Anda di halaman 1dari 7

Survei Korban Kriminal Internasional

Penelitian ini dilakukan dibawah naungan United Nations International Crime


and Justice Research Institute. Saat ini mungkin ini adalah data yang paling
terstandarisasi yang tersedia untuk perbandingan negara negara. Ini
menggunakan alat survei sample yang terstandarisasi dan melihat pengalaman
keseharian tentang kriminalitis, politisi, prevensi kriminalitas, dan perasaan
tidak aman. Sebenarnya, alasan terutaman untuk mengatur ICVS adalah masalah
dalam membandingkan kriminalitas antar negara berdasarkan laporan serangan
dari polisi dan kehadiran dari ukuran yang tersandarisasi. Kerugian survei ini
adalah skala mereka berbeda antar negara di waktu yang berbeda. Selama tahun
itu, survei ini mungkin dilakukan secara nasional di beberapa negara tapi bisa
juga secara regional atau oleh kota kota sendiri. Limitasi lainnya adalah,
walaupun range sampelnya dari 1000 ke 2000 responden, itu terdistribusi ke
unit unit rumah tangga dan oleh karena itu, yang tidak mempunyai rumah
permanen tidak akan menjadi sample, terlebih lagi mungkin tidak menjadikan
orang yang beresiko sangat tinggi menjadi korban kriminalitas sebagai sample.
Metodelogi survey ini 1 dari 2 tipe: wawancara lewat telepon yang diasistensi
komputer dan wawancara muka-dengan-muka. Masing masing mempunyai
kerugian sendiri: pertama terbatas pada orang yang mempunyai telepon
sementara yang kedua sangat sulit untuk mewawancara orang yang mempunyai
banyak masalah untuk berdiskusi tentang masalah yang sensitive. Namun ini
masih sumber yang penting untuk data korban kriminalitas internasional, jarena
terdapat perbedaan diantara rasio kriminalitas dan rasio pelaporan yang
diterbitkan oleh agensi hukum seperti yang tersedia dari Interpol. Ini juga satu
satunya data dimana fokusnya adalah korban dan menyediakan perkiraan bagi
peneliti menegenai persentasi kriminalitas yang tidak dilaporkan ke polisi. Ini
juga bisa mengeksplorasi asalan untuk tidak melaporkan kriminalitas tersebut.

Sumber Penting Lainnya untuk Statistik Pemerkosaan
US Department of Justice, Office of Justice Programs melalui Bureau of Justice
Statistics mengatur website yang baik dimana materi dan link dapat tersedia
untuk peneliti. Data internasional yang mentah dapat di download dan diteliti
dalam topik yang bervariasi, termasuk mengenai pemerkosaan. Ini juga meliputi
link untuk banyak website statistik resmi banyak negara.

Menggunakan Data Internasional Pemerkosaan
Sekarang, pembaca mempunyai pembatasan dalam menggunakan data dari
sumber diatas, Dalam bagian ini, beberapa pembatasan yang jelas dan relevan
akan dideskripsikan. Pertama dan terutama, sistem hukum berbeda di masing
masing negara. Lebih dari setengah negara di dunia mempunyai sistem legal
yang merupakam hasil tradisi hukum-sipil, diikuti negara negara yang
mengikuti tradisi hukum umum. Ada juga sejumlah negara yang mengikuti
hukum Islam dan/atau kombinasi berbeda antara hukum Islam, sipil, dan hukum
umum. Kedua, defini pemerkosaan berbeda antara sistem hukum, bahkan antara
negara yang mempunyai sistem hukum yang mirip. Contohnya adalah perbedaan
definisi pemerkosaan di Australia dan Kanada, dibandingkan dengan di India
atau Hong Kong, walaupun semua mempunyai sistem peradilan hukum umum.
Contoh lainnya adalah bagaimana pemerkosaan dalam perkawinan ditangani.
Banyak yuridiksi masih belum mempunyai legislasi yang spesifik dalam
membahas pemerkosaan dalam perkawinan.
Ketiga, kesulitan dalam memahami variable yang berbeda dapat mempengaruhi
pelaporan oleh korban pemerkosaan di negara negara berbeda. Ini sangat
mudah dilihat bahkan pada konteks lokal sikap korban, petugas pelayan
kesehatan, dan polisi dalam menjelaskan fluktuasi besar atas jumlah pelaporan
pemerkosaan dari tahun ke tahun. Ironisnya, saat sikap dan pelayanan mulai
berkembang, insiden pelaporan juga bertambah. Peringatan yang ekstrim harus
dilakukan untuk mendeksripsikan trend insiden pemerkosaan yang dilaporkan
oleh sebuah negar. Perbandingan trend tersebut akan lebih problematis jika ada
pemahamanan cukup mengenai budaya, politik, struktur social, agama,
pelayanan kesehatan, dan akhinya system peradilan kriminal oleh negara
negara yang sedang diteliti. AKhirnya, instabilitas dari sistem politik meningkat,
ketidak seimbangan sipil, dan konflik militer mempunyai dampak yang besar
atas insiden pemerkosaan. Konflik di Yugoslavia dan ketidak seimbangan sipil di
Indonesia, sudah menggunakan definisi pemerkosaan sebagai opresi yang
terorganisasi oleh 1 pihak ke pihak lainnya.Saat ini terlihat adanya perang dan
kriminalitas atas kemanusiaan yang mengijinkan pengadilan kriminal
internasional untuk mengejar keadilan dari tindakan tersebut.

Langkah Selanjutnya
Banyak yang masih belum diketahui mengenai pemerkosaan, terutama pada
perbandingan internasional yang valid antar negara. Badan badan
internasional mungkin seharusnya mengumpulkan sumber dan beberapa
member negara tersebut harus setuju atas protocol terstandarisasi dalam
mengumpulkan data pemerkosaan yang relevan untuk meliputi ekstensi dari
korban, dan alasan tidak melaporkan, jumlah kasus yang dilaporkan, ekstensi
atrisi dari kasus yang dilaporkan, hasil yudisial kasus tersebut, dan tentu saja,
jangka pendek dan jangka panjang efek medis dan social terhadap korban dan
keluarganya, Saat itulah kita baru bisa membuat perbandingan yang mudah
antar negara dan mempunyai pemahaman tentang efek sistem hukum dan
budaya terhadap insidensi dan prevensi pemerkosaan.

Lihat Juga
Serangan Seksual, Dewasa: Perlukaan dan Penemuan terhadap Kontak
Seksual: Serangan Seksual yang Difasilitasi Obat

Tinjauan Pustaka
Carillo R (1992) Battered Dreams: Violence against Women as an Obstacle to
Development. New York: United Nations Fund for Women.
Cook R (ed.) (1994) Human Rights of Women: National and International Perspectives.
Philadelphia, PA: Univer- sity of Pennsylvania Press.
Davides M (ed.) (1994) Women and Violence: Realities and Responses Worldwide.
London: Zed Books.
France N (ed.) (1997) Elimination of Violence Against Women. Geneva, Switzerland:
World Health Organi- zation.
Heise LL, Pitanguy J, Germain A (1994) Violence Against Women: the Hidden Health
Burden. World Bank discus- sion paper no. 255. Washington, DC: World Bank.
Jewkes R (2001) Understanding sexual violence: re- search challenges. Proceedings of
the Fourth Meeting of The International Research Network on Violence Against Women
2224 January 2001, Johannesburg, South Africa. Pretoria, South Africa: Medical
Research Council.
Jewkes R, Ratsaka M, Gerber E (eds.) (2001) Proceedings of the Fourth Meeting of The
International Research Network on Violence Against Women in Johannesburg South
Africa. Pretoria, South Africa: Medical Research Council.
Koss MP, Koss PG, Woodouff WJ, et al. (1991) Deleterious effects of criminal
victimization on womens health and medical utilization. Archives of Internal Medicine
151: 342347.
Krug EG, Dohlberg LL, Mercy JA, Zwi AB, Lozaro R (eds.) (2002) World Report on
Violence and Health. Geneva, Switzerland: WHO.
Swiss S, GillerSwiss J (1993) Rape as a crime of war: a medical perspective. Journal of
the American Medical Association 270: 612615.
Ward CA (1995) Attitudes toward Rape Feminist and Social Psychological
Perspectives. London: Sage Publications.
www.fbi.gov.ucr/96cius.htm
www.Interpol.com
www.ojp.usdoj.gov/bjs/ www.unicri.it/icvs/statistics/index_stats.htm
www.who.int/health_topics/gender_based_violence/en/ Zvekic U (2000) Criminal
Victimization Across the Globe.
Resource material series no. 56. 112th International Training Course, United Nations,
Asia, and Far East Institute for the Prevention of Crime and the Treatment of Offenders
(UNAFEI).

Anda mungkin juga menyukai