Anda di halaman 1dari 7

Jessica Laresa (120110110050)

BAB II Prinsip Fraud


Fraud adalah tindakan curang, yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga
menguntungkan diri-sendiri/kelompok atau merugikan pihak lain (perorangan, perusahaan
atau institusi). Dari definisi di tersebut, fraud mengandung beberapa unsur, yaitu:
Tindakan yang disengaja
Kecurangan
Keuntung pribadi/kelompok atau kerugian di pihak lain
Jenis jenis fraud yang sering terjadi di berbagai perusahaan pada umumnya dapat
dibedakan atas 3 (tiga) macam, yaitu :
1) Pemalsuan (Falsification) data dan tuntutan palsu (illegal act). Hal ini terjadi
manakala seseorang secara sadar dan sengaja memalsukan suatu fakta, laporan,
penyajian atau klaim yang mengakibatkan kerugian keuangan atau ekonomi dari para pihak
yang menerima laporan atau data palsu tersebut.
2) Penggelapan kas (embezzlement cash), pencurian persediaan/aset (Theft of inventory /
asset), dan kesalahan (false) atau misleading catatan dan dokumen. Penggelapan kas adalah
kecurangan dalam pengalihan hak milik perorangan yang dilakukan oleh seseorang yang
mempunyai hak milik itu di mana pemilikan diperoleh dari suatu hubungan kepercayaan.
3) Kecurangan Komputer (Computer fraud) meliputi tindakan ilegal yang mana
pengetahuan tentang teknologi komputer adalah esensial untuk perpetration,
investigationatau prosecution. Dengan menggunakan sebuah komputer seorang
fraud perpetratordapat mencuri lebih banyak dalam waktu lebih singkat dengan usaha yang
lebih kecil. Pelaku fraud telah menggunakan berbagai metode untuk melakukan Computer
fraud.




Kecurangan atau penyimpangan (fraud) dapat diartikan sebagai suatu tindakan secara
sadar atau tidak (kebiasaan) yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam melanggar
aturan yang telah diterapkan untuk keuntungan pribadi. Dari definisi tersebut, kecurangan ini
memiliki cakupan yang luas dan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang.Menurut The
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), mencari atau menemukan penyimpangan
dalam suatu perusahaan itu sulit sebab penyimpangan memiliki sifat dasar yang tertutup.
Oleh karena itu, ACFEmembuat suatu klasifikasi yang disebut Fraud Tree, yaitu sistem
klasifikasi mengenai kemungkinan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan di dalam suatu
perusahaan. Secara umum, klasifikasi yang dilakukan terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Penyimpangan atas aset (asset missappropriation)
Penyalahgunaan terhadap aktiva tetap atau harta perusahaan yang digunakan untuk
keuntungan pribadi.
2. Pernyataan palsu (fraudulent statement)
Biasanya pernyataan dalam suatu laporan keuangan yang digunakan agar perusahaan dapat
terlihat baik, padahal dalam kenyataannya tidak.
3. Korupsi (corruption)
Tindakan yang dilakukan biasanya oleh satu atau lebih orang yang saling menguntungkan.
Klasifikasi di atas biasanya disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Fraud tree sistem
terkomputerisasi memiliki klasifikasi yang berbeda.













BAB III Skema Kecurangan
Skema kecurangan dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara. Terdapat tiga
kategori skema penipuan, yaitu laporan tipuan, korupsi,dan penyalahgunaan aktiva.
LAPORAN TIRUAN
Laporan tipuan dihubungkan dengan penipuan oleh pihak manajemen. Jika
penipuan melibatkan beberapa bentuk kesalahan laporan keuangan, untuk
memenuhi definisi skema penipuan ini, maka laporan tersebut harus memberikan
manfaat secara langsung atau tidak langsung bagi pelakunya. Contohnya,
perusahaan menyatakan terlalu rendah kewajiban untuk menyajikan gambaran
keuangan yang lebih baik atas perusahaan agar dapat meningkatkan harga saham.
Masalah yang mendasari:
1. Kekurangan independesi auditor
2. Kurangnya independesi direktiur
3. Skema kompensasi eksekutif yang meragukan
4. Praktik akuntansi yang tidak tepat.
Perubahn utama yang dibuat berkaitan dengan (1) pembuatan komite audit, (2)
independensi auditor, (3) tata kelola perusahaan dan tanggung jawab perusahaan,
(4) keharusan untuk pengungkapan, dan (5) penalti untuk penipuan dan berbagai
pelanggaran lainnya.
KORUPSI
Korupsi (corruption) mungkin adalah kejahatan kerah putih yang paling tua.
Korupsi melibatkan eksekutif, menejer, atau karyawan perusahaan dalam bentuk
kolusi dengan pihak luar. Korupsi adalah tindakan seorang pejabat atau petugas
yang secara tidak sah dan tidak dapat dibenerkan memanfaatkan perkerjaannya atau
karakternya untuk mendapatkan keuntungan untuk dirinya maupun orang lain,
dengan melanggar kewajiban dan hak orang lain. Ada empat jenis korupsi, yaitu
penyuapan, pemberian hadiah yang illegal, konflik kepentingan, dan pemerasan
secara ekonomi.
Penyuapan. Penyuapan melibatkan pemberian, penawaran, permohonan untuk
menerima, atau penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk memngaruhi seorang
pejabat dalam melakukan kewajiban sahnya. Para pejabat di sini dapat
diperkerjakan oleh berbagai lembaga pemerintah (atau pihak yang berwenang) atau
perusahaan swasta.
Hadiah Ilegal. Hadiah ilegal (illegal gratuity) melibatkan pemberian, penerimaan,
penawaran , atau permohonan untuk menerima sesuatu yang bernilai karena telah
melakukan tindakan yang resmi. Skema ini hamper sama dengan penyuapan, tetapi
transaksinya terjadi setelah tindakan resmi tersebut dilakukan.

Konflik Kepentingan. Setiap perusahaan harus mengharapkan karyawannya akan
melakukan pekerjaan dengan cara yang dapat memenuhi berbagai kepentingan
perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang karyawan bertindak atas
nama pihak ketiga dalam melakukan pekerjaannya atau memiliki kepentingan
pribadi dalam pekerjaannya yang dilakukannya. Jika konflik kepentingan karyawan
tidak dikehaui oleh perusahaan dan mengakibatkan kerugian keuangan, maka telah
terjadi kecurangan.
Pemerasan secara Ekonomi. Pemerasan secara ekonomi adalah penggunaan
(atau ancaman untuk melakukan) tekanan (termasuk sanksi ekonomi) terhadap
seseorang atau perusahaan, untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Istilah
berharga dapat dapat berupa aset keuangan atau ekonomi, informasi, atau kerja
sama untuk mendapatkan keputusan yang berguna mengenai sesuatu yang sedang
dipermasalahkan.
PENYALAHGUNAAN AKTIVA
Bentuk skema kecurangan yang paling umum melibatkan beberapa bentuk
penyalahgunaan aset. Delapan puluh lima persen dari kecurangan yang dimasukkan
dalam penelitian ACFE masuk dalam kategori ini. Aset dapat disalahgunakan secara
langsung atau tidak langsung demi keuntungan si pelaku. Berbagai transaksi yang
melibatkan kas, rekening giro, persediaan, pasokan, perlengkapan dan informasi
paling beresiko untuk disalahgunakan. Berikut ini merupakan penyalahgunaan
aktiva.
Pembebanan ke akun beban. Pencurian aktiva menciptakan ketidakseimbangan
dalam persamaan akuntansi dasar. Cara menutupi ketidakseimbangan tersebut
adalah membebankan aktiva ke akun beban serta mengurangi ekuitas dalam jumlah
yang sama. Contohnya, pencurian kas senilai $ 20.000 akan dibebankan ke biaya
operasional lain-lain. Kerugian akibat berkurangnya kas akan mengurangi aset
perusahaan sebesar $ 20.000. Untuk menyeimbangkannya, ekuitas dikurangi
sebesar $ 20.000 ketika akun beban lain-lain ditutup ke saldo laba, sehingga
membuat persamaan akuntansi tetap seimbang.
Gali lubang tutup lubang. Gali lubang tutup lubang melibatkan penggunaan cek
para pelanggan, yang diterima untuk pembayaran tagihan mereka untuk menutupi
uang yang sebelumnya dicuri oleh karyawan. Contohnya, karyawan pertama-tama
akan mencuri dan mencairkan cek senilai $ 500 yang dikirim oleh pelanggan A.
Untuk menutupi ketidakseimbangan akuntansi tersebut, maka rekening pelanggan A
tidak akan dikredit. Selanjutnya (pariode pembayaran selanjutnya) karyawan
tersebut akan menggunakan cek senilai $ 500 yang diterima dari pelanggan B dan
akan dimasukkan ke rekening pelanggan A. Dana pada pariode berikutnya yang

diterima dari pelanggan c akan dipakai untuk menutup dana pelanggan B begiru
seterusnya.
Gali lubang tutup lubang dapat terdeteksi ketika karyawan yang terlibat keluar dari
perusahaan atau cuti. Cara menghentikannya perusahaan secara rutin merotasi
karyawan ke pekerjaan yang berbeda dan memaksa untuk menjadwalkan cuti.
Penipuan transaksi. Penghapusan, pengubahan, atau penambahan transaksi yang
tidak benar untuk mengalihkan aktiva ke pelaku penipuan. Jenis umum transaksi
penipuan ini melibatkan distribusi pembayaran gaji tipuan ke karyawan yang tidak
ada. Misalnya, gaji di distribusikan kepada karyawan yang sudah tidak lagi bekerja.
Tiap minggu, pihak yang melakukan kecurangan ini, akan terus menyerahkan kartu
waktu kerja seolah-olah karyawan tersebut masih bekerja. Walaupun perusahaan
kehilangan kas, kecurangan tersebut tetap tidak terdeteksi karena kredit ke akun kas
diseimbangkan melalui debit ke akun beban gaji.
PENIPUAN KOMPUTER
Penipuan komputer meliputi:
Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan mengubah record
atau file yang dapat dibaca komputer
Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan mengubah logika
peranti lunak computer
Pencurian atau penggunaan secara tidak sah informasi yang dapat dibaca oleh
computer
Pencuria, korupsi, penyalinan secara illegal, atau penghancuran yang disengaja
atas peranti lunak computer.
Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan peranti keras komputer.
Tahapan utama sistem informasi akuntansi yang merupakan potensi area yang
berisiko terjadinya penipuan komputer adalah pengumpulan data, pemrosesan data,
manajemen basis data, dan pembuatan informasi.
Pengumpulan data. Pelaku hanya perlu memahami bagaimana sistem kerja
dalam memasukkan data. Tindakan kecurangan tersebut melibatkan usaha
membuat data menjadi salah ketika data dimasukkan ke dalam sistem. Contoh,
untuk melakukan kecurangan penggajian, pelaku dapat menyelipkan sebuah
transaksi penggajian yang salah, bersama dengan transaksi sah lainnya. Variasi dari
kecurangan ini adalah mengubah fieldjam kerja dalam sebuah transaksi penggajian
yang sah untuk menaikkan nilai cek gaji.
Varian lainnya adalah mengeluarkan kas untuk pembayaran utang usaha yang salah.
Dengan memasukkandokumen pendukung yang tidak benar (pesanan pembelian,
laporan penerimaan, dan faktur pemasok) ke dalam tahap pengumpulan data sistem

utang usaha, seorang pelaku kecuragan dapat membodohi sistem tersebut dengan
membuat recordutang usaha untuk pembelian yang tidak pernah dilakukan.
Pemrosesan Data. Kecurangan dalam pemrosesan data dibagi menjadi 2
kelompok :
a. Kecurangan Program
Contohnya, program yang digunakan sebuah bank untuk menghitung bunga
rekening nasabahnya akan menghasilkan kesalahan pembulatan. Dengan kata lain,
satu sen ditambahkan (atau dihapis dari) rekening nasabah secara acak.
b. Kecurangan Operasional
Adalah penyalahgunaan atau pencurian sumber daya komputer perusahaan.
Contohnya, seorang programer mungkin saja menggunakan waktu aktif komputer di
perusahaan untuk membuat piranti lunak yang dijualnya secara komersial.
Manajemen Basis Data. Teknik yang paling umum digunakan adalah mengakses
basis data dari jarak jauh dan menelusuri file untuk mencari informasi yang berguna,
kemudian disalin, dan dijual ke pesaing perusahaan.
Pembuatan Informasi. Apapun bentuk fisiknya, informasi yang berguna memiliki
karakteristik berikut ini :
a. Relevan
b. Tepat waktu
c. Akurat
d. Lengkap
e. Ringkas
Bentuk kecurangan yang umum pada tahap pembuatan informasi adalah pencurian,
penyerahan ke pihak yang salah, atau penyalahgunaan output komputer. Salah satu
tekniknya disebut mengais, melibatkan pencarian melalui tempat sampah di pusat
komputer untuk mencari output yang dibuang.
Pelaku kecurangan sering kali mendapatkan informasi yang berguna dari lembar
karbon yang dipisahkan dari laporan tembusan atau dari laporan kertas yang ditolak
ketika dalam pemrosesan. Jika ini terjadi, maka output tersebut harus dicetak ulang
dan output awalnya akan dibuang ke tempat sampah. Teknik lain dinamakan
manguping, melibatkan media komunikasi yang memungkinkan pelaku untuk
mendapatkan informasi dari pesan yang terkirim.

Anda mungkin juga menyukai