Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PORTOFOLIO

Disusun Oleh:
Anndrea Ilham Kurniawan
0806320446







MODUL PRAKTIK KLINIK ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
JANUARI 2013





PORTOFOLIO MAHASISWA MODUL PRAKTEK KLINIK BEDAH
Jenis Kompetenai : Pemasangan Infus
Nama Mahasiswa : Anndrea Ilham Kurniawan
NPM : 0806320446
Kelompok : 6

Identitas Pasien
Nama : Tn. EJ
Usia : 66 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Rekam medik : 046726711
Diagnosis : Hernia skrotalis dekstra strangulata
Laporan
Pada pasien, indikasi pemasangan pipa nasogastrik
o untuk tindakan dekompresi lambung yang bertujuan untuk menurunkan tekanan
intraabdomen
o Pasca-operasi pasien akan dipuasakan, nutrisi akan diberikan per-NGT
Berikut adalah langkah-langkah pemasangan pipa nasogastrik:
1. Mempersiapkan peralatan yang digunakan. Peralatan yang dibutuhkan adalah:
o Pipa nasogastrik. Pada pasien ini digunakan ukuran 18 F
o Segelas air atau lubrikan yang larut dalam air
o Stetoskop
o Spuit 50 cc
o Plester
o Sarung tangan
o Handuk
o Spidol
2. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, menerangkan dan meminta persetujuan
pasien atas tindakan yang akan dilakukan
3. Minta pasien duduk atau berbaring terlentang
4. Cuci tangan yang benar
5. Menggunakan sarung tangan
6. Letakkan handuk di dada pasien untuk kemungkinan muntah
7. Periksa lubang hidung untuk memilih yang akan digunakan untuk insersi
8. Ukur panjang pipa yang akan digunakan dengan cara mengukur panjang dari tengah
daun telinga ke puncak hidung lalu diteruskan ke titik antara processus xipoedeus dan
umbilkus, dan tandai dengan spidol. Lakukan pemeriksaan sekali lagi untuk memastikan
9. Celupkan ujung pipa ke dalam air atau lubrikan yang larut dalam air untuk melicinkan
bagian ujung pipa
10. Masukkan pipa melalui satu lubang hidung dengan hati-hati.
11. Pada saat insersi pipa, pasien diinstruksikan untuk menelan
12. Perhatikan masuknya pipa hingga mencapai tanda spidol. Periksa apakah ujung pipa
nasogastrik telah sampai ke lambung. Untuk memeriksa ketepatan posisi ujung pipa di
lambung, masukkan udara dengan bantuan spuit 20-30 ml dan semprotkan ke dalam pipa
nasogastrik dan akan terdengar suara udara di atas lambung (menggunakan stetoskop).
13. Fiksasi pipa dengan plester pada hidung dan wajah
14. Tutup ujung pipa bila tidak segera digunakan atau sambungkan pipa pada konektor bila
akan digunakan.
15. Rapikan alat-alat



















PORTOFOLIO MAHASISWA MODUL PRAKTEK KLINIK BEDAH
Jenis Kompetenai : Pemasangan Kateter Folley
Nama Mahasiswa : Anndrea Ilham Kurniawan
NPM : 0806320446
Kelompok : 6

Identitas Pasien
Nama : Tn. EJ
Usia : 66 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Rekam medik : 046726711
Diagnosis : Hernia skrotalis dekstra strangulata

