Anda di halaman 1dari 30

1

KIMIA ANORGANIK II
OLEH :
A. A. BAWA PUTRA
PERTEMUAN 2
IKATAN IONIK
Ikatan yang terbentuk bila salah satu atom
yang bergabung melepaskan satu / lebih
elektron membentuk suatu ion positif,
selanjutnya elektron tersebut ditangkap
oleh atom lain sehingga terbentuk ion
negatif
Antara ion positif dan ion negatif yang
terbentuk akan terjadi gaya tarik
elektrostatik
2
Ikatan Ion
(interaksi ion positif dengan ion negatif)
3
Senyawa Ionik dapat berada dalam
fase gas, fase cair, dan fase padat
Senyawa ionik pada fase gas terdiri dari
pasangan-pasangan ion
Senyawa ionik pada fase cair terdiri dari
ion-ion positif dan ion-ion negatif yang
tersusun secara tidak teraturr (acak)
Senyawa ionik pada fase padat terdiri dari
ion-ion positif dan ion-ion negatif yang
tersusun secara teratur, bergantian, dan
berulang
4
Penggolongan Senyawa Ionik
(Berdasarkan jenis-jenis ion)
Senyawa ionik sederhana
Senyawa ionik yang mengandung kation
sederhana dan anion poliatomik
Senyawa ionik yang mengandung kation
poliatomik dan anion sderhana
Senyawa ionik yang mengandung kation
dan anion poliatomik
5
Pembentukan Senyawa Ionik
Ikatan Ion akan terbentuk antara dua atom
yang berikatan memiliki selisih
elektronegativitas cukup besar
Atom pertama mempunyai potensial ionisasi
rendah sehingga mudah melepaskan elektron
Atom kedua harus memiliki afinitas elektron
yang cukup besar sehingga mempunyai
kemampuan yang cukup besar pula
menangkap elektron yang terlepas tersebut
6
Pembentukan Senyawa Ionik Dalam Fase
Gas
Terbentuk dari atom-atomnya dalam fase gas
Terjadi transfer satu atau lebih elektron valensi
dari satu atom ke atom yang lain
Atom yang sebagian elektronnya pindah ke
atom lain akan menjadi ion positif (kation)
Sedangkan atom yang menerima elektron dari
atom lain akan menjadi ion negatif (anion)
Transfer elektron disertai terjadinya gaya tarik
antara kation dan anion sehingga terbentuk
pasangan ion
7
Dalam Tabel Periodik
Unsur-unsur Alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr)
dan Alkali Tanah (Be, Mg, Ca, Sr, Ba)
merupakan unsur-unsur yang mempunyai
elektronegativitas yang relatif rendah
segingga mudah menjadi Kation
Unsur-unsur Oksigen (O, S, Se, Te) dan
Halogen (F, Cl, Br, I) memiliki
elektronegativitas yang relatif tinggi
sehingga mudah menangkap elektron
8
Contoh :
Na (1s
2
2s
2
2p
6
3s
1
) Na
+
(1s
2
2s
2
2p
6
3s
0
) +1e
-
F (1s
2
2s
2
2p
5
) + 1e
-
F
-
(1s
2
2s
2
2p
6
)


Na + F NaF

Dalam proses ini terlihat bahwa jumlah
elektron yang mengelilingi Na maupun F
sama dengan jumlah elektron terluar gas
mulia (Aturan Oktet)
9
Yang Mempengaruhi Pembentukan Senyawa Ion :
Energi Sublimasi (S)
Energi yang diperlukan untuk mengubah 1 mol zat padat
menjadi atom gas
Energi Ionisasi Pertama (I)
Energi yang diperlukan untuk mengubah atom dalam bentuk gas
menjadi ionnya
Energi Disosiasi (D)
Energi yang diperlukan untuk memecahkan suatu ikatan kovalen
Afinitas Elektron (E)
Energi yang terlibat pada penambahan 1 elektron pada suatu
atom
Energi Kisi (U)
Energi yang terlibat pada pembentukan kristal dari ion-ionnya
dalam bentuk gas
10
Li
(s)
+ F
2(g)
LiF
(s)

Siklus Born Haber
Tahap 1
Li
(s)
Li
(g)
S = +155 kJ
Untuk mengubah 1 mol Li
(s)
menjadi Li
(g)
diperlukan
energi sublimasi sebesar 155 kJ (proses endoterm)
Tahap 2
F
2(g)
F
(g)
D = 79 kJ
Pemutusan ikatan mol F
2(g)
menjadi 1 mol F
(g)
diperlukan energi disosiasi sebesar 79 kJ (proses
endoterm)
11
Tahap 3
Li
(g)
Li
+
(g)
+ 1e
-
I = +520 kJ
Terjadi pelepasan 1 e
-
1 mol Li
(g)
menjadi Li
+
(g)

Pelepasan 1 e
-
ini memerlukan nenergi ionisasi sebesar
520 kJ (proses endoterm)

Tahap 4
F
(g)
+ e
-
F
-
(g)
E = -328 kJ
Pada perubahan atom Fluor dilepaskan energi sebesar
528 kJ (proses eksoterm) yang disebut Afinitas Elektron
12
Tahap 5
Li
+
(g)
+ F
-
(g)
LiF
(s)
U = 1016 kJ

Merupakan prose penggabungan 1 mol Li
+
(g)
dengan 1
mol F
-
(g)
menjadi 1 mol LiF
(s)

Penggabungan kedua ion ini dilepaskan energi
sebesar 1016 kJ (proses eksoterm) yang
disebut Energi Kisi
13
Energi Kisi Pembentukan LiF

Li
(s)
+ F
2(g)
LiF
(s)


F
(g)
F
-
(g)
+
Li
(g)
Li
+
(g)

14
+ e
-
- e
-
5

4
3
2

1
Energi
Pembentukan
Hukum Hess
H = H
1
+ H
2
+ H
3
+ H
4
+ H
5
= S + D + I - E - U
= (155 + 79 + 520 - 320 - 1016) kJ
= -590 kJ
15
Tarikan atau Gaya Tarik antara Kation dan
Anion dalam Senyawa Ionik disebut Ikatan
Ionik
Secara energetik, pembentukan senyawa ionik
dari atom-atomnya adalah menguntungkan
apabila :
Senyawa ionik yang terbentuk memiliki energi potensial
yang lebih rendah dibandingkan atom-atom
pembentuknya
Struktur yang diadopsi oleh senyawa ionik yang
terbentuk merupakan struktur yang memiliki energi
potensial yang terendah yaitu struktur dengan kestabilan
termodinamika terbesar
16
Kisi Kristal
Sel satuan Primitif / sel satuan sederhana
(P)
Sel satuan berpusat badan (I)
Sel satuan berpusat muka (F)
Sel satuan berpusat pada semua muka (F)
Sel satuan berpusat pada dua muka (A, B,
atau C)
17
Letak Atom Pada Sel Satuan
Atom yang terdapat pada pojok sel satuan
Merupakan milik dari 8 sel satuan
Sehingga fraksi atom yang dimiliki oleh sebuah sel satuan hanya
1/8 bagian
Atom pada pusat sel satuan
Sepenuhnya milik sel satuan tersebut
Atom pada pusat muka
Milik dari 2 sel satuan yang berdekatan
Sehingga fraksi atom yang dimiliki oleh sebuah sel satuan hanya
bagian
Atom terletak pada pada pusat sisi
Atom tersebut milik 4 sel satuan yang berdekatan
Sehingga fraksi atom yang dimiliki oleh sebuah sel satuan hanya
bagian
18
Sel Satuan Primitif (P)










19
Sel Satuan Berpusat Badan (I)










20
Sel Satuan Berpusat Muka (F)










21
Struktur Kristal Senyawa Ion
Linier
Tetrahedral
Segitiga Planar
Oktahedral
Heksagonal
Kubus

22
Kisi Kristal Senyawa Ion
Natrium klorida (NaCl)
Sesium klorida (CsCl)
Zink sulfida (ZnS)
Fluorit CaF
2
)
Rutil (TiO
2
)
Perovskit (SrTiO
3
)
23
Massa Jenis Kristal Ionik
Massa Jenis Hasil Eksperimen /
Observasi (D
obs
)

Massa Jenis Teoritik / Hasil
Perhitungan (D)
24
Massa Jenis Hasil Eksperimen /
Observasi (D
obs
)
Hasil bagi massa danb volume kristal
hasil pengukuran

m
D
obs
=
V
25
Massa Jenis Teoritik /
Hasil Perhitungan (D)
Diperoleh berdasarkan data
kristalografi

Merupakan massa jenis kristal
apabila di dalam kristal tersebut
dianggap tidak ada cacat apapun

26
Massa Kristal
D =
Volume Kristal

FW x Z
D =
V x N

27
Dimana :
FW adalah massa rumus
Z adalah jumlah spesies dalam sel
satuan
V adalah volumesel satuan
N adalah bilangan Avogadro

28
Apabila volume sel satuan dinyatakan
dalam satuan A
o3
dan massa jenis
teoritik dalam g/cm
3
maka dapat
dihitung berdasarkan :

FW x Z x 1,66
D =
V

29
30

Anda mungkin juga menyukai