3.1 Hasil Biaya Dan Pendapatan Pertanian Desa Mekar Jaya Kecamatan Baros Kabupaten Serang Dengan Luas Lahan 0.25 Ha : Biaya dan Penerimaan : 1. Penerimaan Produksi total 7.130 kg Harga Rp. 2.300 /kg x Penerimaan Rp. 16.399.000
2. Biaya a. Biaya Variabel Benih Rp. 385.000 Pupuk Kimiawi Rp. 2.375.000 Pestisida Rp. 744.000 Tenaga Kerja Luar (58,4 HOK) Rp. 2.920.000 + Jumlah Variabel Rp. 6.424.000
Biaya Variabel per unit : Total biaya variabel = Rp. 6.424.000 Produksi total 7130 kg = Rp. 901/kg
b. Biaya Tetap Harga Barang Rp 812.000 Harga sisa = Harga Barang x10% = Rp. 81.200 Penyusutan/tahun = Harga Barang (Harga Sisa/5) = Rp. 265.860 Penyusutan permusim = Penyusutan x 10% = Rp. 26.586 Sewa lahan Rp. 2.000.000 Hasil = Jumlah variabel + Penyusutan permusim + Sewa = Rp. 8.450.586 Bunga Modal x 2% = Hasil x 2% = Rp. 169.011,72
Jumlah Biaya Tetap Penyusutan permusim = Penyusutan x 10% = Rp. 26.586 Sewa lahan Rp. 2.000.000 Bunga Modal x 2 % = Hasil x 2% = Rp. 169.011,72 + Jumlah Biaya Tetap Rp. 2.195.597
3. Biaya Total = Biaya Variabel Biaya Tetap = Rp. 6.424.000 Rp. 2.195.597 = Rp. 8.619.597
Analisis BEP : 1. BEP Penerimaan/Penjualan (Rp) = Biaya Tetap 1 - Biaya Variabel Penerimaan = Rp. 2.195.597,7 1 - Rp. 6.424.000 Rp. 16.399.000 = Rp. 3.609.585
2. BEP Produksi (kg) = BEP Penerimaan/Penjualan Harga Jual
= Rp. 3.609.585 Rp. 2.300 = 1.569 kg
3. BEP Harga (Rp/kg) = Biaya Total Produksi Total = Rp. 8.619.597,3 7130/kg = Rp. 1.179/kg
Dengan analisis BEP ini petani dapat merancanakan segala sesuatunya misal : 1). A. Jika petani menginginkan laba Rp. 100.000 per usaha tani permusim maka: Penerimaan (S) = Biaya Tetap + 1 - Biaya Variabel Penerimaan = Rp. 2.195.597,7 + Rp.100.000 1- Rp. 6.424.000 Rp. 16.399.000 = Rp. 377.398,4 atau 52,93 kg
B. Jika petani menginginkan laba marjin sebesar 20% permusim maka : Penerimaan (S) = Biaya Tetap 1 - Biaya Variabel + laba marjin Penerimaan = Rp. 2.195.597,7 1 - Rp. 6.424.000 + 20% Rp. 16.399.000 = Rp. 3.609.584,70 atau 506.25 kg
2). A. Jika petani menginginkan keuntungan sebesar Rp. 100.000 diatas total biaya produksi permusim tanam maka :
Harga (Rp/kg) = Biaya Total + Rp. 100.000 Y (Produksi Total)
= Rp. 8.619.597,3+ Rp. 100.000 7130 kg = Rp.1.223 kg
B. Jika petani menginginkan 20% dari total biaya produksi permusim tanam maka : Keuntungan 20% dari total biaya = 20% x Biata Total = 20% x Rp 8.619.597,3 = Rp. 1.723.919
Harga (Rp/kg) = Biaya Total + Rp 1.723.919 Y(Produksi Total) = Rp. 8.619.597,3+ Rp. 1.723.919 7130 kg = Rp. 1.451/kg Analisis Perubahan Harga Untuk analisis ini fokusnya pada perubahan harga produk, karena pada umumnya harga faktor produksi lebih stabil dibandingkan dengan harga produknya. Dengan kata lain, biaya relative stabil sedangkan besarnya penerimaan berfluktuasi mengikuti fluktuasi harga produk hasil perhitungannya sebagai berikut : 1. Harga Produk (p) saat penelitian = Rp. 2.300/kg 2. Harga produk (p) saat BEP = Rp. 1.179/kg Harga saat BEP adalah sebesar Rp. 1.162/kg dari harga real saat penelitian Ini berarti bahwa jika terjadi penurunan harga melebihi Maka petani mengalami kerugian : 1). Harga turun 25% sehingga menjadi Rp 1.725 Maka : - Penerimaan 7130 kg x Rp. 1.725 = Rp. 12.299.250 - Biaya produksi total = Rp. 8.619.597,3 - Petani masih untung sebesar = Rp. 3.679.653
2). Harga turun 55% sehingga menjadi Rp 1.035/kg maka : - Penerimaan 7130 kg x Rp. 1.035 = Rp. 7.379.550 - Biaya produksi total = Rp. 8.619.597,3 - Petani mengalami kerugian sebesar = Rp 1.240.047
Analisis Kelayakan Suatu usaha tani padi dikatakan layak jika : 1. R/C ratio > 1
2. /C > bunga bank yang berkaku /C ratio = Rp. 7.779.403 x 100% Rp. 8.619.597,3 = 90,25% > 2% (Tingkat bunga bank) (Layak) 3. Produktivitas tanaga kerja > tingkat upah yang berlaku Produktivitas tenaga kerja = Rp. 16.399.000 58,4 HOK = Rp. 280.805 /HOK Rp. 280.805/HKO > RP. 50.000/HOK (Layak) 4. Pendapatan Petani > Sewa Lahan Pendapatan petani = Rp. 7.779.403 > Rp. 2.000.000 (Layak)
3.2 Pembahasan Break Even Point (BEP) adalah titik impas usahatani dimana biaya masih dapat ditutupi dengan hasil penjualan, pada kondisi ini usahatani tidak untung tidak rugi. Mengukur Break Even Point (BEP) usahatani terung di Desa Mekar Jaya diperoleh sebagai berikut : Break Even Point (BEP) Usahatani Timun di Desa Mekar Jaya Musim Tanam 2012
Uraian Satuan Nilai BEP Penerimaan/Penjualan BEP Produksi Rp Kg Rp. 3.609.585 1.569 kg
Nilai BEP Penerimaan/Penjualan menggambarkan bahwa nilai tersebut usahatani pada kondisi tidak untung dan tidak rugi. Nilai BEP Produksi menggambarkan bahwa, pada volume produk tersebut usahatani berada pada kondisi tidak untung dan tidak rugi. Dalam itu dalam evaluasi kelayakan usaha berdasarkan beberapa kategori pada usaha tani Desa Mekar Jaya : 1) R/C Pada usaha tani timun adalah 1.9 > 1 artinya layak untuk dilakukan 2) Keuntungan/jumlah biaya pada usaha tani timun 90,25% artinya lebih besar dari bunga bank yaitu 2% maka layak untuk dilakukan. 3) Produktivitas tenaga kerja usaha tani timun Rp. 280.805 /HOK lebih besar dari upah tenaga kerja Rp. 50,000.00 maka layak untuk dilakukan. 4) Pendapatan usaha tani timun Rp. 7.779.403 lebih besar dari sewa lahan Rp. 2.000.000 artinya layak untuk dilakulan. 5) Produksi 7130 kg lebih besar dari BEP produksi yaitu sebesar 1.569 kg 6) Penerimaan Rp. 16.399.000 lebih besar dari BEP penerimaan Rp. 3.609.585 Sehingga usaha tani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Baros Kabupaten Serang layak untuk dilakukan. Namun tenaga kerja usahatani timun masih bisa di tambah.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 1. Biaya total usahatani Timun yang harus dikeluarkan oleh petani dalam satu kali produksi per 0,25 hektar permusim adalah sebesar Rp. Rp. 8.619.597 yang terdiri dari biaya variable Rp. 6.424.000 meliputi biaya benih, pupuk, pestisida dan tenagakerja. Biaya tetap Rp, 2.195.597,7 meliputi biaya sewa lahan, penyusutan alat dan bunga modal. 2. Penerimaan usahatani Timun di Desa Mekar Jaya rata-rata per 0,25 hektar permusim adalah sebesar Rp 16.399.000. Pendapatan usahatani timun di Desa Mekar Jaya per 0,25 hektar permusim adalah sebesar Rp. 7.779.403 3. Break Even Point (BEP) penerimaan/penjualan sebesar Rp. 3.609.585 dan BEP produksi sebesar 1.569 kg. 4. Berdasarkan analisis, diperoleh nilai R/C rasio sebesar 1,9 sehingga usahatani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Baros Kabupaten Serang dianggap efisien. 4.2 Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka penulis sarankan sebagai berikut: 1. Pemerintah diharapkan memberikan kemudahan penyediaan modal dalam bentuk kredit. 2. Petani hendaknya dapat mempertahankan tingkat efesiensi dan sekaligus menningkatkan penerimaan usahatani, selain dengan menekan komponen biaya, terutama biaya tenaga kerja. Petani hendakanya dapat mengusahakan diatas titik impas (baik penjualan, produksi, dan luas lahan usahatani), agar usahataninya dapat berkembang. Luas usahataninya yang dikelola disarankan lebih besar dari luas 0.25 ha. 3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang pengembangan usahatani timun.