Anda di halaman 1dari 42

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. S DENGAN


HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. M DI DESA MUNDU
RT 003 RW 006 KELURAHAN SELOKATON
KECAMATAN GONDANGRE1O
KARANGANYAR
DI SUSUN OLEH :
NIKEN RAHAYU
P. 10111
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
i
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. S DENGAN
HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. M DI DESA MUNDU
RT 003 RW 006 KELURAHAN SELOKATON
KECAMATAN GONDANGRE1O
KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH :
NIKEN RAHAYU
P. 10111
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul 'ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.S
DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. M DI DESA MUNDU RT 003
RW 006 KELURAHAN SELOKATON KECAMATAN GONDANGREJO
KARANGANYAR
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapatkan bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat:
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekertaris Ketua Program studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Diyah Ekarini S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji I
yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,
inspirasi, perasaan nyaman dan memIasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
vi
4. Nurma Rahmawati, S.Kep., Ns., selaku dosen penguji II yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inpirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memIasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Setiyawan ,S.Kep.,Ns,selaku dosen penguji III yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inpirasi, perasan nyaman dalam
bimbingan serta memIasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasan serta
ilmu yang bermanIaat.
7. Kedua orang tuaku (Sugito dan Suparti) yang selalu menjadi inspirasi dan
memberikan semangat serta dukungan secara moral, material, spiritual untuk
menyelesaikan pendidikan.
8. Kakak penulis yang selalu memberikan semangat, motivasi terimakasih atas
dukungannya.
9. Sahabat-sahabatku Griya Aster yang selalu menjadi inspirasi dan semangat
dalam menyelesaikan pendidikan.
10. Teman-teman seperjuangan (semua tingkat tiga yang tidak bisa saya sebutkan
satu per satu) STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dan
memberikan inIormasi serta dukungan moril maupun spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanIaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan, Amin.
Surakarta, Juni 2013
Niken Rahayu
vii

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................... 5
C. ManIaat Penulisan ................................................................. 6
BAB II LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga ............................................................ 7
B. Pengkajian ............................................................................. 8
C. Diagnosa Keperawatan .......................................................... 9
D. Perencanaan Keperawatan ..................................................... 9
E. Implementasi Keperawatan ................................................... 10
F. Evaluasi Keperawatan ........................................................... 11
viii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ........................................................................... 15
B. Simpulan dan Saran ............................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Log Book Kegiatan Harian
Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 3 Asuhan Keperawatan
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 5 DaItar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesejahteraan kesehatan yang baik adalah suatu kondisi dimana tidak
hanya bebas dari penyakit. Pergeseran Iokus dari sehat ke sakit sangat berarti
karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatiI, yang mempunyai
beberapa tingkat, maka akan lebih mudah bila sehat dan sakit ditentukan sesuai
dengan titik tertentu pada skala atau kontinum sehat-sakit. Konsep sehat dan
sakit adalah konsep yang berkompleks dan berinterpretasi. Banyak Iaktor yang
mempengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Sehat diartikan sebagai kondisi yang
normal dan alami, yang bersiIat dinamis yang siIatnya terus menerus berubah.
Menurut WHO sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik Iisik
mental dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit dan kelemahan. Sedangkan
sakit adalah keadaan tidak normal atau sehat, secara sederhana dapat disebut
penyakit yang merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas
normal (Asmadi, 2008).
Menurut Murwani (2011), Hipertensi adalah suatu keadaaan dimana
tekanan systole dan diastole mengalami kenaikan yang melebihi batas
normal(tekanan systole di atas 140 mmHg, diatas 90 mmHg). Sedangkan
deIinisi yang lain menurut Brashers (2008), Hipertensi (HTN) didediIinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah arterial abnormal yang berlangsung terus
menerus. Tekanan darah tinggi pada orang dewasa sebagai berikut menurut
2
klasiIikasi tekanan darah tinggi menurut JNS (The Joint National Committee on
Preventation, detection evaluation and treatment of High Blood Preassure)
(Purwanto, 2012) klasiIikasi sistolik dan diastolic untuk ukuran normal 120
dan 80, pada prehipertensi dalam rentan sistolik 120 139 dan diastolic 85-89.
Pada hipertensi stage 1 ukuran sistolik 140 159 mmHg dan diastolic 90-99
mmHg, serta hipertensi stage 2 ukuran tekanan darah _160 dan _100 mmHg.
Sedangkan penyebab dari hipertensi menurut penyebabnya ada 2 jenis yaitu ;
Hipertensi primer esensial yaitu meliputiIactor keturunan,umur serta Iactor
psikis. Pada hipertensi sekunder yaitu penyakit ginjal, tumor dalam rongga
kepala, penyakit syaraI dan Toxemia gravidarum (Murwani, 2011).
Di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4 persen penghuni bumi
mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6 persen pria dan 26,1 persen
wanita. Angka ini kemungkinan akan terus meningkat menjadi 29,2 persen di
tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju
dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang termasuk Indonesia
(Purwanto, 2012). Prevalensi hipertensi tekanan darah di Indonesia cukup tinggi,
akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi
merupakan salah satu Iaktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian
besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari
hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 31,7persen, dimana hanya 7,2persen penduduk
3
yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4persen kasus yang
minum obat hipertensi. Sebanyak 76 persen kasus hipertensi di masyarakat
belum terdiagnosis atau 76 persen masyarakat belum mengetahui bahwa mereka
menderita hipertensi (Aditama, 2007).
Data sosiodemograIi tingkat pengukuran ekologi sebagai variabel
independen utama, diperoleh dari ProIil Kesehatan Indonesia, Statistik
Indonesia, Statistik Kesehatan, Statistik Kesejahteraan Rakyat, dan Data
Departemen Dalam Negeri, unit pengamatan provinsi. Hasil penelitian ini
menunjukkan prevalensi hipertensi di pulau Jawa 41,9 persen, dengan kisaran di
masing-masing provinsi 36,6 persensampai 47,7 persen. Prevalensi di perkotaan
39,9 persen (37,0 persen-45,8 persen) dan di perdesaan 44,1 persen(36,2 persen-
51,7persen) (Setiawan, 2007). Dalam studi kasusdi Puskesmas Gondangrejo
Karanganyar prosentase penyakit didapatkan data bahwa tiga bulan terakhir
terhitung sejak bulan Januari sampai dengan April 2013 terdapat pasien
hipertensi merupakan urutan ke empat diagnosis yang dimana terdapat 828
orang menderita hipertensi dari jumlah penduduk yang berjumlah 73.990 dan
untuk kelurahan Selokaton jumlahjiwa yang menderita penyakit hipertensi
sekitar 108 jiwa (Puskesmas Gondangrejo Karanganyar, 2013).
Maka perlunya dilakukan suatu pelayanan melalui proses keperawatan
keluarga oleh tenaga kesehatan sekitar daerah setempat melalui proses
keperawatan keluarga dimana tenaga kesehatan memberikan pelayanan kepada
keluarga. Dimana deIinisi dari Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih
yang hidup bersama melalui ikatan perkawinan, dan kedekatan emosi yang
4
masing masing mengidentiIikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, Mita
Fatma dkk, 2007).
Fungsi keluarga Menurut Friedman, 1998 mengidentiIikasi lima Iungsi
dasar keluarga, Merupakan pertimbangan vital, dalam pengkajian dimana
keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersiIat preventiI dan secara
bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan keluarga
melaksanakan perawatan dan pemeliharaaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas-tugas kesehatan pada keluarga
menurut (Mubarak,2010) meliputi ; mengenal masalah kesehatan keluarga,
membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, memberi perawatan pada
anggota keluarga yang sakit, mempertahankan suasana rumah yang sehat, serta
menggunakan Iasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Upaya yang paling penting dalam penyembuhan hipertensi dengan
mengenal dan melakukan perawatan pada anggota keluarga yang tepat
merupakan tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien dengan hipertensi
untuk mencegah komplikasi dan serangan berulang.Pengkajian pada keluarga
Tn. M dengan hipertensi ditemukan data keluarga tidak mampu merawat
anggota keluarga yang sakit ini dikarenakan Ny. S yang telah menderita
hipertensi selama kurang lebih 1,5 tahun yang lalu berulang dan sering kambuh,
maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dan membuat Karya Tulis
Ilmiah mengenai 'Asuhan Keperawatan keluarga Pada Ny. S Dengan Hipertensi
Pada Keluarga Tn. M di Desa Mundu Rt 003 Rw 006 Kelurahan Selokaton
Kecamatan Gondangrejo Karanganyar.
5
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. S dengan
hipertensi pada keluarga Tn. M di Desa Mundu Rt 003 Rw 006 Kelurahan
Selokaton Kecamatan Gondangrejo Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan hipertensi
pada keluarga Tn. M di Desa Mundu Rt 003 Rw 006 Kelurahan
Selokaton Kecamatan Gondangrejo Karanganyar.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan
hipertensi pada keluarga Tn. M di Desa Mundu Rt 003 Rw 006
Kelurahan Selokaton Kecamatan Gondangrejo Karanganyar.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. S
dengan hipertensi pada keluarga Tn. M di Desa Mundu Rt 003 Rw 006
Kelurahan Selokaton Kecamatan Gondangrejo Karanganyar.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan hipertensi
pada keluarga Tn. M di Desa Mundu Rt 003 Rw 006 Kelurahan
Selokaton Kecamatan Gondangrejo Karanganyar..
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan hipertensi pada
keluarga Tn. M di Desa Mundu Rt 003 Rw 006 Kelurahan Selokaton
Kecamatan Gondangrejo Karanganyar..
6
C. Manfaat Penulisan
ManIaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat
memberikan manIaat bagi pendidikan keperawatan, penulis, pelayanan
kesehatan dan pembaca.
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Digunakan sebagai inIormasi bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan serta sebagai bahan
kepustakaan.
2. Bagi Penulis
Penulis mampu mengaplikasikan dan menambah pengetahuan serta
pengalaman tentang kasus hipertensi di Puskesmas serta di lingkungan
masyarakat dan keluarga.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan ke dalam praktik pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
4. Bagi Pembaca
Sebagai sumber inIormasi bagi pembaca tentang penyakit hipertensi dalam
keluarga.
7
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis akan membahas tentang resume kasus yang telah
dilakukan dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada tanggal 26 April 2013
sampai dengan 27 April 2013 dengan judul kasus ~Asuhan keperawatan keluarga
pada Ny. S dengan hipertensi pada keluarga Tn. M di Desa Mundu Rt 003 Rw 006
Kelurahan Selokaton Gondangrejo Karanganyar.
A. Data Umum Keluarga
Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 April 2013 pukul 09.00 di rumah
keluarga Tn. M di desa Mundu Rt 003 Rw 006 Selokaton Gondangrejo
Karanganyar. Nama Kepala Keluarga Tn. M umur 70 tahun, alamat Mundu Rt
003 Rw 006 Selokaton Gondangrejo Karanganyar pekerjaan sebagai petani
pendidikan terakhir SD, dengan komposisi keluarga tinggal bersama Ny. S
hubungan dengan Tn. M adalah sebagai istri, berusia 65 tahun bekerja sebagai
ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SD. Pasien adalah Ny. S seorang
perempuan yang berusia 65 tahun dengan hipertensi.Dimana tipe keluarga Tn. M
adalah keluarga usia lanjut dengan komposisi terdiri kedua anggota keluarga
berusia lanjut. Status sosial ekonomi pada keluarga Tn. M yang bekerja sebagai
seorang petani sedangkan Ny. S sebagai ibu rumah tangga dengan penghasilan
rata-rata Rp. 400.000, 00 yang digunakan untuk keperluan sehari hari.
8
Pengkajian yang dilakukan dengan carametode wawancara auto-anamnesa dan
allo-anamnesa, observasi langsung, pemeriksaaan Iisik dan pendokumentasian.
B. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 April 2013 pukul 09.00 di rumah
keluarga Tn. M di desa Mundu Rt 003 Rw 006 Selokaton Gondangrejo
Karanganyar. Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga lanjut usia
dimana keluarga terdiri dari pasangan suami istri tanpa anak, keluarga
menjalankan peran masing-masing termasuk keluarga yang harmonis dan
menerima kenyataan dengan berpasrah kepada Tuhan dan tidak mempunyai
kendala dalam menjalankan perannya pada tahap perkembangan keluarga Tn. M
telah terpenuhi. Dari riwayat keluarga inti Tn. M tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan dan riwayat penyakit menular, sedangkan Ny. S kurang lebih
sejak satu setengah tahun yang lalu menderita penyakit hipertensi yang
kejadiannya berulang dan sering kambuh. Apabila penyakit pasien kambuh,
pasien berobat di pelayanan kesehatan yang ada di desa setempat.
Fungsi keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, pasien mengatakan
tidak mengetahui cara merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi, cara
perawatannya. Selama + 1,5 tahun pasien sering kambuh dengan sakit
hipertensinya. Berdasarkan hasil pengkajian di atas didapatkan hasil
pemeriksaan Iisik. Pemeriksaan Iisik yang dilakukan pada pasien di dapatkan
hasil 180/100 mmHg, nadi 96 kali per menit sedangkan untuk pernaIasan 20 kali
per menit. Rambut lurus, beruban dan tidak terdapat ketombe. Konjungtiva tidak
9
anemis, sklera tidak ikterik, hidung simetris tidak terdapat secret, telinga simetris
dan terdapat sedikit serumen. Mulut klien terlihat mukosa bibir lembab, gigi
agak kotor. Pada leher tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid dan
dirasakan nyeri tengkuk skala 5. Provocate Pasien mengeluh pusing karena
tekanan darah 180/100mmHg, Qualitv cekot cekot, Region nyeri tekuk pada
leher bagian belakang, Severe dengan skala nyeri 5, Time dirasakan secara tiba-
tiba dan hilang timbul. Terapi yang diberikan pada pasien adalah captopril
3x25mg, kalk 3x250mg, diazepam 1x2mg dan piroxicam 3x10mg.
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 26 April 2013 data yang ditemukan
adalah sebagai berikut : Data subyektiI : pasien mengatakan nyeri tekuk dibagian
leher, pusing terasa cekot-cekot, dirasakan secara tiba tiba dengan skala nyeri 5.
Penyakit yang dirasakan sejak satu setengah tahun yang lalu sering kambuh dan
berulang. Pasien mengatakan tidak tahu bagaimana caranya pencegahan
penyakit hipertensi agar tidak kambuh tetapi keluarga sudah mengetahui apa itu
hipertensi.
Data obyektiI : tekanan darah 180/100 mmHg. Tidak mengetahui
pencegahan dan cara merawat anggota keluarga yang sakit seperti pencegahan
saat sakitnya kambuh, merawat agar penyakit hipertensi tidak berulang tetapi
keluarga sudah mengetahui apa itu hipertensi. Berdasarkan data penulis dapat
mengangkat masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Berdasarkan
10
scoring prioritas utama pada diagonosa ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit dengan total scoring 3 2/3.
D. Perencanaan
Rencana keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga Tn. M yang
dilakukan hari Jumat, tanggal 26 April 2013 dengan tujuan umum setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari diharapkan Ny. S mampu
mengatasi masalah nyeri dengan kriteria hasil nyeri berkurang dengan rentang
skala nyeri 0-2, mampu mengontrol nyeri dengan tekhnik relaksasi, tanda tanda
vital dalam rentan normal tekanan darah sistolik 120 dan diastolic 80 mmHg.
Pada tujuan khusus pada kasus ini yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x45 menit keluarga mampu merawat anggota keluarga
yang sakit hipertensi pada pasien dan mampu melakukan tindakan keperawatan
yang tepat untuk mengatasi dan mencegah kekambuhan. Berdasarkan tujuan
tersebut, penulis membuat rencana keperawatan yang dilakukan pada tanggal 26
April 2013 pukul 11.00 WIB pada pasien yaitu kaji keadaan umum dan kaji
karakteristik nyeri pada pasien dengan rasional mengetahui keadaan umum dan
karakteristik nyeri pada pasien. Jelaskan tentang penyakit hipertensi meliputi
pengetian, tanda gejala, dan pencegahan hipertensi, jelaskan kepada klien
mengenai hal-hal yang dapat dicegah atau dilakukan saat penyakit klien kambuh
rasionalnya pasien dan keluarga dapat memberikan tindakan yang tepat pada
pasien. Anjurkan kepada klien untuk menghindari atau mengurangi makan-
makanan yang harus dicegah seperti makanan asin, daging merah, makanan
11
yang diawetkan, makanan instan dan minuman yang beralkohol dengan rasional
keikutsertaan keluarga secara optimal membantu mempertahankan kesehatan,
Ajarkan tekhnik relaksasi naIas dalam yang bertujuan untuk mengurangi rasa
nyeri. Anjurkan minum obat captopril 3x25mg, kalk 3x250mg, diazepam 1x2mg
dan piroxicam 3x10mg secara teratur dan mengkonsumsi obat tradisional seperti
belimbing, mentimun, yang bermanIaat untuk menurunkan tekanan darah
E. Implementasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Jumat, tanggal 26 April
2013 pukul 11.00 WIB. Pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Dengan
mengkaji keadaan umum dan mengkaji karakteristik klien dengan respon klien
mengatakan pusing cekot-cekot, nyeri tekuk pada leher bagian belakang dengan
skala nyeri 5 dirasakan secara tiba-tiba. Kemudian menjelaskan tentang penyakit
hipertensi meliputipenyakit hipertensi tanda gejala dan pencegahan atau
kekambuhan hipertensi dengan menghindari makanan dan minuman yang dapat
meningkatkan tekanan darah, seperti daging merah, makanan yang diawetkan,
makanan instan dan minuman yang beralkohol. Dengan respon pasien paham
dengan pencegahan komplikasi dengan cara menghindari ataupun mengurangi
mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Menganjurkan untuk minum obat yang telah diberikan sesuai dengan indikasi
yang telah diberikan : captopril 3x25mg, kalk 3x250mg, diazepam 1x2mg dan
piroxicam 3x10mg dengan respon Ny. S mengatakan rasa nyeri masih ada dan
12
tampak terlihat lebih nyaman setelah mengkonsumsi obat. Mengajarkan tekhnik
relaksasi dan naIas dalam yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dengan respon
klien mengatakan nyeri berkurang pasien tampak rileks dan nyeri berkurang
setelah diajarkan teknik naIas dalam.
Tindakan keperawatan pada hari Sabtu tanggal 27 April 2013 pukul 16.10
WIB. Mengkaji kembali keadaan umum dan karakteristik nyeri pada pasien
mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3 tampak rileks dan nyaman
tekanan darah 150/100 mmHgskala nyeri berkurang menjadi 3. Menganjurkan
untuk mengkonsumsi obat yang telah diberikan dan obat-obatan tradisional
seperti belimbing atau mentimun dalam waktu yang tidak bersamaan dengan
tujuan untuk menurunkan tekanan darah, dengan respon subyektiI pasien
mengatakan nyeri berkurang dan respon obyektiI pasien nampak nyaman setelah
mengkonsumsi obat serta keluarga Tn. M bersedia mengikuti anjuran yang
disarankan mengkonsumsi obat tradisional seperti belimbing, mentimun.
Menganjurkan tekhnik relaksasi naIas dalam dengan tujuan untuk mengurangi
nyeri pada pasien dengan respon subyektiI pasien mampu mengungkapkan
secara verbal nyeri berkurang menjadi 3 dan respon obyektiI pasien tampak
rileks setelah dilakukan tekhnik relaksasi .
F. Evaluasi
Berdasarkan tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien, penulis
melakukan evaluasi tindakan. Pada diagnosa keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
13
sakit dengan evaluasi pada hari Jumat tanggal 26 April 2013 pukul 11.45 WIB.
SubyektiI: pasien mengatakan mengeluh pusing cekot-cekot , nyeri tekuk pada
leher belakang dengan skala nyeri 5 dirasakan secara tiba-tiba. ObyektiI : pasien
mampu mempertahankan nyeri dan mampu mengungkapkan nyeri dalam respon
verbal serta pasien memperhatikan penjelasan tentang cara perawatan hipertensi
dan pencegahan hipertensi. Mengikuti tekhnik relaksasi naIas dalam. Analisis
masalah belum teratasi skala nyeri masih 5. Planning pada evaluasi anjurkan
untuk menjaga kesehatan untuk memeriksakan kesehatannya di layanan
kesehatan. Anjurkan mengkonsumsi obat tradisional dan mengurangi makanan
yang asin dan daging merah, makanan yang diawetkan, makanan instan dan
minuman yang beralkohol yang diawetkan yang bisa memacu meningkatkan
tekanan darah.
Evaluasi pada hari terakhir, Sabtu tanggal 27 April 2013 pukul 16.05 WIB.
Pada diagnose keperawatan nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan evaluasi pada hari Sabtu
tanggal 27 April 2013 pukul 16.45 WIB. SubyektiI: pasien mengatakan pusing
sudah berkurang, skala nyeri berkurang 3. ObyektiI: Keluarga mampu
mempertahankan nyeri dan mampu mengungkapkan nyeri dalam respon verbal.
Analisis Masalah belum teratasi skala nyeri berkurang menjadi 3 tidak mencapai
criteria hasil yaitu 0 sampai 2. Planning pada evaluasi hari terakhir adalah
intervensi dilanjutkan kepada keluarga Tn. M. Anjurkan untuk menjaga
kesehatan untuk memeriksakan kesehatannya di layanan kesehatan. Anjurkan
mengkonsumsi obat tradisional dan mengurangi makanan yang asin dan daging
14
merah, makanan yang diawetkan, makanan instan dan minuman yang beralkohol
yang bisa memacu meningkatkan tekanan darah.
15
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis membahas tentang proses telaah antara data
pendukung yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang ada pada kasus
nyata yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013 sampai 27 April 2013 meliputi
pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Prinsip dari pembahasan ini dengan memIokuskan pada pengkajian keluarga
dengan masalah utama hipertensi. Proses keperawatan adalah metode dimana
suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan inIormasi atau data tentang klien, agar
dapat mengidentiIikasi atau mengenali masalah-masalah yang dialami klien,
kebutuhan kesehatan dan perawatan klien baik Iisik, mental, social dan
lingkungan (EIIendi, 1995 dalam Hutahaean, 2010).
Penulis melakukan pengkajian pada pasien berdasarkan 32 item data
menurut Friedman (1998), dan diaplikasikan dalam proses pengkajian
melalui proses wawancara dengan keluarga, observasi dan pemeriksaan
Iisik.
16
Riwayat pengkajian hipertensi menurut Brashers (2008), pengkajian
pasien berdasarkan riwayat keluarga, riwayat keturunan darah tinggi di masa
kanak-kanak, Iactor resiko jantung lainnya, seperti diabetes atau
dislipidemia, riwayat stroke, merokok, penyalahgunaan alcohol, asupan
nutrisi garam, perubahan berat badan, terkini atau obesitas, penggunaan
obat-obatan, jamu herbal, atau obat-obatan terlarang. Gejala biasanya tak
bergejala pada stadium awal, bila tekanan darah meningkat secara akut,
pasien dapat mengalami epitaksis, sakit kepala, penglihatan kabur, tinnitus,
pusing, deIicit neurologis transien, atau angina, bila perkembangan gejala
lebih lambat, pasien dapat datang dengan gejala yang berhubungan dengan
kerusakan organ akhir, seperti gagal jantung kongesiI, stroke, gagal ginjal,
atau retinopati. Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya
rangsangan.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersiIat sangat subjektiI karena perasaan nyeri berada pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi nyeri yang dialaminya. KlasiIikasi nyeri
secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri kronik dan akut. Nyeri akut
merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat hilang, yang tidak
melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
Karakteristik nyeri dengan metode P, Q, R, S, T dimana P (Provocate)
adalah Iactor pencetus dan Kualitas atau Qualitv merupakan sesuatu yang
obyektiI yang diungkapkan oleh klien, sering kali klien mendeskripsikan
17
nyeri dengan kalimat-kalimat : tajam, tumpul, tertindih, perih dan lain-lain.
Lokasi (region) untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien
untuk menunjukkan bagian daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien.
Keparahan atau severe (S) tingkat keparahan pasien tentang nyeri
merupakan karakteristik yang paling subyektiI. Pada pengkajian tentang
nyeri ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai
nyeri ringan, sedang atau berat. Skala intensitas nyeri numerik antara 1-10.
Time atau durasi perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan
awitan, durasi dan rangkaian nyeri (Prasetyo, 2010). Stimulus nyeri
seseorang dapat menoleransi nyeri, menahan nyeri atau dapat mengenali
jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri. Evaluasi terhadap masalah
nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan
nyeri, di antaranya hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri,
adanya respons Iisiologis yang baik, dan pasien mampu melakukan aktivitas
tanpa keluhan nyeri (Hidayat, 2012).
Pada respon Iisiologis yaitu pada saat impuls nyeri naik ke medulla
spinalis menuju ke batang otak dan thalamus, system saraI otonom menjadi
terstimulasi sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang
simpatis pada saraI otonom menghasilkan respon Iisiologis. Apabila nyeri
berlangsung terus menerus, berat, dalam dan melibatkan organ-organ
visceral maka system saraI simpatis menghasilkan suatu aksi. Respon
Iisiologis yang timbul akibat nyeri antara lain adalah respon simpatik
meliputi vasokonstriksi periIer (peningkatan tekanan darah), Peningkatan
18
Irekuensi naIas, peningkatan tegangan otot dll (Prasetyo,2010). Pelaksanaan
atau tindakan keperawatan adalah mengurangi Iactor yang dapat menambah
nyeri, misalnya ketidakpercayaan, kesalahIahaman, ketakutan, kelelahan.
MemodiIikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti,
teknik pengalihan dan teknik relaksasi dengan menganjurkan pasien untuk
menarik naIas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara,
menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki,
perut dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus
berkonsentrasi hingga dapat rasa nyaman, tenang dan rileks (Hidayat,2012).
Dari hasil pengkajian pada keluarga Tn. M terutama pada pasien
ditemukan data pada pasien yang menderita hipertensi yang di karenakan
nyeri tengkuk di bagian leher, pusing terasa cekot-cekot, dirasakan secara
tiba tiba dengan skala nyeri 5 itu sudah sejak lama. Pasien menderita
hipertensi sejak satu setengah tahun yang lalu. Tanda gejala dari hipertensi
menurut penyebabnya ada 2 jenis yaitu hipertensi primer esensial yaitu
keturunan, umur, psikis dan hipertensi sekunder meliputi penyakit ginjal,
tumor dalam rongga kepala, penyakit syaraI, toxemia gravidarum (Murwani,
2011). Serta Iaktor yang menunjang obesitas, emosional, umur semakin tua
makin bertambah desakan (50-60). PatoIisiologi dari hipertensi adalah
tekanan darah akan sangat mempengaruhi terhadap tingginya desakan darah.
Tekanan ini terjadi pada pembuluh darah periIer. Tahanan terbesar dialami
oleh arteriole sehingga perbedaan desakan besar bila arteriole menyempit
akan menaikkan desakan darah. Stadium pertama hipertensi sensil adalah
19
kenaikan tonus dari arteriole. Simtomalogi hipertensi adalah nadi teratur
kadang tidak teratur, keluhan umum yaitu perasaan capai, mudah
tersinggung, insomnia, pusing, sakit kepala dan di belakang kepala/
tengkuk, palpitasi, dispnea, kadang kaki bengkak gravidarum (Murwani,
2011). Tanda gejala pasien dan pemeriksaan Iisik muncul sesuai yang ada
pada teori yang dikemukakan oleh Murwani, (2011).
Sesuai dengan Iungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Tugas
keluarga tersebut adalah antara lain masalah Iungsi keluarga menurut
Friedman (1998), mengidentiIikasi lima Iungsi dasar keluarga, merupakan
pertimbangan vital, dalam pengkajian dimana keluarga memberikan
perawatan kesehatan yang bersiIat preventiI dan secara bersama-sama
merawat anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan keluarga melaksanakan
perawatan dan pemeliharaaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan
keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatan keluarga menurut EIIendy,
(2009) adalah memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit ketika
memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, keluarga
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut : keadaan penyakitnya (siIat,
penyebaran, komplikasi, prognosis, dan perawatannya). SiIat dan
perkembangan yang dibutuhkan ,keberadaan Iasilitas yang diperlukan untuk
perawatan. Sumber-sumber yang ada pada keluarga (anggota keluarga yang
bertanggung jawab, sumber keuangan atau Iinancial, Iasilitas Iisik,
psikososial dan sikap keluarga terhadap yang sakit. , untuk mengetahui
20
sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
yang perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit (siIat,
penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya) (Setyowati,
2008). Pada keluarga pasien masalah yang ada pada keluarga bisa berulang
di sebabkan oleh ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, ini dibuktikan karena dalam keluarga pasien penyakit hipertensi ini
berulang kejadiannya selama kurang lebih sejak satu setengah tahun yang
lalu menderita penyakit hipertensi yang kejadiannya berulang dan sering
kambuh serta kemampuan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji
sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit, siIat, penyebaran,
komplikasi, prognosa dan cara perawatannya belum terpenuhi (Setyowati,
2008). Pasien tidak mengetahui cara merawat anggota keluarga yang sakit
hipertensi, cara pencegahan dan cara perawatannya. Berulangnya penyakit
hipertensi pada pasien ini bisa disebabkan oleh Iaktor yang dikarenakan
keluarga kurang mengenal masalah kesehatan keluarga,memberi perawatan
pada anggota keluarga yang sakit. Pada pengkajian Iungsi kesehatan
keluarga keluarga terutama dalam merawat keluraga yang sakit, keluarga
dapat mengambil tindakan keperawatan yang tepat tetapi memiliki
keterbatasan. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit di karenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya, jika
demikian anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan.
21
Penulis melakukan pengkajian pada Keluarga Tn. M terutama pada
pasien ditemukan data dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 26
April 2013 pukul 09.00 di rumah keluarga Tn. M di desa Mundu Rt 003
Rw 006 Selokaton Gondangrejo Karanganyar. Pada pasien yang menderita
hipertensi yang di karenakan tekanan darah meningkat 180 per 100 mmHg
dan nyeri tekuk di bagian leher, pusing terasa cekot-cekot, dirasakan secara
tiba tiba dengan skala nyeri 5 itu sudah sejak lama. Pasien menderita
hipertensi sejak satu setengah tahun yang lalu. Dari riwayat keluarga inti Tn.
M tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan riwayat penyakit
menular, sedangkan pasien kurang lebih sejak satu setengah tahun yang lalu
menderita penyakit hipertensi yang kejadiannya sering kambuh.
Penyakitnya kambuh pasien berobat di pelayanan kesehatan yang ada di
desa setempat. Obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien adalah captopril
3x25mg, kalk 3x250mg, diazepam 1x2mg, dan piroxicam 3x10mg.
Didapatkan hasil pengkajian pemeriksaan Iisik yang dilakukan pada
pasien di dapatkan hasil 180 per 100mmHg, nadi 96 kali per menit
sedangkan untuk pernaIasan 20 kali per menit. Pada leher tidak mengalami
pembesaran kelenjar tiroid dan dirasakan nyeri tengkuk skala 5. Pasien
mengeluh pusing cekot-cekot, nyeri tengkuk pada leher bagian belakang,
dirasakan secara tiba-tiba dengan skala nyeri 5.
Dari etiologi masalah yang ada pada keluarga pasien masalah yang
ada pada keluarga bisa berulang di sebabkan oleh ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit, ini dibuktikan karena dalam keluarga
22
pasien penyakit hipertensi ini berulang kejadiannya selama kurang lebih
sejak satu setengah tahun yang lalu menderita penyakit hipertensi yang
kejadiannya berulang dan sering kambuh dengan nyeri tekuk pada leher.
pasien tidak mengetahui cara merawat anggota keluarga yang sakit
hipertensi, cara pencegahan dan cara perawatannya pada saat penyakitnya
kambuh. Berulangnya penyakit hipertensi pada pasien bisa disebabkan oleh
Iaktor yang dikarenakan keluarga kurang mengenal masalah kesehatan
keluarga, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit seperti
sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit, siIat, penyebaran,
komplikasi, prognosa dan cara perawatannya belum terpenuhi .
Pada kasus ini penulis membandingkan dengan teori bahwa dalam
keluarga Tn. M ini di dapatkan masalah keluarga yang kurang adekuat
sehingga masalah utama hipertensi bisa berulang, karena dari data
pengkajian klien menderita hipertensi selama kurang lebih satu setengah
tahun dan kejadian ini. Dimana keluarga belum tahu bagaimana cara
pencegahan dan perawatan dari penyakit hipertensi ini.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang,
keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang actual atau potensial. Diagnosa keperawatan merupakan
dasar dalam penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan (Hutahaean,
23
2010). Ada dua tipe data dalam tahap pengkajian keperawatan, yaitu : data
subyektiI dan data obyektiI. Data subyektiI merupakan data yang didapatkan
dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
Sedangkan data obyektiI merupakan data yang didapatkan dari hasil
observasi perawat dan siIatnya dapat diukur (Hutahaean, 2010).
Data yang diperoleh pada pengkajian tanggal 26 April 2013 di
dapatkan data Iocus yang mengangkat kesehatan pasien adalah : pasien
mengatakan sudah menderita penyakit hipertensi sudah lebih kurang satu
setengah tahun yang lalu, pasien merasakan pusing cekot-cekot, nyeri tekuk
pada lehernya dirasakan secara tiba-tiba terasa nyeri skala 5. Serta tidak
mengetahui cara merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi, penyakit
hipertensi ini juga sering kambuh. Masalah ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit merupakan Iaktor yang terdapat pada
keluarga Tn. M oleh karenanya penyakit pasien sering kambuh, dimana
keluarga tidak mengetahui cara perawatan dan pencegahannya, untuk
mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit, yang erlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui keadaan
penyakit (siIat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya)
(Setyowati, 2008). Berdasarkan data di atas penulis dapat menegakkan
masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
24
3. Rencana keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah bagian dari tahap proses
keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapan kriteria hasil,
penetapan rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien (Hutahaean,
2010). Untuk memecahkan masalah yang dialami klien serta rasional dari
masing-masing rencana tindakan yang akan diberikan. Pedoman
penyusunan kriteria hasil harus ditujukan kepada keadaan klien. Penulisan
kriteria hasil harus menunjukkan hal yang akan dilakukan klien, kapan klien
akan melakukannya, dan sejauh mana hal itu dapat dilakukan. Pedoman
kriteria hasil berdasarkan SMART yaitu Spesific, Measurable, Achievable,
Reasonable, dan Time (Nursalam, 2011). Perencanaan keperawatan
keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum (untuk
mengatasi problem/masalah pada individu yang sakit) dan tujuan khusus
(pemecahan masalah dengan mengacu pada 5 tugas keluarga dalam hal
kesehatan/keperawatan) serta dilengkapi dengan kriteria dan standar.
Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesiIik tentang hasil yang
diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus
yang ditetapkan (Muhlisin, 2012).
Berdasarkan rencana keperawatan yang dilakukan pada tanggal 26
April 2013 pukul 11.00 WIB pada pasien yaitu dengan criteria hasil mampu
mengontrol nyeri dengan teknik relaksasi naIas dalam dengan rasional
memodiIikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti,
teknik pengalihan dan teknik relaksasi dengan menganjurkan pasien untuk
25
menarik naIas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara,
menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki,
perut dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus
berkonsentrasi hingga dapat rasa nyaman, tenang dan rileks (Hidayat,2012),
melaporkan nyeri berkurang,dengan manage nyeri (0-2), tanda-tanda vital
dalam batas normal. Yang dilakukan kaji keadaan umum dan kaji
karakteristik nyeri pada pasien. Jelaskan tentang penyakit hipertensi
meliputi pengetian, tanda gejala,dan pencegahan hipertensi, jelaskan kepada
klien mengenai hal-hal yang dapat dicegah atau dilakukan saat penyakit
klien kambuh. Anjurkan kepada klien untuk menghindari atau mengurangi
makan-makanan yang harus dicegah seperti makanan asin, daging merah,
makanan yang diawetkan, makanan instan dan minuman yang beralkohol,
Ajarkan tekhnik relaksasi naIas dalam yang bertujuan untuk mengurangi
rasa nyeri dengan memodiIikasi stimulus nyeri dengan menggunakan
teknik-teknik seperti, teknik pengalihan dan teknik relaksasi dengan
menganjurkan pasien untuk menarik naIas dalam dan mengisi paru-paru
dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot
tangan, kaki, perut dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil
terus berkonsentrasi hingga dapat rasa nyaman, tenang dan rileks
(Hidayat,2012). Anjurkan minum obat captopril 3x25mg, kalk 3x250mg,
diazepam 1x2mg dan piroxicam 3x10mg secara teratur dan mengkonsumsi
obat tradisional seperti belimbing, mentimun, yang bermanIaat untuk
menurunkan tekanan darah.
26
4. Tahap implementasi/ Tindakan keperawatan
Pada tahap tindakan keperawatan ini, tugas perawat adalah membantu
pasien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai
setelah rencana tindakan disusun. Perawat mengimplementasi tindakan yang
telah diidentiIikasikan dalam rencana asuhan keperawatan (Hutahaean,
2010). Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada hari Jumat,
tanggal 26 April 2013 pukul 11.00 WIB. Pada diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit. Dengan mengkaji keadaan umum dan mengkaji karakteristik
klien dengan respon klien mengatakan pusing cekot-cekot, nyeri tekuk pada
leher bagian belakang dengan skala nyeri 5 dirasakan secara tiba-tiba.
Kemudian menjelaskan tentang penyakit hipertensi meliputi penyakit
hipertensi tanda gejala dan pencegahan atau kekambuhan hipertensi dengan
menghindari makanan dan minuman yang dapat meningkatkan tekanan
darah, seperti daging merah, makanan yang diawetkan, makanan instan dan
minuman yang beralkohol. Dengan respon pasien paham dengan
pencegahan komplikasi dengan cara menghindari ataupun mengurangi
mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat meningkatkan tekanan
darah. Menganjurkan untuk minum obat yang telah diberikan sesuai dengan
indikasi yang telah diberikan : captopril 3x25mg, kalk 3x250mg, diazepam
1x2mg dan piroxicam 3x10mg. Mengajarkan tekhnik relaksasi dan naIas
dalam yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dengan respon klien
27
mengatakan nyeri berkurang pasien tampak rileks dan nyeri berkurang
setelah diajarkan teknik naIas dalam.
Tindakan keperawatan pada hari Sabtu tanggal 27 April 2013 pukul
16.10 WIB. Mengkaji kembali keadaan umum dan karakteristik nyeri pada
pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3 tampak rileks dan
nyaman tekanan darah 150 per 100 mmHg skala nyeri berkurang menjadi 3.
Menganjurkan untuk mengkonsumsi obat yang telah diberikan dan obat-
obatan tradisional seperti belimbing atau mentimun dengan tujuan untuk
menurunkan tekanan darah. Obat tradisional seperti belimbing, mentimun.
Menganjurkan teknik relaksasi naIas dalam dengan tujuan untuk
mengurangi nyeri pada pasien.
5. Evaluasi
Tahap evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses
keperawatan dan merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapajauh diagnose keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaan dicapai (Hutahaean, 2010). Evaluasi
disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional. S adalah Subvektif
hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektiI setelah dilakukan
intervensi keperawatan. Obvektif adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat
secara obyektiI setelah dilakukan intervensi keperawatan. A merupakan
analisis dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait
dengan diagnosa keperawatan. P atau Planning perencanaan yang akan
28
datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap evaluasi. Tahapan
evaluasi dapat dilakukan secara IormatiI dan sumatiI. Evaluasi IormatiI
dilakukan selama proses asuhan keperawtan, sedangkan evaluasi sumatiI
adalah evaluasi akhir (Muhlisin, 2012). Pada hari terakhir, Sabtu tanggal 27
April 2013 pukul 16.05 WIB. Pada diagnose keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit dengan evaluasi pada hari Sabtu tanggal 27 April 2013 pukul
16.45 WIB. SubyektiI : Pasien mengatakan pusing sudah berkurang, skala
nyeri berkurang 3. ObyektiI : Keluarga mampu mempertahankan nyeri dan
mampu mengungkapkan nyeri dalam respon verbal. Analisis Masalah belum
teratasi skala nyeri berkurang menjadi 3 tidak mencapai criteria hasil yaitu 0
sampai 2. Planning pada evaluasi hari terakhir adalah intervensi dilanjutkan
kepada keluarga Tn. M. Anjurkan untuk menjaga kesehatan untuk
memeriksakan kesehatannya di layanan kesehatan. Anjurkan mengkonsumsi
obat tradisional dan mengurangi makanan yang asin dan daging merah,
makanan yang diawetkan, makanan instan dan minuman yang beralkohol
yang bisa memacu meningkatkan tekanan darah.
