g. Kualitas
Kualitas dapat meliputi kualitas komponen masukan, proses dan hasil layanan
masing masing dari sistem layanan. Kriteria komponen masukan antara lain
mutu sumber daya (bukti fisik), akreditasi. Komponen prosees meliputi kriteria
keterhandalan (reliability), jaminan (assurance), bukti fisik (tangible), empati,
ketanggapan (responsiveness). Komponen luaran dapat meliputi kriteria kepuasan,
manfaat yang dirasakan, sembuh, dan loyalitas.
h. Kelayakan atau loyalitas
Loyalitas adalah tingkat partisipasi dan ketergantungan pelanggan untuk
menggunakan kembali bila membutuhkan dan/atau partisipasi pelanggan untuk
menjadi advokator, pemasar bisnis layanan yang tanpa dibayar. Loyalitas terjadi
bila kepuasan sudah terjadi.
i. Transformasi
Transformasi adalah kriteria yang menunjukkan tingkat perubahan yang sesuai
dengan tujuan individu menggunakan layanan.
j. Dampak (impact)
Menggambarkan akibat keseluruhan dari program, kegiatan institusi dalam
pengembangan sosio-ekonomi. Penilaian dampak di bidang kesehatan, terutama
ditujukan untuk menentukan perubahan akibat pelaksaan program agar dapat
memberikan keuntungan kepada derajat kesehatan (Health Status). Angka
kematian, angka kesakitan dan angka kecacatan adalah komponen yang ada pada
status kesehatan.
BAB 3. METODE KEGIATAN
3.1 Alur Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) ini
prosedur kerja yang dilakukan meliputi:
Bagan 3.1 Alur Kegiatan PBL II
PBL 1: Data primer dan
Sekunder
Identifikasi masalah
PBL II
Diagnosis Komunitas
(Penentuan masalah kesehatan
dan penyebab masalah)
Prioritas Masalah kesehatan
dan Alternatif Penyelesaian
Masalah
Perencanaan program
Pelaksanaan/Intervensi program
Evaluasi program
Pendekatan Tulang Ikan
(Fish Bone)
Nominal Group Technique
Modifikasi (NGT
Modifikasi)
Keterangan :
: dilakukan jika diperlukan
: dilakukan berurutan
3.1.1 Analisis Kesehatan Masyarakat
a. Pengumpulan Data
Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi program kesehatan masyarakat Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat
Kabupaten Jember diawali dengan proses pengumpulan data pada kegiatan
Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL I). Data yang diperoleh adalah berupa data
primer dan sekunder. Data primer yakni dari hasil wawancara dan observasi
sedangkan data sekunder berupa laporan Puskesmas, Profil Desa Glagahwero 2014
dan studi dokumentasi.
b. Pengolahan Data
Data yang diperoleh baik dari sumber data primer maupun sekunder kemudian
diolah berdasarkan aspek kependudukan, aspek kesehatan masyarakat, aspek
pelayanan kesehatan, aspek kesehatan lingkungan, dan aspek perilaku kesehatan.
c. Penyajian Data
Data hasil olahan disajikan dalam bentuk grafik kemudian hasil yang diperoleh
disajikan berdasarkan lima aspek kesehatan menurut konsep H. L. Bloom, yakni
aspek status kesehatan, aspek pelayanan kesehatan, aspek kesehatan lingkungan,
aspek kependudukan dan aspek perilaku.
3.1.2 Identifikasi Masalah Kesehatan
Setelah data disajikan dalam bentuk persentase, kemudian dilakukan
identifikasi masalah. Dari berbagai masalah yang telah diidentifikasi, kemudian
ditentukan beberapa rancangan masalah kesehatan di Desa Glagahwero Kecamatan
Kalisat Kabupaten Jember.
3.2 Metode Penetuan Masalah dan Penyebab
Kegiatan selanjutnya adalah penentuan masalah dan penyebab. Dari
rancangan masalah kesehatan yang ditemukan dari hasil identifikasi masalah,
kemudian ditentukan beberapa masalah kesehatan yang menjadi masalah utama di
Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember yakni berupa masalah
kesehatan utama dan kemudian mengidentifikasi penyebab timbulnya masalah
tersebut.
Dalam menentukan masalah di Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat
Kabupaten Jember digunakan metode pendekatan fishbone (tulang ikan) dan
pendekatan sistem. Diagram fishbone ini dikenal dengan cause and effect diagram.
Rangka analisis diagram fishbone bentuknya ada kemiripan dengan ikan, dimana ada
bagian kepala (sebagai effect) dan bagian tubuh ikan berupa rangka serta duri-durinya
digambarkan sebagai penyebab (cause) suatu permasalahan yang timbul.
Apabila masalah dan penyebab sudah diketahui secara pasti, maka tindakan
dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya
menjadi lebih jelas dan memungkinkan untuk dapat melihat semua kemungkinan
penyebab dan mencari akar permasalahan sebenarnya.
Selain menggunakan diagram fishbone, dalam menentukan masalah dan
penyebab juga digunakan metode pendekatan sistem. Penggunaan metode-metode ini
disesuaikan dengan penyebab masalah yang telah ditemukan.
3.3 Metode Penentuan Prioritas Masalah dan Alternatif Pemecahan
Masalah
3.4 Metode Pelaksanaan Program
3.5 Metode Evaluasi Program
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 2006. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada
Muninjaya, Gde A. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sulistyowati, dkk. 1999. Modul III Pelaksanaan Penggerakan dan Pengawasan
Pengendalian di Puskesmas. Surabaya: Kantor Wilayah Departemen Kesehatan
Provinsi Jawa Timur.
Supriyanto, S dan Damayanti, Nyoman Anita. 2003. Perencanaan dan Evaluasi.
Surabaya: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
Supriyanto, S dkk.1999. Modul II Perencanaan Tingkat Puskesmas. Surabaya :
Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi Jawa Timur.