Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Terdapat beberapa jenis kerusakan non-karies di rongga mulut, diantaranya
adalah atrisi, abrasi, abfraksi, fraktur dan erosi.Walaupun kata-kata ini mempunyai
makna yang agak mirip tetapi dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya.Abrasi
disebabkan oleh karena adanya tenaga paksaan dari luar terhadap gigi seperti
menyikat gigi yang terlalu kuat.Atrisi adalah suatu keadaan dimana gigi-gigi rahang
atas dan rahang bawah saling beradu sehingga gigi menjadi aus. Abfraksi merupakan
kerusakan permukaan gigi pada daerah servikal akibat tekanan tensile dan kompresif
selama gigi mengalami flexure atau melengkung, contohnya sewaktu proses
pengunyahan. Fraktur adalah akibat dari proses pengunyahan dengan tekanan yang
tinggi serta penggunaan gigi bagi melakukan aktivitas seperti membuka penutup
botol.
1
Erosi diakibatkan oleh suatu proses kimia dimana terjadi hilangnya mineral
gigi yang pada umumnya disebabkan oleh zat asam. Erosi gigi harus dibedakan dari
karies gigi walaupun keduanya mempunyai kesamaan yaitu terjadinya
demineralisasi pada jaringan keras gigi akibat asam. Perbedaannya bahwa karies gigi
berasal dari asam yang merupakan hasil fermentasi karbohidrat sisa-sisa makanan
oleh bakteri dalam tubuh sedangkan erosi gigi terjadi karena proses kimia tanpa
melibatkan bakteri.
Zat asam penyebab erosi gigi dapat dibedakan menjadi zat asam intrinsik dan
zat asam ekstrinsik. Zat asam intrinsik berasal dari tubuh contohnya adalah
2

Universitas Sumatera Utara
refluxasam lambung ke rongga mulut. Zat asam ekstrinsik diperoleh dari makanan
atau minuman bersifat asam yang dikonsumsi secara berlebihan, mungkin juga
akibat obat yang bersifat asam yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama,
paparan klorin dari kolam renang, maupun paparan agen korosif dari pabrik.
Minuman yang bersifat asam seperti minuman berkarbonat merupakan salah
satu faktor eksternal penyebab erosi.
3,4,5
3
Minuman berkarbonat mengandungi 90% air,
gula, karbon dioksida (CO
2
), asam fosfor, asam sitrat, kaffein serta bahan perasa dan
pewarna. Kadar asam (pH) yang terkandung dalam minuman berkarbonat adalah
diantara 2,2-3,7, ini merupakan tahap yang paling asam. Setiap kali kita
mengonsumsi minuman berkarbonat memerlukan waktu 20 detik untuk bereaksi
dengan gigi.Efeknya mengakibatkan permukaan gigi menjadi kasar, dan dapat
dirasakan dengan menggunakan lidah.
6
Usia pertama kali terlihat adanya erosi pada gigi permanen sekitar 14 tahun.
Keadaan ini menyebabkan enamel gigi
mengalami erosi.
2

