Anda di halaman 1dari 27

D:\Lagu\Temps\Paper-Kajian- e-money3.

doc 07/02/01
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN......................................................................................................2
II. PENGERTIAN..........................................................................................................3
III. MANFAAT E-MONEY............................................................................................6
IV. BERBAGAI ASPEK DALAM PENGEMBANGAN E-MONEY..........................7
1. Implementasi teknis..................................................................................................7
2. Jangkauan penggunaan.............................................................................................7
3. Aspek Kelembagaan/Institusi...................................................................................7
4. Mekanisme pemindahan dana ..................................................................................8
5. Pencatatan data transaksi.........................................................................................9
6. Mata uang (currency)...............................................................................................9
V. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN E-
MONEY.....................................................................................................................9
1. Penerbit...................................................................................................................9
2. Customer ..............................................................................................................10
3. Merchant...............................................................................................................10
VI. ISSUE-ISSUE DALAM PENGEMBANGAN E-MONEY..................................10
1. Kebijakan Moneter ...............................................................................................10
2. Pendapatan Seigniorage.........................................................................................11
3. Lembaga Penerbit..................................................................................................12
4. Security.................................................................................................................12
5. Money Laundering.................................................................................................13
6. Aspek legal ...........................................................................................................14
VII. BEBERAPA CONTOH PRODUK E-MONEY.....................................................14
1. Visa Cash..............................................................................................................15
2. Mondex (MasterCard) ..........................................................................................16
VIII. PENGEMBANGAN E-MONEY DAN KEBIJAKAN DI BEBERAPA NEGARA
16
1. AMERIKA SERIKAT..........................................................................................17
2. UNITED KINGDOM...........................................................................................18
3. AUSTRALIA........................................................................................................20
4. JEPANG...............................................................................................................22
5. THAILAND.........................................................................................................23
6. SINGAPORE.......................................................................................................24
IX. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................25
1. Kesimpulan...........................................................................................................25
2. Saran....................................................................................................................27
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 2
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah satu
wewenang Bank Indonesia dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran adalah menetapkan penggunaan alat pembayaran. Penetapan penggunaan
alat pembayaran ini dimaksudkan agar alat pembayaran yang digunakan dalam
masyarakat memenuhi persyaratan keamanan dan efisiensi bagi penggunanya.
Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi memberi dampak terhadap
munculnya inovasi-inovasi baru dalam pembayaran elektronis (electronic Payment).
Dalam hal ini yang dimaksud dengan pembayaran elektronis adalah pembayaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti integrated circuit (IC),
cryptography dan jaringan komunikasi
1
. Pembayaran elektronis yang kita kenal dan sudah
ada di Indonesia saat ini antara lain phone banking, internet banking, kartu kredit dan
kartu debit/ATM. Meskipun teknologi yang digunakan berbeda-beda, seluruh
pembayaran elektronis tersebut selalu terkait langsung dengan rekening nasabah bank
yang menggunakannya. Dalam hal ini setiap instruksi pembayaran yang dilakukan
nasabah, baik melalui phone banking, internet banking, kartu kredit maupun kartu
debit/ATM, selalu melalui proses otorisasi dan akan dibebankan langsung ke dalam
rekening nasabah tersebut.
Saat ini, di beberapa negara telah mulai dikembangkan produk pembayaran elektronis
yang dikenal sebagai Electronic Money (e-money), yang karakteristiknya berbeda dengan
pembayaran elektronis yang telah disebutkan sebelumnya, karena setiap pembayaran
yang dilakukan dengan menggunakan e-money tidak selalu memerlukan proses otorisasi
dan tidak terkait secara langsung dengan rekening nasabah di bank (pada saat melakukan
pembayaran tidak dibebankan ke rekening nasabah di bank), sebab e-money tersebut
merupakan produk stored value dimana sejumlah nilai (monetary value) telah terekam
dalam alat pembayaran yang digunakan (prepaid).

1
Monetary and Economic Studies, Institute for Monetary and Economic Studies, Bank of Japan, Vol.18,
No.1 May 2000
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 3
Sampai saat ini, belum ada produk e-money yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga
keuangan lainnya di Indonesia. Namun demikian, berdasarkan kuesioner yang disebarkan
oleh Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional (Biro PSPN) ke semua bank di
Jakarta pada tahun 1998, beberapa bank telah mulai mempelajari e-money. Bahkan
beberapa diantara bank tersebut ada yang telah mulai menjalin kerjasama dengan Card
Companies tertentu dan telah memutuskan untuk mengeluarkan produk e-money kepada
nasabah mereka. Bank-bank tersebut adalah Bank Dharmala (telah dilikuidasi), Bank
Bumi Daya dan Bank BCA. Namun keputusan untuk mengeluarkan produk e-money
tersebut ditunda (sampai saat ini) sehubungan dengan terjadinya krisis moneter, yang
menyebabkan biaya pengembangan menjadi relatif mahal.
Meskipun relatif masih dalam tahap perkembangan awal, e-money mempunyai potensi
dalam menggeser peran uang tunai untuk pembayaran-pembayaran yang bersifat retail
sebab transaksi retail tersebut dapat dilakukan dengan lebih mudah dan murah baik bagi
konsumen maupun pedagang (merchant). Pengembangan e-money di berbagai negara
telah melahirkan berbagai issue implikasi pengembangan e-money terhadap kebijakan
Bank Sentral khususnya yang berkaitan dengan fungsi pengawasan sistem pembayaran,
seigniorage dan efektifitas kebijakan moneter. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam
rangka mempelajari implikasi pengembangan e-money terhadap kebijakan Bank
Indonesia, Biro PSPN dalam hal ini Tim Pengembangan Sistem Pembayaran Ritel (Tim
SPR) mencoba melakukan suatu kajian teoritis mengenai e-money dari berbagai
tulisan/laporan . Hasil kajian tersebut kami tuangkan dalam makalah ini.
II. PENGERTIAN
Dalam salah satu laporan yang diterbitkan oleh Bank for Internatioanl Settlement (BIS)
pada bulan Oktober 1996
2
, e-money didefinisikan sebagai produk stored-value atau
prepaid dimana sejumlah nilai uang (monetary value) disimpan secara elektronis dalam
suatu peralatan elektronis yang dimiliki seseorang. Nilai elektronis ini dapat diperoleh

2
Implications for Central Banks of the Development of Electronic Money, Bank for Internatonal Settlements,
Basle, October 1996, page 1
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 4
seseorang dengan menukarkan sejumlah uang tunai atau dengan pendebitan rekeningnya
di bank untuk kemudian disimpan dalam peralatan elektronis miliknya. Dengan peralatan
tersebut, pemiliknya dapat melakukan pembayaran atau menerima pembayaran, dimana
nilainya akan berkurang pada saat digunakan untuk melakukan pembayaran atau
bertambah jika menerima pembayaran atau pada saat pengisian kembali. E-money
dimaksudkan untuk berbagai keperluan pembayaran (multi purpose), berbeda dengan
kebanyakan single-prepaid card yang hanya dapat digunakan untuk keperluan tertentu
seperti kartu telepon.
Dilihat dari media yang digunakan, secara umum ada dua tipe produk e-money yaitu :
a. Prepaid Card, sering disebut juga electronic purses, dengan karakteristik sebagai
berikut :
Nilai elektronis disimpan dalam suatu chip (integrated circuit) yang tertanam
pada kartu.
Mekanisme pemindahan dana dilakukan dengan meng-insert kartu ke suatu alat
tertentu (card reader).
b. Prepaid software, sering disebut juga digital cash, dengan karakteristik sebagai
berikut :
Nilai elektronis disimpan dalam suatu hard disk yang terdapat dalam
Personal Computer (PC).
Mekanisme pemindahan dana dilakukan melalui suatu jaringan komunikasi
seperti Internet, pada saat melakukan pembayaran.
Secara umum, mekanisme penggunaan e-money yang berbasis kartu, dapat dilihat pada
ilustrasi sebagai berikut :
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 5
Penjelasan :
(1) A melakukan pembelian kartu e-money sejumlah nilai yang diinginkan dengan
menginstruksikan bank untuk mendebit rekeningnya atas pembelian e-money
tersebut.
(2) Atas dasar instruksi tersebut, bank kemudian mendebit rekening A dan meng-kredit
rekening penampungan dan bersamaan dengan itu memasukkan electronic value
kedalam kartu e-money untuk diserahkan kepada A.
(3) A kemudian melakukan transaksi dengan B dengan menggunakan kartu e-
money miliknya. Atas transaksi tersebut, electronic value akan berpindah dari kartu
e-money milik A ke kartu e-money milik B melalui peralatan card reader. Dalam
beberapa kasus, B dimungkinkan untuk kemudian menggunakan electronic value
yang diperolehnya dari A untuk melakukan transaksi dengan pihak ketiga C.
Namun dalam kasus lain, e-money hanya dapat digunakan untuk melakukan
pembayaran dari pemegang e-money ke merchant, dimana merchant tersebut
Rekening
B atau C
Rekening
A
Rekening penampungan
di bank (provider)
Bank Penerbit E-Money
(2) transfer
antar rekening
(5) transfer
antar rekening
A
(payer)
B
(payee)
C
(3) Electronic Value
(3) barang/jasa
(3) Electronic Value
(3) barang/jasa
(4) Penyetoran
electronic value
(1) Instruksi
pembelian
electronic
value
(2) bank
memberikan e-
money
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 6
kemudian hanya dapat menyetorkan electronic value nya ke bank (lihat penjelasan
pada angka IV.4).
(4) B atau C kemudian sewaktu-waktu dapat melakukan penyetoran atas
electronic value yang ada di kartu e-money miliknya untuk untung rekeningnya di
bank.
(5) Atas penyetoran tersebut bank kemudian melakukan verifikasi, kemudian mengkredit
rekening B atau C dan mendebit rekening penampungan.
Pada ilustrasi di atas, semua pihak yang terlibat dalam transaksi (A, B dan C) adalah
nasabah pada bank yang sama yang menerbitkan e-money. Dalam beberapa kasus
penggunaan e-money bisa saja melibatkan beberapa pihak yang merupakan nasabah
pada bank yang berbeda. Untuk kasus seperti ini tentunya diperlukan mekanisme kliring
untuk penyelesaian transaksi antar bank.
III. MANFAAT E-MONEY
Penggunaan e-money diperkirakan akan memberikan keuntungan/kelebihan dibandingkan
dengan menggunakan uang tunai maupun alat pembayaran non-tunai lainnya, antara lain :
Penggunaan e-money lebih nyaman dibandingkan uang tunai, khususnya untuk
transaksi-transaksi yang bernilai kecil, seperti :
Nasabah tidak perlu mempunyai sejumlah uang pas untuk suatu transaksi atau
harus menyimpan uang kembalian.
Kesalahan dalam menghitung uang kembalian dari suatu transaksi dapat dikurangi.
Nasabah dapat melakukan isi ulang electronic value kedalam kartu e-money dari
rumah melalui saluran telepon, sehingga mereka tidak perlu mengambil tambahan uang
tunai melalui ATM.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan e- money jauh
lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit, karena
tidak memerlukan otorisasi on-line, tanda tangan maupun PIN.
