Dalam penatalaksanaan kanker serviks, sangat penting untuk mengetahaui staging atau tingkat keganasan yang ada pada pasien. Staging yang umumnya dipakai adalah klasifikasi FIGO yang sudah direvisi pada tahun 1994. 1
Terapi karsinoma serviks dilakukan bila diagnosis sudah ditegakkan secara histologik. Sebelumnya juga harus dilakukan perencanaan matang oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan follow-up. Penanganan Karsinoma In Situ (KIS) pada pasien muda dan belum mempunyai anak dapat dilakukan biopsy kerucut (ostium uteri internum tidak boleh rusak). Pada tingkat klinik tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi atau elektrofugasi, bedah krio (cryosurgery) atau sinar laser, kecuali yang bila yang menangani seorang ahli dalam kolposkopi. Pada penderita yang telah cukup tua atau sudah punya banyak anak, sebaiknya dilakukan histerektomi sederhana (simple vaginal hysterectomy). 2
Menurut Mardjikoen 2 , pada tingkat klinik IA, umumnya dianggap dan ditangani sebagai kanker invasif. Bila keadaan invasi kurang dari atau hanya 1mm dan tidak meliputi area yang luas serta tidak melibatkan pembuluh darah, penanganannya sama seperti penanganan KIS di atas. 2 Sedangkan menurut Jayanthi S. Lea 1 , penanganan stadium IA, berbeda antara stadium IA1 dan stadium IA2. Pada stadium IA1 dianjurkan untuk melakukan simple hysterectomy, melalui pembedahan abdominal, vaginal atau laparoskopi. Pada stadium IA2 dianjurkan untuk melakukan radical modified hysterectomy dilanjutkan dengan pelvic lymphadenectomy. 1
Pada stadium 1b dan IIa, dilakukan histerektomi radikal dengan limfadenoktomi panggul. 1,2 Pasca bedah biasanya dilanjutkan dengan penyinaran, tergantung apakah ada sel tumor dalam kelenjar limfa regional yang diangkat. 2
Daftar Pustaka 1. Lea SJ. Cervical cancer. In: Williams Gynecology. New York: McGraw-Hill; 2008. [Medical E-Book] 2. Mardjikoen P. Tumor ganas alat genital. Dalam: Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009. Edisi Kedua. Hal:380-90