0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
804 tayangan9 halaman
Ikan bawal air tawar diperdagangkan dengan nama ikan Pacu atau Red Belly Pacu. Di Amerika Serikat dan Venezuella , ikan bawal dikenal sebagai ikan Cachama. Di Brazil, ikan bawal lebih populer disebut Tambaqui atau Pir Pitanga, sedangkan di Indonesia disebut ikan bawal air tawar. Sebutan ikan bawal di Indonesia ini kemungkinan dipengaruhi oleh nama ikan bawal putih dan ikan bawal hitam yang banyak ditangkap di perairan laut Indonesia yang ketiganya memiliki kemiripan postur tubuh (Abbas, 2001).
Ikan bawal air tawar diperdagangkan dengan nama ikan Pacu atau Red Belly Pacu. Di Amerika Serikat dan Venezuella , ikan bawal dikenal sebagai ikan Cachama. Di Brazil, ikan bawal lebih populer disebut Tambaqui atau Pir Pitanga, sedangkan di Indonesia disebut ikan bawal air tawar. Sebutan ikan bawal di Indonesia ini kemungkinan dipengaruhi oleh nama ikan bawal putih dan ikan bawal hitam yang banyak ditangkap di perairan laut Indonesia yang ketiganya memiliki kemiripan postur tubuh (Abbas, 2001).
Ikan bawal air tawar diperdagangkan dengan nama ikan Pacu atau Red Belly Pacu. Di Amerika Serikat dan Venezuella , ikan bawal dikenal sebagai ikan Cachama. Di Brazil, ikan bawal lebih populer disebut Tambaqui atau Pir Pitanga, sedangkan di Indonesia disebut ikan bawal air tawar. Sebutan ikan bawal di Indonesia ini kemungkinan dipengaruhi oleh nama ikan bawal putih dan ikan bawal hitam yang banyak ditangkap di perairan laut Indonesia yang ketiganya memiliki kemiripan postur tubuh (Abbas, 2001).
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 SEMARANG I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Ikan bawal air tawar diperdagangkan dengan nama ikan Pacu atau Red Belly Pacu. Di Amerika Serikat dan Venezuella , ikan bawal dikenal sebagai ikan Cachama. Di Brazil, ikan bawal lebih populer disebut Tambaqui atau Pir Pitanga, sedangkan di Indonesia disebut ikan bawal air tawar. Sebutan ikan bawal di Indonesia ini kemungkinan dipengaruhi oleh nama ikan bawal putih dan ikan bawal hitam yang banyak ditangkap di perairan laut Indonesia yang ketiganya memiliki kemiripan postur tubuh (Abbas, 2001). Ikan bawal merupakan biota ikan air tawar yang pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis biota ikan air tawar lainnya. Proses pembudidayaan ikan bawal air tawar sangatlah mudah dilakukan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat. Ciri-ciri dari ikan bawal air tawar itu sendiri yaitu memiliki bentuk tubuh yang bulat dan pipih, memiliki lubang hidung yang besar, warna kulitnya yang keperak-perakan, dan ujung siripnya yang berwarna kuning kemerah merahan. Ikan bawal termasuk jenis ikan karnivora yang biasa hidup bergerombol dalam jumlah yang kecil, makanan ikan bawal air tawar ini yaitu seperti udang, siput , katak, dan ikan-ikan kecil.
1.2 Tujuan Dalam makalah Budidaya Perikanan Ikan Bawal Air Tawar Secara Modern ini mempunyai tujuan sebagai berikut : a.) Mengetahui kebutuhan bahan dan peralatan yang dibutuhkan b.) Mengetahui metode dalam pembesaran ikan bawal air tawar
II. METODELOGI
2.1 Kebutuhan Bahan dan Peralatan 2.1.1 Bahan Dalam budidaya ikan sangatlah dibutuhkan adanya sarana dan prasarana yang memadahi. Hal itu dikarenakan untuk menunjang atau membantu dalam proses budidaya agar menghasilkan hasil yang maksimal. Bahan pokok untuk usaha budidaya ikan bawal meliputi pakan ikan ( pakan alami dan pakan buatan), pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos), pupuk anorganik (urea, TSP, amonium nitrat, atau pupuk nitrogen), kapur tohor insektisida, ikan donor (kelenjar hypofisa atau ovaprim. Jumlah dan takaran setiap bahan disesuaikan dengan kebutuhan dan metode aplikasi yang dianjurkan. Selain bahan pokok, adapun bahan pelengkap yang dibutuhkan terdiri dari atas obat bius (MS 222 dan quinaldine), formalin, Nacl, alkohol dan aquades.
2.1.2 Peralatan Peralatan yang diperlukan dalam budidaya ikan bawal air tawar meliputi sarana dan prasarana. Sarana budidaya meliputi perkakas dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan budidaya, sedangkan prasarana itu sendiri merupakan bangunan kolam atau bangunan lainnya yang bersifat permanen yakni kolam pemijahan dan penetasan, kolam induk, kolam pembenihan, kolam pengendapan, kolam induk, gudang , dan saluran irigasi.
2.2 Metode Pembesaran Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan secara konvensional di kolam yang besar tanpa adanya pengelolaan pakan dan pembesaran secara intensif dan terkontrol dan dikelola secara baik. Pada umumnya , pemeliharaan ikan bawal di Indonesia dilakukan secara intensif . Alternatif ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan, sekaligus menekan resiko kegagalan (Abbas, 2001).
2.2.1 Persiapan Kolam Kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar lainnya. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup. 1. Mula-mula kolam dikeringkan sehingga tanah dasarnya benar-benar kering. Tujuan pengeringan tanah dasar antara lain : 1. Membasmi ikan-ikan liar yang bersifat predator atau kompetitor (penyaing makanan). 2. Mengurangi senyawa-senyawa asam sulfida (H2S) dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama kolam terendam. 3. Memungkinkan terjadinya pertukaran udara (aerasi) dipelataran kolam, dalam proses ini gas-gas oksigen (02) mengisi celah-celah dan pori-pori tanah. 2. Sambil menunggu tanah dasar kolam kering, pematang kolam diperbaiki dan diperkuat untuk menutup kebocoran-kebocoran yang ada. 3. Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan. 4. Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 - 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan. 5. Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedidit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan).
2.2.2 Pemilihan dan Penebaran Benih 1. Pemilihan benih. 1. Pemilihan benih mutlak penting, karena hanya dengan benih yang baik ikan akan hidup dan tumbuh dengan baik. 2. Adapun ciri-ciri benih yang baik antara lain Sehat, Anggota tubuh lengkap, Aktif bergerak, Ukuran seragam, tidak cacat, Tidak membawa penyakit, jenis unggul. 2. Penebaran benih.
Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stress saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.
2.2.3 Kualitas Pakan dan Cara Pemberian Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dergan yang kita inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.
2.2.4 Pemungutan Hasil Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m 2 . Biasanya alat yang digunakan berupa waring bemata lebar. Ikan bawal hasil pemanenan sebaiknya penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya selalu mengalir.