Anda di halaman 1dari 37

1

Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013


NARKOBA (Narkotika, Psikotropika dan Bahan
Adiktif lainnya) adalah bahan/zat/obat yang bila
masuk kedalam tubuh manusia akan
mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf
pusat, sehingga menyebabkan gangguan
kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena
terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta
ketergantungan (dependensi) terhadap
NARKOBA.


2 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
NARKOBA
Klasifikasi NARKOBAberdasarkan Efeknya terhadap
Susunan Saraf Pusat
Golongan
Depresan
Membuat pemakainya merasa tenang, pendiam, bahkan tertidur dan
tidak sadarkan diri. Termasuk dalam golongan ini opioida (morfin,
heroin/putauw, codein), sedatif (penenang), hipnotik (obat tidur),
tranquilizer (anti cemas), alkohol dalam dosis rendah.
Golongan
Stimulan
Membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat.
Termasuk dalam golongan ini kokain, amfetamin (shabu, ekstasi),
kafein.
Golongan
Halusino-
gen
Menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan
fikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda
sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Termasuk dalam
golongan ini ganja, LSD, jamur, dan tanaman kecubung.
3 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
A. Pengaruh terhadap susunan saraf pusat
Intoksikasi perilaku maladaptif
Kelebihan Dosis
Sindroma Ketergantungan fisik maupun psikologis
B. Komplikasi Medik Psikiatrik (Ko-Morbiditas)
Gangguan tidur, gangguan fungsi seksual
Paranoid/perasaan curiga dan ketakutan
Gangguan psikotik
Depresi, gangguan cemas sampai panik

4 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
C. Komplikasi Medik :
Infeksi di lokasi suntikan
Penularan HIV/AIDS dan virus lainnya
Masalah Infeksi Menular Seksual
Dampak misuse menyuntik
Buprenorphine/obat resep dokter

5 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
D.Dampak Sosial :
Di lingkungan keluarga disharmoni
keluarga
Di Lingkungan sekolah kedisiplinan,
peer pressure
Di Lingkungan Masyarakat
meningkatnya peredaran, kriminalitas,
kecelakaan lalu lintas

6 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
7
Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
8 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
9
Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10
Oktober 2013
10 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
11 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Legal : tersedia di pasaran bebas dan mudah
untuk membelinya/mendapatkannya (alkohol,
nikotin, inhalansia)
Illegal : tidak tersedia secara resmi di pasaran dan
sulit mendapatkannya (heroin, ekstasi,
metamfetamin, kokain,dsb)
Medical : tersedia secara resmi di pasaran namun
penggunaan harus menurut aturan pemakaian
atau pengawasan dokter (morfin, petidin, CTM,
panadol, napacin, dsb)
12 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
NARKOBA Menurut Ketersediaan

Penggunaan NARKOBA adalah
konsumsi zat (alkohol atau obat, legal maupun
illegal) dengan keteraturan (sekali atau berulang
kali selama seumur hidup) yang menghasilkan
sedikit atau tidak ada konsekuensi hidup yang
signifikan negatif.

13 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Penggunaan (Use) NARKOBA

Penyalahgunaan NARKOBA diartikan
sebagai penggunaan obat, legal
maupun illegal, dengan
beberapa keteraturan atau pola, yang
mengakibatkan orang mengalami pola
konsekuensi hidup negatif
akibat penggunaan narkoba mereka

14 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Penyalahgunaan (Abuse) NARKOBA
Ketergantungan NARKOBA adalah
penggunaan berulang atau kronis (sering setiap
hari), yang menghasilkan suatu "kebutuhan"
fisiologis dan / atau psikis (nyata atau dirasakan)
untuk obat sebagai masalah kelangsungan hidup,
menyebabkan konsekuensi hidup negatif yang berat
dan / atau kronis. Kehidupan seseorang yang
mengalami ketergantungan sepenuhnya dicakup
oleh obsesi untuk menggunakan NARKOBA
dan menjalani gaya hidup yang menyertainya.
15 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Pemakaian coba-coba
rasa ingin tahu, coba-coba
Pemakaian sosial
untuk bersenang-senang, saat rekreasi / santai
Pemakaian situasional
saat stres, tegang, sedih, kecewa
Penyalahgunaan
penggunaan yang terus-menerus, tidak untuk
pengobatan, mengganggu badan dan jiwa
Ketergantungan
telah terjadi toleransi dan gejala putus zat


16 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2014
Level Penggunaan NARKOBA
17 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Kontinum Penggunaan NARKOBA
Coba-coba
Tergantung

Reguler






Bersenang-senang

Tak pernah pakai/
Abstinen
Kebiasaan


Ketergantungan secara fisik dimaksudkan bahwa
setelah jangka waktu pemakaian tertentu dan
tubuh sudah menyesuaikan dengan zat tersebut,
maka tubuh akan bereaksi jika pemakaian
dihentikan. Toleransi pemakaian membuat
pengguna harus menambah dosis pemakaiannya
untuk mendapatkan rasa yang sama, sehingga
lama kelamaan tubuh membutuhkannya untuk
bereaksi secara normal.


18 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Ketergantungan Fisik

Hasil oberservasi terhadap pengguna
heroin/opiate yang mengalami gejala fisik yang
sangat kuat ketika tidak mendapatkan heroin
(hidung meler, kedinginan, demam, susah tidur,
dsb.)
Ketergantungan NARKOBA tergantung pada
konsep bahwa pengguna/penyalahguna terus
menggunakannya untuk menghindarkan diri dari
akibat gejala putus obat secara fisik, dan
NARKOBA (yang sebelumnya dianggap benda
asing) telah menjadi hal biasa dalam susunan
syaraf pusat


19 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Lanjutan
Ketergantungan secara psikologis
menunjukkan kebutuhan emosional yang
tinggi untuk kembali menggunakan zat
tersebut dalam upaya untuk merasakan
efeknya atau untuk menghilangkan
ketagihan secara psikis ketika efek zat itu
berkurang.


20 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Ketergantungan Psikologis

Seseorang yang secara psikologis tergantung
pada NARKOBA akan merasa bahwa mereka
memerlukannya agar dapat berfungsi normal
Perilaku mencari NARKOBA itu akan menjadi lebih
penting daripada kegiatan sebelumnya yang lebih
penting.
Ketergantungan NARKOBA didasarkan pada suatu
konsep bahwa pengguna/ penyalahguna
didorong oleh sugesti untuk merasakan efek
kenikmatan narkoba yang digunakan.



21 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Lanjutan
Adalah segala upaya, program dan kegiatan
yang bertujuan mencegah timbulnya
penyalahgunaan NARKOBA, mencegah
meluas dan berkembangnya masalah
penyalahgunaannya, serta mencegah
timbul atau kambuhnya kembali
penyalahgunaan NARKOBA oleh orang
yang telah direhabilitasi.
Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013 22
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Pencegahan Primer (Primary Prevention )
/ Pencegahan Dini
Pencegahan Sekunder (Secondary
Prevention)/ Pencegahan Kerawaan
Pencegahan Tersier (Tertier Prevention)/
Pencegahan Kambuhan (Relapse
Prevention)
Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013 23
JENIS-JENIS PENCEGAHAN
Adalah segala upaya, program dan kegiatan
yang diarahkan untuk meningkatkan daya
tangkal anak/ remaja, keluarga dan
masyarakat untuk menghindari/ menolak
penyalahgunaan NARKOBA.
Sasaran utamanya adalah anak/remaja,
keluarga dan kesatuan masyarakat yang
belum terkena masalah penyalahgunaan
NARKOBA.
Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013 24
Pencegahan Primer/ Pencegahan Dini
Penyuluhan sosial secara langsung tentang
bahaya penyalahgunaan NAPZA dan upaya-
upaya pencegahan yang bisa dilakukan
Penyuluhan/kampanye/ sosialisasi bermedia
melalui pemasangan spanduk, pamplet pada
lokasi-lokasi strategis, penyebaran leaflet dan
CD film, on air melalui radio siaran
Pengasuhan anak dan pendidikan informal
(dalam keluarga)


Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013 25
Bentuk-bentuk Pencegahan Primer
antara lain :

Orangtua dapat mencegah atau mempengaruhi anak
menjadi pengguna narkoba atau potential user.
Keluarga adalah wadah utama dalam proses
sosialisasi anak menuju kepribadian yang dewasa.
Keluarga yang sehat dan sejahtera merupakan benteng
yang kokoh untuk mengatasi dan menanggulangi
ancaman dan gangguan.
Keluarga yang sejahtera dengan penuh kasih sayang
sebetulnya sudah melaksanakan pencegahan.
26 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Anak-anak perlu bantuan dari orangtua sejak
usia dini, untuk menghadapi permasalahan
masyarakat modern dan menjadi anak yang
sehat dan cerdas,
produktif,
kreatif,
bermoral tinggi dan
berguna bagi masyarakat
ORANGTUA DIPERLUKAN
27 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Orangtua yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan tentang cara mengasuh anak
yang baik serta pengetahuan tentang
strategi-strategi pencegahan dalam keluarga
mempunyai harapan besar untuk menjamin
anak-anak bebas narkoba


Hasil penelitian ..
28 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Adalah segala upaya, program dan
kegiatan yang diarahkan untuk
meningkatkan harga diri, kesadaran dan
tanggung jawab sosial para
anak/remaja, keluarga dan kesatuan
masyarakat yang kondisinya rawan
penyalahgunaan NARKOBA.
Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013 29
Pencegahan Sekunder/ Pencegahan Kerawaan
Layanan informasi dan konsultasi,
Konseling
Rujukan,
Fasilitasi dan penguatan kelompok
Pembinaan olah raga dan kesenian
Pendidikan non formal lainnya

Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013 30
Bentuk-bentuk pencegahan sekunder antara lain:

Adalah segala upaya, program dan kegiatan
untuk mencegah kekambuhan (relapse)
penyalahgunaan NARKOBA dari mantan
penyalahguna yang telah direhabilitasi/
disembuhkan.
Kegiatan diarahkan pada kegiatan pembinaan
lanjut (after care) terhadap eks penyalahguna
NARKOBA yang telah selesai direhabilitasi dan
telah disalurkan kembali ke masyarakat agar
beradaptasi sosial secara memadai.
Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013 31
Pencegahan Tersier / Pencegahan Kekambuhan

Pencegahan Kekambuhan sulit dilakukan
dan sering menemui kegagalan karena
kurangnya tujuan jangka panjang setelah
rehabilitasi
Pencegahan kekambuhan dalam
aftercare perlu memperhatikan proses
pemulihan yang mungkin bisa berlangsung
seumur hidup, dengan tahap-tahap sbb :

Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013 32
1. Tahap Menjauhkan diri (Abstinence)
Bisa berlangsung selama 2 tahun sejak tanggal penggunaan terakhir
2. Tahap Konfrontasi
Berlangsung mulai akhir tahap 1 sampai selama 5 tahun tidak
menggunakan secara konsisten.
3. Tahap pertumbuhan (growth)
Berlangsung selama 5 tahun atau lebih sejak abstinence, ditandai sikap
yang positif dan konsisten didalam menghadapi masalah pribadi dan
sosial dengan perubahan gaya hidup sebelumnya.
3. Tahap Transformasi
Sudah melanjutkan gaya hidup yang baru yang ditemukan pada tahap
perrtumbuhan

Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013 33
Kegiatan pemulihan melalui konseling adiksi,
dukungan kelompok sebaya;
Pelatihan vokasional,
Pemberian pinjaman modal usaha,
Pembinaan UEP dan KUBE

Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013 34
Bentuk-bentuk pencegahan tersier
antara lain :
Tahap Awal
Perencanaan perilaku aman atau tidak terkait NARKOBA
(membuat jadwal kegiatan)
Menghindari atau meninggalkan situasi menggunakan
(menyebabkan)
Keterampilan mengenali situasi beresiko
Keterampilan menghadapi masalah
35 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
Tahap Lanjutan
Edukasi tentang adiksi
Edukasi tentang faktor pemicu dan suggesti
Edukasi menghadapi suggesti
Pengembangan diri
36 Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013
37
Epi Supiadi, Hotel Puri Khatulistiwa, 10 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai