Anda di halaman 1dari 6

1.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dan sangat ditentukan oleh ketersediaan
sumber daya alam yang dimilikinya. Jelaskan bagaimana pandangan saudara terhadap
pernyataan tersebut!

Jawab: Semakin cepat pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak barang sumber daya yang
diperlukan dalam proses produksi. Pada gilirannya akan mengurangi tersedianya sumber daya
alam yang ada di dalam bumi karena barang sumber daya itu harus diambil dari tempat
persediaan sumber daya alam. Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan yang positif
antara jumlah dan kuantitas barang sumber daya dan pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya
ada hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya sumber daya alam yang
ada di dalam bumi.
Sumber daya alam merupakan faktor input dalam kegiatan ekonomi. Namun demikian,
pengertian sumber daya alam tidak terbatas sebagai faktor input saja karena proses produksi akan
menghasilkan output (misalnya limbah) yang kemudian menjadi faktor input bagi kelangsungan
dan ketersediaan sumberdaya alam. Sumberdaya alam menghasilkan barang dan jasa untuk
proses industri yang berbasis sumber daya alam maupun yang langsung dikonsumsi oleh rumah
tangga.
Antara pertumbuhan ekonomi dan persediaan sumberdaya mempunyai hubungan yang
negatif artinya semakin cepat pertumbuhan ekonomi suatu perekonomian akan semakin menipis
tersedianya sumberdaya alam di negara yang bersangkutan. Terdapat hubungan yang positif
antara pembangunan ekonomi dan pencemaran lingkungan, semakin giat pembangunan ekonomi
maka semakin tinggi pula derajat pencemaran lingkungan.
Sumberdaya alam dan lingkungan memberikan peranan terhadap kegiatan ekonomi.
Kebutuhan baik itu rumah tangga maupun perusahaan kesemuanya dipastikan diperoleh dari
alam, dimana perusahaan akan meningkatkan nilai ekonomi (Added-Values) dari sumberdaya
alam dan lingkungan yang di eksploitasi dengan cara memproduksinya. Dari hasil produksi akan
ada dua produk yang dihasilkan yang pertama produk konsumsi dan yang kedua sisa hasil
produksi (residu). Dan sisa dari kegiatan ekonomi tersebut akhirnya kembali ke alam baik dalam
bentuk padat, cair maupun gas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan sumber daya alam, antara lain
adalah faktor sosial dan budaya, teknologi dan keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi dapat
meningkatkan dan menghambat penggunaan sumber-sumber alam. Keadaan ekonomi dapat
meningkatkan penggunaan sumber-sumber alam apabila didukung oleh faktor-faktor lain.
Namun keadaan ekonomi dapat menghambat penggunaan sumber-sumber alam apabila tidak
didukung tersedianya faktor-faktor lain, seperti adanya organisasi yang kurang baik, distribusi
yang kurang baik, bentuk pasar kurang tepat dan ketergantungan pada ekspor.
Menurut Baldwin dan Meier, agar perkembangan ekonomi dapat berjalan seperti yang
diharapkan, ada beberapa syarat yaitu adanya kekuatan dari dalam masyarakat itu sendiri, adanya
mobilitas faktor produksi, akumulasi kapital, kriteria dan arah investasi yang sesuai dengan
kebutuhan, penyerapan kapital dan stabilitas nilai-nilai serta lembaga-lembaga yang ada. Untuk
perkembangan ekonomi suatu negara antara faktor-faktor ekonomi dan nonekonomi mempunyai
peranan yang seimbang, karena antara keduanya saling ketergantungan dan saling melengkapi,
sebab kemakmuran ekonomi itu hanya sebagian saja dari kemakmuran sosial. Untuk
mengalokasikan kapital terlebih dahulu harus ditiadakan kriteria dan arah investasi, namun
pemilihan ini tidak mudah maka ada 3 hal dapat dipergunakan sebagai pedoman yakni:
Penempatan investasi diusahakan pada kondisi capital output ratio-nya rendah Proyek-proyek
yang dipilih harus dapat memaksimisasikan tenaga kerja (produktivitas tenaga kerja yang
tertinggi). Investasi hendaknya mengurangi kesulitan-kesulitan neraca pembayaran internasional
sehingga dapat memaksimisasikan perbandingan antara ekspor dan investasi.
Todaro (2000) menjelaskan bahwa ada tiga faktor atau komponen utama dalam
pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, yaitu :

1. Akumulasi Modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan
pada tanah, peralatan fisik dan sumbersaya manusia.
2. Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selanjutnya dengan sendirinya membawa
pertumbuhan angkatan kerja
3. Kemajuan teknologi.

Akumulasi modal (capital accunulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan
ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan.
Akumulasi modal akan menambah sumberdaya baru (contohnya, pembukaan tanah-tanah yang
semula tidak digunakan) atau meningkatkan kualitas sumberdaya (misalnya, perbaikan sistim
irigasi, pengadaan pupuk, pestisida).
Todaro (2000) menjelaskan bahwa akumulasi modal (Capital Accumulation) terjadi
apabila sebagian pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar
output dan pendapatan dikemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan
bahan baku meningkatkan stok modal secara fisik suatu negara (yakni nilai riil netto atas seluruh
barang modal produktif secara fisik) dan hal itu jelas memungkinkan akan terjadinya
peningkatan output dimasa-masa mendatang. Investasi dalam pembinaan sumberdaya manusia
juga meningkatkan kualitasnya sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif yang
sama terhadap angka produksi, bahkan akan lebih besar lagi mengingat terus bertambahnya
jumlah manusia.


2. Sumber daya pertanian termasuk dalam sumber daya yang dapat pulih. Bagaimana
pemanfaatannya agar sumber daya pertanian dapat menunjang perekonomian secara
sustainable?

Jawab: Pertanian Berkelanjutan adalah keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk
kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan
meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Secara umum sumber
daya alam dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yang disebut sebagai kelompok stock
dan kelompok flow. Pada kelompok stok sumber daya ini dianggap memiliki cadangan yang
terbatas sehingga eksploitasi terhadap sumber daya tersebut akan menghabiskan cadangan
sumber daya. Apa yang kita manfaatkan sekarang mungkin tidak lagi tersedia di masa
mendatang. Dengan demikian sumber daya stok tidak dapat diperbaharui (non reneweble) atau
terhabiskan (exhaustible). Termasuk dalam kelompok ini antara lain sumber daya mineral,
logam, minyak dan gas bumi. Kelompok kedua adalah sumber daya alam yang kita sebut flows
(alur). Pada jenis ini sumber daya ini jumlah kuantitas fisik dari sumber daya berubah sepanjang
waktu. Berapa jumlah yang kita manfaatkan sekarang bisa mempengaruhi atau bisa juga tidak
mempengaruhi ketersediaan sumber daya di masa mendatang. Dengan kata lain sumber daya
jenis ini dikatakan dapat diperbaharui (reneweble). Dalam kelompok sumber daya ini, untuk
regenerasinya ada yang tergantung pada proses biologi dan ada yang tidak. Ikan dan hutan
misalnya termasuk dalam kelompok sumber daya yang regenerasinya tergantung pada proses
biologi (reproduksi). Sementara energi surya, gelombang pasang surut, angin, udara, dan
sebagainya termasuk dalam kelompok sumber daya alam yang tidak tergantung pada proses
biologi. Namun perlu dicatat bahwa meskipun ada sumber daya yang bisa melakukan proses
regenerasi, jika titik kritis kapasitas maksimumn regenerasinya sudah dilewati, sumber daya ini
akan berubah menjadi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui.
Pengelompokan jenis sumber daya seperti yang dipaparkan di atas adalah
pengelompokan berdasarkan skala waktu pembentukan sumber daya itu sendiri. Sumber daya
alam dapat juga diklasifikasikan menurut jenis penggunaan akhir dari sumber daya tersebut.
Hanley et al. (1977) misalnya, membedakan antara sumber daya material dengan sumber daya
energi.
Secara umum pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan output barang
atau jasa yang dihasilkan dalam aktivitas ekonomi suatu kelompok masyarakat dalam periode
waktu tertentu. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi dilaksanakan berbagai kegiatan
pembangunan.
Kegiatan Pembangunan merupakan upaya mengkombinasikan kemampuan, sumberdaya,
dan aset dalam paket tertentu sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh hasil atau nilai
tambah yang lebih baik. Dalam menggunakan sumberdaya tersebut, lebih-lebih untuk
sumberdaya alam, ada batas-batas tertentu yang tidak dapat dilampaui. Batas-batas ini disebut
sebagai nilai kritis atau ambang keberlanjutan (sustainability threshold) dari sumberdaya yang
bersangkutan. Apbila eksploitasi suatu sumberdaya alam melebihi nilai kritisnya akan
mengakibatkan keberlanjutan produksi sumberdaya alam yang bersangkutan terhambat dan
keseimbangan lingkungan terganggu.
Menusia tergantung pada ekosfir tidak hanya karena keperluan biologisnya semata
(misalnya keperluan oksigen, air, makanan dan sebagainya), tetapi juga untuk aktivitas
produktifnya yang berlangsung sebagai upaya mengejar pertumbuhan ekonomi dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara kontinyu. Jadi manusia dalam aktivitasnya
cenderung menimbulkan dampak pada lingkungannya.
Dalam berbagai kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan di Indonesia telah
dicapai keberhasilan dalam berbagai sektor. Petunjuk utama tentang hal itu adalah dari
kemajuan tekhnologi, keberhasilan berbagai program dari berbagai sektor, peningkatan poduksi,
dan peningkatan produktivitas rata-rata. Namun untuk mengatakan bahwa pertumbuhan dan
pembangunan secara luas telah mencapai tingkat yang sustainable tidaklah seluruhnya benar.
Pembangunan yang sustainable (berkelanjutan) adalah usaha untuk meningkatkan laju
pertumbuhan hasil pembangunan agar dapat selalu bersesuaian dengan laju pertumbuhan
tuntutan kebutuhan hidup manusia terhadap produksi berbagai sektor, pada saat ini dan masa
masa yang akan datang. Menurut Anwar dkk (1991) banyak aspek yang saling terkait yang harus
dipertimbangkam, paling tidak ada empat aspek utama yaitu 1) produktivitas, 2) term of trade, 3)
transformasi struktural dan 4) ketersediaan sumberdaya alam.
Produktivitas di masing-masing sektor pembangunan tidaklah sama, demikian pula
dampak dari masing-masing sektor tersebut terhadap pembangunan dan juga konsekuensi yang
ditimbulkan dari pilihan sektor tersebut terhadap sumberdaya alam dan lingkungan.
Dengan demikian usaha memacu terus sektor pertanian bukanlah hal yang rasional
karena pada tingkat tertentu akan menghadapi cost constrain, yaitu tingkat dimana biaya di
sektor industri lebih murah untuk usaha menghasilkan unit output yang sama. Pemaksaan ke
sektor pertanian di tingkat ini hanyalah berarti pemborosan sumberdaya alam yang digunakan
sebagai input faktornya. Term of trade sektor pertanian menunjukkan kecenderungan terus
menurun dari tahun ke tahun. Penyebabnya adalah bahwa jumlah penduduk yang diperkirakan
meningkat terus, mulai memperlihatkan tendensi menurun. Sementara itu surplus produksi
pertanian tidak bisa dihindarkan akibatnya adalah terjadi excess suplai dan lebih jauh lagi harga
akan merosot tajam. Dalam keadaan demikian permasalahan utama sektor pertanian bukanlah
pada sisi suplai (meningkatkan produksi) melainkan pada sisi demand dan tataniaga produk
tersebut.
Transformasi struktural merupakan gejala alamiah yang mengikuti usaha memacu
pertumbuhan ekonomi. Transformasi struktural dicapai melalui peningkatan produktivitas
tenaga kerja dan transfer tenaga kerja dari sektor yang produktivitasnya rendah ke tinggi.
Dengan demikian usaha memacu pertumbuhan sektor pertanian harus dibarengi juga dengan
usaha-usaha untuk mengantisipasi hal tersebut. Yaitu dengan melalui pemilihan sistem
pendidikan dan sistem pembangunan ekonomi yang tepat. Sistem Pendidikan yang diperlukan
adalah yang mampu menngkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja di sektor pertanian
sehungga dalam transformasi dapat terserap oleh sektor industri yang relatif memerlukan
kualifikasi pendidikan yang lebih baik. Sistem pembangunan Ekonomi adalah yang mampu
menciptakan lapangan kerja yang lebih luas di sektor non primer dengan produktivitas yang
lebih tinggi. Yang terakhir, pertimbangan untuk memacu pertumbuhan sektor pertanian haruslah
pula consern dengan masalah ketersediaan sumberdaya alam. Intensifikasi dan ekstensifikasi di
sektor pertanian yang dilaksanakan secara terus menerus pada gilirannya akan menyebabkan
sumberdaya alam yang tersedia makin sedikit dan beban lingkungan makin berat.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut dapatlah disimpulkan bahwa
pertumbuhan sektor pertanian agar bersifat sustainable haruslah dinamis tidak statis. Dari waktu
ke waktu jenis dan intensitasnya dapat berubah sesuai dengan landasan pertimbangan yang
menjadi backgroundnya. Sehingga dengan demikian tingkat kelanjutan yang akan dicapainya
juga bersifat dinamis dan tentatif.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan suatu usaha untuk mewujudkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat/affluent society dengan memperhatikan dan memelihara
sumber daya alam atau planet bumi agar di kemudian hari tidak terjadi deteriorasi ekologis, soil
depletion dan penyusunan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Masalahnya bagi
negara yang sedang berkembang, seperti negara kita Indonesia adalah bagaimana dapat
meningkatkan pemenuhan kebutuhan bagi orang-orang miskin melalui kegiatan pembangunan
ekonomi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan.
Kebijaksanaan pengelolaan, pemanfaatan, pengembangan dan pelestarian sumber daya
alam dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan menurut Hadi Prayitno dan Budi Santosa
(1996, ha1147-156), minimal haruslah memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: menghormati
dan memelihara komunitas kehidupan,memperbaiki kualitas hidup manusia, melestarikan daya
hidup dan keragaman bumi Menghindari pemborosan sumber-sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui, berusaha tidak melampaui kapasitas daya dukung bumi, mengubah sikap dan gaya
hidup orang per orang dan mendukung kreativitas masyarakat untuk memelihara lingkungan
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai