Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN TERHADAP PENJAJA

MAKANAN CEPAT SAJI, KONSUMSI MAKANAN CEPAT


SAJI, DAN BERAT BADAN DI CAMBRIDGESHIRE, UK:
STUDI CROSS-SECTIONAL, BERBASIS POPULASI
Burgoine T, Forouhi NG, Griffin SJ ,
Wareha NJ , Monsivais P
Dibacakan oleh : Anastasia Kingofong 080 111 049
TUJUAN
Untuk meneliti hubungan antara paparan
lingkungan terhadap penjaja makanan cepat saji,
konsumsi makanan cepat saji, dan berat badan,
dengan mempertimbangkan lingkungan rumah,
pekerjaan, dan komunitas.

DESAIN
Studi cross-sectional, berbasis populasi, dengan
menggunakan data jenis-jenis makanan dan berat
badan para partisipan secara individu, dan ukuran-
ukuran standar dari paparan lingkungan makanan.

PARTISIPAN
Orang-orang dewasa yang sudah bekerja dan
berpartisipasi dalam Fenland Study,
Cambridgeshire, UK (berusia 29-62 tahun), dengan
menyertakan informasi alamat rumah, kantor, dan
komunitas tertentu.
UKURAN-UKURAN UTAMA HASIL STUDI
Konsumsi makanan cepat saji yang
dilaporkan secara individu (g/hari; pizza,
burger, kentang goreng, dan keripik
kentang) menggunakan kuesioner frekuensi
makanan, indeks massa tubuh yang telah
diukur, dan nilai cut-off indeks massa tubuh
sebagaimana yang telah didefinisikan oleh
World Health Organization.

HASIL STUDI
Dalam model regresi linear multipel,
paparan terhadap penjaja makanan cepat
saji secara positif dikaitkan dengan
konsumsi makanan cepat saji. Diantara
lokasi-lokasi tempat tinggal, kantor, dan
sepanjang alur komunitas, keterkaitan
terkuat didapatkan pada lingkungan kerja
dengan bukti efek yang tergantung-dosis.
Kombinasi paparan terkait erat terutama
dengan peningkatan indeks massa tubuh
dan perbandingan obesitas. Tidak terdapat
bukti efek modifikasi menurut jenis kelamin.

Makanan jajanan (foodscapes) telah
dianggap obesogenik jika makanan ini
memfasilitasi konsumsi densitas energi
yang berlebihan, makanan dengan nutrisi
yang buruk, dan peningkatan obesitas dan
overweight.
Berlangganan dan mengkonsumsi makanan
cepat saji secara berlebihan telah dikaitkan
secara erat dengan diet berkualitas rendah
dan peningkatan berat badan. Hubungan ini
mungkin diakibatkan oleh jenis makanan
yang disediakan oleh penjaja makanan,
yang cenderung berkalori tinggi, dan karena
konsumen sering meremehkan tingginya
konsumsi kalori mereka saat
mengkonsumsi makanan tersebut.
Selama dekade terakhir di Inggris,
konsumsi makanan di luar rumah meningkat
sebesar 29%, sedangkan jumlah penjaja
makanan cepat saji (fast food) telah
meningkat secara dramatis. Tren sosial dan
lingkungan ini mungkin berperan terhadap
peningkatan insidensi overweight dan
obesitas.
Para pembuat kebijakan mulai
mempertimbangkan bahwa lingkungan
makanan jajanan yang tidak sehat dapat
menyebabkan pilihan konsumsi makanan
yang tidak sehat, sehingga berperan
terhadap epidemik obesitas.

SAMPEL STUDI

Fenland Study merupakan studi kohort yang
berkelanjutan, berbasis populasi orang
dewasa berusia 29-62 tahun (lahir antara
tahun 1950 dan 1975) di Cambridgeshire,
Inggris yang dilakukan oleh MRC
Epidemiology Unit.
Environmental domain Odds of being overweight Odds of being obese
At home
Quarter 1 Reference Reference
Quarter 2 1.03 (0.86 to 1.23) 1.06 (0.85 to 1.33)
Quarter 3 0.99 (0.82 to 1.190) 1.22 (0.96 to 1.54)
Quarter 4 1.26 (0.93 to 1.70) 2.15 (1.50 to 3.10)
At work
Quarter 1 Reference Reference
Quarter 2 0.91 (0.76 to 1.09) 1.04 (0.83 to 1.30)
Quarter 3 0.90 (0.74 to 1.10) 1.28 (1.01 to 1.63)*
Quarter 4 0.95 (0.71 to 1.28) 1.47 (1.03 to 2.10)*
Along commuting route
Quarter 1 Reference Reference
Quarter 2 0.90 (0.76 to 1.07) 0.93 (0.75 to 1.17)
Quarter 3 0.92 (0.76 to 1.11) 0.97 (0.76 to 1.22)
Quarter 4 1.28 (0.99 to 1.65) 1.38 (1.01 to 1.88)*
All domains combined
Quarter 1 Reference Reference
Quarter 2 0.99 (0.83 to 1.19) 1.10 (0.88 to 1.38)
Quarter 3 1.09 (0.88 to 1.35) 1.32 (1.01 to 1.71)*
Quarter 4 1.27 (0.96 to 1.67) 1.80 (1.28 to 2.53)*
Tabel menunjukkan perbandingan
overweight dan obesitas yang terkait
dengan tingkat paparan penjaja makanan
cepat saji. Kelompok orang yang paling
banyak terpapar pada penjaja makanan
cepat saji (kuarter 4) di lingkungan rumah
dua kali lebih cenderung menderita obese
dibandingkan berat badan yang normal
(rasio perbandingan 2.15, interval
kepercayaan 95% 1.50-3.10), yang relatif
terhadap mereka yang paling sedikit
terpapar (kuarter 1).
Variabel utama hasil studi yaitu konsumsi makanan
berkalori tinggi tertentu yang umumnya didapatkan
dari penjaja makanan cepat saji. Dengan
menggunakan data dari kuesioner frekuensi
makanan, kami memperkirakan berapa gram intake
pizza, burger, gorengan (misalnya, ayam goreng),
dan kripik kentang per hari.
Hasil studiintake makanan,
indeks massa tubuh, dan
kemungkinan terjadinya
overweight dan obesitas
Hasil studiintake makanan, indeks massa tubuh,
dan kemungkinan terjadinya overweight dan obesitas

Semua makanan ini memberikan penanda
konsumsi jenis makanan cepat saji (g/hari),
yang disebut sebagai takeaway food.
Sebagai variabel utama kedua, indeks
massa tubuh dihitung dari pengukuran
tinggi dan berat badan.
Sebagai hasil studi sekunder, kami
menggunakan nilai cut-off World Health
Organization pada indeks massa tubuh
untuk mendefinisikan berat badan yang
kurang dan normal (indeks massa tubuh
<25), overweight (25-30), dan obesitas
(30).
ANALISA STATISTIK
Menggunakan model regresi linear multipel
untuk memperkirakan keterkaitan antara
lingkungan makanan cepat saji, dan
konsumsi makanan cepat saji dan indeks
massa tubuh dalam lingkungan-lingkungan
sebagai berikut:
Hanya di tempat tinggal
Hanya di tempat kerja
Hanya di sepanjang jalur transportasi
Paparan di rumah, kantor, dan sepanjang
jalur transportasi yang dikombinasikan

Menggunakan model regresi logistik
multinomial untuk memperkirakan
keterkaitan saat menggunakan overweight
dan obesitas sebagai hasil studi.
Menggunakan model paparan terhadap
penjaja makanan cepat saji pada semua
lokasi lingkungan sebagai ukuran kuarter
penjaja makanan cepat saji (densitas)
dengan menggunakan variabel buatan
(relatif setidaknya terhadap kategori
referensi paparan, kuarter 1).
KESIMPULAN
Paparan terhadap penjaja makanan cepat saji pada
kombinasi dari lingkungan tempat tinggal, kantor,
dan komunitas dikaitkan dengan tingkat konsumsi
makanan cepat saji yang lebih tinggi, indeks massa
tubuh yang lebih besar, dan perbandingan obesitas
yang lebih besar. Strategi-strategi pemerintah untuk
mempromosikan makanan yang lebih sehat melalui
restriksi yang terencana terhadap makanan cepat
saji mungkin paling efektif jika difokuskan di sekitar
lingkungan kerja.

Anda mungkin juga menyukai