Anda di halaman 1dari 7

KESETIMBANGAN FASA

Bagian sesuatu yang menjadi pusat perhatian dan dipelajari disebut sebagai sistem.
Suatu sistem heterogen terdiri dari berbagai bagian yang homogen yang saling bersentuhan
dengan batas yang jelas. Bagian homogen ini disebut sebagai fasa dapat dipisahkan secara
mekanik.
Tekanan dan temperatur menentukan keadaan suatu materi kesetimbangan fasa dari
materi yang sama. Kesetimbangan fasa dari suatu sistem harus memenuhi syarat berikut :
a. Sistem mempunyai lebih dari satu fasa meskipun materinya sama
b. Terjadi perpindahan reversibel spesi kimia dari satu fasa ke fasa lain
c. Seluruh bagian sistem mempunyai tekanan dan temperatur sama
Kesetimbangan fasa dikelompokan menurut jumlah komponen penyusunnya yaitu
sistem satu komponen, dua komponen dan tiga komponen. Pemahaman mengenai perilaku fasa
berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs. Sedangkan persamaan Clausius dan persamaan
Clausius Clayperon menghubungkan perubahan tekanan kesetimbangan dan perubahan suhu
pada sistem satu komponen.
Perubahan suhu T!, tekanan P!, konsentrasi "!, dan entalpi #! selama proses
pemisahan dapat dianalisa berdasarkan konsep kesetimbangan termodinamik. Korelasi fase
menurut kaidah fase Gibbs:
$%" & P ' ( )))))))))))))))))))).*!
dengan:
$ % +ariabel intensif,bebas
" % -umlah spesies atau komponen dalam sistem
P % -umlah fase dalam sistem
Kesetimbangan antara beberapa fasa dapat dinyatakan dengan besaran. besaran
intensif T suhu!, P tekanan! dan / potensial kimia!. Kriteria suatu kesetimbangan
diperlihatkan oleh perubahan energi bebas 0ibbs 10! yang dinyatakan melalui
persamaan :
d0 % . SdT ' +dP ' i /i dni .................................................................*!
dengan potensial kimia /! :
Pada keadaan setimbang, potensial kimia suatu komponen adalah sama pada setiap fasa,
contoh pada kesetimbangan :
#(2 l ! 3 #(2 g!
maka / #(2 l ! % / #(2 g ! yang dapat dibuktikan sebagai berikut :
$asa 4 3 $asa 5
d0
4
% /i
4
dni
4
d0
5
% /i
5
dni
5
d0 % d0
4
' d0
5
................................................................................... (!
d0 % /i
4
dni
4
' /i
5
dni
5
)))))))))))))))))) 6!
karena . dni
4
% ' dni
5
maka : d0 % /i
4
dni
4
. /i
5
dni
4
))))))))))))))). 7!
d0 % /i
4
. /i
5
! dni
4
))))))))))..))))...)))) 8!
pada kesetimbangan maka d0 % 9 dan P dan T sistem tetap sehingga
9 % /i
4
. /i
5
! dni
4
)))))))))))))))))))) :!
karena ! dni
4
; 9, maka /i
4
% /i
5
......................................................... <!
=rtinya potensial kimia akan berharga sama bila sistem dalam kesetimbangan.
Persamaan <! memperlihatkan bila /i
4
> /i
5
maka akan terjadi aliran potensial dari fasa 4
menuju fasa 5 dan sering disebut sebagai kesetimbangan material. ?emikian pula bila T
4
> T
5
maka akan terjadi aliran suhu dari fasa 4 menuju fasa 5 hingga tercapai kesetimbangan termal.
Kesetimbangan mekanik akan tercapai bila terjadi aliran tekanan dari fasa 4 menuju fasa 5.
*. Persamaan Clapeyron dan Clausisus Clapeyron
Pada sistem * komponen @at murni! pada P dan T tertentu maka <! menjadi :
/i
4
% /i
5
))))))))))))))))))))))).))A!
-ika pada kondisi * P, T dan / ! diubah menjadi kondisi ( yaitu tekanan diubah dari P
menjadi P ' dP dan suhu diubah dari T menjadi T'dT sehingga /i
4
menjadi /i
4
' d /i
4
dan /i
5
menjadi /i
5
' d /i
5
, maka pada kesetimbangan :
/i
4
' d /i
4
% /i
5
' d /i
5
))))))))))))))))))..).....B!
-ika persamaan A! dikurangi persamaan B!, maka akan didapat persamaan *9!
d /i
4
% d /i
5
)))))))))))))))))))))).)).. *9!
dengan
d /i
4
% . dT ' dP dan d /i
5
% . dT ' dP ))..) .. )).)). **!
#ubungan antara persamaan *9! dan **! didapat persamaan *6! :
. dT ' dP % . dT ' dP ))..) .. )).)))))))))..*(!
Sehingga ! dT % . ! dP ))..) .. )).))))).). *6!
-ika terjadi perubahan dari , maka % ! dan % . !, maka
dT % dP atau % )))))))))))))))))).. *7!
Bila pers *7! merupakan perubahan fasa pada kesetimbangan maka
% .............................................................................................................*8!
Cntuk kesetimbangan padat. cair, persamaan *8! akan menjadi :
% .............................................................................................*:!
Sedangkan untuk kesetimbangan fasa terkondensasi, baik padat dengan fasa uapnya
maupun cair dengan fasa uapnya, persamaan *:! akan menjadi :
.......................................................................................... *<!
dengan # merupakan kalor penguapan molar cairan atau kalor sublimasi molar padatan
dan adalah volum molar padatan dan cairan. Cmumnya bila

diasumsikan sebagai gas ideal yaitu maka persamaan *<! menjadi persamaan
*A! yang dikenal sebagai persamaan "lausius. "layperon :
atau % )))))))))))))))))).. *A!
?engan anggapan # tak bergantung pada suhu maka integrasi persamaan *A! dari
kondisi * menjadi kondisi ( akan menjadi persamaan *B! berikut :
Dn % ................................................................................*B!
Keseiman!an "ap Cair
Teori dasar keseimbangan fasa menyatakan bahEa bila sistem dalam keadaan
seimbang, maka akan berlaku:
dengan fugasitas komponen FiF pada fasa cair sama dengan fugasitas komponen GiF pada fasa gas.
Persamaan (! dapat juga dituliskan sebagai:
?engan :
% koefisien aktivitas komponen GiF di fasa cair
% fraksi mole GiF di fasa cair
% fugasitas komponen GiF murni pada keadaan standar
% koefisien fugasitas komponen GiF di fasa uap
yi % fraksi mole GiF di fasa uap
Pt % tekanan sistem
-ika tekanan uap murni komponen GiF rendah dan Pt * atm, maka dapat diganti . Cntuk
ini persamaan 6! dapat dituliskan menjadi:
Bila suatu campuran memenuhi sifat ideal, baik fasa gas dan fasa cairannya, maka hubungan
keseimbangannya dapat dinyatakan dengan #ukum $aoul% dan &al%on:
#ukum #enry menyatakan bahEa korelasi keseimbangan untuk sistem ideal dan larutan yang
cukup encer dapat dinyatakan dengan:
P=% #"=
?engan :
P= % tekanan parsial G=F di fasa uap
"= % konsentrasi G=F di fasa cair
# % tetapan #enry
C'NT'# (
?etermine the temperature and composition of the first deE created from a saturated vapor
miHture of ben@ene and toluene containing 78 mole percent ben@ene at 799 K. Ben@ene and
toluene miHtures may be considered as ideal.
?ata: +apor pressure, Psat, data: ln Psat % A I B,T ' C!, Ehere Psat is in kPa and T is in oK.
"ompound A B C
Ben@ene *! *7.*:96 (B7A.<A I 77.8:66
Toluene (! *7.(8*8 6(7(.6A I 7<.*A9:
Solu%ions (
Je start Eith the eKuation L.*! :
x* ' x( % *
Substituting xi = yiP,Pi
sat
into eKuation L.*! yields
% *
Jith the numerical values for mole fractions and temperature, eKuation L.(! becomes
P %
P % (9B.BA kPa
=t 799 K, the vapor pressure of ben@ene is
P*
Sat
% eHp*7.*:96 I (B7A.<A,799 I 77.8:66!! % 68(.*:9 kPa
The mole fraction of ben@ene in the liKuid phase is then
% % )*+,-.
&AFTA$ P"STAKA
http:,,akademik.che.itb.ac.id,labtek,Ep.content,uploads,(9*(,98,kuc.
kesetimbangan.uap.cair.pdf
http:,,EEE.leka.lt,sites,default,files,dokumentai,chemical.thermodynamics.pdf
http:,,EEE.che.utah.edu,Msutherland,6:96Notes,Thermo.pdf
http:,,EEE.scribd.com,doc,*AA89A8B9,kesetimbangan.fase

Anda mungkin juga menyukai