Dalam pengelolaan pasien dengan hipertensi penulis hanya melakukan
2 hari pengelolaan, dikarenakan pada hari ke dua proses pengambilan kasus
di lahan praktek penulis baru mendapatkan pasien kelolaan. Selain itu
keterbatasan waktu yang di targetkan dari institusi membuat penulis hanya
melakukan asuhan keperawatan keluarga pasien selama 2 hari. Hal tersebut
merupakan hambatan penulis dalam memberikan asuhan keperawatan
29
keluarga pada pasien secara maksimal. Walaupun demikian, penulis
berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga pada pasien dan walaupun pada akhirnya masalah keperawatan
hipertensi belum teratasi namun keluarga mampu menerima tindakan
keperawatan yang dilakukan oleh penulis dan mau mengaplikasikan
kedalam keseharian guna untuk mencegah kekambuhan dan komplikasi
berlanjut terhadap hipertensi.
B. Kesimpulan Dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi kasus ini, antara lain :
a. Pengkajian terhadap masalah nyeri akut pada pasien telah dilakukan
secara komprehensiI dan diperoleh hasil, yaitu terdapat keluhan utama
pusing cekot-cekot, nyeri tekuk pada leher dengan skala 5, nyeri
hilang-timbul dirasakan secara tiba tiba.
b. Diagnosa yang muncul pada kasus pasien adalah nyeri akut
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.
c. Rencana keperawatan yang disusun, yaitu kaji karakteristik nyeri klien,
pantau tanda-tanda vital, ajarkan tekhnik relaksasi dan naIas dalam
untuk mengurangi nyeri. Anjurkan minum obat yang telah diberikan
Captopril 3x25mg, Kalk 3x250mg, dan Diazepam 1x2mg dan
30
piroxicam 3x10mg mengkonsumsi obat tradisional seperti Mentimun
ataupun Belimbing.
d. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari
rencana keperawatan yang telah disusun, yaitu mengkaji karakteristik
nyeri klien, memantau tanda-tanda vital, mengajarkan dan membantu
klien melakukan teknik relaksasi naIas dalam.
e. Evaluasi terhadap keberhasilan tindakan telah dilakukan per hari
dengan hasil evaluasi akhir, yaitu secara subjektiI : pasien mengatakan
mengeluh pusing cekot-cekot , nyeri tekuk pada leher belakang dengan
skala nyeri 3 dirasakan secara tiba-tiba. ObyektiI : pasien
memperhatikan penjelasan tentang cara perawatan hipertensi dan
pencegahan hipertensi. Mengikuti tekhnik relaksasi naIas dalam.
Analisis masalah belum teratasi skala nyeri masih 3 Analisa terhadap
kondisi nyeri pasien, yaitu nyeri yang dialami pasien merupakan nyeri
kepala ringan dengan skala nyeri 3. Planning pada evaluasi Anjurkan
untuk menjaga kesehatan untuk memeriksakan kesehatannya di layanan
kesehatan. Anjurkan mengkonsumsi obat tradisional dan mengurangi
makanan yang asin dan daging merah, makanan yang diawetkan,
makanan instan dan minuman yang beralkohol yang diawetkan yang
bisa memacu meningkatkan tekanan darah.
31
2. Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga pada pasien
dengan observasi hipertensi, penulis ingin memberikan masukan yang
positiI dalam pengelolaan pasien meliputi :
a. Bagi instansi pelayanan kesehatan (Puskesmas)
Hendaknya puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
baik serta mampu menyediakan Iasilitas atau sarana dan prasarana yang
memadai yang dapat membantu kesembuhan pasien, sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan yang optimal pada umumnya anggota
keluarga dan pada pasien dengan hipertensi khususnya.
b. Bagi proIesi perawat
Perawat memiliki tanggung jawab dan keterampilan yang baik dalam
memberikan asuhan keperawatan serta mampu menjalin kerja sama
dengan tim kesehatan lain maupun keluarga pasien, sebab peran
perawat, tim kesehatan lain, dan keluarga sangatlah besar dalam
membantu kesembuhan pasien.
c. Bagi institusi pendidikan
Institusi mampu meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih
berkualitas sehingga dapat menghasilkan perawat yang proIesional,
terampil, inovatiI dan bermutu dalam memberikan asuhan keperawatan
secara komprehensiI berdasarkan ilmu dan kode etik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Tjandra Yoga. 2007. Beberapa Masalah Hipertensi Di Indonesia.
2013/05/20.25WIB
Asmadi, 2008.Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Brashers, Valentina L. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan &
Managemen. Jakarta : EGC
EIIendy, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Ekasari, Mita Fatma dkk, 2007. Panduan Pengalaman Belafar Lapangan. Jakarta
: EGC
Hidayat, 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Hutahaean, Serri. 2010. Konsep Dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta :
TIM
Mubarok, Wahid Iqbal, Dkk. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Murwani, Arita. 2011. Perawatan Pasien Penvakit Dalam. Yogyakarta : Gosyen
Publishing
Nursalam, 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Prasetyo, Sigit Nian. 2010. Konsep Dan Proses Keperawatan Nveri. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Purwanto, Bambang. 2012. Hipertensi (Patogenesis, Kerusakan TargetOrgan dan
Penatalaksanaan). Surakarta : UNS Press
Puskesmas Gondangrejo Karanganyar, 2013.
Setyowati, Sri. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Mitra
Cendikia

Anda mungkin juga menyukai