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 7
IV. BERBAGAI ASPEK DALAM PENGEMBANGAN E-MONEY
Pengembangan e-money di berbagai negara dilakukan dengan pola yang sangat
bervariasi. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain :
1. Implementasi teknis
Dari aspek implementasi teknis, produk e-money dapat dibedakan atas :
a. Card-based product, dimana nilai elektronis disimpan dalam media IC
(integrated circuit) yang tertanam dalam kartu.
b. Software-based product , dimana nilai elektronis disimpan dalam bentuk
software yang terdapat pada personal computer (PC).
2. Jangkauan penggunaan
Dilihat dari jangkauan penggunaannya, e-money dapat dibedakan antara :
a. Sistem Tertutup
Pada sistem tertutup, jangkauan penggunaan e-money sangat terbatas dan
hanya berlaku pada lokasi tertentu seperti kampus atau kota tertentu. Pada
sistem ini penerbit dan pedagang adalah pihak yang sama.
b. Sistem Terbuka.
Pada sistem terbuka, jangkauan penggunaan lebih luas, dimana penerbit dan
pedagang tidak harus merupakan pihak yang sama.
3. Aspek Kelembagaan/Institusi
Dari aspek kelembagaan, secara umum terdapat empat institusi yang terlibat dalam
pengoperasian e-money yaitu :
a. Issuer (penerbit), merupakan pihak yang menerbitkan e-money. Dari sudut
kebijakan bank sentral, issuer merupakan institusi yang memegang peranan
paling penting, mengingat e-money merupakan komponen liability dalam
neraca institusi penerbit tersebut.
b. Operator network, merupakan pihak yang menyediakan jaringan komunikasi
dalam penyelenggaraan e-money.
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 8
c. Suplier hardware/software, merupakan pihak yang menyediakan hardware
dan software yang diperlukan dalam penyelenggaraan e-money.
d. Penyelenggara kliring, merupakan institusi yang menyelenggarakan kliring
antar bank penerbit e-money.
4. Mekanisme pemindahan dana
Mekanisme pemindahan dana pada e-money ada yang dapat dilakukan secara
langsung antar pemegang e-money. Namun ada pula e-money yang hanya dapat
digunakan untuk pembayaran ke merchant. Merchant tersebut selanjutnya
sewaktu-waktu dapat mentransfer total nilai yang terekam dalam peralatannya
untuk dikredit ke rekeningnya di bank.
Selain itu, dalam hal mekanisme pemindahan dana, e-money dapat dibedakan atas :
a. Sistem off-line
Pada sistem off-line, informasi dibaca secara elektronis pada magnetic stripe
atau micro chip. Dalam sistem off-line ini, pada umumnya, e-money
mengandung semua informasi penting untuk mengidentifikasi kartu dan nilai
(saldo). Dengan kata lain, pada sistem off-line tidak perlu melakukan
hubungan terlebih dahulu dengan lembaga keuangan atau pusat data base
untuk proses otorisasi transaksi.
b. Sistem on-line
Dilain pihak, sistem on-line menggunakan sandi pada kartu untuk
mengidentifikasi nilai yang ada di dalam kartu ke dalam pusat data base. Nilai
yang disimpan dipelihara dalam suatu pusat data base. Terminal penerima
kartu dan pusat data base tersebut saling berhubungan. Apabila kartu dipakai
untuk melakukan pembayaran atau penambahan sejumlah nilai, data base
akan melakukan penyesuaian.
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 9
5. Pencatatan data transaksi
Sehubungan dengan mekanisme pemindahan dana, pada umumnya data transaksi
yang terjadi antara customer dan pedagang tercatat pada suatu pusat database,
sehingga dapat dimonitor. Namun demikian ada yang hanya melakukan pencatatan
data transaksi individual yang sangat terbatas atau tidak sama sekali. Jika suatu
desain e-money dapat digunakan untuk melakukan transaksi secara langsung antar
pemegang kartu (atau antar PC), maka data transaksi tersebut hanya tercatat pada
kartu/PC pemilik e-money tersebut saja, sehingga hanya dapat dimonitor apabila
pemilik e-money tersebut melakukan kontak dengan pusat pengelola data base
(misalnya, pada saat pemilik e-money melakukan pengisian kembali sejumlah nilai
pada peralatannya).
6. Mata uang (currency)
Pada umumnya e-money yang dikembangkan saat ini hanya menggunakan mata
uang domestik negara dimana ia diterbitkan. Namun tidak menutup kemungkinan
pengembangan e-money yang bersifat multi-currency.
V. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN E-
MONEY
Pengembangan e-money tergantung pada insentif yang akan diperoleh berbagai pihak
yang terkait seperti penerbit, customer (pengguna) maupun merchant (pedagang).
1. Penerbit
Bagi penerbit potensi keuntungan yang dapat diperoleh dalam menerbitkan e-
money antara lain :
a. Pendapatan atas fee yang dikenakan kepada customer dan pedagang;
b. Pendapatan atas investasi yang diperoleh dari outstanding dana yang
terhimpun;
c. Efisiensi atas berkurangnya biaya pengelolaan kas, dalam hal penerbit e-
money adalah bank.
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 10
2. Customer
Bagi customer, keinginan untuk menggunakan e-money dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti :
a. Besarnya fee yang harus dibayar dibanding dengan instrumen pembayaran
lainnya;
b. Privasi dan tingkat keamanan e-money;
c. Kemudahan pemakaiannya;
d. Luas tidaknya penerimaan oleh pedagang.
3. Merchant
Bagi merchant, keinginan untuk menerima pembayaran dalam bentuk e-money,
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
a. Besarnya fee yang dikenakan oleh penerbit atau operator;
b. Biaya pengadaan peralatan;
c. Efisiensi atas berkurangnya biaya pengelolaan kas.
VI. ISSUE-ISSUE DALAM PENGEMBANGAN E-MONEY
1. Kebijakan Moneter
Pengembangan e-money berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap
permintaan monetary aggregat serta formulasi kebijakan moneter
3
. E-money
dapat menyebabkan meningkatnya velocity of money yang secara temporer dapat
mengurangi efektivitas penggunaan monetary aggregat, khususnya M1, bagi bank
sentral yang menggunakannya sebagai target atau indikator ekonomi. Dampak e-
money terhadap kebijakan moneter bank sentral dapat dilihat dari sisi permintaan
(demand) dan penawaran (supply).
Dari sisi permintaan, dampak e-money terhadap implementasi kebijakan moneter
tergantung sejauh mana dampaknya terhadap reserve bank-bank di bank sentral.
Jika penggunaan e-money merupakan substitusi terhadap simpanan masyarakat

3
Implications for Central Banks of The Development of Electronic Money, Bank for Internatioanal
Settlements, Basle, October 1996, page 6
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 11
(tabungan/deposito) di bank, maka pengurangan yang cukup signifikan terhadap
jumlah simpanan masyarakat tersebut pada akhirnya dapat mengurangi reserve
bank-bank di bank sentral yang selama ini ditetapkan berdasarkan persentase
tertentu dari kewajiban bank terhadap pihak ketiga. Pengurangan reserve yang
cukup besar dapat mengganggu efektivitas bank sentral dalam mengendalikan
tingkat suku bunga pasar uang.
Dari sisi penawaran, dampak e-money tergantung sejauh mana e-money tersebut
menggantikan peran uang tunai. Pada umumnya, uang tunai merupakan komponen
liabilities terbesar dalam neraca bank sentral. Jika substitusi e-money terhadap uang
tunai cukup besar maka neraca bank sentral juga akan jauh berkurang.
Permasalahannya adalah sampai seberapa besar pengurangan tersebut mulai
memberikan dampak yang berlawanan terhadap implementasi kebijakan moneter.
2. Pendapatan Seigniorage
4
Sehubungan dengan kewenangannya dalam pencetakan dan penerbitan uang
kartal, bank sentral memperoleh pendapatan yang dikenal sebagai pendapatan
seigniorage. Besarnya pendapatan ini sangat bervariasi di berbagai bank sentral.
Penggunaan e-money yang cukup luas dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah
uang yang harus dicetak oleh bank sentral yang berarti mengurangi pendapatan
seigniorage-nya. Oleh karena itu, berkurangnya seigniorage akibat pemakaian e-
money yang cukup luas merupakan salah satu perhatian bank sentral. Dalam hal ini
apakah pengurangan yang cukup besar tersebut akan mengganggu biaya
operasional bank sentral, sehingga bank sentral harus memikirkan sumber
pendapatan lain untuk menutupi biaya operasionalnya

4
Dalam laporan Implications for Central Banks of The Development of Electronic Money yang diterbitkan
BIS, dikatakan bahwa dalam pencetakan uang, bank sentral memperoleh keuntungan akibat adanya selisih
antara nilai nominal (face value) dengan biaya pencetakan uang itu sendiri, yang dikenal sebagai
pendapatan seigniorage. Perkiraan besarnya pendapatan seigniorage dapat dihitung dari hasil kali
persediaan (outstanding) uang tunai yang ada di neraca bank sentral dengan suku bunga jangka panjang
surat berharga yang dikeluarkan pemerintah.
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 12
3. Lembaga Penerbit
Kebijakan mengenai lembaga yang dapat menerbitkan e-money dapat dilihat dari
pilihan apakah hanya bank, lembaga keuangan non-bank atau termasuk lembaga
non-keuangan. Jika dua lembaga terakhir ini diikutsertakan maka dari sisi
pengawasan akan lebih sulit, karena otoritas pengawasan bank sentral umumnya
hanya pada bank.
Pengaturan mengenai lembaga penerbit ini umumnya merupakan trade-off bagi
setiap negara. Jika penerbit e-money hanya dibatasi pada bank, maka kerangka
pengaturan yang ada saat ini hanya tinggal dikembangkan agar mencakup produk
e-money, namun tingkat kompetisi dan inovasinya menjadi terbatas. Sebaliknya,
jika lembaga penerbit e-money diperluas, maka akan terdapat tingkat kompetisi
dan manfaat yang lebih besar, namun akan menimbulkan sejumlah permasalahan
dalam pengaturan. Lebih jauh lagi, jika suatu lembaga penerbit tidak terkena
peraturan sebagai mana yang dikenakan kepada bank, maka perlu
dipertimbangkan apakah hal ini cukup baik mengingat risiko yang ada.
4. Security
Tingkat security pada e-money merupakan salah satu aspek penting, mengingat
kerugian yang dapat ditimbulkan baik bagi, penerbit atau operator sistem maupun
pengguna e-money. Usaha kejahatan untuk menembus sistem security e-money
bisa terjadi pada level pengguna/merchant atau penerbit termasuk pencurian
(terhadap peralatan milik merchant atau customer), pemalsuan peralatan atau
pesan/message, merubah data yang tersimpan atau isi pesan yang dikirimkan, atau
merubah fungsi software. Beberapa bentuk pengamanan yang dapat dilakukan
untuk melindungi produk e-money antara lain :
a. Penggunaan microchip yang bersifat tamper-resistant (tahan banting)
untuk produk card based.
b. Penggunaan teknologi encryption, baik untuk produk card-based maupun
software-based yang digunakan untuk otentifikasi peralatan maupun pesan-
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 13
pesan yang dikirimkan serta untuk melindungi data yang tersimpan dari
usaha-usaha pihak yang ingin melakukan perubahan.
c. Pembatasan nilai maksimum yang dapat disimpan atau yang dapat
dibayarkan juga merupakan salah satu usaha untuk meminimalkan kerugian
bila terjadi penyalahgunaan.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam upaya pengamanan adalah adanya
sistem pengawasan, sistem pemeliharaan data baik pada peralatan individu maupun
pada pusat data base penerbit serta kemampuan untuk menelusuri transaksi yang
terjadi. Dalam hal e-money dapat digunakan untuk melakukan transaksi secara
langsung antar pemegang e-money, tingkat security yang digunakan perlu lebih
diperhatikan mengingat adanya time lag sejak transaksi tersebut dilakukan sampai
dengan pencatatan di pusat data base, sehingga akan lebih sulit untuk mendeteksi
adanya penyalahgunaan.
