Anda di halaman 1dari 8

Yang dimaksud dengan aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-

sumber yang diharapkan akan direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi
selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun, mana yang
lebih lama.

Di dalam neraca, aktiva lancar akan disusun dalam urut-urutan likuiditas, dalam arti
yang paling likuid dicantumkan paling atas disusul dengan pos-pos yang kurang likuid
dibandingkan dengan pos di atasnya.

Elemen-elemen yang termasuk dalam golongan aktiva lancar adalah:
Kas yang tersedia untuk usaha sekarang dan elemen-elemen yang dapat disamakan
dengan kas, misalnya cek, money order, pos wesel, dan lain-lain.
Surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka pendek.
Piutang dagang dan piutang wesel.
Piutang pegawai, anak perusahaan dan pihak-pihak lain, jika akan diterima dalam
jangka waktu satu tahun.
Piutang angsuran dan piutang wesel angsuran, jika merupakan hal yang umum
dalam perdagangan dan akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.
Persediaan barang dagangan, bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi,
bahan-bahan pembantu dan bahan-bahan serta suku cadang yang dipakai dalam
pemeliharaan alat-alat / mesin-mesin.
Biaya-biaya yang dibayar di muka seperti asuransi, bunga, sewa, pajak-pajak, bahan
pembantu dan lain-lain. Ditinjau dari batasan bahwa aktiva lancar itu adalah kas
atau aktiva lain yang diharapkan dapat segera diubah menjadi uang, maka
sesungguhnya biaya-biaya yang dibayar di muka tidak dapat memenuhi kriteria
sebagai aktiva lancar, karena biaya dibayar di muka tidak akan kembali menjadi
uang. Tetapi jika tidak dibayar di muka maka biaya-biaya tadi akan dibayar dengan
menggunakan sumber aktiva lancar, oleh karena itu maka biaya dibayar di muka
dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar.
Hutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau transaksi
transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang pelunasannya
baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan penyerahan uamg
tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan menciptakan hutang baru.
Hutang dapat menimbulkan kewajiban keuangan ataupun kewajiban pelaksanaan.
Sebagai contoh, kewajiban keuangan misalnya hutang usaha, hutang pajak, hutang
deviden, hutang bunga dan sebagainya, sedangkan kewajiban pelaksanaan,
misalnya sewa yang diterima di muka, beban yang diterima di muka, uang garansi
pembelian dari para pembeli.
Di tinjau dari jangka waktu pelunasan atau alat pelunasannya, hutang dapat dibagi
menjadi dua kelompok:
1. Kelompok hutang jangka pendek (hutang lancar)
2. Kelompok hutang jangka panjang (hutang tidak lancar).

Hutang Jangka Pendek (Hutang Lancar), yaitu:
Hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu pendek, paling lama satu tahun
sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus operasi
normal perusahaan yang bersangkutan (tergantung mana yang lebih panjang).
Yang dimaksud dengan satu siklus operasi normal adalah waktu yang diperlukan
agar uang kontan dapat diubah menjadi persediaan barang, persediaan barang
diubah menjadi piutang usaha dan akhirnya piutang usaha diubah menjadi uang
kontan kembali.
Siklus operasi normal dari masing-masing perusahaan memerlukan jangka waktu
yang berbeda-beda, mulai dari kurang dari satu tahun, satu tahun, tetapi ada juga
yang lebih dari satu tahun. Perbedaan ini menyebabkan batasan hutang lancar
seperti tersebut di atas dianggap kurang tepat oleh banyak perusahaan, sehingga
muncul pendapat yang menyatakan:

Penyelesaian satu hutang jangka pendek (hutang lancar) biasanya memerlukan
pemakaian harta lancar. Perbandingan antara harta lancar terhadap hutang jangka
pendek (hutang lancar) dikenal sebagai rasio lancar atau current ratio. Rasio ini
merupakan suatu ukuran yang berguna bagi para pengusaha untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutang jangka pendek.
Perusahaan yang memiliki hutang lancar lebih besar dari harta lancar berada dalam
posisi yang mengkhawatirkan karena terdapat kemungkinan bahwa utang tersebut
tidak akan dapat dilunasi. Menurut Standar Akuntansi Keuangan hutang lancar
adalah:
Hutang yang pelunasannya dengn menggunakan sumbersumber aktiva lancar
atau dengan menciptakan hutang lancar baru.

Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kewajiban atau hutang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Ada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa sebelumnya, yang dapat
menimbulkan adanya utang saat sekarang.
2. Kewajiban yang ditanggung berupa kewajiban untuk menyerahkan uang, barang
atau jasa.
3. Nilai kewajiban dinyatakan dalam bentuk kesatuan uang.
4. Kewajiban ditentukan oleh kedua pihak (yang berutang dan yang berpiutang).
- See more at: http://akuntansi-02.blogspot.com/2013/05/hutang-jangka-pendek-
hutang-lancar.html#sthash.hd062viR.dpuf
HUTANG LANCAR
Hutang lancar adalah kewajiban-kewajiban yang akan diselesaikan pembayarannya
dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar atau dengan menciptakan utang yang baru
Penggolongan utang lancar :
a) Hutang yang jumlahnya dapat ditentukan secara pasti
b) Hutang yang jumlahnya ditaksir
c) Hutang bersyarat

A. HUTANG YANG JUMLAHNYA DAPAT DITENTUKAN SECARA PASTI
Meliputi semua kewajiban untuk membayar yang jumlah dan tanggal jatuh tempo sudaj
pasti. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

Hutang Dagang
Yaitu hutang yang timbul dari kegiatan ekonomi perusahaan yang berulang-ulang.
Hutang dagang terjadi karena perbedaan waktu yang timbul antara penyerahan barang
dan jasa dengan pembayarannya(disebut dengan jangka waktu kredit) yang biasanya
dinyatakan dengan syarat pembayaran seperti 2/10, n/30.

Pada dasarnya hutang dicatat pada saat terjadi penyerahan hak milik dari penjual
kepada pembeli. Tetapi dalam praktek, hutang dicatat pada saat faktur diterima atau
barang-barang diserahkan dengan alasan kepraktisan.

Wesel Bayar
Adalah hutang yang didukung dengan surat pengakuan hutang atau surat pernyataan
kesanggupan membayar. Yang termasuk dalam hutang wesel :

a) Wesel yang dibuat dalam rangka kegiatan normal perusahaan
Adakalanya pemasok menghendaki adanya janji tertulis atas timbulnya utang, sehingga
perlu diterbitkan wesel. Jika terdapat bunga yang harus diperhitungkan, pencatatan
harus dipisahkan antara wesel bayar sebagai utang dan unsur bunga sebagai biaya.

b) Pinjaman yang disertai wesel
Adalah hutang yang timbul dari transaksi pinjaman antara perusahaan dengan bank
atau lembaga-lembaga keuangan non bank. Jika dalam pinjaman ini terdapat bunga,
maka pencatatan bunga juga harus dipisahkan dari pinjamannya.

c) Hutang wesel jangka panjang yang segera jatuh tempo
Hutang wesel jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu
tahun sejak tanggal neraca harus disajikan sebagai hutang lancar. Bila hanya sebagian
hutang wesel jangka panjang saja yang jatuh tempo, maka sebesar bagian hutang
tersebut harus dilaporkan sebagai hutang lancar dan sebagian lain yang belum jatuh
tempo tetap disajikan dalam hutang wesel jangka panjang.

Hutang Deviden
Hutang deviden adalah jumlah uang yang harus dibayar perusahaan kepada pemegang
saham akibat adanya pengumuman pembagian deviden. Pada umumnya, pembayaran
atas deviden yang telah diumumkan akan dilakukan segera setelah tanggal
pengumumannya. Oleh karena itu, hutang deviden termasuk dalam hutang lancar.

Uang Muka dan Jaminan yang dapat diminta kembali
Uang muka (Down Payment) disini merupakan pembayaran dimuka untuk barang-
barang yang dipesan. Sebelum barang yang dipesan diserahkan kepada pembeli, uang
muka tersebut merupakan hutang jangka pendek. Jaminan yang diminta dari
pelanggan/konsumen juga merupakan hutang jangka pendek karena dapat ditarik
sewaktu-waktu.

Pungutan dan Pengumpulan dana untuk Pihak Lain
Perusahaan biasanya ditunjuk sebagai wajib pungut atas pajak yang merupakan
kewajiban bagi karyawan dan langganan kepada pihak ketiga (kantor pajak). Dana
tersebut pada akhirnya harus diserahkan ke kantor pajak sehingga dana yang belum
disetorkan diklasifikasikan sebagai hutang lancar.

Hutang Biaya (Biaya yang masih harus dibayar)
Adalah keharusan untuk mengakui adanya biaya-biaya yang manfaatnya sudah
dinikmati dalam suatu periode, meskipun biaya tersebut belum dibayar. Penyajian
hutang biaya dalam neraca disajikan dalam rekening biaya yang masih harus dibayar.
Meskipun demikian, rekening-rekening pembukuan untuk biaya-biaya yang masih
terhutang Hutang Gaji dan Upah, Hutang Sewa, Hutang Pajak tetap diselenggarakan.

Pendapatan diterima Dimuka
Adalah penghasilan dari penjualan barang atau penyerahan jasa yang diterimanya telah
terjadi dimuka sebelum transaksi penjualan atau penyerahan jasa berlangsung. Contoh :
uang muka yang diterima untuk langganan majalah / surat kabar.

Hutang Bonus (Untuk Karyawan)
Bonus yang diberikan kepada karyawan biasanya didasarkan atas gaji dan upah pokok.
Adakalanya bonus yang diberikan kepada karyawan didasarkan atas laba yang diperoleh
perusahaan. Perhitungan bisa dilakukan dengan cara :
a) Laba sebelum pajak dan bonus
b) Laba sesudah bonus tapi sebelum pajak
c) Laba bersih setelah bonus dan pajak

Hutang Gaji dan Upah
Jumlah yang masih akan dibayar untuk gaji dan upah. Jurnal untuk mencatat utang gaji
dan upah :
Gaji dan Upah xxx
Utang Gaji dan Upah xxx


B. HUTANG YANG JUMLAHNYA DITAKSIR
Ada beberapa jenis hutang yang jumlahnya secara pasti tidak bisa ditentukan, meskipun
peristiwa atau transaksi yang menyebabkan timbulnya hutang sudah terjadi. Contoh :
hutang garansi, hadiah yang diberikan atas produk yang dijual. Meskipun harian dari
garansi belum dapat dipastikan dalam jumlah maupun tanggalnya, tetapi adanya
kewajiban bagi perusahaan sudah jelas dan pasti, oleh karena itu harus diakui dan
dilaporkan dalam laporan keuangan.

Hutang Pajak Penghasilan
Penaksiran pajak penghasilan biasanya dihitung berdasarkan laba yang diperoleh pada
tahun yang bersangkutan dikalikan dengan rtariff pajak. Jurnal pencatatan :
Pajak Penghasilan xxx
Hutang Pajak Penghasilan xxx

Hutang Hadiah yang Beredar
Perusahaan kadang-kadang menawarkan hadian untuk penjualan produk-produk
tertentu. Hadiah bisa diberikan secara langsung atau terbatas pada pembeli yang
menyerahkan kupon. Hadiah ini merupakan biaya untuk periode dimana penjualan
barang-barang tersebut terjadi. Kupon hadiah yang masih dalam peredaran merupakan
hutang yang harus dicatat pada saat transaksi penjualan dan dicatat sebagai berikut :

Hutang Garansi atas Produk yang Dijual
Garansi merupakan jaminan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli untuk
memperbaiki/melengkapi kekurangan akan kuantitas, kualitas dari produk yang dijual.
Garansi biasanya diberikan dalam bentuk :
a) Perawatan gratis
b) Penggantian kompoen atau bagian produk yang rusak
c) Pengembalian uang atas harga yang dibayar pembeli

C. HUTANG BERSYARAT
Adalah kewajiban-kewajiban yang kepastian akan jumlah atau pihak kepada siapa
kewajiban itu harus dibayar atau tanggal jatuh tempo pembayaran atau eksistensinya
tergantung pada terjadi atau tidaknya salah satu atau lebih peristiwa yang akan datang.
Sebenarnya, hutang bersyarat bukan merupakan hutang yang sah pada tanggal neraca
sehingga dari segi akuntansi hutang bersyarat bukan merupakan hutang yang
sesungguhnya dan tidak seharusnya dilaporkan dalam laporan keuangan. Namun
sebagai kewajiban yang kemingkinan akan terjadi hutang bersyarat disajikan dalam
catatan, footnote dalam neraca, contoh hutang bersyarat :
a) Piutang Dagang yang digadaikan
b) Piutang wesel yang didiskontokan
c) Endosement atas wesel
d) Adanya sengketa hukum
e) Adanya kemungkinan, perusahaan diwajibkan untuk menyetor tambahan atas beban
pajak atau denda
f) Adanya keterikatan dengan kontrak/perjanjian
g) Pembelian aktiva tetap dan atau pembangunan aktiva tetap berdasarkan kontrak
PERBEDAAN KARAKTERISTIK HUTANG LANCAR DAN AKTIVA LANCAR
1. Dalam penyajian aktiva lancar, klien berkecenderungan umum untuk menyatakan aktiva
tersebut lebih tinggi dari jumlah yang real. Kecenderungan ini sering kali didorong oleh motif
untuk memberikan gambaran modal kerja yang lebih baik sehingga kelihatannya perusahaan
memiliki likuiditas yang baik.
2. Gambaran modal kerja yang baik dapat ditempuh dengan menurunkan nilai hutang lancar,
yaitu umumnya dengan cara tidak mencatat hutang lancar sehingga terdapat hutang yang tidak
tercatat di dalam laporan keuangan (neraca)
3. Dalam penyajian aktiva lancar klien menghadapi masalah penilaian unsur-nsur aktiva lancar
per tanggal neraca.
4. Dalam penyajian hutang lancar klien tidak menghadapi masalah penilaian unsur-nsur hutang
lancar per tanggal neraca
Perbedaan pengujian substantif hutang lancar dengan aktiba lancar sebagai berikut:
1. Pengujian substantif terhadap hutang lancar ditujukan untuk menemukan adanya penyajian
hutang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang seharusnya, sedangkan untuk aktiva lancar
untuk menemukan penyajian aktiva lancar yang lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya
Dalam pengujian substantif terhadap kas auditor melakukan pengujian fisik kas
Dalam pengujian substantif terhadap piutang auditor mengirimkan konfirmasi terhadap debitur
Dalam pengujian substantif terhadap persediaan auditor melakukan pengamatan terhadap
perhitungan fisik persediaan
Berbaga perosedur audit tersebut dilakukan untuk menemukan adanya over statement dalam
aktiva lancar
Di lain pihak pengujian substantif terhadap hutang lancar ditujukan untuk menentukan adanya
hutang yang belum dicatat (unrecord liabilities) pada tanggal neraca.
2. Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor menghadapi masalah penentuan
kewajiban nilai aktiva lancar (nilai bersih yang dapat direalisasikan) yang dicantumkan ke dalam
neraca
Dilain pihak dalam pengujian substantif terhadap hutang lancar auditor menghadapi data historis
mengenai kewajiban perusahaan yang terjadi di masa lalu, yang dalam jangka pendek harus
dilunasi.
Perbedaan karakteristik dan pengujian hutang lancar dengan aktiva lancar
Perbedaan Karakteristik
1. Penyajian aktiva lancar klien berkecenderungan umum menyajikan lebih tinggi dari sebenarnya, sedang
penyajian Hutang Lancar klien berkecenderungan menyajikan lebih rendah dari sebenarnya.
2. Dalam menyajikan Aktiva Lancar klien menghadapi masalah penilaian unsur Aktiva Lancar per tanggal
neraca sedang dalam menyajikan Hutang Lancar klien tidak menghadapi masalah.
Perbedaan Pengujian
1. Pengujian Aktiva Lancar ditujukan untuk menemukan adanya penyajian yang lebih tinggi dari
sebenarnya (Overstatement), sedang Hutang lancar ditujukan untuk menemukan penyajian Hutang
Lancar ditujukan untuk menemukan penyajian Hutang lancar lebih rendah (Understatement)
2. Dalam penyajian Aktiva Lancar akuntan menghadapi masalah penilaian menyangkut penaksiran apa
yang akan terjadi di masa akan datang sedang Hutang Lancar akuntan menghadapi fakta.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
1. Setiap jenis Hutang lancar harus disajikan secara terpisah.
2. Hutang untuk afiliasi, pemegang saham dan karyawan harus dipisah
3. Aktiva yang dijamin dalam penarikan Hutang Lancar, harus diungkakan dalam Laporan Keuangan
4. Hutang bersyarat harus dijelaskan dalam neraca.

Anda mungkin juga menyukai