Laporan
Pada pasien tujuan pemasangan kateter folley adalah untuk mengosongkan isi buli yang
bertujuan untuk menurunkan tekanan intraabdomen. Pasien juga menjalani operasi dengan
prosedur anestesi spinal, sehingga dibutuhkan kateter folley untuk drainase isi buli.
Berikut adalah langkah-langkah pemasangan kateter folley
1. Mempersiapkan alat yang akan digunakan
o Kateter folley. Pada pasien digunakan ukuran 18 F.
o Sarung tangan steril
o Povidone Iodine 10%
o Kassa steril
o Pinset
o Hypafix
o Xylocain gel
o Urine bag
o Spuit 20 cc berisi aquadest
o Duk steril
2. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, menerangkan dan meminta persetujuan
pasien atas tindakan yang akan dilakukan.
3. Mempersilahkan pasien berbaring
4. Cuci tangan dengan benar
5. Memakai sarung tangan steril
6. Berdiri di sisi kiri (bila right handed), berdiri di sisi kanan (bila left handed/kidal)
7. Lakukan tindakan a dan antisepsis pada daerah penis dan sekitarnya (mulai dari orifisium
uretra eksterna hingga pubis secara sirkuler, dari sentral ke perifer) dengan kassa steril
yang sudah diberikan povidon iodin. Gunakan bantuan kassa steril bersih untuk fiksasi
penis agar bagian yang belum dibersihkan tidak mengenai sarung tangan steril. Setelah
itu letakkan duk steril.
8. Memegang penis dengan tangan kiri. Penis diarahkan ke arah cranial.
9. Dengan tangan kanan, lakukan tindakan anestesi dengan memasukkan xylocain gel ke
dalam orificium uretra eksterna. Tutup dan tekan OUE untuk beberapa saat agar xylocain
gel tidak meluber keluar.
10. Kateter dimasukkan perlahan secara gentle dengan menggunakan pinset pada tangan
kanan. Pasien diinstruksikan untuk rileks dan menarik napas dalam. Bila ada tahanan,
insersi kateter tidak boleh dipaksakan.
11. Saat bagian pangkal kateter (bagian percabangan) sudah berada pada orificium uretra
eksternus, masukkan cairan aquadest 20cc menggunakan spuit, kemudian tarik kateter
keluar sebagian hingga kateter tidak dapat lagi ditarik keluar.
12. Sambungkan ujung kateter dengan urin bag dan pastikan apakah urin keluar menuju ke
urin bag. Jika urin keluar menandakan bahwa kateter sudah masuk ke dalam buli-buli.
13. Fiksasi dengan hypafix atau plester dan ditempelkan pada daerah abdomen.















PORTOFOLIO MAHASISWA MODUL PRAKTEK KLINIK BEDAH
Jenis Kompetenai : Pemasangan Infus Set
Nama Mahasiswa : Anndrea Ilham Kurniawan
NPM : 0806320446
Kelompok : 6

Identitas Pasien
Nama : Tn. EJ
Usia : 66 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Rekam medik : 046726711
Diagnosis : Hernia skrotalis dekstra strangulata

Laporan
Pada pasien indikasi pemasangan infus set adalah untuk akses obat-obatan intravena, baik
obat yang diberikan perioperatif maupun obat-obat yang diberikan intraoperasi. Pada pasien
infus set juga dipasang sebagai jalur nutrisi parenteral, karena pasien harus puasa pre dan post
operasi. Pada pasien tidak ditemukan kontraindikasi pemasangan infus set. Berikut adalah
langkah-langkah pemasangan infus set pada pasien:
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
o Venflon No.20
o Infus set
o Plester
o Alcohol swab
o Sarung tangan
o Tourniquet
o Kain kasa
o Kain pengalas
o Botol cairan (NaCl,RL, dll)
o Tiang infus.
2. Mencuci tangan dengan benar
3. Menggunakan sarung tangan
4. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjelaskan tindakan yang akan
dilakukan pada pasien.
5. Siapkan cairan infus, berikut langkah langkah menyiapkan cairan infus set:
o Keluarkan infus set dari kemasan kemudian tutup klem
o Masukkan infus set ke dalam botol infus
o Isi tabung infus dg cairan infus sepertiga atau setengah penuh
o Dengan mengarahkan bagian distal selang infus keatas (lebih tinggi dari tabung
infus) buka penutup klem & turunkan selang infus perlahan-lahan sampai seluruh
selang infus terisi cairan infus
o Sambungkan selang infus ke venflon
6. Cari dan pilihlah lokasi vena yang akan ditusuk. Pasang kain pengalas.
7. Pasang torniket proksimal dari daerah penusukan. Minta pasien mengepalkan tangan
agar vena terlihat lebih jelas.
8. Lakukan desinfeksi pada kulit diatas vena tersebut menggunakan alkohol swab.
9. Keluarkan venflon dari kemasannya dengan menjaga sterilitas
10. Lakukan fiksasi pada vena dengan cara menarik kulit di bagian distal dari vena yg akan
ditusuk sampai tegang menggunakan ibu jari tangan non-dominan.
11. Dengan lubang jarum menghadap keatas, tusuk jarum venflon ke dalam vena dengan
menggunakan tangan dominan Bila sudah berada dalam vena, darah akan mengalir dan
terlihat pada ujung jarum
12. Secara perlahan tarik mandrain venflon ke belakang sambil mendorong masuk kanula ke
dalam vena hingga seluruh kanula berada di bawah kulit.
13. Lepaskan torniket
14. Lepaskan seluruh mandrain sambil menekan ujung kanula vena agar darah tidak
mengalir.
15. Buka klem infus sambil memasangkan ujug selang ke dalam pangkal kanula dengan
kuat.
16. Pastikan tetesan infuse lancer dan tidak ada udara di dalam selang infuse
17. Fiksasi menggunakan kasa dan plester
18. Hitung tetesan sesuai kebutuhan
19. Rapikan alat-alat, lepas sarung tangan dan cuci tangan kembali.





PORTOFOLIO MAHASISWA MODUL PRAKTEK KLINIK BEDAH
Jenis Kompetenai : Penjahitan Luka
Nama Mahasiswa : Anndrea Ilham Kurniawan
NPM : 0806320446
Kelompok : 6

Identitas Pasien
Nama : Tn. DP
Usia : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Rekam medik : 356-78-50
Diagnosis : Fingertip Injuries (vulnus laseratum regio digiti 2 dekstra)

Laporan
Pasien datang dengan luka terbuka pada regio digiti 2 dekstra (Fingertip Injuries) setelah
jarinya terkena mesin pemotong besi saat bekerja. Tampak luka dengan ukuran 2,5 x 2 cm
dengan dasar tulang. Pasien telah melakukan pemeriksaan foto polos pada tangan kanannya
dan tidak didapatkan adanya fraktur ataupun dislokasi. Pada pasien akan dilakukan penjahitan
luka. Berikut langkah-langkah pengerjaan:
1. Memberi salam, memperkenalkan diri, menjelaskan dan meminta persetujuan pasien atas
tindakan yang dilakukan.
2. Siapkan alat-alat yang akan digunakan
o Lidokain 2% amp
o NaCl 500 cc 1 kolf
o Povido-iodine 10%
o Set bedah minor
o Duk steril
o Tansofix
o Kasa steril
o Sarung tangan steril
o Benang dan jarum atraumatik vicryl 4/0 dan prolene 5/0
o Hypavix
o Spuit 3 cc
o Sufratule
3. Operator mencuci tangan lalu menggunakan handscon steril sedangkan asisten membuka
alat-alat yang akan digunakan oleh operator.
4. Bersihkan regio sekitar luka menggunakan povido-iodine 10%. Kemudian daerah sekitar
luka ditutup dengan duk steril.
5. Masukkan Lidokain ke dalam spuit 3 cc. Dilakukan anestesi regional berupa nerve block
(blokade digital). Pastikan anestesi telah bekerja
6. Lakukan pencucian luka dicuci. Asisten menyemprotkan NaCl (dengan transofix) ke
arah luka, di saat bersamaan operator membersihkan/menggosok luka dengan kasa steril
hingga dipastikan tidak ada debris, kotoran pada luka pasien. Daerah tulang yang
terekspos juga harus dipastikan sudah tercuci bersih.
7. Mulai penjahitan. Penjahitan luka akan dilakuan lapis demi lapis Pasang jarum pada
needle holder dengan bantuan pinset anatomis kemudian pegang jaringan dengan pinset
sirurgis. Kemudian dilakukan penjahitan subkutis dengan teknik simple interupted
menggunakan benang vicryl 4/0. Pada setiap jahitan dilakukan simpul surgeon knot lalu
dilanjutkan reef knot. Dilakukan 5 jahitan.
8. Lanjutkan dengan penjahitan kutis. Penjahitan dikerjakan dengan teknik simple
interupted, menggunakan benang prolene 5/0. Pada setiap jahitan dilakukan simpul
surgeon knot lalu dilanjutkan reef knot. Dilakukan 5 jahitan.
9. Setelah jahitan selesai, lalu dibersihkan kembali dengan NaCl
10. Tutup luka dengan sufratule, kemudian lapisi dengan kasa steril, dan fiksasi dengan
hypafix.
11. Bersihkan alat-alat, lepas sarung tangan kemudian cuci tangan dengan teknik yang benar.
12. Pasien diedukasikan untuk kontrol luka, dan buka jahitan di puskesmas atau rumah sakit
terdekat 3-5 setelah penjahitan.
13. Pastikan pasien telah mendapat antibiotik dan serum anti tetanus (ATS dan TT)
14. Resepkan antibiotik oral pada pasien.








PORTOFOLIO MAHASISWA MODUL PRAKTEK KLINIK BEDAH
Jenis Kompetenai : Perioperatif
Nama Mahasiswa : Anndrea Ilham Kurniawan
NPM : 0806320446
Kelompok : 6

Identitas Pasien
Nama : Tn. DS
Usia : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Rekam medik : 027826151
Diagnosis : Hernia skrotalis dekstra strangulata

Laporan
Pasien Tn.DS usia 25 tahun datang dengan keluhan utama benjolan pada buah zakar kanan
yang terasa nyeri sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat benjolan sejak 3 tahun
SMRS yang muncul hilang timbul, biasanya muncul saat pasien beraktivitas dan hilang jika
pasien beristirahat serta dengan dorongan tangan ke arah perut. 1 hari SMRS muncul
benjolan pada kantung kemaluan kanan besar sekepalan tangan, sangat nyeri, hangat, dan
tidak dapat masuk kembali meski dengan bantuan dorongan tangan. Buang air besar dirasa
pasien encer, namun masih ada ampas, berwarna coklat, tanpa darah, lendir maupun nanah.
Keluhan demam, mual dan muntah disangkal. Didapatkan faktor resiko berupa pekerjaan
pasien yang sering mengangkat benda-benda berat dan merokok. Pada pemeriksaan fisik, dari
status generalis tidak didapatkan kelainan yang bermakna. Dari status lokalis, pada regio
skrotalis tampak benjolan ukuran 10 x 6 x 4 cm, sedikit hiperemis, batas atas tidak jelas, lipat
skrotum menghilang. Pada palpasi didapatkan konsistensi padat, batas atas tidak jelas, sedikit
hangat, nyeri tekan tidak ada, impuls terasa pada pemeriksaan jari dan testis teraba. Dari
pemeriksaan laboratorium, didapatkan adanya leukositosis.

Diagnosis : Hernia skrotalis dekstra strangulata
Tindakan : Pro herniotomi + hernioplasti dengan MESH cito

Pre-Operatif
1. Pada pasien diberikan tatalaksana awal berupa:
- Dekompresi dengan pemasangan NGT dan kateter
- IVFD NaCl + KCl 25 mEq 20 tetes per menit
- Cephaflox 2 x 1 g IV sebagai profilaksis
- Teranol 3 x 30 mg IV
2. Pada pasien juga telah dilakukan pemeriksaan penunjang berupa DPL lengkap, GDS,
Ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, elektrolit, BT, CT.
3. Dilakukan juga pemeriksaan rontgen toraks.
4. Pasien dijelaskan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan dan meminta peresetujuan
tertulis dari pasien/keluarga mengenai tindakan operasi (surat ijin operasi/ SIO)
5. Konsul anestesi untuk toleransi operasi.
6. Hasil toleransi dari anestesi: ASA 1 dan akan dilakukan anestesi spinal.
7. Pendaftaran pasien keruang operasi IGD (dilakukan oleh perawat).
8. Persiapkan cairan dan infus untuk persiapan operasi.
9. Pencukuran rambut kemaluan disekitar region inguinal untuk memperjelas lapang
pandang operasi.
10. Pemanggilan pasien ke kamar operasi IGD.

