Anda di halaman 1dari 18

PEMANFAATAN LIMBAH

DENGAN METODE DAUR


ULANG DI KABUPATEN
MALUKU TENGGARA
PEMANFAATAN LIMBAH DENGAN METODE DAUR ULANG DI
KABUPATEN MALUKU TENGGARA (Makalah Perlombaan Sanitasi
2014)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan manusia (Ign
Suharto, 2011 :226). Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan,
tanaman, atau sayuran. Keseimbangan lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil buangan
tersebut melebihi ambang batas toleransi lingkungan. Apabila konsentrasi dan kuantitas melibihi
ambang batas, keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi
kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah khususnya bagi
masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah bergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Penulis membuat karya tulis ini agar para
pembaca umum yang berada di Kabupaten Maluku Tenggara bisa mengerti dampak dari
pembuangan limbah secara berlebihan maka dari itu kita butuh cara agar dapat mengurangi
pembuangan limbah secara berlebihan. Sebelum penulis menunjukan cara agar dapat
mengurangi pembuangan limbah, penulis mengajak para pembaca mengenali jenis jenis limbah
terlebih dahulu agar dapat lebih mudah memahami cara mengurangi pembuangan limbah.
Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :
Limbah cair
Limbah padat
Limbah gas dan partikel
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

1. Limbah cair
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem
prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses
pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang
misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah
bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini
mengakibatkan buangan air.
Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang
berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas,
teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak
demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya
dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan
untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan.
Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus
dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang
dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan
dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan
tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:
Pengolahan secara fisika
Pengolahan secara kimia
Pengolahan secara biologi

Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan
secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau
kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan
berdasarkan pada :

A. Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur
dengan menggunakan metoda Titrimetrik
B. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
C. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
D. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
E. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
F. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
G. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA







2. Limbah padat
Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya
berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu,
kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll
Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa
proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yaitu
dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan kedua limbah padat yang tidak
punya nilai ekonomis.
Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara antara
lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar.
3. Limbah gas dan partikel
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung
partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut
fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.
Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik
keluar bersamaan dengan udara.
Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan Jain-lain.
Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan
menurunkan kualitas udara.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel
adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu,
asap, kabut dan fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas tanya aapat dirasakan melalui
penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO,
CO2, hidrokarbon dan lain-lain.
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun
yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah
B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena
rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan
dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan
infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui
termasuk limbah B3.

B. Rumusan Masalah
1. Bahaya apa saja yang dapat disebabkan oleh limbah?
2. Bagaimana cara mengurangi limbah yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat?
3. Mengapa mengurangi limbah dengan metode daur ulang?


C. Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui dampak pembuangan limbah secara
sembarangan di Kabupaten Maluku Tenggara.
D. Manfaat
Karya tulis ini bermanfaat agar menambah pengetahuan masyarakat Kabupaten Maluku
Tenggara tentang dampak pembuangan limbah secara sembarangan.

E. Waktu dan Tempat
Waktu pengamatan sejak tanggal 14 April 20 April 2014
Tempat pengamatan di Kabupaten Maluku Tenggara




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Limbah
Limbah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau
utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan.
Limbah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia
maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. (Istilah Lingkungan untuk
Manajemen, Ecolink, 1996).
Berangkat dari pandangan tersebut sehingga limbah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari
kehidupan sehari-hari masyarakat. Limbah yang harus dikelola tersebut meliputi limbah yang
dihasilkan dari:
1. Rumah tangga
2. Kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan.
3. Fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik, puskesmas
4. Fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan,
5. Industri
6. Hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.

Limbah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Limbah Organik
limbah organik (biasa disebut limbah basah) dan limbah anorganik (limbah kering). Limbah
Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau
dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Limbah ini dengan mudah diuraikan
dalam proses alami. Limbah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya
limbah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.
2. Limbah Anorganik
Limbah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi,
atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Limbah jenis ini pada
tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng
Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan
karton termasuk limbah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang
seperti limbah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam
kelompok limbah anorganik.
B. Dampak Limbah bagi Manusia dan lingkungan
Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga
sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan
perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun
seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.
Dampak bagi kesehatan
Lokasi dan pengelolaan limbah yang kurang memadai (pembuangan limbah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
- Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari limbah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
limbahnya kurang memadai.
- Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
- Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/limbah.
- Limbah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari limbah
yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan limbah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian limbah yang dibuang ke
dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau
kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi
- Pengelolaan limbah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena
limbah bertebaran dimana-mana.
- Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
- Pengelolaan limbah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
- Pembuangan limbah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
- Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan limbah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan limbah kurang
atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang limbahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan
jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
C. Bahaya Limbah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan
NETIZEN Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat
ini masih tetap menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah
limbah plastik. Kantong plastik telah menjadi limbah yang berbahaya dan sulit dikelola.
Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat limbah bekas kantong plastik
itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif limbah plastik
ternyata sebesar fungsinya juga.
Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau
terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-
partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
Jika dibakar, limbah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan
yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin.
Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit
kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi.
Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga
mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk.
Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika
limbah-limbah ini dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10
kali lipat! Coba anda bayangkan begitu fantastisnya limbah plastik yang sudah terlampau
menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah anda? Setiap tahun, sekitar 500 milyar 1 triliyun
kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170
kantong plastik setiap tahunnya (coba kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari 17
milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap
tahunnya. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota
besar.
Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, limbah plastik mengemisikan gas rumah kaca
ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta
pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan
di lahan penimbunan limbah (TPA), limbah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.
D. Usaha Pengendalian Limbah
Untuk menangani permasalahan limbah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan
yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat
limbah, justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan
air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan
masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan.
Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill)
adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume limbah yang
akan diolah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam
jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya, lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat
dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan
urug saniter sangatlah tidak sesuai.
Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk
pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan limbah yang hemat dalam penggunaan
lahan. Konsep utama dalam pemusnahan limbah selaku buangan padat adalah reduksi volume
secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah
teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator.
Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan reduksi
volume residu yang tersisa ( fly ash dan bottom ash ) dibandingkan dengan volume limbah
semula.
Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang
COx, NOx, SOx, partikulat, dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan ke atmosfer harus
dipertimbangkan. Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, misalnya kanker, sistem kekebalan, reproduksi, dan masalah pertumbuhan.
Global Anti-Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa insinerator juga merupakan
sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat, yang
mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran.
Belajar dari kegagalan program pengolahan limbah di atas, maka paradigma penanganan limbah
sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk dibuang begitu saja harus
diubah. Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang
ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping
yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan
limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
E. Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam
keseharian, misalnya, dengan menerapkan Prinsip 4R, yaitu:
A. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak limbah yang
dihasilkan.
B. Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali.
Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi limbah.
C. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa
didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-
formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan limbah menjadi barang lain. Teknologi
daur ulang, khususnya bagi limbah plastik, limbah kaca, dan limbah logam, merupakan suatu
jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi limbah, untuk dikembalikan lagi
dalam siklus daur ulang material tersebut.
D. Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang
hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya
memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita
dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini
tidak bisa didegradasi secara alami.
Selain itu, untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan ( sustainable development ), saat
ini mulai dikembangkan penggunaan pupuk organik yang diharapkan dapat mengurangi
penggunaan pupuk kimia yang harganya kian melambung. Penggunaan kompos telah terbukti
mampu mempertahankan kualitas unsur hara tanah, meningkatkan waktu retensi air dalam tanah,
serta mampu memelihara mikroorganisme alami tanah yang ikut berperan dalam proses adsorpsi
humus oleh tanaman.
Penggunaan kompos sebagai produk pengolahan limbah organik juga harus diikuti dengan
kebijakan dan strategi yang mendukung. Pemberian insentif bagi para petani yang hendak
mengaplikasikan pertanian organik dengan menggunakan pupuk kompos, akan mendorong
petani lainnya untuk menjalankan sistem pertanian organik. Kelangkaan dan makin
membubungnya harga pupuk kimia saat ini, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah
untuk mengembangkan sistem pertanian organik.

BAB III
PEMBAHASAN
1. Bahaya Yang Dapat Disebabkan Limbah
Limbah Cair
Air merupakan sumber yang penting bagi kehidupan manusia. Namun banyak dijumpai perairan
alami seperti sungai dan danau dijadikan tempat pembuangan sampah. Air menjadi kotor oleh
limbah, tinja, logam berat, pestisida dan sebagainya.
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha
dan atau kegiatan yang berwujud cair. Berdasarkan sumber-sumbernya limbah cair dapat berasal
dari limbah infiltrasi, limbah industri, limbah domestik (rumah tangga).
Limbah infiltrasi adalah limbah yang meresap kedalam tanah dan mengandung bahan-bahan
pencemar. Pada areal perkebunan limbah hujan mencuci daun-daunan yang terkena pestisida
masuk kedalam tanah yang disebut juga sebagai limbah infiltrasi. Limbah industri juga sering
terinfiltrasi kedalam tanah bila air limbah tersebut menggunakan kolam yang terbuat dari tanah.
Limbah cair berasal dari rumah tangga (domestik) maupun Industri.
Air limbah domestik terdiri atas :
A. Tinja ( faeces ),yang mengandung mikroba pathogen
B. Air seni (urine), pada umumnya mengandung nitrogen dan Posfor campuran air seni dan tinja
disebut Excreta.
C. Grey water atau air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar mandi
Air cucian dari setiap rumah tangga berkumpul dan menyatu pada parit-parit kota mengalir
menuju parit yang lebih besar kemudian ke sungai bercampur dengan segala macam limbah
mulai dari detergen, busa sampho, kaporit dan karbol serta cucian bekas kotoran lainnya. Kaporit
dan larutan karbol serta detergen merupakan racun bagi bakteri pembusuk dalam air sungai.
Apabila konsentrasinya semakin tinggi maka bahan-bahan organik sukar membusuk sehingga
menambah endapan dalam dasar parit dan parit akhirnya cepat tersumbat.

Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan organik maupun anorganik, yaitu :
a) Garam anorganik, seperti magnesium sulfat dan magnesium khlorida yang berasal dari kegiatan
pertambangan atau pabrik pupuk.
b) Asam anorganik, seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolah bijih logam dan bahan
bakar fosil yang mengandung kotoran berupa ikatan belerang.
c) Senyawa organik, seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakan kulit dan
industri cat.
d) Logam berat, seperti cadmium, air raksa (merkuri dan krom yang berasal dari industri
pertambangan, cat, zat warna, baterai dan penyepuhan logam.

Zat-zat tersebut jika masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran yang dapat
membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.Karakteristik limbah cair meliputi sifat sifat
fisika, kimia dan biologi.
Sifat-sifat tersebut dapat dipahami dengan mempelajari konsentrasinya dan sejauh mana tingkat
pencemaran yang dapat ditimbulkan limbah terhadap lingkungan. Pemahaman tentang
karakteristik dapat diketahui melalui pengambilan sampel, misalnya : limbah cair mempunyai
tingkat keasaman, pH= 6 dan mengandung kadar besi 5 mg/l. Konsentrasi yang dikandung
limbah akan menentukan beban limbah terhadap lingkungan.
Limbah Padat
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada
pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan
hidup maka dapat menimbulkan pencemaran seperti :

1. Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan 3
(CH4), C02 dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun
dan membusuk dikarena adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan
kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur
dalam suasana aerob/anaerob.
2. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk,
akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika
melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50
ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.
3. Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang
dalam perairan atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat
menyebabkan air menjadi keruh dan rasa dari air pun berubah.
4. Kerusakan permukaan tanah.
Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampak
limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum.
Dampak limbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap
lingkungan adalah sebagai berikut :


1. Dampak Terhadap Kesehatan


Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

a) Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal
dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.
b) Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.
2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan dari limbah limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya
sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati
sehingga mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga
mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga
menusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidak
langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karena
banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai,
sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat
mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat
meresahkan para penduduk.

Limbah Gas atau Partikel
Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik
keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2,
NO2,CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami
akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel
adalah butiran halus dan masih rnungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu,
asap,kabut dan fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas tanya aapat dirasakan melalui
penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO,
CO2, hidrokarbon dan lain-lain.
Untuk beberapa bahan tertentu zat pencemar ini berbentuk padat dan cair. Karena suatu kondisi
temperatur ataupun tekanan tertentu bahan padat/cair itu dapat berubah menjadi gas. Baik
partikel maupun gas membawa akibat terutama bagi kesehatan,manusia seperti debu batubara,
asbes, semen, belerang, asap pembakaran,uap air, gas sulfida, uap amoniak, dan lain-lain.
Pencemaran yang ditimbulkannya tergantung pada jenis limbah, volume yang lepas di udara
bebas dan lamanya berada dalam udara. Jangkauan pencemaran melalui udara dapat berakibat
luas karena faktor cuaca dan iklim turut mempengaruhi.Pada malam hari zat yang berada dalam
udara turun kembali ke bumi bersamaan dengan embun. Adanya partikel kecil secara terus
menerus jatuh di atap rumah, di permukaan daun pada pagi hari menunjukkan udara
mengandung partikel. Kadang-kadang terjadi hujan masam.
Arah angin mempengaruhi daerah pencemaran karena sifat gas dan partikel yang ringan mudah
terbawa. Kenaikan konsentrasi partikel dan gas dalam udara di beberapa kota besar dan
daerahindustri banyak menimbulkan pengaruh, misalnya gangguan jarak pandang oleh asap
kendaraan bermotor, gangguan pernafasan dan timbulnya beberapa jenis penyakit tertentu.
Jenis industri yang menjadi sumber pencemaran melalui udara di antaranya:
industri besi dan baja
industri semen
industri kendaraan bermotor
industri pupuk
industri aluminium
industri pembangkit tenaga listrik
industri kertas
industri kilang minyak
industri pertamban
Jenis industri semacam ini akumulasinya di udara dipengaruhi arah angin, tetapi karena
sumbernya bersifat stationer maka lingkungan sekitar menerima resiko yang sangat tinggi
dampak pencemaran.
Berdasarkan ini maka konsentrasi bahan pencemar dalam udara perlu ditetapkan sehingga tidak
menimbulkan gangguan terhadap manusia dan makhluk lain sekitarnya. Jenis industri yang
menghasilkan partikel dan gas adalah sebagai tertera dalam tabel 1
sekitarnya. Jenis industri yang menghasilkan partikel dan gas adalah sebagai tertera dalam tabel 6.
Tabel 1.
No Jenis Industri Jenis Limbah
1.
2.

3.


4.

5.

6.
Industri pupuk
Pabrik pangan (ikan, daging,
minyak ikan, bagase, bir
Industri pertambangan
(mineral) semen, aspal, kapur,
batu bara, karbida, serat gelas
Industri metalurgi (tembaga,
baja-seng, timah hitam,
aluminium)
Industri kimia (sulfat, serat
rayon, PVC, amonia, cat dan
lain-lain)
Industri pulp
Uap asam, NH
3,
bau, partikel
Hidrokarbon, bau, partikel,
CO, H
2
S dan uap asam.
NO
x
, SO
x,
CO, HK
bau, partikel.

NO
x
, SO, CO
,
HK, H
2
S, shlor,
bau dan partikel
HK,CO, NH
3
, bau dan
partikel

SO
x
CO, NH
3
, H
2
S, bau.

Limbah Berbahaya Dan Beracun
Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya sisingkat B3 adalah Zat, energi, dan/ atau juga
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan hidup, dan membahayakan
lingkungan hidup kita, kesehataan, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.
Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya di sebut limbah B3 adalah sisa suatu
usaha atau kegiatan yang mengadung bahan B3.
Limbah yang termasuk bahan berbahaya dan beracun atau B3 adalah mempunyai sifaat baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak atau mencemarkaann lingkungan hidup
dan membahayakaan kesehatan manusia.
Berdasarkan karakteristik limbah berbahaya dan beracun antara lain sebagai berikut.
=> Mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkaan gas dengan
suhudan tekanan yang tinggi dengan cepat.
=> Mudah terbakar adalah limbah yang apabilah berdekaatan dengan api akan mudah terbakar
dalam waktu lama.
=> Mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
=> Bersifaat reaktif, yaitu limbah yang mudah menyebabkaan kebakaran karena melepaskaan
atau menerima oksigen.
=> Menyebabkan infeksi. Limbah ini misal berasal dari limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakitatau limbah yang mengandung bibit penyakit.
=> Bersifaat korosif, merupakaan limbahini misalnya yang menyebabkaan iritasi pada kulit atau
merusak atau melapukan baja. Limbah ini memiliki pH 12,5 (bersifaat basa).
Banyak limbah berbahaya yang merupakaan baterai keras yang di peroduksi dengn jumlah jutaan
setiap tahunya. Juga pestisida racun hama yang banyak di gunakaan sesuai dengan takaran
mungkin tidak berbahaya, tapi tanpa di dasari racun hama yang tersebut dari bahan-bahan kimia
organik akan terdekomposisi baik oleh peristiwa alami maupun peristiwa kimiawidari
tumbuhaan yang di semprot pestisida tersebut. Sisa pestisida yang ada di permukaan daun akan
terbawah air hujan dan terinfiltasi ke dalam tanah dan mengalir ke sungai yang akan meracuni air
sungai.
2. Cara mengurangi limbah yang dapat membahayakan kesehatan
masyarakat
Komponen utama dalam manajemen sampah modern yaitu 6R (Reuse, Reduce,
Recycle, Replace, Refill, and Repair) pada bahasan ini dikonsentrasikan pada Reuse(Pemanfaatan)
dan Recycle (Daur Ulang). Limbah dapat dikurangi dengan cara pemanfaatan ulang dan mendaur ulang
limbah. Daur ulang adalah penggunaan kembali material atau barang yang sudah tidak digunakan,
menjadi produk lain. Jika pengguanaan langsung tanpa melalui proses daur ulang, disebut pemanfaatan
ulang. Pemanfaatan ulang dan mendaur ulang limbah dapat mengurangi jumlah limbah yang harus
dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah
padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk / material bekas pakai.
Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan
pemrosesan material baru untuk proses produksi. Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang
harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya
kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus
menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal
dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses
penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah
ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam dari
baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.
Proses daur ulang alumunium dapat menghemat energi dan mengurangi polusi udara jika dibandingkan
dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar
pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.
Video Pabrikan olahraga dunia menggunakan tekhnologi daur ulang untuk memproduksi kaos.
A. Tujuan pemanfaatan ulang dan daur ulang limbah
Daur ulang dan pemanfaatan ulang mempunyai beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
2) mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran,
3) mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
4) mengurangi penggunaan energy atau sumber daya alam,
5) mengurangi polusi,
6) mengurangi kerusakan lahan,
7) menguangi emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
8) 7) mendapatkan penghasilan karena dapat dijual kembali
B. Langkah pemanfaatan ulang
1. Pemilahan
2. Pengumpulan
3. Pemilahan
4. Pendistribusian
C. Langkah daur ulang limbah
1. Pemilahan
2. Pengumpulan
3. Pemrosesan
4. Pendistribusian
5. Pembuatan produk dan penjualan.
D. Limbah yang dapat di daur ulang dan dimanfaatkan ulang
Jenis-jenis limbah yang dapat dimanfaatkan memlalui proses daur ulang antara lain sebagai berikut:
1) Limbah Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, kadang-
kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai
menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan
bangunan baru semacam bata.
2) Limbah Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus
disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya,
baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi
mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan
lebih murah untuk didaur ulang.
3) Limbah Barang Elektronik
Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada
barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat
dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur
ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang
pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.
4) Limbah Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang
termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi
proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi
kualitas logam tersebut.Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling
efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi
kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak
terbatas.

daur ulang limbah logam di mulai dari pemilahan, peleburan, dan pencetakan kembali

5) Limbah Kaca
Kaca dapat juga di daur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair bahan
kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai
bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30%
material kaca daur ulang.
6) Limbah Kertas
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan
material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang.
Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau
mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.Plastik dapat didaur ulang sama halnya
seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di
berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut
sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R
dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis
plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly
Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang
7) Limbah Daun Kering
Sampah daun kering dapat didaur ulang menjadi kompos. Kompos dapat dimanfaatkan sendiri atau
dijual untuk pupuk tanaman.
8) Limbah Plastik
Limbah plastik dapat di daur ulang dengan jalan dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan
pembungkus atau pengepak untuk berbagai keperluan, misalnya tas, botol minyak pelumas,botol
minuman dan botol sampo. Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam.
Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat
kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk
mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-
tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-
kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena,
dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang


Plastik adalah salah satu limbah yang sering didaur ulang

Jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:
a) PET (Polietilena tereftalat). Umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan konsumsi
lainnya yang cair.
b) HDPE (High Density Polyethylene, Polietilena berdensitas tinggi) biasanya terdapat pada botol
deterjen.
c) PVC (polivinil klorida) yang biasa terdapat pada pipa, rnitur, dan sebagainya.
d) LDPE (Low Density Polyethylene, Polietilena berdensitas rendah) biasa terdapat pada pembungkus
makanan.
e) PP (polipropilena) umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan beberapa jenis
mainan.
f) PS (polistirena) umum terdapat pada kotak makan, kotak pembungkus daging, cangkir, dan
peralatan dapur
lainnyayyyyyyyyyyy


tabel kode plastik

9) Aluminium
Kaleng bekas makanan atau minuman dapat didaur ulang untuk dibuat kaleng pengemas.
E. Limbah yang langsung dapat dimanfaatkan ulang
Sebagian limbah dapat dimanfaatkan kembali secara langsung tanpa melalui proses daur ulang. Limbah
ynag dapat dimanfaatkan langsung adalah sebagai berikut:
1) Ampas tahu.
Ampas tahu dapat digunakan sebagai pakan ternak.Ampas tahu mengandung gizi yang tinggi yang
diperlukan untuk petumbuhan dan perkembangan ternak.
2) Eceng gondok,
Eceng gondok dapat menjadi limbah perairan jika populasinya terlalu banyak.Eceng gondok dapat
dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan, seperti tas. (Tim Penulis PS, 2009 : 34)

3. Alasan mengurangi limbah dengan metode daur ulang


Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan
tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna,
mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses
pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan
bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil,
dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya
menggunakan sampahbiomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai
proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh
alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah
proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk
proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip
dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus
menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus
menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih
mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah
proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang
adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah
hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur
ulangalumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika
dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik.
Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam,
kaca, dan plastik.

Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur,
kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa
dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk
membuat bahan bangunan baru semacam bata.
Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka
harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya.
Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara
lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.
Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.

Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur ulang
karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari
barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut
(emas, besi, baja,silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai
(microchip, processor, kabel,resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang,
yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang
pada bahan ini meski manfaatekonominya masih belum jelas.
Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu
yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang
meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat
tidak mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia.
Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam
tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.

Bahan Lainnya
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair
bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai
sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan
menggunakan 30% material kaca daur ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah
dijadikan pulpdengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan
kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan
mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang
berkualitas lebih rendah.
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat
berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai
jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang.
Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya
adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang
diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena,
dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencemaran lingkungan adalah berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya.
Daur uang limbah dapat memperkecil dampak pencemaran oleh pembuangan limbah ke lingkungan,
dapat di lakukan dengan melakukan daur ulang (recycle), menggunakan kembali (reuse), perawatan
(repair), dan penghematan (reduce). Tidak semua limbah dapat di daur ulang, maka perlu dilakukan
pemisahan limbah menurut jenisnya.
B. saran
pada bagian akhir iini penuis ingin menyampaikan beberapa saran kepada para pembaca :
Lingkungan merupakan faktor pendukung roda kehidupan manusia, untu itu jaga dan lestarikan
lingkungan di sekitar kita.
Jangan membuang sampah atau limbah lainnya secara sembarangan
Jika pembaca ingin menebang satu pohon, maka tanamlah dua, agar lingkungan lebih lestari.
Gunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan
Hemat energi



DAFTAR PUSTAKA
pengelolaanlimbah.wordpress.com
sulaimantap.wordpress.com
www.isomwebs.net
id.shvoong.com
belajarbuatapasaja.blogspot.com
www.chem-is-try.org
dimas-lionhearth.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai