Oleh : Balqis Bhaskara Putri (41713010063) FDSK/Desain Interior
KAMPUS MENARA BHAKTI Jl. Meruya Selatan, Kembangan Jakarta Barat 11650 Telp. 021 5840816 Fax. 021 5840813 E-mail: umb@mercubuana.ac.id http://www.mercubuana.ac.id KATA PENGANTAR
LUKISAN MARIE LOUISE ELISABETH VIGEE-LEBRUM
BIOGRAFI Nama pelukis ini adalah Marie Louise Elisabeth Vigee-Lebrum. Ia dilahirkan di Paris pada tahun 1755 dan merupakan anak dari pasangan Louis Vigee yaitu seorang pelukis potret minor dan Jeanne Maissin, seorang pendandan rambut. Ia merupakan seorang pelukis wanita yang terkenal dengan lukisan potretnya. Sejak kehilangan ayahnya pada usia 15 tahun, ia telah menafkahi ibu dan adik lelakinya dengan menjual hasil karya lukisannya serta telah menikah pada usia 20 tahun (1775). Ia sangat suka melukis potret dirinya sendiri ketika awal remaja seperti Self Potrait (1775) dan Self Potrait With Her Daughter (1789). Pada tahun 1778, ia telah melukis potret Permaisuri Marie Antoinette dan lukisan tersebut telah disimpan di Palace of Versailles. Pada tahun 1783 ia telah menjadi salah seorang ahli Academie Royale serta telah menghasilkan lebih dari 800 lukisan di kanvas. Ia pernah menghasilkan sebanyak 6 salinan lukisan yaitu dua yang disimpan di Perancis, satu telah dibakar atau dicuri oleh pihak British pada 1812, satu lagi disimpan di Catherine the Great tetapi lokasi tidak diketahui dan dua lagi lukisannya telah hilang. Reputasinya dalam bidang lukis ini berkembang dengan cepat karena mendapat permintaan dari sosialis seperti Count Schouvaloff, Countess dHarcourt, dan Count Orloff. Karena ia berada di Rusia selama 6 tahun, beliau telah banyak menghasilkan potret aritokrasi dan koleksi lukisannya telah dikumpul di National Museum of Women in the Arts. Pelukis ini pernah menghasilkan lukisan potret Putri Belozersky pada tahun 1798 ketika berada di St. Petersburg. Ia meninggal dunia pada tahun 1842 pada usia 87 tahun selepas kembali ke Paris pada tahun 1802. (Sumber: http://senitampakmalaysia.blogspot.com/2007/10/element-element-seni-pada-lukisan-marie.html)
ALIRAN KLASIK
KOMENTAR MENGENAI ASPEK WARNA
Dalam lukisan Elisabeth Vigee-Lebrum, penggunaan warnanya sangat kentara. Dapat dilihat dalam karyanya, ia mencoba menonjolkan objek utama dalam lukisan ini yaitu dirinya melalui penggunaan warna yang pekat dan terang. Dimana warna yang agak pudar dan cair; cokelat cair dan putih kekelabuan ditekankan pada bagian latar belakang potret ini. Ini bertujuan menunjukkan objek yang sedang dilukis olehnya yaitu potret dirinya sendiri yang menjadi fokus utama dalam lukisannya. Disini ia telah berhasil mewujudkan kesan kontra di antara objek utama dan sampingan. Warna yang pekat dan terang ini terutama warna merah dan hitam telah berhasil memberikan unsur kekuatan serta memberikan penegasan terhadap objek utama dan menonjolkan keceriaan terhadap diri pelukis. Warna yang cair dan agak pudar yang digunakan pada selain objek utama ini seolah-olah tidak begitu ditekankan dalam karya ini, menjadikan bagian tersebut sebagai sampingan dalam lukisan ini. Dengan adanya gabungan di antara warna-warna terang, pekat, cair, dan kelabu ini, satu nilai yang harmoni telah berhasil diwujudkan dalam lukisan ini. Selain itu dapat diperhatikan adanya unsur-unsur klasikal dengan permainan warna yang menarik. Penggunaan warna dalam potret ini tidak terlalu mencolok, hanya terlihat ringkas dan sederhana tetapi mampu menghasilkan suatu hasil karya yang indah dipandang.
LUKISAN CLAUDE OSCAR MONET
BIOGRAFI Pelukis Impresionis Perancis, Claude Oscar Monet, dilahirkan di Paris pada tanggal 14 November 1840. Namun, masa kecilnya dihabiskan di Le Havre tempat ayahnya membuka sebuah toko grosir. Pada usia 15 tahun, ia mulai menjual lukisannya di jalan dan 4 tahun kemudian memutuskan untuk menjadi pelukis dan pergi belajar di Academie Suisse, Paris. Setelah terpaksa mengikuti wajib militer, di tahun 1862 ia kembali ke Paris dan belajar di bawah bimbingan Charles Gleyre. Di tempat itu, ia bersahabat dengan Edouard Manet dan Pierre Renoir. Monet dikenal akan detail yang luar biasa pada karyanya, sapuan-sapuan kuas ringan, warna-warna yang berani, dan efek cahaya yang berubah-ubah. Sukses pertamanya dimulai dari Gaun Hijau, lukisan istrinya, Camille, yang diterima galeri salon. Namun karya-karya berikutnya selalu ditolak sehingga ia jatuh miskin dan terpaksa meminjam uang kepada teman- temannya untuk membeli peralatan melukis. Pada tahun 1874, Monet, Camille Pissarro, Edgar Degas, Paul Cezanne, dan beberapa pelukis lainnya membuat pameran di Paris. Ini lebih baik daripada memamerkannya di Salon Des Refuses. Pada tahun 1880, setelah istrinya meninggal, sebuah lukisan Monet diterima di Salon. Namun karena Monet tidak menyukai posisi yang diberikan pada lukisan itu, ia menolak memamerkan karyanya di sana lagi. Kata Impresionisme, sebuah gerakan yang berciri pengamatan langsung terhadap alam, berasal dari salah satu lukisan Monet, Impression, Sunrise (1872). Seorang kritikus mengatakan bahwa karya ini mengingatkannya pada hiasan dinding karena lukisan ini tampak seperti sketsa dan belum selesai. (Sumber: http://dayakomputerku.blogspot.com/2011/02/biografi-claude-monet.html)
ALIRAN IMPRESIONIS
KOMENTAR MENGENAI ASPEK WARNA
Saya suka karya ini karena dari segi warna, ia memberi warna harmoni yang menimbulkan suasana menarik dan gambaran tersebut diliputi dengan siang hari dan udara seperti warna putih, biru, dan kuning di langit dalam karya tersebut. Susunan dan tata letak objek-objek berhasil menimbulkan kesan ruang ilusi yang baik. Sebagai contoh menggunakan warna gelap dan warna putih untuk menimbulkan kesan ruang yaitu jarak yang di depan atau di belakang. Pada sudut kanan yaitu sungai dapat menonjol dari warna gelap sehingga menimbulkan gambaran kedalaman yang lebih dalam sedangkan warna putih menonjolkan sinar dari cahaya matahari. Selain itu, menggunakan warna sejuk untuk memberi suasana yang tenang dan nyaman.
The History of Color Warna telah diteliti dan digunakan lebih dari 2000 tahun sepanjang sejarah. Banyak peradaban di dunia yang telah bereksperimen dengan warna. Sampai saat ini pun, masih kita pelajari seberapa pentingnya warna di dalam kehidupan kita. Bangsa Mesir kuno tercatat telah menggunakan warna untuk penyembuhan. Mereka menyembah matahari, mereka berpikir bahwa tanpa adanya cahaya tidak akan ada kehidupan. Mereka melihat alam dan mengaplikasikannya terhadap aspek kehidupan mereka. Mereka mengaplikasikan warna hijau pada candi-candi seperti rumput yang kemudian tumbuh bersama sungai Nil. Biru juga merupakan warna yang sangat penting untuk orang Mesir, biru adalah warna langit. Mereka membangun kuil untuk penyembuhan melalui sinar matahari. Orang Yunani menganggap warna hanya sebagai ilmu. Hippocrates, meninggalkan sisi metafisik daru warna, dan hanya berkonsentrasi pada aspek ilmiah. Orang Cina juga tercatat menggunakan warna sebagai pengobatan. Beberapa penelitian awal dan teori tentang cahaya dilakukan oleh Aristoteles. Dia menemukan bahwa dengan mencampurkan dua warna, akan menghasilkan warna ketiga. Dia mencampurkan warna kuning dan biru, dan menghasilkan warna hijau. Plato dan Phytagoras juga mempelajari cahaya. Selama abad pertengahan, Paracelsus memperkenalkan kembali pengetahuan dan filosofi warna dengan menggunakan kekuatan sinar warna untuk penyembuhan diiringi music dan herbal. Sayangnya, karyanya diejek di Eropa. Sebagian manuskripnya dibakar, namun sekarang, orang-orang mengakuinya sebagai dokter terbesar dan penyembuh pada zamannya. Seorang pelopor dalam bidang warna, Isaac Newton tahun 1672 menerbitkan karya kontrovesialnya mengenai warna, dan 40 tahun kemudian karyanya itu bernama Opticks. Newton melewati seberkas cahaya matahari melalui prisma. Ketika cahaya keluar dari prisma tersebut, warnanya tidak putih, tetapi ada 7 warna: Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Indigo, dan Violet. Penyebaran sinar tersebut diberi nama disperse oleh Newton. Maka Newton menyimpulkan bahwa cahaya putih terdiri dari tujuh sinar yang berbeda.