Menurut penelitian di Mashhad, prevalensi erosi gigi sebanyak 38,10% pada 483
siswa yang berumur 12 tahun, dan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap
jenis kelamin. Erosi gigi secara signifikan lebih tinggi pada remaja sekolah swasta
(p<0,001) dan di daerah terpencil (p=0,005). Bercak putihpada enamel adalah jenis
erosi gigi yang sering dijumpai (gigi insisivus sentralis 21,20%, gigi insisivus
lateralis 5,20%) dan dalam sebagian kasus, lebih dari setengah permukaan gigi yang
didiagnosa mengalami erosi gigi (24,40% gigi insisivus sentralis dan 5,20% gigi
insisivus lateralis).
3
Selain itu penelitian di China Selatan menyatakan setidaknya
satu permukaan gigi dengan tanda-tanda erosi temukan pada 416 remaja yang
Universitas Sumatera Utara
berumur diantara 12 - 13 thn (27,30%). Gigi yang paling sering terkena adalah gigi
insisivus (gigi insisivus sentralis kiri dan kanan rahang atas 16,30% dan 15,90%;
gigi insisivus sentralis kiri dan kanan rahang bawah 17,40% dan 14,80%), yang
54,60% merupakan erosi yang melibatkan hilangnya permukaaan enamel, 69,30%
memiliki erosi lebih dari satu setengah permukaan gigi. Hasil penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa remaja perempuan yang mengonsumsi minuman berkarbonat
seminggu sekali atau lebih, serta ibu-ibu yang mempunyai tahap pendidikan yang
rendah cenderung memiliki lebih banyak erosi gigi.
Perdagangan bebas dunia dalam waktu dekat akan berlaku dan arus
globalisasi serta informasi yang tidak dapat dibendung berpengaruh pada semakin
mudahnya makanan dan minuman impor masuk ke Indonesia. Keadaan ini
mempunyai dampak pada kecenderungan perubahan pola konsumsi dari makanan
dan minuman tradisional Indonesia ke makanan dan minuman impor.Gejala ini
tampak jelas pada masyarakat perkotaan khususnya remaja. Di Indonesia minuman
ringan memang belum terlihat banyak dikonsumsi oleh masyarakat tetapi pada
golongan tertentu terutama kaum remaja perkotaan konsumsi terhadap minuman
ringan cenderung terus meningkat.
7
Penelitian ini dilakukan pada siswa/i kelas VIII SMP Dharma Pancasila,
Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun,
karena kedua sekolah ini memiliki potensi yang berbeda dalam memperoleh
minuman ringan karena SMP Dharma Pacasila terletak di J l.Dr.Mansur (daerah kota)
dan SMP Negeri 34 Medan terletak di J l.Bridgen Katamso (daerah pinggiran). Selain
18
Universitas Sumatera Utara
itu untuk mendapatkan gambaran tentang kebiaasan mengonsumsi minuman ringan
pada remaja kedua sekolah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian adalah:
1. Bagaimana kebiasaan mengonsumsi minuman ringan pada siswa/i kelas
VIIIdi SMPDharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34 Medan,
Kecamatan Medan Maimun.
a) Apakah siswa/i kelas VIIIdi SMPDharma Pancasila Kecamatan Medan
Baru dan SMP Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimunmempunyai kebiasaan
mengonsumsi minuman ringan.
b) Apakah jenis minuman ringan yang sering dikonsumsi oleh siswa/i kelas
VIIIdi SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34 Medan,
Kecamatan Medan Maimun.
c) Bagaimana frekuensi mengonsumsi minuman ringan oleh siswa/i kelas
VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34 Medan,
Kecamatan Medan Maimun.
d) Bagaimana cara mengonsumsi minuman ringan oleh siswa/i kelas VIII
SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34 Medan,
Kecamatan Medan Maimun.
Universitas Sumatera Utara
e) Apa upaya siswa/i kelas VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan
Baru dan SMP Swasta Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun dalam
mencegah kerusakan gigi setelah konsumsi minuman ringan.
f) Bagaimana pengetahuan tentang bahaya minuman ringan terhadap
kesehatan gigi yang diketahui oleh siswa/i kelas VIII SMP Dharma Pancasila
Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun.
2. Bagaimana prevalensi erosi gigi dan tingkat keparahan erosi gigi pada
siswa/i kelas VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri
34 Medan, Kecamatan Medan Maimun.
3. Apakah ada hubungan frekuensi minum minuman ringan dengan erosi
gigi pada siswa/i kelas VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan
SMP Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun.

1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kebiasaan mengonsumsi minuman ringan pada siswa/i
kelas VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34
Medan, Kecamatan Medan Maimun.
a) Untuk mengetahui apakahsiswa/i kelas VIII di SMP Dharma Pancasila
Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan
Maimunmempunyai kebiasaan mengonsumsi minuman ringan
Universitas Sumatera Utara
b) Untuk mengetahui jenis minuman ringan yang paling sering dikonsumsi
oleh siswa/i kelas VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP
Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun.
c) Untuk mengetahui frekuensi konsumsi minuman ringan oleh siswa/i
kelas VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34
Medan, Kecamatan Medan Maimun.
d) Untuk mengetahui cara mengkonsumsi minuman ringan pada siswa/i
kelas VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34
Medan, Kecamatan Medan Maimun.
e) Untuk mengetahui upaya mencegah erosi pada gigi akibat konsumsi
minuman ringan siswa/i kelas VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru
dan SMP Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun.
f) Untuk mengetahui bahaya minuman ringan terhadap kesehatan gigi yang
diketahui oleh siswa/i kelas VIII SMPDharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan
Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun.
2. Untuk mengetahui prevalensi erosi gigi dan tingkat keparahan erosi gigi
pada siswa/i kelas VIIISMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP
Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun.
3. Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi konsumsi minuman ringan
dengan erosi gigi pada siswa/ikelas VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan
Baru dan SMP Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun.


Universitas Sumatera Utara
1.4Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat penelitian ini :
1. Dapat memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian bagi peneliti.
2. Sebagai data untuk penyuluhan pada siswa SMP Dharma Pancasila
Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun
tentang konsumsi minuman ringan.
3. Dapat digunakan sebagai sumber data dan informasi untuk melakukan
penelitian yang lebih lanjut pada masa yang akan datang.















Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai