Anda di halaman 1dari 61

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pemantapan kerangka landasan memasuki era pembangunan
jangka panjang II, pemerintah menekankan perhatian terhadap upaya peningkatan
sumber daya manusia dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Hal ini sejalan
dengan konsep United Nation Development Program (UNDP, 1995) yang
menyatakan bahwa pembangunan manusia bertujuan untuk memperluas pilihan bagi
penduduk. Perluasan pilihan tersebut antara lain untuk hidup lebih sehat dan lebih
lama bertambah terdidik dan mandiri serta memiliki akses terhadap berbagai sumber
daya dan fasilitas sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang memiliki fisik yang tangguh, mental
yang kuat dan kesehatan yang prima, disamping penguasaan terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi banyak faktor yang harus diperhatikan, antara lain faktor
pangan (unsur gizi), kesehatan, pendidikan, informasi teknologi dan pelayanan jasa
lainnya. Dari sekian banyak faktor tersebut, unsur gizi memegang peranan yang
paling penting. Manusia tidak akan hidup sehat jika mengalami gangguan gizi, karena
faktor gizi mempunyai kaitan erat dengan timbulnya penyakit serta gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
Puskesmas Sukodono adalah unit pelayanan teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo yang berada di wilayah kecamatan Sukodono dengan cakupan 19
desa yang merupakan unit pelayanan kesehatan yang bertekad memberikan pelayanan
optimal dengan menyelenggarakan kesehatan dasar yang paripurna, meliputi
preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif dengan mengutamakan kepuasan
pelanggan, serta senantiasa melakukan perbaikan yang berkesinambungan dan
memenuhi peraturan perundangan yang berlaku.
Adanya peningkatan pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
disebabkan baik karena perkembangan jaman, kemajuan IPTEK, juga karena krisis
ekonomi yang menyebabkan jumlah penduduk miskin juga bertambah, maka perly
adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengidentifikasi masalah dan
penyebab terjadinya masalah serta alternatif cara pemecahan yang meliputi
2

perencanaan, pengolahan teknis dan administrasi serta penilaian program gizi di
tingkat puskesmas.
Pengetahuan dan ketrampilan dalam pengenalan masalah dan perencanaan
program gizi di tingkat puskesmas merupakan salah satu bekal yang sangat penting
bagi mahasiswa sehingga diharapkan dapat mengelola program gizi masyarakat di
tingkat Puskesmas. Untuk memenuhi tuntunan tersebut, mahasiswa harus
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas sehingga nantinya dapat
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan gizi yang dilakukan di
tingkat Puskesmas.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan tugas-tugas sebagai ahli gizi di Puskesmas.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Assesment Gizi pasien rawat jalan
b. Melakukan konsultasi gizi
c. Melakukan home visite balita yang mendapat PMT Pemulihan
d. Melakukan pemantauan status gizi balita di satu desa pada periode tertentu dan
disajikan dalam bentuk grafik
e. Melakukan evaluasi program gizi yang telah selesai dilaksanakan puskesmas
f. Melaksanakan salah satu tugas petugas gizi di puskesmas yang diberikan oleh
Kepala Puskesmas













3




NUTRI TI ONAL
ASSESMENT












4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadaan gizi seseorang mempengaruhi penampilan, kesehatan, pertumbuhan, dan
perkembangannya, serta ketahanan tubuh terhadap penyakit. Malnutrisi berhubungan
dengan gangguan gizi, yang dapat diakibatkan oleh pemasukan makanan yang tidak
adekuat, gangguan pencernaan atau absorbsi, penyakit infeksi atau kelebihan
makanan.
Asuhan gizi merupakan sarana dalam upaya pemenuhan zat gizi pasien dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara optimal baik pemberian makanan
pada pasien maupun konseling gizi untuk pasien. Asuhan gizi pasien rawat jalan
merupakan serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi yang berkesinambungan
dimulai dari perencanaan diet, pelaksanaan konseling diet hingga evaluasi rencana
diet kepada klien/pasien rawat jalan. Tujuannya adalah memberikan pelayanan gizi
kepada klien/pasien rawat jalan agar memperoleh asupan makanan yang sesuai
kondisi kesehatannya. Pelayanan gizi rawat jalan merupakana serangkaian kegiatan
yang meliputi pengkajian status gizi, penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status
gizi dan penyakitnya, penentuan macam atau jenis diet sesuai dengan status gizi dan
penyakitnya serta cara pemberian makanan, konseling gizi, pemantauan dan evaluasi
serta tiNdak lanjut terapi gizi.

B. Tujuan
Tujuan Umum :
Memberikan pelayanan gizi pada pasien rawat jalan untuk meningkatkan status gizi
pasien
Tujuan Khusus :
g. Melakukan pengkajian status gizi pasien
h. Menentukan macam atau jenis diet sesuai kondisi pasien
i. Memberikan konseling gizi
j. Melakukan pemantauan dan evaluasi dari terapi gizi yang diterapkan


5


BAB II
METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu
Hari/tanggal : 12-17 Mei 2014
Tempat : Puskesmas Sukodono
Waktu : 08/00 WIB selesai

B. Sasaran
Pengunjung puskesmas baik yang rawat jalan maupun rawat inap

C. Strategi Pendekatan
Pendekatan individu

D. Metode
Wawancara, observasi, tanya jawab, ceramah

E. Tenaga Pelaksana
Mahasiswa jurusan gizi Poltekkes Surabaya














6


7

BAB III
HASIL KEGIATAN
No. Data Kasus Status gizi Diagnosa
Medis
Diagnosa
Gizi
Indikasi Kunjungan Evaluasi
1 Nama : Sumilah
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 54
Alamat : Pekarungan 11/6
BB : 59
TB : 155
BBI : (155-100)-10% = 49,5 kg
IMT=
BB/TB
= 59/1,55
= 24,55
(Normal)
Kolesterol +
Gastritis
Kekeliruan
Pola Makan
- Memberikan konseling
tentang diet rendah lemak
- Meningkatkan
pengetahuan responden
tentang gizi dan kesehatan
- Membatu memperbaiki
kebiasaan makan keluarga
sesuai dengan prinsip
dasar gizi seimbang

- Responden senang
mengkonsumsi
makanan berlemak dan
bersantan , suka telat
makan.
2 Nama : Danis
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 13 bulan
Alamat : Pademonegoro 16/5
BB : 9,8
TB : 60,4
BBI : 2n + 8 = 2 (1) + 8 = 10kg
BB/U =
Normal
PB/U =
stunted
(Pendek)
BB/PB =
Normal

Obs. Febris
+ Vomit
Kekurangan
intake
makanan dan
minuman
oral
- Membantu
meningkatkan status gizi
anak melalui konseling
gizi
- Meningkatkan
penegtahuan orang tua
tentang gizi dan
kesehatan serta pola
asuh anak yang baik
- Membatu memperbaiki
kebiasaan makan
keluarga sesuai dengan
prinsip dasar gizi
seimbang


- Responden tidak suka
makan sejak demam,
dan selalu
mengkonsumsi asi
sebagai gantinya.
- Keluarga kurang
berpartisipasi aktif
untuk melakukan
perubahan pada pola
makan anak menuju
pola makan sehat.
8

3 Nama : Asiyah
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 48
Alamat : Masangan Kulon 7/3
BB : 62
TB : 154
BBI : (154-100)-10% = 48,6 kg
IMT=
BB/TB
= 62/1,54
= 26,14
(Overweight)
Obs.
Vomitting
Berat badan
lebih
Kekeliruan
pola makan
- Memberikan konseling
gizi tentang diet TKTP
- Meningkatkan
pengetahuan responden
tentang gizi dan kesehatan
- Membatu memperbaiki
kebiasaan makan keluarga
sesuai dengan prinsip
dasar gizi seimbang

- Responden kelelahan
dalam bekerja dan
tidak rutin dalam
makan sehari hari.
4 Nama : M. Zainudin
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 35
Alamat : Saribago 13/3
BB : 56
TB : 165
BBI : (165-100)-10% = 58,5 kg
IMT=
BB/TB
= 56/1,65
= 20,56
(Normal)
Obs. Febris Kekurangan
intake
makanan dan
minuman
oral
- Memberikan konseling
tentang gizi TKTP
- Meningkatkan
pengetahuan responden
tentang gizi dan kesehatan
- Membatu memperbaiki
kebiasaan makan keluarga
sesuai dengan prinsip
dasar gizi seimbang

- Responden kelelahan
dalam bekerja dan tidak
rutin dalam makan sehari
hari.
5 Nama : Almira
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 47 bulan
Alamat : Suruh 7/3
BB : 14,6
TB : 93
BBI : 2n + 8 = 2(3) + 8 = 14 kg
BB/U =
Normal
PB/U =
Normal
BB/PB =
Normal
(Normal)
Batuk, Pilek
Panas
Kekurangan
intake
makanan dan
minuman
oral
- Memberikan konseling
gizi tentang diet TKTP
- Meningkatkan
pengetahuan responden
tentang gizi dan kesehatan
- Membatu memperbaiki
kebiasaan makan keluarga
sesuai dengan prinsip
dasar gizi seimbang
- Responden tertular
dari saudara pasien
yang terkena batuk,
pilek, panas.
- Pasien susah makan.
9

6 Nama : Buldani
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 74
Alamat : Bogem 8/1
BB : 54
TB : 159,5
BBI : (159,5 100) 10% = 53,5 kg
IMT=
BB/TB
= 54/1,59
= 21,35
(Normal)
Influenza Kekurangan
intake
makanan dan
minuman
oral
- Memberikan konseling
tentang gizi TKTP
- Meningkatkan
pengetahuan responden
tentang gizi dan kesehatan
- Membatu memperbaiki
kebiasaan makan keluarga
sesuai dengan prinsip
dasar gizi seimbang

- Responden kelelahan
dalam bekerja, serta
tertular flu dari
cucunya.
7 Nama : Sihono
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 48
Alamat : Pademonegoro 8/3
BB : 59
TB : 150
BBI : (150-100)-10% = 45 kg
IMT=
BB/TB
= 59/1,5
= 26,2
(Overweight)
Koleterol +
Asam Urat
Kekeliruan
Pola Makan
Berat badan
lebih
- Memberikan konseling
tentang diet rendah lemak
dan rendah purin
- Meningkatkan
pengetahuan responden
tentang gizi dan kesehatan
- Membatu memperbaiki
kebiasaan makan keluarga
sesuai dengan prinsip
dasar gizi seimbang

Responden ada
ketertarikan untuk
melakukan pola hidup
sehat dan makan sehat ,
reponden senang
mengkonsumsi makan
makanan yang digoreng
dan bersantan serta jeroan.
8 Nama : M. Sahil
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 56
Alamat : Bogem 3/1
BB : 70
TB : 178
BBI : (178-100)-10% = 70,2 kg
IMT=
BB/TB
= 70/1,78
= 22,09
(Normal)
Hipertensi Kekeliruan
Pola Makan
- Memberikan Konseling
tentang diet rendah garam
- Meningkatkan
pengetahuan responden
tentang gizi dan kesehatan

Responden selalu bekerja
sampai larut malam
sehingga pasien harus
mengkonsumsi kopi untuk
membuatnya terjaga serta
pasien memiliki kebiasaan
merokok.
10

9 Nama : Danar
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 6 th
Alamat : Sukorejo 10/5
BB : 20
TB : 110
BBI :
BB/U =
Normal
TB/U =
Normal
BB/TB =
Normal
(Normal)
Morbili Kekuarangan
intake
makanan dan
minuman
oral
- Memberikan konseling
tentang diet TKTP
- Meningkatkan
pengetahuan responden
tentang gizi dan kesehatan

Responden mengalami
penurunan nafsu makan
terhitung 3 hari semenjak
terkena demam sebelum
dibawa kerumah sakit.
10 Nama : Kasiati
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 52
Alamat : Suruh 8/6
BB : 49
TB : 155
BBI : (155-100)-10% = 49,5 kg
IMT=
BB/TB
= 49/1,55
= 20,39
(Normal)
DM Kekeliruan
Pola Makan
- Memberikan konseling
gizi tentang diet DM 1700
B1
- Meningkatkan
pengetahuan responden
tentang gizi dan kesehatan
Responden terkena DM
dikarenakan kekeliruan
pola makan saat masih
muda, waktu makan pasien
saat muda tidak teratur.
11


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dalam kegiatan pengkajian status gizi, pada anak banyak yang memiliki status
gizi kurang dan pada lansia banyak yang memiliki status gizi lebih (gemuk dan
obesitas)
2. Pelayanan gizi yang dilakukan untuk pasien meliputi pemeriksaan antropometri
dan konseling gizi berdasarkan diagnosa medis dan keluhan serta penyuluhan
individu tentang pola makan gizi seimbang
3. Hasil kegiatan Nutritional Assesment menunjukkan bahwa masyarakat masih
kurang mengetahui mengenai pola makan gizi seimbang

B. Saran
1. Perlunya pembinaan yang intensif seperti penyuluhan gizi dan kesehatan pada
masyarakat agar lebih memahami mengenai pola makan gizi seimbang
2. Meningkatkan kerja sama lintas sektor dan lintas program untuk meningkatkan
keberhasilan program















12










KONSULTASI
GI ZI










13


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan gizi merupakan sarana dalam upaya pemenuhan zat gizi pasien dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara optimal baik berupa pemberian
makanan pada pasien maupun konseling gizi untuk pasien. Pemberian makanan pada
pasien adalah terapi yang memanfaatkan diet yang berbeda dengan diet orang normal
untuk mempercepat kesembuhan pasien dan memperbaiki status gizi yang dapat
disebut juga terapi diet. Keberhasilan terapi diet dapat didukung dengan adanya
konseling gizi. Tujuan dari konseling atau konsultasi gizi adalah membuat perubahan
pengatahuan, sikap dan perilaku makan, serta pola makan sesuai dengan kebutuhan
klien atau pasien. Dengan adanya konseling juga dapat digunakan untuk melihat
seberapa jauh kepatuhan untuk melaksanakan diet yang telah ditentukan dan
pemecahan masalah yang timbul dalam melaksanakan rencana diet tersebut
sehingga dapat meningkatkan keberhasilan terapi diet.

B. Tujuan
Tujuan Umum :
Memberikan konsultasu gizi pada pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan sosial
budaya untuk membantu mempercepat kesembuhan pasien
Tujuan Khusus :
1. Melakukan pengkajian status gizi pasien
2. Menentukan diagnosa gizi sesuai kondisi pasien
3. Menentukan macam atau jenis diet sesuai kondisi pasien
4. Memberikan advise diet
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi dari terapi gizi yang diterapkan






14


BAB II
METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu
Hari/tanggal : 12-17 Mei 2014
Tempat : Puskesmas Sukodono
Waktu : 08/00 WIB selesai

B. Sasaran
Pasien rawat jalan yang berobat ke Puskesmas Sukodono

C. Strategi Pendekatan
Pendekatan individu

D. Metode
Wawancara, diskusi, tanya jawab

E. Tenaga Pelaksana
Mahasiswa jurusan gizi Poltekkes Surabaya














15


16

BAB III
HASIL KEGIATAN

No Nama Pasien JK USIA ALAMAT BB
(kg)
TB
(cm)
Status Gizi Diagnosa
Medis
Diagnosa Gizi Planning
1 Ny. Sumilah P 54 Pekarungan 11/6 59 155 IMT
= 24,55
(Normal)
Kolesterol +
Gastritis
Kekeliruan
Pola Makan
Diet Rendah Lemak
Menganjurkan banyak
mengkonsumsi sayur berkuah
bening.
Mengurangi makanan
berlemak dan bersantan
2 An. Danis L 13 bl Pademonegoro
16/5
9,8 60,4 BB/U =
Normal
PB/U =
stunted
(Pendek)
BB/PB =
Normal
(Normal)

Obs. Febris +
Vomit
Kekurangan
intake
makanan dan
minuman oral
Diet Tinggi Energi Tinggi
Protein
Meningkatkan penegtahuan
orang tua tentang gizi dan
kesehatan serta pola asuh
anak yang baik
Membatu memperbaiki
kebiasaan makan keluarga
sesuai dengan prinsip dasar
gizi seimbang


17

3 Tn. Sihono L 48 Pademonegoro
8/3
59 150 IMT
= 26,2
(Overweight)
Kolesterol +
Asam Urat
Berat badan
lebih
Kekeliruan
Pola Makan
Diet rendah lemak dan
rendah purin
Mengurangi makanan purin
Mengurangi makanan
berlemak
4 Tn. M. Sahil L 56 Bogem 3/1 70 178 IMT
= 22,09
(Normal)
Hipertensi Kekeliruan
Pola Makan
Diet Rendah Purin
Menjalankan pola hidup gizi
seimbang
Menghindari konsumsi
udang, kerang, cumi-cumi
5 Kasiati P 52 Suruh 8/6 49 155 IMT
= 20,39
(Normal)
DM Kekeliruan
Pola Makan
Diet DM 1700 B1
Menjalankan pola hidup gizi
seimbang


