamel dan dentin telah dibentuk. Ketika ditemukan mayat bayi, dan
ditemukan garis ini menunjukkan bahwa mayat sudah pernah dilahirkan sebelumnya. Pembentukan
enamel dan dentin ini umumnya secara kasar berdasarkan teori dapat digunakan dengan melihat
ketebalan dari struktur di atas neonatal line. Pertumbuhan gigi permanen diikuti dengan
penyerapan kalsium, dimulai dari gigi molar pertama dan dilanjutkan sampai akar dan gigi molar
kedua yang menjadi lengkap pada usia 14 16 tahun. Ini bukan referensi standar yang dapat
digunakan untuk menentukan umur, penentuan secara klinis dan radiografi juga dapat digunakan
untuk penentuan perkembangan gigi.
5



Gambar 2
6

Gambar 2 memperlihatkan gambaran panoramic X ray pada anak-anak (a) gambaran yang
menunjukkan suatu pola pertumbuhan gigi dan perkembangan pada usia 9 tahun (pada usia 6 tahun
terjadi erupsi dari akar gigi molar atau gigi 6 tapi belum tumbuh secara utuh). Dibandingkan dengan
diagram yang diambil dari Schour dan Massler (b) menunjukkan pertumbuhan gigi pada anak usia 9
tahun.
6

-Penentuan usia antara 15 dan 22 tahun tergantung dari perkembangan gigi molar tiga yang
pertumbuhannya bervariasi. Setelah melebihi usia 22 tahun, terjadi degenerasi dan perubahan pada
gigi melalui terjadinya proses patologis yang lambat dan hal seperti ini dapat digunakan untuk
aplikasi forensik.
6

-
Penentuan Jenis Kelamin
-Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis kelamin. Gigi geligi menunjukkan
jenis kelamin berdasarkan kaninus mandibulanya. Anderson mencatat bahwa pada 75% kasus,
mesio distal pada wanita berdiameter kurang dari 6,7 mm, sedangkan pada pria lebih dari 7 mm.
Saat ini sering dilakukan pemeriksaan DNA dari gigi untuk membedakan jenis kelamin.
6

-
Penentuan Ras
-Gambaran gigi untuk ras mongoloid adalah sebagai berikut:
6

1. Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata berbentuk sekop pada 85-99%
ras mongoloid. 2 sampai 9 % ras kaukasoid dan 12 % ras negroid memperlihatkan adanya bentuk
seperti sekop walaupun tidak terlalu jelas.
2. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar bawah pada 1-4% ras
mongoloid.
3. Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20% mongoloid.
4. Lengkungan palatum berbentuk elips.
5. Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus.
Gambar 3
6

Gambaran gigi untuk Ras kaukasoid adalah sebagai berikut:
6

1. Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada molar 1.
2. Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada gigi premolar kedua dari mandibula.
3. Maloklusi pada gigi anterior.
4. Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola.
5. Dagu menonjol.
Gambar 4
6

Gambaran gigi untuk ras negroid adalah sebagai berikut:
6

1. Pada gigi premolar 1 dari mandibula terdapat dua sampai tiga tonjolan.
2. Sering terdapat open bite.
3. Palatum berbentuk lebar.
4. Protrusi bimaksila.
Di bawah ini merupakan contoh gambar open bite:

Gambar 5
11

-

-

-
DAFTAR PUSTAKA
1. Humas Universitas Airlangga. Peran Dokter Gigi dalam Identifikasi Korban
Bencana. http://www.unair.ac.id. [diakses tanggal 29 Oktober 2008]
2. International Criminal Police Organization. Disaster Victim Identification Guide. 1997.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1653/Menkes/SK/XII/2005/ tentang Pedoman Penanganan Bencana Bidang
Kesehatan.http://125.160.76.194/peraturan/Permenkes%202005/KMK%20PENANGGULANGAN%20
BENCANA.doc[diakses tanggal 29 Oktober 2008]
4. Lukman D. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik. Jilid 1. CV Sagung Seto. Jakarta: 2006. 3.
5. Dix J. Color Atlas Of. CRC Press. Boca Raton: 2000.
6. Eckert WG. Forensic Odontology. In: Introduction to Forensic Sciences. 2
nd
edition. CRC Press. Boca
Raton: 1997.
7. Forensic Dentistry. http://en.wikipedia.org. [diakses tanggal 27 Oktober 2008]
8. Forensic Odontology. http//:www.policensw.com. [diakses 27 Oktober 2008]
9. Atmadja. Peranan Odontologi Forensik dalam
Penyidikan.http://odontologiforensikinvestigasi.blogspot.com. [diakses tanggal 27 Oktober 2008]
10. Gigi Dapat Mengidentifikasi Korban Bencana Massal.http://www.jurnalnet.com. [diakses tanggal 29
Oktober 2008]
11. Open bite. http://www.kiferdentalspecialist.com/braces-malocclusionphp. [diakses tanggal 13
November 2008]

Anda mungkin juga menyukai