Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Setiap orang masing-masing memiliki kebutuhan material yang perlu
dipenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap orang harus bekerja
untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Bekerja merupakan sesuatu yang
dibutuhkan manusia. Kebutuhannya dapat bermacam-macam, berkembang, dan
berubah bahkan sering kali tidak dapat di sadari oleh pelakunya. Seseorang
bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapai dan orang berharap bahwa
aktifitas kerja yang dilakukan akan membawanya kepada suatu keadaan yang
lebih memuaskan dari pada sebelumnya (Anoraga 1992). Dalam melakukan
pekerjaan dapat terjadi kecelakaan. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat
menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban
jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan
dengannya. Suatu kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila terdapat
berbagai faktor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau proses
produksi. Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan
persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang belum dilaksanakan
secara benar (substandards). Sebab utama kecelakaan kerja antara lain yang
pertama adalah faktor manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman
(Unsafe Actions) yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja
yang mungkin di latar belakangi oleh berbagai sebab diantara lain adalah
kekurangan pengetahuan dan ketrampilan (lack of knowledge and skill) dan
sikap, tingkah laku yang tidak aman (unsafe attitude and habits). Kedua adalah
faktor lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (unsafe conditions)
yaitu kondisi tidak aman dari mesin, peralatan, pesawat, bahan, lingkungan dan
tempat kerja, proses kerja sifat pekerjaan dan sistem kerja. Lingkungan dalam
arti luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi, juga faktor-faktor
yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas, pengalamaan manusia yang lalu
maupun sesaat sebelum bertugas, pengaturan organisasi kerja, hubungan
sesama pekerja, kondisi ekonomi dan politik yang bisa mengganggu
konsentrasi. Ketiga adalah interaksi manusia dengan mesin dan sarana
pendukung kerja yang tidak sesuai (unsafe man-mechine interaction). Interaksi
manusia dan sarana pendukung kerja merupakan sumber penyebab kecelakaan.
Apabila interaksi antara keduanya tidak sesuai maka akan menyebabkan
terjadinya suatu kesalahan yang mengarah kepada terjadinya kecelakaan kerja
(Tarwaka, PGDip.Sc.,M.Erg. 2012).
Secara regulasi melalui Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pemerintah telah menetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja, pembinaan dan pengawasan, kewajiban dan hak tenaga kerja, kewajiban
dan hak pengurus, kewajiban bila memasuki tempat kerja yang semuanya
dimaksudkan untuk menekan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(PAK) dan seperangkat aturan pelaksanaannya. Pengusaha diwajibkan
memasang sehelai undang-undang ini pada tempat yang mudah dilihat oleh
para pekerja agar mudah difahami dan dapat diterapkan secara efektif. Dari
data kecelakaan kerja lima tahun terakhir Berdasarkan data yang dilansir
Kanwil IV PT Jamsostek (Persero) Jabar-Banten, di Jawa Barat pada tahun
2012. Pada tahun 2009 jumlah kasus kecelakaan kerja 19.806 atau 55 kasus
setiap hari. Tetapi pada tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 27.865 kasus
atau 77 kasus kecelakaan kerja setiap hari (Drs. Maman Suherman 2013). Ini
membuktikan bahwa pemerintah sudah memberikan syarat-syarat keselamatan
kerja pada pengusaha agar semua pengusaha memberikan informasi tentang
keselamatan kerja kepada tenaga kerjanya agar mempunyai sikap dan perilaku
kerja aman sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh tingkat pengetahuan keselamatan terhadap sikap
dan perilaku kerja aman pada pekerja di PT.X


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat disusun rumusan masalah
bagaimana pengaruh tingkat pengetahuan keselamatan terhadap sikap dan
perilaku kerja aman di PT. X.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan keselamatan
terhadap sikap dan perilaku kerja aman di PT. X.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan keselamatan
terhadap sikap dan perilaku kerja aman di PT. X.
b. Untuk mengetahui manfaat penerapan keselamatan di PT. X.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritik
Diharapkan dapat menjadi informasi tentang pengaruh tingkat
pengetahuan keselamatan terhadap sikap dan perilaku kerja aman di
kalangan industri.

2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Program Studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bagi program studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dapat menambah referensi kepustakaan khususnya tentang pengaruh
tingkat pengetahuan keselamatan terhadap sikap dan perilaku kerja
aman di PT. X..


b. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan diharapkan dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dalam melakukan upaya pencegahan terjadinya
kecelakaan akibat kerja (KAK).
c. Bagi Peneliti
Bagi peneliti diharapkan menambah pengawasan dan
pengeatahuan tentang pengaruh tingkat pengetahuan keselamatan
terhadap sikap dan perilaku kerja aman.

Anda mungkin juga menyukai