18

Kegiatan konsultasi gizi terdiri atas empat tahap, yaitu anamnese, diagnosa gizi,
advise diet, evaluasi. Pencatatan tentang status gizi pasien dilakukan sebelum memberikan
konsultasi gizi yang berasal dari pengukuran berat badan dan tinggi badan pasien. Kemudian
dilakukan anamnese kepada pasien sehingga didapatkan data mengenai kebiasaan atau pola
makan pasien, diketahui pula keluhan-keluhan yang dialami pasien. Jika terdapat hasil
laboratorium yang mendukung terhadap penyakit yang diderita pasien dapat dicatat pula
sebagai bahan untuk menentukan diet apa yang tepat diberikan kepada pasien, selain itu
diagnosa Dokter juga merupakan pertimbangan dalam menentukan diet bagi pasien. Evaluasi
dilakukan pada tahap akhir konsultasi untuk mengetahui tingkat pemahaman pasien tentang
advise diet yang telah diberikan. Selama melakukan konsultasi pasien dibimbing untuk
mengubah pola makan dan kebiasaan hidup agar bisa mendukung proses penyembuhaan
pasien.
Berdasarkan hasil konsultasi gizi terhadap 5 pasien, ditemukan pasien yang menderita
Hipertensi, DM, Kolesterol, Asam Urat, dan Gastritis. Untuk pasien anak-anak keluhan yang
dikeluhkan adalah mengalami susah makan. Penyuluhan tentang makanan yang sehat dan
beragam serta pedoman umum gizi seimbang dirasakan sangat berguna untuk membantu
mereka dalam mengatasi keluhan yang dialami. Pasien dengan penyakit degeneratif seperti
Hipertensi dan Diabetes Mellitus juga memerlukan penyuluhan tentang makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk mendukung keberhasilan diit dan ksembuhan terutama
bagi pasien yang sedang menjalani rawat jalan. Pasien rawat inap yang telah diperbolehkan
pulang juga membutuhkan penyuluhan tentang bagaimana makanan yang sehat untuk
emmbantu pasien memulihkan tenaga dan memelihara kesehatan pasien agar tidak sakit lagi.
Oleh karena itu, pojok gizi sangat bermanfaat jika diselenggarakan setiap hari kerja
puskesmas., Pojok gizi dapat mendukung proses kesembuhan pasien melalui makanan yang
sehat dan bergizi selain dari obat.









19


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Keluhan utama yang ditemukan pada pasien anak adalah mengalami susah makan.
Sedangkan pada pasien lanjut usia tidak ada kesulitan makan.
2. Dari 5 pasien yang melakukan konsultasi ditemukan pasien yang menderita
Hipertensi, Kolesterol, Diabetes Mellitus, Asam Urat dan Gastritis. Kebiasaan makan
yang kurang benar dan kurangnya pengetahuan tentang makanan yang sehat dan
bergizi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mereka terserang penyakit.
3. Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien yang melakukan konsultasi gizi,
keberadaan pojok gizi sangat membantu mereka dalam mengatur pola makan mereka
dan mempercepat kesembuhan.

B. Saran
Kegiatan konsultasi gizi di pojok gizi hendaknya dilakukan dengan cara
melibatkan berbagai pihak seperti ahli gizi, dokter, perawat dan bidan. Sehingga
pasien tidak hanya mendapatkan terapi medis untuk membantu kesembuhan pasien,
mempertahankan kesehatan, dan mencegah pasien sakit kembali.


20


MONITORING
PASIEN RAWAT
INAP






21

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Masalah gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan
pangan, pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan.
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi yaitu dari
konsumsi makanan dan pelayanan kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh zat
gizi dalam makanan, ada tidaknya program pemberian makanan tambahan di luar
keluarga dan kebiasaan makan. Sedangkan kesehatan dipengaruhi oleh daya beli
keluarga, kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan dan lingkungan fisik/sosial.
Konsumsi makanan memang tidak dapat digunakan untuk mengetahui status gizi
secara langsung tetapi secara langsung dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Untuk
mengkonsumsi makanan, seseorang bergantung pada daya beli untuk memenuhinya,
kemudian macam atau variasi bahan makanan yang dimakan setiap harinya. Untuk dapat
memenuhi semuanya perlu adanya usaha perubahan perilaku yang mendukung perbaikan
gizi keluarga dan masyarakat juga dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah kurang
gizi yang terjadi.
Usaha perbaikan gizi keluarga yang bisa dilakukan dalam hal ini misalnya saja
dengan memberikan informasi mengenai penggunaan bahan makanan yang beraneka
ragam setiap harinya dan pentingnya makanan sehat. Untuk ibu-ibu yang mempunyai
balita maka diberi pengertian mengenai pentingnya penimbangan balita ke posyandu,
pemberian ASI bagi balita sampai usia 2 tahun dll. Salah satu masalah gizi yang
mendapat perhatian adalah masalah susah makan dan nafsu makan menurun baik pada
anak-anak maupun dewasa. Masalah susah makan bisa terjadi karena kebiasaan memilih-
milih makanan juga adanya sakit sehingga nafsu makan menurun. Bila hal tersebut
dibiarkan terus menerus makan bisa mempengaruhi status gizinya.
Oleh karena itu dalam praktek kerja lapangan ini, mahasiswa melakukan
penanganan pada pasien yang sakit dan mengalami penurunan nafsu makan. Salah satu
pasien yang perlu mendapatkan penanganan adalah lelaki dewasa dengan nama
Muhammad Danis berusia 13 bulan yang didiagnosa obs. Febris + vomitting dan
mengalami penurunan nafsu makan selama 3 hari.
22


B. Tujuan
Tujuan Umum :
Memberikan pelayanan gizi pada pasien untuk mempertahankan status gizi pasien
Tujuan Khusus :
1. Melakukan pengkajian status gizi, riwayat gizi, dan keluhan pasien
2. Menentukan macam atau jenis diet sesuai dengan kondisi pasien
3. Memberikan konseling gizi
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi dari terapi gizi yang diterapkan
















23

BAB II
METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu
Hari/tanggal : 13-15 Mei 2014
Tempat : Ruang rawat inap dan tempat tinggal pasien
Waktu : 10.00 WIB Selesai

B. Sasaran
Pasien yang mengalami penurunan nafsu makan berturut-turut dikarenakan sakit

C. Strategi Pendekatan
Pendekatan individu

D. Metode
Wawancara, observasi, tanya jawab, ceramah

E. Tenaga Pelaksana
Mahasiswa jurusan gizi Poltekkes Surabaya













24

BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Identitas Kasus
Nama : M. Danis
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 13 bulan
Alamat : Pademonegoro 16/5

B. Riwayat Kasus
-

C. Keluhan utama
Kasus mengalami demam selama 3 hari berturut-turut dan terdapat mual, muntah serta
tidak mau makan, hanya mau mengkonsumsi asi.

D. Diagnosa Gizi
Berat Badan : 9,8 kg
Panjang Badan : 60,4 cm
Umur : 13 bulan
BBI : 10 kg
IMT : BB/U = Normal , PB/U = Pendek, BB/PB = Normal
Status Gizi : Normal







25

Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Pasien Rawat Inap RSU Haji Surabaya
N a m a :M . Danis Jenis kelamin :Laki-laki Ruang : A3 Tanggal : 12 Mei 2014
U m u r :13 bulan No. Register : 14050812

ASSESMENT
DIAGNOSA GIZI
(PES)
INTERVENSI
Rencana
Mon Ev DATA DASAR
IDENTIFIKASI
MASALAH
TUJUAN
TERAPI DIET
TERAPI
EDUKASI
1. Diagnosa medis :
Obs. Febris +
Vomitting
2. Keluhan utama :
panas sejak hr
Sabtu (10/5/2014)
sampai hari ini
(12/5/2014), tidak
mau makan , rewel
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang :
-
b.Dahulu:
-
c. Keluarga :
-
4. Skrining Gizi
a. Antropometri(A):
BB : 9,8kg











































































































26

ASSESMENT
DIAGNOSA GIZI
(PES)
INTERVENSI
Rencana
Mon Ev DATA DASAR
IDENTIFIKASI
MASALAH
TUJUAN
TERAPI DIET
TERAPI
EDUKASI
PB : 60,4cm
BB/U (Normal)
PB/U (Pendek)
BB/PB (Normal)
- BBI : 2n + 8 = 2(1) +
8 = 10kg
- Status Gizi: Normal

b. Laboratorium (B):
-

c. Clinik (Fisik/clinis):
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 120x/menit
Suhu : 38C
RR : 30x/menit
Kesadaran : CM
KU : Lemah































NI 2.1 Kekurangan
Intake Makanan




























Kekurangan Intake































Pemberian diet dengan



















































Memantau
27

ASSESMENT
DIAGNOSA GIZI
(PES)
INTERVENSI
Rencana
Mon Ev DATA DASAR
IDENTIFIKASI
MASALAH
TUJUAN
TERAPI DIET
TERAPI
EDUKASI
5. Dietary History (D):
a. Riwayat Gizi
Sekarang:
pasien tidak mau makan
kecuali minum asi
E = 54,25 kkal (4,93%)
P = 1,31 gr (2,3%)
L = 2,88 gr (11,4%)
Kh = 6,12 gr (3,7%)



















dan Minuman Oral








Kekurangan intake
energi







Kekurangan intake
protein





Kekurangan intake
Lemak
Makanan dan Minuman
oral disebabkan adanya
factor psikologis (eating
disorder) yang ditandai
dengan hasil recall
E = 54,25 kkal (4,93%)
P = 1,31 gr (2,3%)
L = 2,88 gr (11,4%)
Kh = 6,12 gr (3,7%)

Kekurangan intake
protein disebabkan
karena adanya factor
psikologis (eating
disorder) ditandai
dengan hasil recall
intake energi rendah
(4,93%)

Kekurangan intake
protein disebabkan
karena adanya factor
psikologis (eating
disorder) ditandai
dengan hasil recall
intake protein rendah
(2,3%)
Kekurangan intake
Meningkatkan intake
makanan dan minuman
oral






Meningkatkan intake
energi





Meningkatkan intake
Protein




prinsip TKTP 1000 kkal
dengan pembagian
E : 1100 kkal
P : 55 gram
L : 24,4 g
Kh : 165 g



Memberikan diet tinggi
energi







Memberikan diet tinggi
protein





Memberikan diet tinggi
Tujuan :
Memberikan
pemahaman dan
motivasi pada
orangtua pasien
tentang kebutuhan
gizi pasien





Memberikan
pemahaman dan
motivasi pada
orangtua pasien
tentang kebutuhan
energi bagi pasien



Memberikan
pemahaman dan
motivasi pada
orangtua pasien
tentang kebutuhan
protein bagi pasien


intake
makan
pasien






Memantau
intake
energi
pasien






Memantau
intake
protein
pasien


28

ASSESMENT
DIAGNOSA GIZI
(PES)
INTERVENSI
Rencana
Mon Ev DATA DASAR
IDENTIFIKASI
MASALAH
TUJUAN
TERAPI DIET
TERAPI
EDUKASI



















b. Riwayat Gizi
Dahulu:
1. pasien tidak rewel
dalam hal makanan
2. Pasien
mengkonsumsi
makanan yg sama
dengan makanan
keluarga.








Kekurangan intake
Karbohidrat







protein disebabkan
karena adanya factor
psikologis (eating
disorder) ditandai
dengan hasil recall
intake Lemak rendah
(11,4%)


Kekurangan intake
protein disebabkan
karena adanya factor
psikologis (eating
disorder) ditandai
dengan hasil recall
intake Karbohidrat
rendah (3,7%)

Meningkatkan intake
Lemak








Meningkatkan intake
Karbohidrat








Lemak sesuai kebutuhan








Memberikan diet
Karbohidrat rendah
sesuai kebutuhan




Prinsip Diet :
1. Tinggi Kalori
2. Tinggi Protein
3. Lemak cukup
4. Karbohidrat
cukup


Syarat Diet :
Memberikan
pemahaman dan
motivasi pada
orangtua pasien
tentang kebutuhan
lemak bagi pasien




Memberikan
pemahaman dan
motivasi pada
orangtua pasien
tentang kebutuhan
Karbohidrat bagi
pasien



Sasaran
Px dan keluarga

Waktu :
12/5/2014




Memantau
intake
Lemak
pasien






Memantau
intake
Karbohidr
at pasien
29

ASSESMENT
DIAGNOSA GIZI
(PES)
INTERVENSI
Rencana
Mon Ev DATA DASAR
IDENTIFIKASI
MASALAH
TUJUAN
TERAPI DIET
TERAPI
EDUKASI
3. pasien mendapat asi
eksklusif dari sang ibu
sampai saat ini usia 13
bulan.


6. Sosial Ekonomi (E)
Pasien tinggal bersama
orang tua dan senang
bermain diluar bersama
kakak sepupunya,
ayahnya pegawai
swasta dan ibunya
seorang ibu
rumahtangga.


1. Energi tinggi , dg
rumus (1000 + (n x
100)) kkal
2. Protein tinggi, 20%
dari kebutuhan
energi total
3. Lemak cukup, 20%
dari kebutuhan
energi total
4. Karbohidrat cukup
60 % dari kebutuhan
energi total
5. Cairan disesuaikan
dengan kebutuhan.

Bentuk makanan :
Makanan lunak

Cara pemberian :
Oral

Frekuensi makanan :
3x makan utama


Kebutuhan Energi dan
Tempat :
Ruang A3
Puseksmas,
kediaman pasien
(Pademonegoro
16/5)

Metode :
Konsultasi tanya
jawab



Alat bantu :
Leaflet


Materi :
Diet TKTP utk
balita dg demam ,
makanan sehat
seimbang utk anak
30

ASSESMENT
DIAGNOSA GIZI
(PES)
INTERVENSI
Rencana
Mon Ev DATA DASAR
IDENTIFIKASI
MASALAH
TUJUAN
TERAPI DIET
TERAPI
EDUKASI
Zat Gizi :
Energi :
1000 + (1x100) = 1100
kkal
Protein :
20% x 1100kkal =
220/4 = 55gr
Lemak:
20% x 1100kkal =
220/9 = 24,4gram
KH :
60% x 1100kkal =
660/4 =165 gram

Cara pemesanan :
TKTP
Diberikan secara
bertahap : tahap I
(50%) = TKTP 550 kkal
Tahap II (75%) =TKTP
825kkal
Tahap III (100%) =
TKTP 1100kkal


31



32

HASIL MONITORING DAN EVALUASI
Terapi Edukasi Rencana Monitoring Dan Evaluasi
Materi : Diet TKTP utk penderi , makanan sehat seimbang utk anak
Metode :Konsultasi tanya jawab
Alat Bant :Leaflet
1. Antropometri : BB saat KRS
2. Biokimia : Leukosit, Hematokrit, Trombosit
3. Clinik : Suhu/hr, RR/hr, Nadi/hr, Tensi/hr
4. Dietary : Asupan/hr
5. Edukasi : Menanyakan kembali tentang diet yang telah diberikan
Tgl Monitoring EvaluasiGizi Rencana
tindak lanjut
Ket.
HasilMonitoringSkriningGizi Hasil edukasi
Antropometri Biokimia Clinic Diet
Parenteral Oral/Enteral Total
10/3 BB : 9,8 kg
PB : 60,4 cm
- TD : 100/70
mmHg
Nadi :
120x/menit
Suhu : 38C
RR : 30x/menit
Kesadaran : CM
KU : Lemah
TKTP - - -
11/3 - - Suhu : 37C RD 5%
= @100kkal
x 2 = 220
TKTP Tahap I
500kkal
Asupan :
E = 150,1 kkal
P = 2,19 gr
L = 4,6 gr
Kh = 25,8 gr
Asupan :
E = 370,1 kkal
(33,6%)
P = 2,19 gr (3,9%)
L = 4,6 gr (18,8%)
Kh = 25,8 gr (15,6%)
Orangtua masih
kurang memahami
(pasif) pentingnya
nutrisi utk anak saat
sakit
Memberikan
pemahaman
dan motivasi
pd orangtua
px




33

Tgl Monitoring EvaluasiGizi Rencana
tindak lanjut
Ket.
HasilMonitoringSkriningGizi Hasil edukasi
Antropometri Biokimia Clinic Diet
Parenteral Oral/Enteral Total
12/3 - - Suhu : 36,5C RD 5% =
100 kkal
TKTP Tahap
II 750kkal
Asupan :
E = 166,1 kkal
P = 2,65 gr
L = 6,3gr
Kh = 26,1 gr
E = 266,19 kkal
(24,1%)
P = 2,65 gr (4,8%)
L = 6,3gr (25,8%)
Kh = 26,1 gr (15,8%)
Orangtua pasien
kurang termotivasi
utk mengusahakan
pemberian nutrisi
pd px, hanya krna
px rewel
Memberikan
pemahaman
dan motivasi
pd orangtua
px

13/3 BB : 9,9kg - Suhu : 36C

- TKTP Tahap
III 1000kkal
Asupan :
E = 251,2 kkal
P = 3,2 gr
L = 10,4gr
Kh = 36,43gr
E = 251,27 kkal
(22,8%)
P = 3,2 gr (5,8%)
L = 10,4gr (42,6%)
Kh = 36,43gr (22%)
Orangtua pasien
memahami dan
mengusahakan
asupan nutrisi
pasien terpenuhi .
-
34

BAB 4

Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. Status Gizi Pasien termasuk normal
2. Orang tua pasien kurang telaten terhadap sang pasien karena pasien rewel karena
kondisi fisiknya yang tidak fit
3. Orang tua pasien harus diberi motivasi dan dukungan agar lebih telaten merawat
pasien, orang tua pasien juga harus diberi penjelasan tentang kebutuhan gizi yang
diperlukan balita baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
B. Saran
Sebaiknya orang tua pasien lebih telaten dalam mengurus balita yang rewel karena
sakit, orang tua juga lebih kreatif dalam menyajikan menu seimbang kepada sang
anak.
35










PEMANTAUAN STATUS GIZI
DI DESA KEBONAGUNG
TAHUN 2013







36

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan UPGK telah dikembangkan program penimbangan berat
badan anak balita dan penggunaan kartu menuju sehat untuk memantau keadaan
kesehatan dan gizi melalui pertumbuhan atas dasar kenaikan berat badan. Pertumbuhan
anak yang baik selalu mengikuti salah satu pita atau berpindah ke pita yang lebih tua.
Bila berat badan tidak bertambah atau bertambah tetapi pindah ke pita yang lebih muda
berarti anak tidak sehat. Anak yang memiliki berat badan di bawah garis merah dan yang
3 bulan berturut-turut tidak naik berat badannya perlu mendapat perhatian segera dari ibu
dan memerlukan penanganan lebih lanjut. Pengumpulan berat badan dan umur balita
yang dilakukan melalui posyandu setahun sekali secara berkala yang memberikan
informasi status gizi di tingkat kecamatan.
Untuk mengetahui kesehatan anak dapat menggunakan indikator penimbangan
berat badan yaitu dengan membandingkan berat badan dengan umur. Anak yang sehat
bertambah umur bertambah berat badan. Oleh karenanya berat badan merupakan
indikator utama untuk mengetahui pertumbuhan anak balita. Pertumbuhan yang diukur
menggunakan indikator berat badan merupakan pengukuran yang menggambarkan status
gizi pada saat sekarang atau pada saat pengukuran. Oleh karenanya pengukuran
pertumbuhan anak lebih merupakan gambaran keseimbangan asupan makanan dan
keutuhan akan zat-zat gizi dimana masa balita merupakan masa pertumbuhan

B. Tujuan
Tujuan Umum :
Memperoleh gambaran status gizi balita dan prevalensi BGM tingkat desa
Tujuan Khusus :
1. Memantau dan mengamati perkembangan status gizi yang terjadi di wilayah desa
2. Menentukan prioritas sasaran program perbaikan gizi



37

BAB II
METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu
Pemantauan pertumbuhan bayi dan balita di posyandu dilaksanakan pada setiap bulan di
posyandu Desa Kebonagung

B. Sasaran
Bayi dan balita

C. Metode
Observasi, pencatatan, dan pelaporan

D. Tenaga Pelaksana
Bidan desa, kader posyandu, petugas puskesmas, PKK dan tokoh masyarakat sekitarnya












38

BAB III
HASIL KEGIATAN

Berdasarkan data Gizi yang telah dikumpulkan di wilayah kerja di Puskesmas Sukodono diperoleh data tingkat pencapaian program di desa
KEBONAGUNG. Berikut adalah data jumlah dan tingkat pencapaian program di desa KEBONAGUNG.
Pemantauan Status Gizi 12 Bulan Desa KEBONAGUNG Wilayah Puskesmas Sukodono Tahun 2013
Tabel 3.1 Pemantauan Status Gizi 12 Bulan Desa KEBONAGUNG Tahun 2013
Bulan
Jumlah
balita
(S)
Jumlah
Balita
Memiliki
KMS (K)
Jumlah
Balita
Ditimbang
(D)
Jumlah
Balita
Naik (N)
Jumlah
Balita
(T)
Jumlah
balita T
2x
Jumlah
balita
BGT
Jumlah Balita BGM Pencapaian (%) KEP TOTAL
Total % K/S D/S N/D T/D N/S N
&
thd
D
Jan 983 983 680 368 204 12 30 12 1.76 100 69.18 54.12 30 37.44 42 6,18
Feb 977 977 761 354 205 12 37 12 1.58 100 77.84 46.52 26.94 36.23 49 6,44
Mar 982 982 657 344 215 7 47 11 1,67 100 66,9 52,36 32,72 35,03 58 8,83
Apr 980 980 688 9 222 2 27 12 1,74 100 70,2 44,91 32,27 31,53 39 5,67
Mei 980 989 668 323 170 49 20 7 1,05 100 68,16 48,35 25,45 32,96 27 4,04
Juni 975 975 860 415 201 16 21 4 0,47 100 88,21 48,26 23,37 42,56 25 2,91
Juli 897 897 651 328 2110 60 50 12 1,84 100 72,58 50,38 32,26 36,57 62 9,52
Agst 944 944 763 366 156 40 42 11 1,44 100 80,83 47,97 20,45 38,77 53 6,95
Sept 995 995 635 335 168 20 27 13 2,05 100 63,82 52,76 26,46 33,67 40 6,3
Okt 873 873 915 279 160 38 19 7 0,77 100 104,81 30,49 17,49 37,96 26 2,84
Nov 917 917 701 355 136 41 46 13 1,85 100 76,44 50,64 19,4 38,71 59 8,42
Des 922 922 662 365 191 24 30 3 0,45 100 71,8 55,14 28,85 39,59 33 4,98
Rata -rata per Tahun 100 76,375 48,126 26,24727 36,735 42,75 6,09
39



Gambar 1. SKDN Program Penimbangan Balita di Posyandu di Desa KEBONAGUNG Wilayah
Puskesmas Sukodono Tahun 2013
Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa masih ada balita di Desa KEBONAGUNG
yang belum memiliki KMS. Pada bulan Januari, Februari, Maret dan April paling banyak
balita berpartisipasi untuk datang ke posyandu. Rata-rata tiap bulannya sebanyak 720 balita
yang datang ke posyandu untuk ditimbang dan jumlah balita yang ditimbang dan naik berat
badannya dari bulan ke bulan mengalami peningkatan dan penurunan dengan rata-rata
sejumlah 35 balita yang naik berat badannya tiap bulannya. Hal ini terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi diantaranya adalah pola asuh ibu, ekonomi, tingkat pengetahuan ibu
balita dan lain sebagainya. Namun partisipasi dari berbagai pihak dalam kegiatan posyandu di
Desa KEBONAGUNG perlu ditingkatkan lagi.
Analisa data SKDN dilakukan dengan perbandingan angka SKDN untuk kemudian
dibandingkan dengan angka yang ada dilapangan, dalam hal ini Desa KEBONAGUNG dari
bulan ke bulan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan kegiatan
penimbangan. Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian program penimbangan
balita antara lain :
0
200
400
600
800
1000
1200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemantauan Status Gizi Balita
Desa Kebonagung Tahun 2013
Jumlah balita (S) Jumlah Balita Memiliki KMS (K) Jumlah Balita Ditimbang (D)
Jumlah Balita Naik (N) Balita BGM
40

1. Tingkat Liputan Program atau jangkauan program (K/S)
K/S (Jangkauan Program) merupakan perbandingan antara jumlah balita yang
mempunyai KMS dengan jumlah seluruh balita Desa KEBONAGUNG yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Sukodono. K/S merupakan indikator mengenai kemampuan program untuk
menjangkau balita yang ada di masing-masing desa /daerah. Data K/S dapat memberikan
gambaran tentang jumlah balita yang terpantau pertumbuhan dan perkembangannya melalui
KMS. Adapun hasil K/S Posyandu Desa KEBONAGUNG adalah sebagai berikut :



Gambar 2. Prosentase kecakupan Program Posyandu Desa KEBONAGUNG Wilayah Puskesmas
Sukodono Tahun 2013
Perbandingan jumlah balita yang mempunyai KMS dengan jumlah balita yang ada di
wilayah Desa KEBONAGUNG (K/S) pada tahun 2013 sudah mencapai target yaitu rata-rata
sebesar 100 % dari targetnya adalah 100 %. Angka ini menunjukkan bahwa target cakupan
program sudah tercapai, dan kepemilikan KMS di Desa KEBONAGUNG sudah merata.
Tingkat pencapaian harus 100% karena balita yang telah mempunyai KMS berarti telah
mempunyai instrumen / alat untuk memantau berat badannya dan data pelayanan kesehatan
lainnya. Apabila tidak digunakan atau tidak mendapat KMS, maka pada dasarnya program
Posyandu tersebut mempunyai liputan yang sangat rendah. Semakin kecil prosentase ibu
yang membawa KMS saat posyandu, berarti semakin rendah kemauan ibu untuk dapat
memanfaatkan KMS. Padahal KMS sangat baik untuk memantau pertumbuhan berat badan
0
20
40
60
80
100
120
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Prosentase Ketercakupan Program Posyandu Desa
KEBONAGUNG Tahun 2013
TARGET
K/S
41

balita atau juga pola pertumbuhan berat balita (Arali, 2008). Sehingga dapat disimpulkan
untuk pencapaian program tersebut perlu dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya.
2. Tingkat Partisipasi Masyarakat (D/S)
D/S (Partisipasi Masyarakat) merupakan perbandingan antara jumlah balita datang
ke posyandu dan ditimbang dengan jumlah seluruh balita Desa KEBONAGUNG yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Sukodono. D/S merupakan indikator tingkat partisipasi masyarakat
untuk mendukung program yang dilaksanakan. Adapun hasil D/S Desa KEBONAGUNG
adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Prosentase Keaktifan atau Partisipasi Masyarakat dalam Program Posyandu Desa
KEBONAGUNG Wilayah Puskesmas Sukodono Tahun 2013
Perbandingan antara jumlah balita yang datang dan ditimbang berat badan ke
posyandu dengan jumlah balita yang ada di wilayah Desa KEBONAGUNG (D/S) selama
tahun 2013 belum mencapai target sebesar 80%. Jika dilakukan rata-rata diperoleh nilai
76,37%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Desa
KEBONAGUNG belum memuaskan dan perlu ditingkatkan. Hal ini menunjukkan bahwa
partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan posyandu kurang baik. Ini berarti tingkat
pencapaian cakupan program UPGK di wilayah Desa KEBONAGUNG pada tahun 2013
belum memenuhi target. Untuk meningkatkan pencapaian tersebut hingga mencapai target,
sebaiknya terus ditingkatkan pengetahuan dan pola pikir masyarakat yang salah dengan
promosi kesehatan melalui penyuluhan tentang pentingnya program pemantauan dan
perkembangan balita agar tidak terjadi kejadian gizi buruk. Partisipasi masyarakat yang
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keaktifan atau Partisipasi Masyarakat dalam program
Posyandu Desa KEBONAGUNG Tahun 2013
Target D/S
42

rendah akan berakibat pada tidak terpantaunya balita oleh petugas kesehatan ataupun kader
posyandu dan memungkinkan balita tersebut tidak dapat diketahui pertumbuhan berat
badannya atau pola pertumbuhan berat badannya (Arali, 2008).
3. Tingkat Keberhasilan Program (N/D)
N/D (Keberhasilan Program Gizi) merupakan perbandingan antara jumlah balita yang
datang, ditimbang, dan berat badannya naik dengan jumlah balita datang ke posyandu. Dan
merupakan indikator mengenai keberhasilan program gizi yang dilaksanakan atau indikator
keadaan gizi balita suatu waktu tertentu dan di wilayah tertentu. Adapun hasil N/D Desa
KEBONAGUNG adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Prosentase Keberhasilan Program Dibandingkan Jumlah Balita yang Hadir dalam
Posyandu Desa KEBONAGUNG Wilayah Puskesmas Sukodono Tahun 2013
Pelaksanaan program penimbangan balita dan programprogram lain yang
dijalankan oleh posyandu belum mencapai tingkat keberhasila, hal ini terbukti dari tingkat
keberhasilan program (N/D) yang ada di Desa KEBONAGUNG pada tahun 2013 hanya
mencapai rata-rata sebesar 48,12 %. Sedangkam target yang diharapkan adalah sebesar
80%. Kurang berhasilnya N/D menggambarkan kurang berhasilnya program seperti
pelayanan kesehatan dan PMT penyuluhan yang telah dilaksanakan. Walaupun begitu peran
tenaga kesehatan di Desa KEBONAGUNG harus lebih ditingkatkan agar program yang
direncanakan dapat mencapai hasil yang maksimal, karena semakin tinggi N/D menunjukkan
bahwa keadaan Pertumbuhan Balita di wilayah tersebut adalah baik (Arali, 2008).
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keberhasilan Program Dibandingkan Jumlah balita yang
Hadir dalam Posyandu Desa KEBONAGUNG Tahun 2013

Target N/D
43

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pencapaian keberhasilan program atau
hasil kegiatan masih kurang berhasil selama 12 bulan pada tahun 2013 ,dalam hal ini adalah
kesehatan balita dan keadaan gizi balita di Desa KEBONAGUNG masih belum baik dan
perlu ditingkatkan.



4. Tingkat Hasil Kegiatan (N/S)
N/S (Keberhasilan Program) merupakan perbandingan antara jumlah balita datang
ke posyandu, ditimbang dan naik berat badannya dengan jumlah seluruh balita Desa
KEBONAGUNG yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sukodono dan merupakan
indikator mengenai tingkat hasil pencapaian program gizi yang dilaksanakan. Hasil N/S
di desa Anggasawangi adalah sebagai berikut :

Gambar 6. Prosentase Keberhasilan Program Posyandu Desa KEBONAGUNG Wilayah Puskesmas
Sukodono Tahun 2013
Perbandingan antara jumlah balita yang datang ke posyandu ditimbang dan naik berat
badannya dengan total balita yang ada diseluruh wilayah Tumpang (N/S) pada tahun 2013
masih belum mencapai target SPM yaitu sebesar 80% untuk keseluruhan bulan (Januari -
Desember) dengan rata-rata nilai masih 36,7 %. Sehingga hal ini harus dipantau setiap bulan
dengan melakukan promosi kesehatan dan selalu memantau asupan makan balita tiap hari
agar pola pertumbuhan balita menjandi lebih baik, selain itu juga harus ditingkatkan
kerjasama antara petugas gizi, bidan desa dan kader posyandu.
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Prosentase Keberhasilan Program Posyandu Desa
KEBONAGUNG Tahun 2013

Target N/S
44

Untuk meningkatkannya perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat (ibu balita)
untuk meningkatkan intake makan dan mengobati penyakit yang diderita oleh balita. Hal ini
perlu dilakukan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal dalam
hal ini berat badan dan tinggi badan balita sehingga status gizi balita menjadi baik menurut
BB/TB, BB/U, dan TB/U (Dewa Nyoman Supariasa dkk, 2001).

5. Jumlah Balita dengan BGT/D
BGT/D merupakan perbandingan antara jumlah balita datang ke posyandu, ditimbang dan
berada pada dibawah garis titik dengan jumlah seluruh balita yang datang ke posyandu
dan ditimbang. BGT/D merupakan indikator mengenai jumlah balita yang BGT. Adapun
hasil BGT/D Desa KEBONAGUNG adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Pemantauan Pertumbuhan Balita Berdasarkan BGT/D di Desa KEBONAGUNG
Puskesmas Sukodono Tahun 2013
Perbandingan BGT/D di Desa KEBONAGUNG pada tahun 2013 sudah mencapai target
SPM yaitu sebesar < 10% untuk keseluruhan bulan (Januari - Desember) dengan rata-rata
nilai masih 26,2 %. Gambar 7 menunjukkan jumlah balita yang berat badannya termasuk
BGT pada bulan Mei adalah jumlah terbanyak dan setelah itu mulai mengalami
penurunan. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena balita yang tergolong BGT
tersebut berat badannya naik sehingga tidak BGT lagi.

30
26.94
32.72
32.27
25.45
23.37
32.26
20.45
26.46
17.49
19.4
28.85
0
5
10
15
20
25
30
35
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
T/D
T/D
45

6. Jumlah Balita dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM/D)
BGM/D (Bawah Garis Merah) merupakan perbandingan antara jumlah balita datang ke
posyandu, ditimbang dan berada pada bawah garis merah denagn jumlah seluruh balita
yang datang ke posyandu dan ditimbang. Dan merupakan indikator mengenai jumlah
balita yang BGM. Adapun hasil BGM/D Desa KEBONAGUNG adalah sebagai berikut :

Gambar 8. Pemantauan Pertumbuhan Balita Berdasarkan BGM/D di Desa KEBONAGUNG Puskesmas
Sukodono Tahun 2013
Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2013 jumlah balita BGM/D mulai
menurun dari bulan september hingga november namun meningkat kembali pada bulan
desember. Jumlah balita dengan berat badan di Bawah Garis merah (BGM/D) di Desa
KEBONAGUNG pada tahun 2013 tersebut sebesar 6,09 %, dimana target maksimal balita
yang BGM adalah 10 % dari seluruh balita. Ini menandakan bahwa balita BGM masih
termasuk masalah yang harus diperhatikan di Desa KEBONAGUNG. Ini merupakan masalah
kesehatan yang harus segera dirujuk ke Puskesmas supaya mendapatkan perawatan dan
pemberian makanan khusus (PMT) (Depkes, 1982). Hal ini perlu dilakukan supaya balita
BGM tidak meninggal akibat kekurangan gizi. Selain itu, perlu adanya penyuluhan dari kader
dan petugas kesehatan bagaimana menerapkan pola makan yang sehat untuk balita.



6.18
6.44
8.83
5.67
4.04
2.91
9.52
6.95
6.3
2.84
8.42
4.98
6.09
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BGM/D
46

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. K/S pada desa KEBONAGUNG sudah mencapai target yaitu tepat sesuai target 100%
2. D/S pada desa KEBONAGUNG belum mencapai target yaitu masih 76,37% dengan
target 80%
3. N/D pada desa KEBONAGUNG belum mencapai target yaitu masih 48,12% dengan
target 80 %
4. N/S pada desa KEBONAGUNG belum mencapai target yaitu masih 26,2% dengan
target 80 %
5. BGT/D pada desa KEBONAGUNG sudah mencapai target yaitu 36,7% dengan target
<10 %
6. BGM/D pada desa KEBONAGUNG belum mencapai target yaitu masih 6,09%
dengan target <10 %

B. Saran
Diperlukan kerjasama pada berbagai pihak (kepala desa, bidan desa, kader masing-masing
posyandu, tokoh masyarakat setempat) agar target pada pemantauan status gizi balita
dapat tercapai.


47





EVALUASI
1 PROGRAM GIZI :
SURVEI KONSUMSI
PANGAN GIZI
PUSKESMAS SUKODONO
TAHUN 2013







48

EVALUASI PROGAM GIZI
Survei Konsumsi Pangan Gizi di wilayah Puskesmas Sukodono

1. Latar Belakang
Penilaian konsumsi pangan dapat digunakan sebagai indikator pola pangan yang baik
atau kurang baik . Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia. Penilaian
konsumsi pangan dapat dipakai untuk menentukan jumlah dan sumber zat gizi yang
dimakan . Hal ini dapat membantu menunjukkan persediaan zat gizi dalam tubuh cukup
atau kurang. Rendahnya mutu bahan makanan yang dikonsumsi dan jumlah makanan yang
tidak cukup dapat menyebabkan berbagai masalah diantaranya adalah : pertumbuhan
badan terganggu , gangguan pada perkembangan mental dan kecerdasan , timbulnya
berbagai macam penyakit, angka kematian bayi dan anak yang tinggi serta menurunnya
daya kerja .
Konsumsi makanan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan
secara kompleks , seperti tersedianya bahan makanan , status ekonomi dan sosial budaya
serta gangguan kesehatan lingkungan . Keadaan gizi , baik kekurangan ataukelebihan sering
disebut dengan istilah Gizi Salah . Banyak negara berkembang
termasuk indonesia menghadapi masalah gizi yang disebut dengan masalah Gizi Ganda .
Istilah gizi ganda mengacu kepada pengertian masalah gizi yang memiliki dua sisi . Sisi
pertama adalah empat masalah gizi kurang , yaitu kurang energi protein , kurang vitamin A
, anemi gizi besi , dan gangguan akibat kekurangan iodium .
2. Tujuan :
A. Tujuan Umum
Mengetahui kebiasaan makan, dangambaran tingkat kecukupan bahanmakanan dan
zat gizi pada tingkatkelompok, Rumah tangga, dan perorangan serta faktor-faktor
yangmempengaruhinya
B. Tujuan Khusus
1. Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok
masyarakat
2. Menentukan status kesehatan dan gizi keluargadan individu
3. Menentukan pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan makanan
4. Sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi
5. Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat
49


3. Waktu
4 bulan sekali selama tahun 2013
4. Tempat
19 Desa di wilayah Puskesmas Sukodono
5. Sasaran subyek
Rumah Tangga di 19 Desa di wilayah Puskesmas Sukodono
6. Jumlah Sasaran
20 Rumah Tangga per desa atau 380 Rumah Tangga di wilayah Puskesmas Sukodono
7. Sarana Prasarana
Tempat distribusi : Kediaman masing masing warga
Tenaga : Ahli gizi dan kader desa
8. Evaluasi
Survei Konsumsi Pangan Gizi ini dilakukan per trimester , dimana setiap kegiatan survey tersebut
sasaran yang dituju sejumlah 20 rumah tangga per desa. Pada survei yang dilakukan tahun 2013
sebanyak 4 kali kegiatan pensurveian didapat hasil prosentase sebesar 100%, yang berarti
masyarkat di wilayah Puskesmas Sukodono, sudah mampu memenuhi kebutuhan konsumsi
pangan yang sesuai. Kebutuhan konsumsi pangan yang sesuai dapat mengurangi prevalensi
resiko penyakit di wilayah Puskesmas Sukodono.













50









MELAKSANAKAN
TUGAS AHLI GIZI
DI PUSKESMAS














51


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pemantapan kerangka landasan memasuki era pembangunan jangka
panjang II, pemerintah menekankan perhatian terhadap upaya peningkatan sumber daya
manusia dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep
United Nation Development Program (UNDP, 1995) yang menyatakan bahwa
pembangunan manusia bertujuan untuk memperluas pilihan bagi penduduk. Perluasan
pilihan tersebut antara lain untuk hidup lebih sehat dan lebih lama bertambah terdidik dan
mandiri serta memiliki akses terhadap berbagai sumber daya dan fasilitas sosial untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang
kuat dan kesehatan yang prima, disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi banyak faktor yang harus diperhatikan, antara lain faktor pangan (unsur gizi),
kesehatan, pendidikan, informasi teknologi dan pelayanan jasa lainnya. Dari sekian
banyak faktor tersebut, unsur gizi memegang peranan yang paling penting. Manusia tidak
akan hidup sehat jika mengalami gangguan gizi, karena faktor gizi mempunyai kaitan erat
dengan timbulnya penyakit serta gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Puskesmas Sukodono adalah unit pelayanan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo yang berada di wilayah kecamatan Sukodono dengan cakupan 19 desa yang
merupakan unit pelayanan kesehatan yang bertekad memberikan pelayanan optimal
dengan menyelenggarakan kesehatan dasar yang paripurna, meliputi preventif, kuratif,
promotif, dan rehabilitatif dengan mengutamakan kepuasan pelanggan, serta senantiasa
melakukan perbaikan yang berkesinambungan dan memenuhi peraturan perundangan yang
berlaku.
Adanya peningkatan pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang disebabkan
baik karena perkembangan jaman, kemajuan IPTEK, juga karena krisis ekonomi yang
menyebabkan jumlah penduduk miskin juga bertambah, maka perly adanya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan mengidentifikasi masalah dan penyebab terjadinya masalah
serta alternatif cara pemecahan yang meliputi perencanaan, pengolahan teknis dan
administrasi serta penilaian program gizi di tingkat puskesmas.
52

Pengetahuan dan ketrampilan dalam pengenalan masalah dan perencanaan program
gizi di tingkat puskesmas merupakan salah satu bekal yang sangat penting bagi mahasiswa
sehingga diharapkan dapat mengelola program gizi masyarakat di tingkat Puskesmas.
Untuk memenuhi tuntunan tersebut, mahasiswa akan melaksanakan tugas ahli gizi
di Puskesmas sehingga nantinya dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
tugas ahli gizi yang dilakukan di Puskesmas. Tugas ahli gizi yang diberikan adalah
mewawancarai ibu balita yang hadir di Posyandu untuk Pemantauan Kadarzi Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2014.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan tugas ahli gizi di Puskesmas
2. Tujuan Khusus
a. Mewawancarai ibu balita yang hadir di Posyandu
b. Mengisi Kuesioner Pemantauan Kadarzi
c. Menimbang dan mengukur tinggi badan balita yang hadir di Posyandu
















53

BAB II
METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu
Hari/tanggal : 19 dan 20 Mei 2014
Tempat : Posyandu di wilayah Puskesmas Sukodono
Waktu : 09.00 WIB selesai

B. Sasaran
Ibu balita yang hadir di Posyandu

C. Strategi Pendekatan
Pendekatan individu

D. Metode
Wawancara dan tanya jawab dengan lembar kuesioner

E. Tenaga Pelaksana
Mahasiswa jurusan gizi Poltekkes Surabaya















54

BAB III
HASIL KEGIATAN

Hasil kegiatan adalah pengisian 30 kuesioner dengan pelaksanaan sebagai berikut :
15 kuesioner terisi, dilaksanakan oleh 4 mahasiswa pada tanggal 19 Mei 2014 di
Posyandu Desa KebonAgung
15 kuesioner terisi, dilaksanakan oleh 4 mahasiswa pada tanggal 21 Mei 2014 di
Posyandu Desa KebonAgung
Pelaksanaan tugas ini selesai dalam 2 hari dengan wawancara terhadap 30 responden.
Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Ibu balita datang ke posyandu
2. Ibu balita mengisi daftar hadir
3. Balita ditimbang dan diukur tinggi badannya
4. Mewawancarai dan melakukan tanya jawab pada ibu balita mengenai kuesioner
pemantauan kadarzi
Tidak ada kesulitas dalam melaksanakana tugas ini. Kuesioner Pemantauan Kadarzi
ini selanjutnya akan diserahkan kepada ahli gizi di Puskesmas Sukodono dan ditindak
lanjuti oleh ahli gizi.
Berikut Kuesionernya :

KUESIONER PEMANTAUAN KADARZI
KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014

KECAMATAN : .. NO.RESP :
PUSKESMAS :... NAMA RESP :
DESA : UMUR RESP :

No. Nama Balita
Jenis
Kelamin
Tgl Lahir
Umur
(Bulan)
BB (Kg)
PB atau
TB
1
2
3

55

Indikator Utama
1. Sudah berapa kali anak ibu ditimbang dalam 6 bulan terakhir?
(Kros cek dengan KMS atau buku KIA)
1 = 4 kali 1 = < 4 kali
2. Bila anak ibu sekarang berusia < 6 bulan, Kemarin anak ibu diberi makan apa?
1 = ASI saja 2 = Susu Formula 3 = Makanan Lain 4 = 1 dan 2
5 = 1 dan 3 6 = 2 dan 3 7 = 1 , 2, dan 3 8 = Tidak berlaku
Jika tidak mempunyai bayi umur < 6 bulan, langsung kepertanyaan No.3 (jawaban dikosongi)

3. Apakah keluarga ini mengkonsumsi lauk hewani dalam 3 hari terakhir?
1 = Ya setiap hari 2 = Ya tidak setiap hari 3 = Tidak

4. Apakah keluarga ini mengkonsumsi buah atau sayur dalam 3 hari terakhir?
1 = Ya setiap hari 2 = Ya tidak setiap hari 3 = Tidak

5. Kandungan iodium pada garam dapur ( hasil uji dengan Iodina test)?
1 = Ungu (cukup) 2 = Biru (kurang) 3 = Putih (tidak ada)

6. Apakah balita ibu mendapat Vit A dalam 1 tahun terakhir?
1. Ya 2. Tidak
Jika ibu hanya mempunyai bayi usia < 6 bulan, jawaban dikosongi

7. Apakah ibu hamil mendapat tablet Fe? (bila ibu kondisi sekarang sedang hamil)
1. Ya 2. Tidak
Jika ibu kondisi tidak hamil, langsung ke pertanyaan No. 8

8. Apakah ibu masa nifas mendapat Vit A? (bila ibu kondisi sekarang masa nifas)
1. Ya 2 Tidak
Jika ibu kondisi tidak nifas, jawaban dikosongi



1
8
7
6
2
3
5
4
56

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Kuesioner pemantauan kadarzi dilakukan pada 30 responden ibu balita yang datang ke
posyandu di desa Kebon Agung
2. Tugas wawancara dan pengisian kuesioner ini berjalan dengan baik dan lancar

B. Saran
Pelaksanaan tugas ini sudah baik dan lancar. Tidak ada yang perlu diperbaiki.























57






MENETAPKAN
BIAYA PELAYANAN GIZI
BAGI PASIEN GIZI BURUK
ATAU GIZI KURANG

58

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena merupakan
kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi.
Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita perlu
diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. PMT Pemulihan
bagi anak usia 6-59 bulan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti
makanan utama sehari-hai. PMT Pemulihan dimaksud berbasis bahan makanan lokal
dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
Mulai tahun 2011 Kementerian Kesehatan RI menyediakan anggaran untuk
kegiatan PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan melalui dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK).
Dengan adanya dana BOK di setiap puskesmas, kegiatan PMT Pemulihan bagi
anak balita usia 6-59 bulan diharapkan dapat didukung oleh pimpinan puskesmas dan
jajarannya. Untuk memperoleh pemahaman yang sama dalam melaksanakan kegiatan
dimaksud, maka disusun penetapan biaya pelayanan gizi PMT Pemulihan.

B. Tujuan
Tujuan umum :
Mahasiswa mengetahui biaya PMT Pemulihan di Puskesmas Sukodono

Tujuan khusus :
1. Mengetahui sasaran pemberian PMT Pemulihan
2. Mengetahui jumlah dan jenis PMT Pemulihan yang diberikan kepada balita




59


BAB 2
METODOLOGI

A. Tempat
Puskesmas Sukodono

B. Sasaran
Balita dengan gizi kurang

C. Metode
Observasi, pencatatan, dan pelaporan

D. Tenaga Pelaksana
Petugas Puskesmas














60





BAB 3
HASIL KEGIATAN
Dengan adanya dana BOK Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dari Dinas
Kesehatan balita dengan gizi kurang yang berada di wilayah Puskesmas Sukodono diberikan
PMT pemulihan dengan tujuan untuk menurunkan angka gizi kurang.
PMT Pemulihan yang diberikan di Puskesmas Sukodono yaitu :
No. Jenis PMT
Total
sasaran
1. MP ASI Biskuit 5
2. Cerelax 3
3. Pan enteral 3
4. Proten 5

Jenis PMT yang diberikan melalui Puskesmas Sukodono yaitu terdiri 4 jenis, yaitu
MP ASI biskuit, cerelax, pan enteral, enteral. MP ASI biskuit diberikan dengan total saran
sebanyak 5 balita, Cerelax dengan total sasaran 3 balita, pan enteral dengan total sasaran 3
balita, dan proten dengan total sasaran sebanyak 5 balita.
PMT yang akan diberikan kepada sasaran diambil oleh orang tua balita melalui pojok
gizi, tetapi apabila orang tua tidak dapat hadir di pojok gizi, maka petugas gizi akan
mengantar PMT tersebut ke rumah sasaran.




61







BAB 4
KESIMPULAN


A. KESIMPULAN
Untuk mengurangi angka gizi kurang dinas kesehatan memberikan PMT pemulihan.
PMT pemulihan yang diberikan berupa : MP ASI biskuit, cerelax, pan enteral, dan
proten
PMT Pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal dan
tidak diberikan dalam bentuk uang.

Anda mungkin juga menyukai