Anda di halaman 1dari 21

PERBEDAAN DISKOLORISASI RESTORASI RESIN KOMPOSIT YANG

DIPOLIS DAN TIDAK DIPOLIS PADA PERENDAMAN LARUTAN KOPI


HITAM DAN KOPI KRIMER



Wandania Farahanny, drg
NIP : 132 306 493
























DEPARTEMEN ILMU KONSERVASI GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009






Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

DAFTAR ISI


BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................3

BAB 2 TINJ AUAN PUSTAKA ..................................................................................4

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................................7
3.1 Desain Penelitian .......................................................................................7
3.2 Tempat dan Waktu .....................................................................................7
3.3 Populasi dan Sampel ..................................................................................7
3.4 Kriteria Penerima Subjek ...........................................................................7
3.5 Besar Sampel .............................................................................................8
3.6 Identifikasi Variabel ...................................................................................8
3.7 Defenisi Operasional ..................................................................................8
3.8 Cara Pengumpulan Data ............................................................................8
3.9 Analisis Data ..............................................................................................10

BAB 4 ALUR PENELITIAN ......................................................................................11

BAB 5 KERANGKA KONSEP PENELITIAN ..........................................................12

BAB 6 HASIL ..............................................................................................................13

BAB 7 PEMBAHASAN ..............................................................................................15

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................17
8.1 Kesimpulan ................................................................................................17
8.2 Saran ..........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................18







Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

PERBEDAAN DISKOLORISASI RESTORASI RESIN KOMPOSIT YANG
DIPOLIS DAN TIDAK DIPOLIS PADA PERENDAMAN LARUTAN KOPI
HITAM DAN KOPI KRIMER


Abstrak
Restorasi resin komposit (RK) banyak digunakan terutama dalam penanggulangan
kasus-kasus estetik karena restorasi RK sewarna dengan gigi dan memiliki daya adhesif
yang cukup kuat. Kekurangan dalam pemakaian RK adalah dapat terbentuknya
microleakage (celah mikro) yang merupakan jalan masuk zat warna pada restorasi
sehingga menyebabkan diskoolorisasi. Diskolorisasi restorasi RK dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antaralain finishing dan polishing permukaan restorasi dan berbagai jenis
minuman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan diskolorisasi
permukaan restorasi RK yang dipolis dan tidak dipolis pada perendaman larutan kopi
hitam dan kopi krimer. Dua belas gigi premolar yang telah diekstraksi dipreparasi dengan
desain kavitas klas I den ditumpat dengan RK, 6 gigi dipolis dan 6 gigi tidak dipolis.
Kedua kelompok gigi tersebut direndam ke dalam aquades selama 2 hari, kemudian tiap
keompok tersebut dibagi lagi menjadi dua subkelompok (n=3) dan rendam pada larutan
kopi hitam dan kopi krimer selama 7 hari. Hasilnya memperlihatkan permukaan pada
restorasi RK dipolis yang direndam larutan kopi hitam terdapat diskolorisasi pada
pinggiran restorasi, dan pada rendaman larutan kopi krimer tidak terjadi diskolorisasi.
Sedangkan pada permukaan restorasi RK yang tidak dipolis baik direndam larutan kopi
hitam maupun kopi krimer terjadi diskolorisasi pada tepi restorasi RK. Secara
keseluruhan restorasi RK yang tidak dipolis diskolorisasi terlihat lebih banyak daripada
yang dipolis.

Kata kunci : resin komposit, diskolorisasi, kopi, microleakage.

I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Kesesuaian warna restorasi dengan gigi di sekelilingnya merupakan hal yang
penting tidak hanya pada tahap awal penempatan restorasi tetapi juga setelah periode
waktu yang cukup lama. Dewasa ini resin komposit (RK) lebih banyak digunakan dalam
berbagai bidang konservasi gigi, terutama dalam penanggulangan kasus-kasus estetik
karena mempunyai daya adhesif yang cukup kuat dibandingkan dengan menggunakan
semen silikat. Pembentukan celah mikro antara bahan RK dan dinding kavitas dihasilkan
dari pengkerutan selama polimerisasi merupakan kekurangan dalam pemakaian RK.
Diskolorisasi RK dapat disebabkan faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Faktor-
faktor intrinsik melibatkan pewarnaan akibat perubahan pada matriks resin itu sendiri
Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

atau pada perhubungan antara matriks dan filler, serta oksidasi atau hidrolisis dalam
matriks resin. Faktor ekstrinsik melibatkan absorpsi bahan pewarna sebagai akibat
kontaminasi dari berbagai sumber eksogen, seperti tembakau, minuman kopi, teh dan
cola. Dilihat dari segi rata-rata intensitas pewarnaan, sejumlah peneliti (Gross dan
Mosser, 1997; Yannikakis, 1998; Chan, Fuller dan Hormiati, 1980) menemukan bahwa
kopi menghasilkan perubahan warna yang lebih banyak dibanding teh, cola dan air.
1,2

Perubahan warna restorasi RK juga dapat disebabkan karena faktor-faktor yang
berhubungan dengan perlakuan akhir pada permukaan bahan restorasi. Sejumlah peneliti
sebelumnya melaporkan bahwa stabilitas warna RK dapat dipengaruhi oleh tindakan
polishing permukaan yang berbeda. Polishing permukaan mempengaruhi berbagai aspek
dari restorasi akhir, termasuk pewarnaan, akumulasi plak dan ketahanan terhadap
keausan. Permukaan yang dipolis hingga licin berkilat (high-gloss) umumnya dianggap
lebih tahan terhadap pewarnaan dibanding permukaan lainnya.
3

Kopi merupakan jenis minuman yang sering dikonsumsi masyarakat dari dulu
hinga sekarang. Salah satu kerugian dari mengkonsumsi kopi adalah dapat menimbulkan
terjadinya stein pada gigi dan restorasi pada gigi. Kopi tidak hanya disajikan dalam kopi
hitam saja tetapi ada yang dicampur dengan susu atau krimer. Karena alasan tersebut
penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan diskolorisasi restorasi RK yang dipolis
dan tidak dipolis pada perendaman larutan kopi hitam dan kopi krimer.

I.2 Perumusan Masalah
Dari uraian di atas timbul permasalahan apakah ada perbedaan diskolorisasi
restorasi RK yang dipolis dan tidak dipolis pada perendaman larutan kopi hitam dan kopi
krimer.

I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan diskolorisasi permukaan restorasi RK yang direndam
larutan kopi hitam dan kopi krimer.
2. Untuk mengetahui hubungan diskolorisasi kopi pada permukaan restorasi RK yang
dipolis dan tidak dipolis.
Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

I.4 Manfaat Penelitian
Sebagai tambahan informasi bagi dokter gigi tentang jenis minuman yang dapat
menyebabkan diskolorisasi pada restorasi RK.


II TINJAUAN PUSTAKA
Kemajuan dalam teknologi perlekatan resin telah menghasilkan bahan restorasi
komposit berbasis resin atau RK dengan tampilan yang menyerupai gigi asli sehingga
produk ini menjadi pilihan utama dokter gigi untuk memuaskan kebutuhan estetik pasien.
Keberhasilan restorasi ini bergantung terutama pada stabilitas warnanya.
3

Perubahan warna pada sistem RK tampaknya berhubungan dengan berbagai
faktor intrinsik tertentu. Matriks resin yang merupakan komponen bahan utama bahan
RK telah dilaporkan bersifat penting dalam stabilitas warna dan dipengaruhi oleh pH
larutan yang berbeda dan konsentrasi alkohol. Dietschi dkk (1994) menunjukkan bahwa
pewarnaan mungkin berhubungan dengan kandungan resin yang tinggi dan absorpsi air.
Polimerisasi matriks resin yang tidak sempurna juga dapat menyebabkan pewarnaan
permukaan restorasi. Adanya celah mikro atau celah interfasial antara bahan filler dan
matriks kemungkinan besar menjadi jalur penetrasi zat warna.
2,3
Pembentukan celah mikro antara bahan RK dan dinding kavitas dihasikan dari
pengkerutan selama polimerisasi merupakan kekurangan dalam pemakaian resin
komposit. Perubahan yang terjadi selama polimerisasi yaitu pengkerutan polimerisasi
eksoterm yang diakibatkan bertambahnya temperatur. Gambaran ini terlihat dapat
diterima secara klinis dan sebagian pengkerutan ini dapat dengan cara penggabungan
melalui pemasukan air.Dalam situasi klinis menangani kontraksi yaitu dengan berupaya
membentuk ikatan antara bahan restorasi terhadap dinding kavitas. Pembatasan ini
menyebabkan tekanan kontraksi polimerisasi yang menghambat pembentukan ikatan
resin terhadap gigi dengan penarikan bahan RK saat setting menjauh dari dinding kavitas.
(Gambar 1). J ika hubungan yang lemah ini merupakan interfase bonding dengan gigi,
maka ikatan resin-enamel mampu bertahan terhadap pengkerutan namun tidak demikian
halnya dengan interfase resin-dentin.
1,3,4



Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009


Gambar 1. Efek kontraksi polimerisasi pada ikatan resin-enamel dan
resin-dentin ketika diaplikasikan RK light-curing (kiri), RK autocuring
(tengah), RK light-curing dengan teknik incremental layering (kanan)
4

Faktor ekstrinsik perubahan warna meliputi absorpsi bahan pewarna sebagai
akibat kontaminasi dari berbagai sumber eksogen. Kebiasaan oral seperti pemakaian
tembakau dan pola minuman tertentu seperti kopi, teh, cola dapat menimbulkan
perubahan warna eksternal restorasi RK.
2,3
(Gambar 2)


Gambar 2. Penyerapan zat warna karena adanya microleakage.
6


Hasil penelitian sebelumnya oleh Gupta dkk (2005), Gross dan Morer (1977) dan
annikakis (1998) menemukan intensitas stein kopi lebih tinggi dari pada teh dan air.
Chan, Fuller dan Hormiati (1980) menemukan bahwa kopi menyebabkan diskolorisasi
daripada teh dan minuman cola. Bertentangan dengan studi yang dilakukan Moon,
Eystein dan Ruyter (1991) stein bahan resin based veneering dengan tiga heat cured dan
dua light cured resin memperlihatkan lebih banyak diskolorisasi pada teh dibandingkan
Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009
dengan kopi setelah pengamatan selama 48 jam. Tetapi pada waktu yang sama dilaporkan
bahwa stein teh terdapat pada bagian superfisial dan lebih mudah dihilangkan
dibandingkan stein kopi setelah dibersihkan dengan pasta dan sikat gigi.
2
Perubahan warna restorasi RK juga dapat disebabkan karena faktor-faktor yang
berhubungan dengan melakukan finishing dan polishing pada permukaan bahan restorasi.
Gupta dkk mengemukakan bahwa permukaan komposit yang dipolimerisasi saja tanpa
dipolis akan mengalami perubahan warna karena sifat fisik lapisan permukaan yang lebih
inferior. Permukaan yang dipolis hingga licin berkilat (high gloss) umumnya dianggap
lebih tahan terhadap perwarnaan dibanding permukaan lainnya.
3
Ada berbagai produk yang tersedia untuk finishing dan polishing termasuk bur
diamond dan carbide, berbagai tipe dari flexible disk, abrasive impregnated rubber points
dan cups, metal dan plastik finshing strips dan polihing paste. (Gambar 3)


Gambar 3. Berbagai produk untuk finishing dan polishing.
5

Proses finishing dan polishing dapat menyebabkan beberapa aspek dari restorasi
akhir, termasuk stein permukaan, akumulasi plak dan karakteristik penggunaan RK.
Teknik finishing yang mencederai atau terlalu panas (over heating) dapat merusak
permukaan dari RK dan akibat dalam penggunaan kecepatan. Pengaplikasian coating
surface atau rebonding dengan viskositas rendah setelah finishing RK dapat membantu
menghentikan perluasan crack, memperkuat resitensi, menambah stabilitas warna dan
memperbesar integritas marginal sehingga tahan lama.
4,5

III METODE PENELITIAN
III.1 Desain Penelitian
Eksperimental Laboratorium:
Penelitian ini berupa diskolorisasi restorasi RK dipolish dan tidak dipolish yang
direndam dalam larutan kopi hitam dan kopi krimer.

III.2 Tempat dan Waktu
Tempat : Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG USU
Waktu : April-Mei 2007

III.3 Populasi dan Sampel
Populasi : gigi-gigi premolar manusia yang sudah dicabut dari praktek sore dokter gigi
di Medan dan sekitarnya.
Sampel : gigi-gigi premolar manusia yang sudah dicabut dengan kavitas Klas 1 RK.
Sampel untuk setiap kelompok dipilih secara random.

III.4 Kriteria Penerima Subjek
Inklusi:
o Premolar RA/RB
o Permukaan enamel yang masih baik
o Bebas karies
o Bebas stein
o Mahkota masih utuh
Ekslusi:
o Hipoplasia enamel
o Gigi yang sudah pernah direstorasi
o Gigi yang sudah pernah dibonding untuk bracket orto.

Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

III.5 Besar Sampel
Sampel untuk setiap kelompok dipilih secara random dan diambil 12 sampel yang
dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok restorasi RK yang dipolis dan tidak dipolis
dengan masing-masing kelompok tersebut terdiri dari 6 sampel. J umlah sampel ini
diambil sesuai dengan penelitian yang dilakukan Shreena B, O Patel dkk (2004).
1

III.6 Indentifikasi Variabel














Variabel Bebas:
o Gigi yang dipolis
dan tidak dipolis
o Larutan kopi hitam
dan kopi krimer
Variabel terkendali:
o Desain kavitas
o Teknik
pemolisan.
o Waktu
perendaman
o J enis kopi
o Operator yang
sama
Variabel tergantung:
Diskolorisasi restorasi RK
Variabel tidak terkendali:
o Struktur anatomi gigi
o Keadaan suhu dan
iklim tempat
melakukan penelitan,
o pH larutan
o Teknik pemakaian RK

III.7 Defenisi Operasional
Perubahan warna yang terjadi pada restorasi RK yang direndam ke dalam larutan
kopi hitam dan kopi kremer. Diskolorisasi dinilai berdasarkan ada atau tidak ada
diskolorisasi (ada perubahan warna) pada restorasi RK.

III.8 Cara Pengumpulan Data
Bahan:
1. Gigi premolar manusia RA/RB
2. Resin Komposit merk 3M ESPE Posterior Restorative A3 Shade Made in USA
Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

3. Bonding merk Prime & Bond

NT
TM
Nano Technology Light Cured Dental
Adhesive
4. Etsa merk Email Preparator Atzgel/ Etching Gel 37% Phosphorsaure
Phosporicacid Ivoclar Vivadent
5. Aquadest
6. Kopi hitam merk Nescafe Classic. 2 sachet, @ 2g.
7. Kopi krimer merk Nescafe Crme 2 sachet, @ 20g.
8. Gula

Alat:
1. Mikromotor merk Marathon 4.
2. Mata bur diamond bulat dan silindris merk EDENTA
3. Bur white stone
4. Bur polis RK Enhance
5. Light cured merk SELECTOR
6. Pinset
7. Cotton pelet
8. Gelas kaca

Cara/Prosedur Kerja:
a. Persiapan Sampel:
1. Gigi premolar dipreparasi dengan desain kavitas Klas I menggunakan bur
diamond bulat dan slindris.
2. Kavitas yang terbentuk di etsa, kemudian dibilas dan keringkan sesuai petunjuk
pabrik.
3. Aplikasi bonding diamkan 20 detik, lakukan penyinaran.
4. Masukkan RK ke dalam kavitas dan kondensasi, lakukan penyinaran.
5. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang dipolis dan tidak
dipolis.
6. Pemolisan dilakukan dengan menggunakan bur white stone dilanjutkan dengan
bur polis RK.
Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009
b. Persiapan Larutan:
1. Larutan kopi hitam sebanyak 2 gelas, yaitu masing-masing 1 gelas larutan dibuat
dengan cara melarutkan 1 sachet kopi hitam instant dan 1 sdt gula dengan 150 ml air
panas yang baru mendidih (100
0
C). Biarkan larutan tersebut hingga sesuai dengan
suhu ruangan.
2. Larutan kopi krimer sebanyak 2 gelas, yaitu masing-masing 1 gelas larutan dibuat
dengan cara melarutkan 1 sachet kopi krimer instan dengan 150 ml air panas yang
baru mendidih (100
0
C).
3. Biarkan larutan tersebut hingga sesuai dengan suhu ruangan.
c. Prosedur Uji Diskolorisasi:
1. Kelompok sampel yang dipolis dan tidak dipolis direndam ke dalam air biasa
selama 2 hari.
2. Kemudian 2 kelompok tersebut dibagi menjadi lagi menjadi 2 sub kelompok yang
direndam ke dalam larutan kopi hitam dan kopi krimer selama 7 hari.
3. Setelah itu dicuci dengan air mengalir dan keringkan. Kemudian dilihat dengan
bantuan cahaya matahari ada atau tidaknya diskolorisasi (perubahan warna) pada
restorasi RK.

III.9 Analisis Data
Penelitian ini bersifat deskriptif sehingga tidak menggunakan analisis statistik
tetapi hanya observasi terhadap ada atau tidaknya diskolorisasi (perubahan warna) pada
restorasi RK.


IV ALUR PENELITIAN




12 Gigi Premolar Manusia



Desain Kavitas Klas RK




Total Etsa



Bonding +Light Cured

Tumpatan RK +Light Cured





6 Gigi Dipolish 6 Gigi Tidak
Dipolish


Rendam Aquadest 2 hari Rendam Aquadest 2 hari



3 Gigi Rendam
Kopi Krimer
3 Gigi Rendam
Kopi Hitam


3 Gigi Rendam
Kopi Hitam
3 Gigi Rendam
Kopi Krimer
Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

V KERANGKA KONSEP PENELITIAN



RESTORASI RK

















Daya adhesif
yang kuat
Estetik yang baik :
Sewarna dengan gigi
Polymerization
shrinkage
Diskolorisasi
o Diskolorisasi
o Hipersensitif
dentin
o Karies
sekunder
o Inflamasi pulpa
o Nekrosis pulpa
Permukaan
kasar
Microleakage
Finshing &
Polishing

Intrinsik Ekstrinsik


o Usia

o Bahan
makanan dan
minuman

o Tembakau
o Hubungan
mariks dan
filler

o Oksidasi atau
hidrolisis
dalam matriks
resin





Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

VI HASIL
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu restorasi RK yang dipolis dan tidak
dipolis pada perendaman jenis larutan kopi terdiri dari 4 kelompok. Tabel 1 menunjukkan
restorasi RK yang dipolis mengalami diskolorisasi pada rendaman larutan kopi hitam
teteapi pada kopi krimer tidak terdapat noda.

Tabel 1. Perbedaan Diskolorisasi Restorasi RK yang Dipolis pada Rendaman Kopi
Hitam dan Kopi Krimer.
Diskolorisasi
Rendaman
n Ada (%) n Tidak (%)
Keterangan
Kopi Hitam (3) 3 (100%) -
Ada noda hitam hanya pada
pinggiran restorasi
Dipolis
Kopi Krimer (3) - 3 (100%) t.a.a

Pada tabel 2 menunjukkan restorasi RK yang tidak dipolis pada rendaman kopi
hitam semuanya mengalami diskolorisasi. Sedangkan pada rendaman kopi krimer hanya
ada 2 dari 3 restorasi RK yang mengalami diskolorisasi.

Tabel 2. Perbedaan Diskolorisasi Restorasi RK yang Tidak Dipolish pada Rendaman
Kopi Hitam dan Kopi Krimer.
Diskolorisasi
Rendaman
n Ada (%) n Tidak (%) Keterangan
Kopi Hitam (3) 3 (100%) -
Ada noda hitam di keseluruhan
permukaan restorasi
Tidak
Dipolis
Kopi Krimer (3) 2 (66,67%) 1 (33,33%)
Ada sedikit noda di permukaan
restorasi tetapi lebih sedikit

Pada tabel 3 menunjukkan secara keseluruhan bagaimana diskolorisasi yang
terjadi pada restorasi RK yang dipolis dan tidak dipolis baik pada perendaman larutan
kopi hitam maupun kopi krimer. Hasil penelitian memperlihatkan diskolorisasi paling
besar terjadi pada restorasi RK yang tidak dipolis.
Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009


Tabel 3. Perbedaan Diskolorisasi Restorasi RK yang Dipolis dan Tidak Dipolis
Diskolorisasi Perlakuan Akhir
Restorasi RK n Ada (%) n Tidak (%)
Dipolish (6) 3 (50%) 3 (50%)
Tidak Dipolish (6) 5 (83,33%) 1 (16,67%)


Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

VII PEMBAHASAN
Kualitas permukaan merupakan suatu parameter penting yang secara klinis
mempengaruhi restorasi. Tekstur permukaan yang inadekuat dari suatu restorasi dapat
menyebabkan iritasi gingiva, akumulasi plak, karies sekunder dan stein/diskolorisasi.
Berbagai macam bahan dan teknik telah diperkenalkan untuk contouring, finshing dan
polishing tetapi tidak ada yang diterima secara universal bagaimana metode untuk
prosedur finishing.
4
Dalam penelitian ini menggunakan metode polishing sederhana yang
dilakukan di klinik yaitu menggunakan bur white stone dan dilanjutkan dengan bur polis
RK (enhance).
Untuk mensimulasi potensi diskolorisasi secara klinis dari restorasi RK, sampel
penelitian yang telah direstorasi RK baik yang dipolis maupun tidak dipolis terlebih
dahulu direndam dalam aquadest selama 2 hari. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
restorasi RK yang memiliki kelembaban yang hampir sama seperti halnya di rongga
mulut. Setelah itu direndam ke dalam larutan kopi hitam dan kopi krimer selama 7 hari
berturut-turut untuk mendapatkan efek yang kira-kira sama dengan mengkonsumsi
minuman tersebut dalam waktu yang lama.
2
Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kopi memiliki intensitas stein
yang lebih tinggi dibandingkan teh dan cola. Namun tidak dalam semua keadaan dapat
dikemukakan kopi lebih menyebabkan diskolorisasi dibanding teh. Moon dkk (1991)
meneliti proses stein dari bahan veneer basis resin dengan resin three heat cured dan two
light cured sebagai bahan uji menunjukkan teh lebih menyebabkan diskolorisasi
dibandingkan kopi yang diobservasi lebih dari 48 jam. Tetapi stein pada teh melekat pada
superfisial dan lebih mudah hilang dibandingkan stein kopi setelah penyikatan gigi
dengan pasta. Walaupun demikian hasil penelitian tersebut tidak dapat secara langsung
dibandingkan satu dengan yang lainnya karena perbedaan bahan uji dan waktu observasi
yang singkat.
1
Larutan kopi krimer mengandung sedikit bahan kopi dibanding dengan larutan
kopi hitam karena telah dicampur dengan bahan krimer. Namun demikian larutan kopi
krimer juga dapat menyebabkan diskolorisasi pada restorasi RK yang tidak dipolis
walaupun dengan intensitas stein yang lebih sedikit dibanding dikolorisasi restorasi RK
pada larutan kopi hitam. Pada kelompok restorasi RK yang dipolis juga ada diskolorisasi
Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009
tetapi hanya pada terjadi pada restorasi RK yang direndam larutan kopi hitam. Walaupun
restorasi RK baik yang dipolis maupun tidak dipolis sama-sama mengalami diskolorisasi,
tetapi intensitas stein yang ditimbulkan oleh keduanya berbeda. Dari hasil penelitian ini,
pada restorasi RK yang tidak dipolis jauh lebih banyak daripada yang dipolis.
Diskolorisasi restorasi RK yang tidak dipolis akibat dari permukaan restorasi yang kasar
sehingga mempermudah perlekatan stein, berbeda halnya dengan permukaan restorasi
yang kasar sehingga mempermudah perlekatan stein, berbeda halnya dengan permukaan
restorasi RK yang dipolis yang licin dan berkilat tahan terhadao asam.
2
Selain untuk menghasilkan permukaan yang licin dan berkilat, finshing dan
polishing yang baik merupakan salah satu cara untuk meminimalkan terbentuknya
diskolorisasi pada restorasi RK. Microleakage kemungkinan besar menjadi jalur penetrasi
zat warna seingga menyebabkan diskolorisasi pada restorasi RK. Diskolorisasi restorasi
RK akibat adanya microleakage ditandai dengan adanya perubahan warna yang terjadi
pada tepi restorasi, karena microleakage merupakan celah mikro yang terbentuk antara
bahan RK dan dinding kavitas akibat pegkerutan selama polimerisasi.
Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan diantaranya tidak adanya
parameter yang absolut untuk mengukur diskolorisasi yang terjadi dengan jumlah sampel
yang belum representatif. Namun penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi
tambahan bahwa diskolorisasi pada restorasi RK dapat diminimal dengan melakukan
finishing dan polishing yang baik.


VIII KESIMPULAN DAN SARAN
VIII.1 Kesimpulan:
1. Restorasi RK yang dipolis ada yang mengalami diskolorisasi yaitu pada
perendaman larutan kopi hitam namun tidak terjadi pada perendaman kopi krimer.
2. Restorasi RK yang tidak dipolis mengalami diskolorisasi, tetapi lebih sedikit
pada perendaman larutan kopi krimer.
3. Restorasi RK yang tidak dipolis lebih tinggi kemungkinan mengalami
diskolorisasi daripada yang dipolis.

VIII.2 Saran:
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan sampel dan variabel penelitian
yang lebih luas untuk mendapatkan hasil yang lebih signifikan.
2. Perlu diperhatikan bagi setiap dokter gigi untuk melakukan finishing dan
polishing yang baik setiap setelah melakukan restorasi.
Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009


DAFTAR PUSTAKA


1. Patel SB, Gordan VV, Barrett AA, Shen C. The effect of surface finishing and
storage solutions on the color stability of resin-based composites. J ADA 2004;
135: 587-94.
2. Gupta R, Parkash H, Shah N, J ain V. A spectrophotometric evaluation of color
changes of various tooth colored veneering materials after exposure to comonly
consumed beverages. The J ournal of Indian Prosthodontic Society 2005; 5 (2): 72-
8.
3. Goracci G, Mori G, Martinis LC. Curing light intensity and marginal leakage of
resin composite restorations. Quintessence International 1996; 27 (5): 355-61.
4. Summit J B, Robbins J W, Scwartz RS, Santos J S). Fundamentalof operative
dentistry a contemporary approach. 2
nd
ed. Chicago : Quinstenssence Publishing
Co, Inc, Chicago : 186- dan 255.
5. Uctasli MB, Arisu HD, Omoriu H. The effect of different finishing and polishing
systems on the surface roughness of different composite restorative materials. The
J ournal of Contemporary Dental Practice (www.thejcpd.com) 2007; 8 (2): 1-9.
6. Anonymous. MIcroleakage of packable composite used in post spaces condensed
using different methods. <http//www_thejcdp_com-issue010-gorgul-graphics-
fig1b_jpg.htm>. (Mei 2007).
Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009


Wandania Farahanny : Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit Yang Dipolis Dan Tidak Dipolis Pada
Perendaman Larutan Kopi Hitam Dan Kopi Krimer, 2009

Anda mungkin juga menyukai