Anda di halaman 1dari 14

LAC8An

kAk1Lk kANGkAIAN LIS1kIk


ALIkASI 1kANSIS1Ck

ulsusun sebagal 1ugas MaLa ela[aran LaboraLorlum LlsLrlk uasar



ke|as L1 2D
ke|ompok 6
vlLo 1afwldh 8aharso (33910117)
Zalnal Anshorl (33910118)



8CC8AM S1uul 1Lknlk LlS18lk !u8uSAn 1Lknlk LLLk18C
CLl1Lknlk nLCL8l SLMA8AnC
2011

1. Tujuan
Setelah selesai melakukan praktik kali ini, diharapkan praktikan dapat :
a. Membuat aplikasi transistor dalam rangkaian peka cahaya.
b. Membuat aplikasi transistor dalam pengukuran atau pemantauan temperatur.
c. Membuat aplikasi transistor untuk rangkaian waktu tunda.

. Pendahuluan
Dengan mempelajari karakteristik transistor, maka transistor dapat dioperasikan dalam berbagai
keperluan, misalnya digunakan sebagai pengontrol atau dapat juga sebagai penguat. Tentu hal ini
tidak lepas dari sistem pemberian bias pada transistor tersebut. Dalam sistem pembiasan transistor,
hal yang perlu diperhatikan adalah antara base emitor harus mendapat bias maju sedangkan antara
kolektor basis mendapat bias mundur.
Dalam percobaan ini transistor akan digunakan untuk mengendalikan lampu atau alat yang
membutuhkan arus cukup besar, sedangkan masukannnya adalah transduser yang berubah
resistansinya apabila mendapat perubahan besaran. Transduser yang digunakan adalah LDR yaitu
transduser yang akan berubah resistansinya bila cahaya yang mengenainya berubah dan NTC yaitu
transduser yang berubah nilai resistansinya jika panas yang mengenainya berubah. Transduser-
transduser ini akan berIungsi sebagai pengatur arus basis, sehingga dengan perubahan arus basis
kecil akan dapat mengakibatkan perubahan arus kolektor yang cukup besar.
Pad saat nilai resistansi transduser besar, maka pada basis transistor akn mendapat teganagan
yang relatiI kecil sehingga transistor dalam kondisi mati, arus kolektor yang mengalir sangat kecil
sehingga lampu/beban tidak mendapat teganagan. Pada saat resistansi transduser kecil, pembagi
tegangan pada basis akan menghasilkan tegangan maju yang cukup untuk menghidupkan transistor,
karena arus basis yang cukup besar maka transistor ON, akibatnya arus kolektor mengalir dan
mengakibatkan lampu beban mendapat tegangan.
Faktor-Iaktor yang harus diperhatikan adalah perbedaan resistansi pada transduser dan resistor
pembagi teganagan harus cukup menghasilkan arus yang mampu mendorong transistor pada kondisi
ON dan arus kolektor yang mengalir maksimum.






. Peralatan dan Bahan

No Nama Jumlah Keterangan
1 Power Supply DC 1 Baik
2 Multimeter analog 2 Baik
3 Resistor
- 10 O
- 47 O
- 47k O
- 100k O


1
1
1
1
Baik
4 Transistor
- AC 187

1

Baik
5 Kabel penghubung 20 Baik
6. Kapasitor
- 100 F
- 470 F

1
1

Baik
Baik


4. Foto Peralatan dan bahan
1. Power Supply DC . Kabel Penghubung

















. Multimeter Analog 4. Resistor














5. Kapasitor


















. Thermistor










7. Transistor











8. LDR 10. Lampu '

. Gambar Kerja


ambar 8.1 Rangkaian Pendeteksi Cahaya


Cambar 82 ulagram 8angkalan emanLau 1emperaLur



Cambar 83 ulagram 8angkalan Saklar WakLu
7. Langkah Kerja
6.1 Rangkaian Pendeteksi Cahaya
1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 8.1













2. Atur tegangan catu daya 9 volt.
3. Ukur tegangan basis V
BE
dengan kolektor V
CE
saat lampu mati.
4. Siapkan lampu pijar, hubungkan dengan sumber tegangan sampai menyala.
5. Dekatkan lampu tersebut dengan LDR, sampai lampu beban menyala.
6. Ukurlah kembali tegangan basis dan tegangan kolektor.
7. Amati kerja rangkaian gambar 8.1 , setelah itu matikan sumber tegangan.









6.2 Rangkaian Pemantau Temperatur
1. Rakitlah rangkaian seperti pada gambar 8.2

NTC PTC












2. Atur tegangan catu daya 9 V.
3. Ukur tegangan basis V
BE
dan tegangan kolektor V
CE
saat lampu mati.
4. Siapkan solder daya rendah 20/25 Watt.
5. Panaskan NTC sampai lampu menyala.
6. Ukur kembali tegangan basis V
BE
dan tegangan kolektor V
CE
.
7. Amati kerja rangkain 8.2, setelah itu matikan sumber.









6.3 Saklar Waktu
1. Rakitlah rangkain seperti pada gambar 8.3

2. Atur tegangan catu daya 9 Volt.
3. Siapkan stopwatch untuk mengukur waktu.
4. Untuk R 47K O dan C 100 F ukurlah waktu antara saklar ditekan dengan lampu
menyala.
5. Ulangi langkah 4 untuk 47K O dan C 470 F , 100K O dan C 100 F , 100 KO
dan C 470 F.
6. Catat hasil dalam tabel 8.1
7. Kembalikan potensiometer pada posisi semula.
8. Setelah selesai matikan semua peralatan.







7 Lembar Kerja

1. Rangkaian Pendeteksi Cahaya
a. Kondisi Lampu Mati
V
BE
25 mV
V
CE
8,5 V
b. Kondisi Lampu Hidup
V
BE
0,35 V
V
CE
0,15 V

2. Rangkaian Pemantau Temperatur
a. Kondisi Lampu Hidup
V
BE
0,4 V
V
CE
75 mV
b. Kondisi Lampu Mati
V
BE
0,9 V
V
CE
20 mV

3. Saklar Waktu
Tabel 8.1
kapaslLor
( l)
WakLu (deLlk)
33k 100k
100 112 217
470 141 32








TTa Transistor Yang dipakai : AC 187
8 Analisa Data
Transistor dapat digunakan sebagai saklar electromagnet, menghidupkan dan mematikan
lampu dengan sensor (LDR, thermistor) ataupun dengan saklar dan kapasitor (rangkaian
tunda waktu). Pada saat nilai resistansi LDR atau thermistor besar, maka pada basis
transistor akan mendapat tegangan yang kecil sehingga transistor mati. Pada saat nilai
resistansi LDR atau thermistor kecil, sehingga tegangan pada basis cukup untuk
menghidupkan transistor karena arus basis cukup besar. Ketika transistor ON maka
lampu juga ON.


9 Pertanyaan Dan Tugas
1. Terangkan cara kerja dari rangkaian percobaan alarm peka cahaya dan percobaan
pemantau temperature !
2. Pada percobaan saklar waktu, mengapa lampu menyala secara periodic ?
3. Bagaimana hubungan antara waktu tunda dan pemasangan kombinasi RC ?
4. Beri analisa hasil percobaan saudara !
5. Berikan kesimpulan !

Jawaban
1. a. Cara Kerja Rangkaian Percobaan Alarm Peka Cahaya :
Ketika kondisi gelap dan LDR tidak mendapat cahaya maka lampu akan mati. Hal ini
karena nilai resistansi LDR besar sehingga arus basis sangat kecil (tidak memenuhi
arus kerja transistor).
Ketika kondisi terang dan LDR mendapat cahaya, lampu akan menyala. Hal ini
karena nilai resistansi LDR menjadi kecil sehingga arus basis menjadi besar dan
memenuhi arus kerja transistor.
b. Cara Kerja Rangkaian Percobaan Pemantau Temperatur :
- Ketika suhu dingin maka tahanan pada NTC tinggi sehingga menyebabkan lampu
mati.
- Ketika suhu pada NTC panas, tahanan pada NTC rendah sehingga lampu menyala.

2. Pada percobaan saklar waktu lampu menyala secara periodik, karena terjadi
penundaan waktu yang disebabkan oleh pengisian muatan di kapasitor yang cukup
lama dan dibutuhkan waktu untuk melepas muatan dari kapasitor sehingga terjadi
penundaan waktu nyalanya waktu.

3. Hubungan antara waktu tunda dengan pemasangan kombinasi RC.
a. Semakin besar nilai resistansi dengan kapasitor yang sama, maka semakin lama
tunda nyala lampu.
b. Semakin besar nilai kapasistansi kapasitor dengan nilai resistansi yang sama,
maka semakin lama tunda nyala lampu.
c. Semakin besar nilai resistansi dengan kapasistansi, maka semakin lama tunda
nyala lampu.

4. Analisa Data
Transistor dapat digunakan sebagai saklar electromagnet, menghidupkan dan
mematikan lampu dengan sensor (LDR, thermistor) ataupun dengan saklar dan
kapasitor (rangkaian tunda waktu). Pada saat nilai resistansi LDR atau thermistor
besar, maka pada basis transistor akan mendapat tegangan yang kecil sehingga
transistor mati. Pada saat nilai resistansi LDR atau thermistor kecil, sehingga
tegangan pada basis cukup untuk menghidupkan transistor karena arus basis cukup
besar. Ketika transistor ON maka lampu juga ON.

5. Kesimpulan
1. Pada rangkaian alarm peka cahaya ketika kondisi gelap, lampu mati dan ketika
kondisi terang, lampu hidup.
2. Ketika kondisi gelap, tahanan pada LDR besar, ketika kondisi terang, tahanan
pada LDR kecil.
3. Pada rangkaian pemantau temperature ketika dingin, lampu akan mati dan ketika
panas, lampu akan hidup.
4. Ketika kondisi dingin, tahanan pada NTC besar dan ketika kondisi panas, tahanan
pada NTC kecil.
5. Semakin besar nilai resistansi dengan nilai kapasistansi yang sama, semakin lama
waktu tunda dari nyala lampu/
6. Semakin besar nilai kapasistansi dengan nilai resistansi yang sama, semakin lama
waktu tunda nyala lampu.
7. Kombinasi antara LDR dan transistor dapat digunakan sebagai aplikasi saklar
yang bekerja berdasarkan cahaya yang menyinari.
8. Kombinasi antara PTC/NTC dengan transistor dapat berIungsi sebagi saklar yang
yang bekerja berdasarkan suhu.
9. Aplikasi penerangan lampu jalan dapat dilakukan dengan merangkai rangkaian
kombinasi antara LDR, Kontaktor dan LDR.


10 Kesimpulan
1. Pada rangkaian alarm peka cahaya ketika kondisi gelap, lampu mati dan ketika
kondisi terang, lampu hidup.
2. Ketika kondisi gelap, tahanan pada LDR besar, ketika kondisi terang, tahanan pada
LDR kecil.
3. Pada rangkaian pemantau temperature ketika dingin, lampu akan mati dan ketika
panas, lampu akan hidup.
4. Ketika kondisi dingin, tahanan pada NTC besar dan ketika kondisi panas, tahanan
pada NTC kecil.
5. Semakin besar nilai resistansi dengan nilai kapasistansi yang sama, semakin lama
waktu tunda dari nyala lampu/
6. Semakin besar nilai kapasistansi dengan nilai resistansi yang sama, semakin lama
waktu tunda nyala lampu.
7. Kombinasi antara LDR dan transistor dapat digunakan sebagai aplikasi saklar yang
bekerja berdasarkan cahaya yang menyinari.
8. Kombinasi antara PTC/NTC dengan transistor dapat berIungsi sebagi saklar yang
yang bekerja berdasarkan suhu.
9. Aplikasi penerangan lampu jalan dapat dilakukan dengan merangkai rangkaian
kombinasi antara LDR, Kontaktor dan LDR.

Anda mungkin juga menyukai