5. Money Laundering
Berkaitan dengan kejahatan money laundering, faktor-faktor yang memberikan
daya tarik bagi pelaku money laundering antara lain :
a. Apakah e-money tersebut dapat digunakan untuk melakukan transaksi
secara langsung antar pemegang e-money tanpa harus melalui pusat data
base;
b. Jumlah maksimum dana yang dapat disimpan dalam peralatan serta kapasitas
penyimpanan data/informasi;
c. Kemudahan e-money untuk melakukan transaksi antar negara (cross
border). Produk e-money yang dapat digunakan untuk melakukan
pembayaran antar negara melalui jaringan komputer memberikan daya tarik
tersendiri bagi pelaku kejahatan untuk memindahkan dana hasil kejahatannya
ke negara yang memiliki hukum yang lemah dalam hal money laundering.
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 14
6. Aspek legal
Aspek legal dalam pengembangan e-money terkait dengan hak dan tanggung jawab
masing-masing pihak yang terlibat seperti customer, merchant, dan penerbit.
Faktor-faktor yang menjadi perhatian antara lain adalah kapan pembayaran
dikatakan final serta siapa yang menanggung risiko kredit, risiko setelmen dan risiko
lainnya yang muncul sebelum setelmen dilakukan secara final. Disamping itu apakah
hak dan kewajiban semua pihak yang terlibat diatur dengan jelas dan transparan.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah apakah ketentuan yang ada sudah
mencakup pengaturan mengenai e-money. Aspek hukum yang secara khusus
berkaitan dengan bank sentral adalah apakah e-money melanggar hak monopoli
bank sentral sebagai penerbit uang kertas dan uang logam yang pada dasarnya
dilindungi oleh undang-undang, dan apakah dengan undang-undang yang ada bank
sentral dapat menerbitkan sendiri e-money.
Selain itu, pengembangan e-money akan memerlukan pengaturan mengenai kliring
dan setelmen. Penyelenggara dan pengawas kliring perlu memastikan apakah
pengaturan yang ada cukup memadai baik dari aspek kelembagaan, operasional,
pengelolaan risiko maupun setelmen.
VII. BEBERAPA CONTOH PRODUK E-MONEY
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih realistis mengenai produk e-money, berikut ini
dua contoh produk e-money yang berbasis kartu (card-based) yang dikeluarkan oleh
VISA dan MasterCard Internasional.
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 15
1. Visa Cash
5
Visa Cash dikeluarkan oleh Visa International, dengan menggunakan teknologi
Chip Based. Secara fisik Visa Cash berupa kartu plastik yang didalamnya terdapat
microchip. Visa Cash terdiri dari dua jenis :
a. Disposable Cards
Setiap kartu telah diisi dengan nilai tertentu, yang merupakan mata uang lokal
(misalnya USD 10). Jika nilai tersebut telah habis digunakan, maka kartu
tersebut tidak dapat digunakan lagi dan harus membeli kartu yang baru.
b. Reloadable Cards
Nilai pada kartu dapat diisi sampai dengan batas maksimal yang telah
ditetapkan dan apabila telah habis dapat diisi kembali pada terminal dan
mesin ATM tertentu.

5
Dikutip dari HTTP/WWW/Visa.com mengenai product & services
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 16
2. Mondex (MasterCard)
Sistem ini didisain sedemikian rupa sehingga menyamai konsep uang tunai, kecuali
dalam hal bentuk fisiknya. Sama seperti uang tunai, electronic value dalam aplikasi
Mondex dapat digunakan untuk melakukan transaksi antar individu tanpa melalui
bank. Mondex dapat diperoleh nasabah melalui pendebitan rekening atau dengan
menukarkan uang tunai ke dalam bentuk elektronik di bank. Pada saat nasabah
memperoleh Mondex, nasabah tersebut sebenarnya mengambil uang tunai dari
simpanannya di bank dan menukarkannya ke bentuk uang elektronik dengan smart
card sebagai media. Dengan menggunakan kartu dan peralatan tertentu, Mondex
dapat digunakan seperti menggunakan uang tunai dalam transaksi antar individu
maupun transaksi pembayaran lainnya. Hanya saja dalam hal ini pihak penerima
juga harus memiliki media yang sama. Uang elektronik yang diterima baik oleh
individu maupun merchant, tetap berlaku sebagai uang elektronik tanpa perlu
diuangkan terlebih dahulu ke bank penerbit.
Uang elektronik yang ada di kartu dapat disetorkan kembali ke bank untuk
menambah saldo simpanan nasabah di bank. Hal ini dapat dilakukan tiap hari atau
setiap saat apabila diinginkan nasabah. Cara penyetorannya pun dapat dilakukan
melalui telepon sehingga tidak diperlukan kehadiran nasabah ke bank.
VIII. PENGEMBANGAN E-MONEY DAN KEBIJAKAN DI BEBERAPA
NEGARA
6
Pada tahun 1999, Bank for International Settlement (BIS) melalui Committee on Payment
and Settlement System telah mengeluarkan laporan hasil survei mengenai pengembangan
e-money di berbagai negara. Berikut ini uraian mengenai pengembangan e-money di
beberapa negara yang dikutip dari laporan tersebut sebagai bahan perbandingan.

6
Survey of E-Money Developments, Bank for International Settlements, Basel -1999
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 17
1. AMERIKA SERIKAT
a. Kebijakan Moneter dan Seigniorage
Produk e-money yang dikeluarkan oleh depository institution diperlakukan
sebagai mana simpanan pihak ketiga lainnya, tunduk kepada ketentuan
reserve requirement serta dimasukkan dalam perhitungan M1. Saat ini
Amerika tidak mempunyai otoritas kepada non-depository institution untuk
melaporkan outstanding e-money yang mereka keluarkan.
Saat ini, implementasi e-money diperkirakan tidak memberikan dampak
terhadap implementasi kebijakan moneter, demikian juga terhadap reserve.
Keadaan ini akan diperhatikan apabila outstanding e-money meningkat.
Pengembangan e-money, jika berhasil, diperkirakan akan mengurangi
permintaan akan uang kartal. Besarnya dampak pengurangan ini tentunya
tergantung pada permintaan akan e-money. Federal Reserve akan
mengakomodasi berkurangnya permintaan akan uang kartal.
b. Provider
Federal reserve dan Badan perbankan lainnya tidak membatasi institusi mana
saja yang dapat mengeluarkan e-money.
c. Pengawasan
Saat ini, Federal Banking Authorities sedang melakukan updating terhadap
prosedur pemeriksaan perbankan dengan memasukkan aspek
pengembangan electronic banking dan risiko yang terkait didalamnya.
d. Law Enforcement
Pada bulan Mei 1997, Financial Crimes Enforcement Network (Fin CEN)
salah satu biro di Departemen Keuangan Amerika telah mengeluarkan
ketentuan yang mengharuskan lembaga non-bank yang bergerak di bidang
jasa keuangan mendaftarkan ke Departement Keuangan.
e. Lain-lain
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 18
Pada bulan April 1996 Federal Reserve Board telah meninta komentar
publik (public comment) atas usulan untuk mengecualikan beberapa produk
stored value cards dari berbagai ketentuan yang terdapat dalam Regulation-
E. Regulation-E yang merupakan implementasi dari EFT-Act mengatur
perlindungan konsumen atas penggunaan electronic fund transfer. Pada bulan
September 1996, Kongres meminta Dewan Gubernur menyiapkan laporan
hasil evaluasi mengenai apakah ketentuan dalam EFT-Act dapat diterapkan
pada produk2 stored value cards tanpa memberikan dampak yang
merugikan terhadap biaya, pengembangan dan operasional dari produk-
produk tersebut. Laporan ini selesai pada bulan Maret 1997. Kajian tersebut
telah mempelajari cost dan benefit dari berbagai alternatif ketentuan, namun
tidak memberikan rekomendasi yang spesifik.
2. UNITED KINGDOM
Sejak 1 Juni 1998, Bank of England (BOE) tidak lagi bertanggung jawab terhadap
pengawasan bank. Fungsi pengawasan ini sekarang dipegang oleh lembaga baru
yaitu Financial Services Authority yang bertanggung jawab atas pengaturan
terhadap seluruh aktivitas financial services termasuk, asuransi, securities trading,
investment management, dan building society. Namun BOE masih berperan dalam
monitoring terhadap stabilitas sistem secara keseluruhan. BOE dan FSA
bekerjasama dalam kebijakan mengenai e-money.
a. Kebijakan Moneter dan Seigniorage
Sejak September 1997, BOE menerima laporan bulanan bank-bank
mengenai e-money yang mereka keluarkan. Sementara untuk lembaga non-
bank, baru akan diminta apabila jumlahnya dianggap sudah material. Pada
tahap awal, dampak e-money terhadap kebijakan moneter dan penghasilan
seigniorage dapat diabaikan. BOE tidak memperoleh dana dari pendapatan
seigniorage pendapatan ini merupakan pendapatan bagi Departemen
Keuangan.
b. Aspek Legal
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 19
Pengembangan e-money tidak bertentangan dengan Bank Charter Act 1844,
yang memberikan hak monopoly kepada bank sentral atas penerbitan uang
kartal di England dan Wales. Namun jika dikaitkan dengan Banking Act
1987, yang membatasi pengerahan dana kepada lembaga-lembaga tertentu,
posisi e-money secara umum menjadi tidak jelas. Beberapa skim
pengembangan e-money telah tercakup dalam Banking Act tersebut, namun
banyak juga hal-hal yang tidak tercakup di dalam Banking Act tersebut. Saat
ini pemerintah tengah me-review berbagai ketentuan mengenai financial
market and services, sebagai bagian dari proses untuk memindahkan
tanggung jawab pengaturan berbagai institusi kepada FSA.
c. Security
BOE mendukung penuh hasil kajian G10 Task Force mengenai Security of
Electronic Money (Sendrovic Groups). Assesment terhadap aspek security
dan sistem akan menjadi bagian dari pengawasan perbankan terhadap sistem
e-money (hal ini mungkin akan dilakukan oleh pihak ketiga yang
berkompeten).
d. Provider
Saat ini baru credit institution yang telah mengajukan permohonan untuk
mengeluarkan produk e-money di UK. Pengaturan mengenai provider masih
dalam pembahasan.
e. Pengawasan
Sementara ini, dalam melakukan pengawasan, FSA memasukkan dampak
pengembangan e-money terhadap risiko bank secara keseluruhan. Bagi
lembaga non-bank yang ingin mengeluarkan e-money, dianjurkan untuk
melakukan pendekatan kepada BOE dan FSA sejak dini untuk
mendapatkan legal advice apakah produk yang akan mereka keluarkan
tunduk kepada Banking Act atau tidak. Berdasarkan undang-ndang yang ada
saat ini, lembaga penerbit e-money yang bukan merupakan deposit taking
tidak tunduk pada pengawasan, kecuali apabila lembaga tersebut merupakan
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 20
anak perusahaan dari salah satu bank komersial, yang berarti juga tunduk
kepada pengawasan.
f. Lain-Lain
BOE saat ini mempertimbangkan bahwa masalah interoperability, standarisasi
dan perjanjian dengan card holder lebih baik diserahkan kepada kekuatan
pasar, namun BOE tetap berperan dalam mengawasi adanya market failure.
g. Produk Electronic Money
Produk e-money yang sudah ada di Inggris yaitu :
1) Card Based Produk : Mondex, Visa Cash
2) Network/Software Based Produk : Mondex, Barclaycoin, Magex
Wallet
3. AUSTRALIA
a. Kebijakan
Payment System Board-RBA saat ini tengah memformulasikan kebijakan
yang akan dikeluarkan sehubungan dengan e-money. RBA saat ini belum
menerapkan pengaturan berkaitan dengan smart cards dan e-commerce. Hal
ini mengingat RBA berpegang pada philosophy bahwa pengembangan dan
pengenalan teknologi baru hendaknya berjalan se-fleksibel mungkin. Namun
demikian, RBA tetap melakukan monitoring terhadap pengembangan-
pengembangan termasuk pengembangan produk-produk baru.
Issue-issue kebijakan lainnya sehubungan dengan pengembangan e-money
tercakup dalam pengaturan yang ada saat ini. Issue mengenai kompetisi
dimonitor oleh Australian Competition and Consumer Commission (ACCC).
Masalah perlindungan konsumen tunduk kepada pengaturan mengenai
perlindungan konsumen yang diawasi oleh Australian Securities and
Investments Commission (ASIC).
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 21
b. Produk Electronic Money
1) Card Based Produk : ECARD, Visa Cash, Telstra Phonecard,
Transcard, Mondex.
2) Network/Software Based Produk : eCash (dulu : DigiCash)
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 22
4. JEPANG
Uraian berikut merupakan hasil rekomendasi dari suatu kelompok kerja yang
dibentuk di bawah Financial System Research Council yang merupakan dewan
penasihat Menteri Keuangan :
a. Kebijakan Moneter
Meskipun secara teoritis penggunaan e-money secara luas dapat mengurangi
efektivitas kebijakan moneter, namun dampak makro ekonomi ini dapat
diatasi oleh bank sentral melalui operasi kebijakan moneter.
Pertumbuhan e-money yang cepat dan luas, bagaimanapun juga dapat
menyebabkan dampak yang tidak dapat diperkirakan dan tidak
menyenangkan bagi perekonomian. Oleh karena itu, untuk menjaga
efektivitas kebijakan moneter, bank sentral dan lembaga terkait lainya perlu
meminta data statistik e-money serta melakukan analisa dampaknya terhadap
perekonomian.
Luasnya penggunaan e-money dapat mengganggu kemampuan bank sentral
untuk mengendalikan tingkat suku bunga dan likuiditas perekonomian.
Dampak ini belum menjadi real concern, kecuali penggunaannya telah
meluas secara dramatis dalam periode yang singkat atau telah menggeser
peran uang tunai dalam jumlah yang besar. Namun demikian, seandainya
permasalahan ini terjadi, bank sentral dapat menggunakan reserve
requirement untuk mengatasinya.
b. Security
Kelengkapan security seperti cryptograhy dan tamper-resistant chip
merupakan komponen utama untuk mencegah penyalahgunaan e-money.
Security ini perlu dilengkapi pula dengan prosedur pengamanan seperti,
larangan untuk transfer antar kartu secara langsung, rekaman data transaksi
serta pembatasan jumlah yang dapat disimpan atau ditransfer.
c. Provider
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 23
Untuk membantu perkembangan sektor swasta dalam melakukan inovasi dan
penemuan teknologi, baik bank maupun lembaga non-bank harus dapat
mengeluarkan e-money.
d. Produk Electronic Money
1) Card Based Produk : Visa Cash, Super Cash, Mondex.
2) Network/Software Based Produk : Internet Cash, CyberCoin, Super
Cash.
5. THAILAND
a. Kebijakan Moneter dan Seigniorage
Penggunaan uang tunai dan cek masih merupakan alat pembayaran yang
paling popular di Thailand. Penggunaan e-money saat ini terutama untuk
pembayaran yang retail dan masih terbatas di sekitar kota Bangkok. Sejauh
ini berdasarkan pengamatan, produk e-money hanya dapat menggantikan
pengguanan koin dan uang kertas yang bernilai kecil. Oleh karena itu, saat ini
dianggap tidak mengurangi jumlah uang beredar secara significant. Sampai
saat ini Bank of Thailand (BOT) belum melakukan suatu kajian mengenai
kebijakan yang harus dilakukan seandainya pengembangan e-money
mengalami kemajuan yang menyebabkan dampak yang cukup significant
terhadap uang beredar dan seigniorage. BOT tidak memiliki rencana untuk
mengeluarkan produk e-money sendiri.
b. Provider
BOT menyadari bahwa produk e-money yang dikeluarkan oleh lembaga
keuangan non-bank tidak tunduk kepada pengaturan dan pengawasan BOT.
Namun BOT juga melihat bahwa pengaturan pada tahap awal, misalnya
dengan membatasi bank sebagai penerbit e-money, dapat menghambat
inisiatif dan inovasi sektor swasta khususnya dalam pengembangan teknologi.
Di sisi lain stabilitas sistem pembayaran perlu tetap dijaga. Oleh karena itu,
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 24
saat ini tengah dipelajari kebijakan mengenai lembaga yang dapat
menerbitkan e-money.
c. Produk Electronic Money
1) Card Based Produk : MicroCash, SCB Smart Card.
2) Network/Software Based Produk : belum ada
6. SINGAPORE
a. Kebijakan
Monetary Authority of Singapore (MAS) saat ini memandang produk e-
money sebagaimana produk tabungan lainnya. Di bawah UU Perbankan,
hanya bank yang boleh mengeluarkan e-money dengan persetujuan MAS.
UU tersebut juga mewajibkan bank untuk memelihara reserve dan likuiditas
terhadap produk e-money yang dikeluarkan. Selain itu, bank-bank yang
mengeluarkan e-money wajib memberikan laporan bulanan mengenai jumlah
dan outstnding e-money yang telah dikeluarkan. Sebelum memberikan
persetujuan kepada bank yang akan mengeluarkan e-money, MAS harus
memastikan bahwa bank tersebut telah membuat perlindungan yang baik bagi
nasabahnya. Dalam hal ini termasuk adanya sistem security yang kuat untuk
mencegah terjadinya kejahatan atau penyalahgunaan yang dapat
mengakibatkan kerugian
b. Produk Electronic Money
1) Card Based Produk : CashCard.
2) Network/Software Based Produk : belum ada
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 25
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Penggunaan e-money sebagai instrumen pembayaran elektronis harus
diantisipasi oleh Bank Indonesia. Kebijakan di berbagai negara sehubungan
dengan pengembangan e-money sangat bervariasi tergantung pada kerangka
pengaturan dan kebijakan moneter di negara masing-masing. Dari berbagai
issue yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa Bank Indonesia perlu
mengantisipasi kebijakan yang perlu diambil sehubungan dengan
pengembangan e-money, khususnya yang berkaitan dengan pengawasan
sistem pembayaran, efektivitas kebijakan moneter serta seigniorage.
1) Pengawasan Sistem Pembayaran
Sehubungan dengan kewenangan Bank Indonesia dalam pengawasan
jasa sistem pembayaran, hal-hal yang perlu mendapat perhatian antara
lain :
a) Lembaga yang dapat menerbitkan e-money
b) Penyelenggaraan kliring dan setelmen
c) Pengelolaan risiko
2) Efektivitas Kebijakan Moneter
Berkaitan dengan formulasi kebijakan moneter, hal yang perlu
dipertimbangkan apakah e-money akan dimasukkan dalam
perhitungan monetary aggregate, mengingat penggunaannya dapat
meningkatkan velocity of money yang dapat mempersulit penggunaan
monetary aggregate sebagai target atau indikator kebijakan moneter.
3) Seigniorage
Sehubungan dengan dampak terhadap seigniorage, maka kebutuhan
akan respon kebijakan bergantung pada seberapa besar e-money
menggantikan penggunaan uang tunai. Jika penggunaan e-money tidak
terlalu besar, penurunan pendapatan seigniorage dan pengurangan
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 26
neraca bank sentral relatif kecil. Dalam laporan BIS, beberapa
alternatif kebijakan yang dapat dilakukan sehubungan dengan dampak
terhadap seigniorage antara lain :
a) Memperluas cakupan reserve requirement dengan
memperlakukan e-money sebagai simpanan pihak ketiga lainnya
(tabungan, deposito) yang harus dicover dalam reserve
requirement.
b) Bank sentral ikut menerbitkan e-money, namun hal ini dapat
mengurangi tingkat kompetisi dan inovasi.
c) Memberikan bunga atas reserve bank-bank dengan harapan
bank-bank akan meningkatkan simpanannya di bank sentral.
b. Berkaitan dengan wewenang Bank Indonesia dalam menetapkan penggunaan
alat pembayaran, maka fasilitas yang ada pada e-money harus sedemikian
rupa sehingga memenuhi persyaratan keamanan dan efisiensi bagi pengguna.
Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian antara lain :
1) Teknologi security yang digunakan
2) Mekanisme pemindahan electronic value, apakah :
a) Akan dibatasi hanya untuk pembayaran dari customer ke
merchant, atau
b) Dimungkinkan untuk melakukan transfer antar individu
3) Perlu tidaknya pembatasan nilai yang dapat disimpan dan
ditransaksikan dengan menggunakan e-money
4) Currency yang diperbolehkan, apakah single currency atau multi
currency.
Paper Kaj ian Mengenai E- Money hal - 27
2. Saran
a. Secara umum, pemahaman Bank Indonesia terhadap e-money masih relatif
terbatas yang bersumber dari berbagai terbitan/artikel mengenai e-money.
Untuk lebih memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai e-money
kiranya perlu dilakukan diskusi/seminar dengan mengundang pakar-pakar
sistem pembayaran baik dari bank sentral lain atau lembaga internasional
seperti BIS serta dari beberapa pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
e-money seperti VISA dan MasterCard International serta melibatkan satuan
kerja dari sektor moneter dan perbankan.
b. Mengingat implikasi pengembangan e-money terhadap bank sentral
mencakup aspek moneter, perbankan dan sistem pembayaran, maka untuk
kajian selanjutnya mengenai e-money ini perlu dilakukan secara lintas
sektoral.
c. Berkaitan dengan pengawasan sistem pembayaran, konsep PBI mengenai
Jasa Sistem Pembayaran hendaknya sudah mengakomodasi pengaturan
mengenai e-money.
--- ooo ---

Anda mungkin juga menyukai