Anda di halaman 1dari 16

REFLEKSI KASUS

OS HORDEOLUM INTERNUM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Tentara Dr. Soedjono Magelang











Disusun Oleh :

Fadhila Kamayanti
01.209.5901



FAKULTAS KEDOKTERRAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
OS HORDEOLUM INTERNUM

Diajukan untuk memenuhi syarat Ujian Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Penyakit Mata RST Tingkat II
dr. Soedjono Magelang

Telah disetujui dan dipresentasikan
pada tanggal: Oktober 2013


Disusun oleh:
FADHILA KAMAYANTI
01.209.5901

Magelang, Oktober 2013
Dosen Pembimbing,


Dr. Dwijo Pratiknjo, Sp.M Dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M












BAB I
LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. Heny A
Umur : 22 Tahun
Alamat : Magelang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Menikah : Sudah Menikah

2. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Benjolan di kelopak mata kiri bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan dikelopak mata kiri
bawah sejak 2 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien mengaku setelah makan
kacang telur, lalu merasakan kelopak mata kiri bawah kemeng, munculah
benjolan di kelopak mata kiri bagian bawah dan dirasakan mengganjal. Pasien
belum pernah mengobati dengan salep atau obat-obatan mata lainnya. Pasien
masih bisa membuka dan menutup mata dengan baik. Pasien tidak merasakan
gangguan penglihatan pada kedua matanya. Pasien mengaku pernah mengalami
hal serupa pada mata kanannya dan sembuh sendiri.
Pasien sekarang tidak mengeluhkan adanya kelainan pada mata sebelah
kanan.

Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien pernah mengalami sakit seperti ini pada mata kananya.
Riwayat operasi hordeolum pada kelopak mata (-)
Riwayat alergi (+)
Riwayat DM (-)
Riwayat menggunakan kosmetik didareah kelopak mata (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang pernah mengalami sakit seperti ini (-)
Riwayat alergi pada keluarganya (+) ayahnya juga alergi telur.
Riwayat DM dikeluarga (-)
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berstatus sebagai ibu rumah tangga. Kesan ekonomi kurang.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Umum
Kesadaran : Compos mentis
Aktivitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status gizi : Baik
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36
0
C
Stasus Generalis: tidak ditemukan pembesaran KGB (preaurikel)
Status Ophthalmicus
No Pemeriksaan Oculus Dexter Oculus Sinister







1
Visus 6 /6

6/6
2
Bulbus okuli
Gerak bola mata
Enoftalmus
Eksoftalmus
Strabismus

Baik ke segala arah
-
-
-

Baik ke segala arah
-
-
-
3
Suprasilia Normal

Normal
4
Palpebra Superior :
Vulnus laceratum
Edema
Hematom
Hiperemia
Entropion
Ektropion

-
-
-
-
-
-
Trikiasis ( - )

-
-
-
-
-
-
Trikiasis ( - )
Silia
Ptosis/
Pseudoptosis
Abses

Tidak ditemukan

Tidak ditemukan


Tidak ditemukan

Tidak ditemukan

5
Palpebra Inferior :
Edema
Hematom
Hiperemia
Entropion
Ektropion
Silia


-
-
-
-
-
Trikiasis ( - )


+
-
-
-
-
Trikiasis ( - )
6
Konjungtiva tarsal
Hiperemis
Benjolan
Sekret
Konjungtiva bulbi:
Hiperemi
Injeksi
konjungtiva
Injeksi siliar
Sekret

-
-
-

-
-
-
-

+
+
-

-
-
-
-

7
Kornea :
Kejernihan
Mengkilat
Edema
Lakrimasi
Infiltrat
Keratik
presipitat
Ulkus
Sikatrik

Jernih
-
-
-
-
-
-
-

Jernih
-
-
-
-
-
-
-
8
COA :
Kedalaman
Hifema
Hipopion
Efek tyndall


Cukup
-
-
-

Cukup
-
-
-
9
Iris :
Kripta
Edema
Sinekia
Atrofi

Normal
-
-
-


Normal
-
-
-
10 Pupil :
Bentuk
Diameter
Reflek pupil
Sinekia
Bulat
+2mm
+
-

Bulat
2mm
+
-
11
Lensa:
Kejernihan
Iris shadow

Jernih
-

Jernih
-
12

Fundus Refleks


+ cemerlang


+ cemerlang

13
Funduskopi Papil: batas tegas,
warna: merah muda,
CDR (0,4)
Vasa: AVR(2:3),
Makula: Reflek fovea
(+) cemerlang
bentuknya seperti
bintang
Retina: dalam batas
normal
Papil: batas tegas,
warna: merah muda,
CDR (0,4)
Vasa: AVR(2:3),
Makula: Reflek
fovea (+) cemerlang
bentuknya seperti
bintang
Retina: dalam batas
normal
14 TIO Normal Normal


4. DIAGNOSA DIFFERENSIAL
a. OS
OS Hordeolum Internum ditegakkan
karena dari anamnesa didapatkan adanya gejala kelopak yang bengkak
semakin lama semakin dirasakan membesar, disertai dengan rasa sakit
dan mengganjal, merah/ hiperemi, dan nyeri bila ditekan. Pada
pemeriksaan didapatkan adanya penonjolan terutama ke daerah
konjungtiva tarsal di oculus sinister palpebra inferior.
OS Hordeolum Eksternus disingkirkan
karena pada hordeolum eksternum akan didapatkan adanya gejala
kelopak yang bengkak dengan disertai rasa sakit dan mengganjal,
merah, dan nyeri bila ditekan. Pada pemeriksaan didapatkan adanya
penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak.
Os Kalazion disingkirkan
karena pada kalazion memberikan gejala adanya benjolan pada
kelopak, kelenjar preaurikel tidak membesar, tidak hiperemi, tidak ada
nyeri tekan, dan adanya psudoptosis serta tidak adanya tanda-tanda
peradangan lainnya. Biasanya pada kalazion sudah berlangsung lama,
serta pada pemeriksaan didapatkan adanya benjolan kenyal ke daerah
konjungtiva tarsal. Dan sifatnya kronis.


5. DIAGNOSA KERJA
OS Hordeolum Internum

6. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Topikal:
Gentamicyn ED (S 4 dd gtt I OS)
Oral :
Amoxicilin tab 500mg (S 3 dd I tab I)
Opeatif :
Insisi hordeolum lalu di ekskohleasi.

7. KOMPLIKASI
Komplikasi hordeolum dapat berupa :
- selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat palpebra di depan
septum orbita dan
- abses palpebra.

8. PROGNOSIS
OCULUS DEXTER (OD) OCULUS SINISTER (OS)
Quo Ad Visam : Bonam Bonam
Quo Ad Sanam : Bonam Bonam
Quo Ad Functionam : Bonam Bonam
Quo Ad Kosmetikam : dubia Ad Bonam dubia Ad Bonam
Quo Ad Vitam : Bonam Bonam

9. EDUKASI
OS HORDEOLUM INTERNUM
Menjelaskan tentang penyakit yang dideritanya bahwa hordeolum/
timbilen dapat sembuh dalam waktu 5-7 hari dengan menjaga pola
makan sesuai dengan kondisi alergi yang dialami untuk mengurangi
gangguan metabolisme lemak.
Dilakukan kompresi air hangat .
Biasakan cuci tangan sebelum menyentuh daerah wajah, terutama mata.
Bersihkan wajah dari make up sebelum tidur
Gunakan pelindung mata seperti helm berkaca atau kacamata bila
bepergian di daerah berdebu
Jangan memakai lensa kontak dahulu, karena dapat memperparah
penyakitnya/iritasi.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI PALPEBRA
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat
menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan
konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior
menyatu dengan pipi.
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam
terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,
dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
2. Muskulus Orbikularis okuli
Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi
fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita.
Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam
palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah
bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli
dipersarafi oleh nervus facialis.
3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis
subaponeurotik dari kujlit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang
disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong
kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di
kelopak bawah).
5. Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva
palpebra, yang melekat erat pada tarsus.
Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian
anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.
Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel
rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang
bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola
mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang
telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)
Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra.
Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke
sakus lakrimalis.
Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura
ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari
tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang
terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra
orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior
dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.
5

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian
otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan
berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih
dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior).
Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan
jaringan fibrosa untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke
dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor
palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok
oleh nervus okulomotoris.
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan
sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak
mata bawah oleh cabang kedua nervus V.
6













Figure 2. Anatomy of upper and lower
eyelids.








DEFINISI
Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang
terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan
hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss
atau Moll.


Gb I. Hordeolum eksterna


Gb II. Hordeolum interna
ETIOLOGI
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.

FAKTOR RESIKO
Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.
Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.
Diabetes
Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.
Riwayat hordeolum sebelumnya
Higiene dan lingkungan yang tidak bersih
Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.

Alergi

PATOFISIOLOGI
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau
Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di
dalam tarsus.
Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan
sekitarnya.

GEJALA DAN TANDA
Gejala
- Pembengkakan
- Rasa nyeri pada kelopak mata
- Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
- Riwayat penyakit yang sama
Tanda
- Eritema
- Edema
- Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
- Seperti gambaran absces kecil

PENATALAKSANAAN
Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.

Umum
1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih ataupun dengan sabun atau sampo
yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat
proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi
yang lebih serius.
4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi
penyebab infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
Obat
Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada
perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.
1. Antibiotik topikal.
Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari.
Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna
dan hordeolum interna ringan.
2. Antibiotik sistemik
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran
kelenjar limfe di preauricular.

Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat
diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7
hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300
mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari
selama 7 hari.

Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur
pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.

Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan
pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah
hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:
- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada
margo palpebra.
- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai