Anda di halaman 1dari 3

SALJU DI LANGIT KE TUJUH EROPA

Entah mengapa malam ini begitu cepat berlalu. Aku tak bisa
memejamkan mata. Suara anjing bersahutan memberiku keyakinan
bahwa kali ini jarum jam yang menempel di dinding putih menghadap ke
barat kali ini tidak bohong dan benar benar menunjukkan pukul 04.00
menjelang subuh. Dari tadi tidak kuhiraukan suara ayam saling menyapa,
hanya kusangka sebagai ungkapan kekaguman pada malam jumat yang
sunyi ini. Pagi ini tepat tanggal 14 februari 2014 tahun Masehi bershio
kuda pada penanggallan Cina, namun aku lupa jatuh pada tahun keberapa
tepatnya untuk sebutan Hijriah.
Malam ini memang awalnya mempesona dalam angan, mungkin
karena diriku terlalu menaruh harap. Ataukah entah karena kecantikan
tanggal yang menyerupai dua digit akhiran tahun ini. Di sisi lain angka
itu bertepatan dengan hari lahir. Dari tadi aku berceloteh tentang hari,
tanggal, dan Tahun kayaknya seorang ahli fensui profesional. Mirip
seorang tukang ramal beken yang nongkrong unjuk kebolehan membaca
garis tangan di pasar tumpah.
Sembari tersenyum kemenunduk, kutatap seekor cicak yang tang
menghampiri untuk menggoda. Tapi, anehnya saya tidak tahu cicak
cewek ataupun cowok. Maklum keburu kabur sebelum kuajak kenalan.
Kenapa khayalanku seperti ini ? terasa mabuk karena efek kafein pada
secangkir kopi Toraja dengan dosis 3 sendok makan kutambahkan saat
kuseduh tadi siang.
Perasaan ini serasa normal saja, kumaklumi sebagai seorang lelaki yang
merasa tampan.
Sadar atau tidak, sesekali kupalingkan muka melihat kamar
depan yang diisi seorang teman bertubuh besar sedang tertidur pulas.
Suara ngorok saat tidur memang identik dengan manusia yang bertubuh
besar. Namun kali ini berbeda, aku terusik dengan suara ngigo yang
berulang kali keluar dari mulut teman. Mungkin saja teman lagi
bermimpi menemui pujaan hati mengajaknya menari India dalam tidur,
dan sudah pasti dia akan bertingkah sebagai seorang Rahul yang
menyanyikan lagu Dubling menggoda Anjali.
Saya tidak mau terlalu lama membahas seorang Rahul, karena jujur
barusan saya telah menontonnya lewat situs Online namun dengan
pemeran wanita yang berbeda.
Lelaki pada dasarnya akan memiliki tabiat sebagai manusia ke-
geeran , beda tipis dengan over percaya diri, entah seorang rahul atau
bahkan Brad Pitt sekali pun. Wah, rasanya tokoh yang kusebutkan
memang mereka tampan dan aktor keren. Tapi, yang kusadari seperti itu
adanya sebagai seorang golongan lelaki tampan (versi ibu-ibu
sekampung). Wanita kadang memilih untuk menyakiti dirinya. Kenapa
tidak? Kebaikan seorang cowok sering disalah artikan. Padahal dengan
penuh kesadaran kali ini saya katakan bahwa sebagai seorang lelaki kami
dilema. Memilih menjadi sosok baik ataukah menjadi lelaki jahat.
Bukankah agama manapun mengajarkan kita untuk berbuat baik, kepada
manusia bahkan kepada hewan pun dianjurkan. Nah, kalau sudah begini
apakah selamanya lelaki itu salah? Saya sebagai seorang lelaki
mengatakan kami tak salah. Namun yakinlah bahwa seorang wanita akan
mati-matian menentang hal ini. Dan kutebak bahwa perlawnan mereka
pada umumnya melemparkan kata saya benci cowok yang terlalu baik
kepada orang lain, janganlah memberi wanita harapan, kasihani mereka
karena saya juga wanita.
Kata itu rasanya bagaikan jampi-jampi yang acap kali kudengar seakan-
akan menjadi
Ucapan rutin yang terdengar di pintu masuk parkiran bandara
selamat datang, silahkan ambil karcis anda, selamat jalan. Begitulah
mungkin ungkapan rasa trauma yang mendalam karena kata yang
berulang-ulang setiap saat. Sumpah !!!. aku juga benci cowok. Hehehe.
Hari ini bertambah indah, selain bertepatan dengan hari valentin
juga bertepatan dengan meletusnya gunung Kelud. Gila, kali ini betul-
betul terasa Home moon di Eropa saat musim salju turun. Serasa menjadi
pemain-pemain residen Evil. Ingin rasanya keluar mandi debu, terus
saling lempar bola debu. Asyik ya?
Hari ini valentin yang sangat indah dan romantis. Biasanya sih
kata-kata rayuan indah bertaburan di mana-mana. Mengelabui mangsa
dengan iming-iming kasih sayang. Kasih sayang itu bukan hal yang
momentum, dijadwalkan, namun kasih sayang itu dilakukan setiap saat
setiap waktu di manapun.
Membahas masalah perasaan memang tidak ada habisnya, selalu
seru, dan menarik. Kita lahir dan dibekali untuk bermain perasaan hanya
saja ada yang memupuk dan ada pula yang mendiamkan bakat tersebut.
Namun perasaan itu ibarat serigala berekor sembilan yang disegel pada
tubuh Naruto. Semakin diasah semakin hebat, tapi kalau tidak kontrol
malah akan ganas dan merusak semua bahkan merusak orangnya sendiri.
Ini adalah momen indah bagi mereka yang memiliki pasangan, tapi
momok menakutkan bagi mereka yang single.
Bagi para jomblowan jomblowati, mereka berusaha memungkiri,
melupakan bahwa hari ini bertepatan dengan tanggal 14 februari hari
kasih sayang. Andai saja ada akses menuju langit ke tujuh, mungkin saja
mereka akan berlari berlindung di sana sampai hari ini lewat. Sehari
bagaikan 1000 tahun terdampar di pulau kosong tanpa air dan diserang
hewan- hewan besar pemangsa yang buas.
Kembali lagi, kekecewaan itu muncul karena adanya harapan.
Semakin besar harapan yang kita tanamkan semakin besar pula
kekecewaan yang akan muncul. Harapan ingin menikmati dan melewati
hari ini layaknya seorang Romeo dan Juliet, yang aslinya aku pun belum
kenal siapa mereka. Hidup ini memang akan selalu berpasangan dan akan
terus berlaku hukum sebab akibat. Hidup berpasangan dengan mati dan
anda akan mati jika telah merasa cukup untuk hidup ataukah hidup yang
merasa cukup bersama anda. Kecewa berpasangan dengan bahagia, anda
akan kecewa ketika harapan tak terlaksana namun bahagia ketika harapan
terpenuhi ataukah harapan tergantikan dengan harapan yang lain yang
lebih indah dan bisa anda terima.
Ada kenyang dan ada lapar, kali ini saya merasa lapar maka
saatnya mengakhiri cerita indah ini, cerita yang kutulis di langit ke tujuh
Eropa saat musim salju.

Anda mungkin juga menyukai