Intraoperatif
Tanggal Pembedahan : 25-11-2012
Jenis Pembedahan : herniotomi + hernioplasti dengan MESH
Lama Pembedahan : 60 menit
1. Pasien terlentang dalam anestesi spinal.
2. Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya.
3. Insisi 2 jari medial SIAS menuju tuberkulum pubikum menembus kutis, subkutis dan
fasia.
4. Kantung hernia dibuka, keluar cairan serohemoragik. Isi kantung berupa 1 loop ileum
dinilai vital, batang jepitan jelas. Trombosis ada, perforasi tidak ada.
5. Ileum dimasukkan ke dalam rongga abdomen.
6. Kantung hernia proksimal dan distal dipisahkan.
7. Kantung hernia proksimal diligasi setinggi pre-peritonial fat.
8. Dipasang MESH, difiksasi pada tuberkulum pubikum, ligamentum inguinale, dan
conjoint tendon.
9. Luka operasi ditutup lapis demi lapis
10. Operasi selesai
Post-operatif
1. Instruksi pasca operasi
- Evaluasi tanda vital
- Cephaflox 2 x 1 g
- Teranol 3 x 30 mg
- Diet bertahap
- IVFD RL : D5 2:2 per 24 jam
- Evaluasi elektrolit
2. Pasien dimasukkan ke ruang rawat inap untuk observasi luka operasi.

























PORTOFOLIO MAHASISWA MODUL PRAKTEK KLINIK BEDAH
Jenis Kompetenai : Observasi pasien bedah anak
Nama Mahasiswa : Anndrea Ilham Kurniawan
NPM : 0806320446
Kelompok : 6

Identitas Pasien
Nama : bayi ny.M
Usia : 12 jam
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Rekam medik : 653-58-90
Diagnosis : Gastroskisis

Laporan
Pasien bayi laki-laki usia 4 jam datang dibawa keluarga dan bidan, karena lahir dengan
dinding perut tidak tertutup sempurna sehingga usus pasien terpapar. Berikut laporan
observasi:
1. Pada penilaian primary survey didapatkan airway breathing dan circulation dalam batas
normal. Penilaian dilanjutkan dengan secondary survey. Ditentukan diagnosis yakni
gastroskisis.
2. Dilakukan pemasangan kateter urin, IV line, dan OGT (oral gastric tube)
3. Usus yang terpapar ditutup menggunakan kassa steril yang dibasahi kemudian ditutup
menggunakan urine bag.
4. Diberikan terapi cairan rumatan pada pasien (tidak ada dehidrasi) berupa Glukosa 10%,
dengan perhitungan:
Berat badan pasien adalah 2,6 kg
Jumlah cairan rumatan pada 10 kg pertama adalah 100 ml x KgBB /24 jam
2,6 x 100 ml = 260 ml/24 jam
0,18 ml/menit 11 tetes mikrodrip/menit
5. Dilakukan observasi tanda vital, urine output (normal: 1-2 cc/kgbb) serta produksi cairan
dari OGT. Observasi dilakukan tiap jamnya.




Tabel 1. Observas tanda vital, urin output dan produksi cairan OGT bayi Ny.M


Jam Tanda vital UO OGT
09.00 FN : 140 x/menit 5 cc 3 cc
P: 44 x/menit
S : 36.8
0
c
10.00 FN : 160 x/menit 4 cc 1 cc
P : 36 x/menit
S: 36.5
0
c
11.00 FN : 140 x/menit 2 cc 1 cc
P : 40 x/menit
S: 36.8
0
c
12.00 FN : 140 x/menit 5 cc 1 cc
P : 40 x/menit
S : 36.9
0
c
01.00 FN : 132 x/menit 1 cc 1 cc
P : 40 x/menit
S : 36.6
0
c

Anda mungkin juga menyukai