Anda di halaman 1dari 2

Tatalaksana Kanker Serviks Stadium 1

Anndrea Ilham Kurniawan, 0806320446


Dalam penatalaksanaan kanker serviks, sangat penting untuk mengetahaui staging atau
tingkat keganasan yang ada pada pasien. Staging yang umumnya dipakai adalah klasifikasi
FIGO yang sudah direvisi pada tahun 1994.
1


Terapi karsinoma serviks dilakukan bila diagnosis sudah ditegakkan secara histologik.
Sebelumnya juga harus dilakukan perencanaan matang oleh tim yang sanggup melakukan
rehabilitasi dan follow-up. Penanganan Karsinoma In Situ (KIS) pada pasien muda dan belum
mempunyai anak dapat dilakukan biopsy kerucut (ostium uteri internum tidak boleh rusak).
Pada tingkat klinik tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi atau elektrofugasi, bedah
krio (cryosurgery) atau sinar laser, kecuali yang bila yang menangani seorang ahli dalam
kolposkopi. Pada penderita yang telah cukup tua atau sudah punya banyak anak, sebaiknya
dilakukan histerektomi sederhana (simple vaginal hysterectomy).
2

Menurut Mardjikoen
2
, pada tingkat klinik IA, umumnya dianggap dan ditangani
sebagai kanker invasif. Bila keadaan invasi kurang dari atau hanya 1mm dan tidak meliputi
area yang luas serta tidak melibatkan pembuluh darah, penanganannya sama seperti
penanganan KIS di atas.
2
Sedangkan menurut Jayanthi S. Lea
1
, penanganan stadium IA,
berbeda antara stadium IA1 dan stadium IA2. Pada stadium IA1 dianjurkan untuk melakukan
simple hysterectomy, melalui pembedahan abdominal, vaginal atau laparoskopi. Pada stadium
IA2 dianjurkan untuk melakukan radical modified hysterectomy dilanjutkan dengan pelvic
lymphadenectomy.
1

Pada stadium 1b dan IIa, dilakukan histerektomi radikal dengan limfadenoktomi
panggul.
1,2
Pasca bedah biasanya dilanjutkan dengan penyinaran, tergantung apakah ada sel
tumor dalam kelenjar limfa regional yang diangkat.
2


Daftar Pustaka
1. Lea SJ. Cervical cancer. In: Williams Gynecology. New York: McGraw-Hill; 2008.
[Medical E-Book]
2. Mardjikoen P. Tumor ganas alat genital. Dalam: Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009. Edisi Kedua. Hal:380-90

Anda mungkin juga menyukai