Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan
hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis rasio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis rasio keuangan (Financial Rasio Analysis). Adapun tujuan dari analisis rasio adalah untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas. Analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak yang berkepentingan. Analisis rasio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan- kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan. A. Rasio Likuiditas Adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Rasio likuiditas terdiri dari : a. Current Rasio] Current Rasio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83). Rumus : Aktiva Lancar Current Rasio = Hutang Lancar
Current rasio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dengan mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
b. Cash Rasio (Rasio Immediate Solvency) Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga. Cash rasio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas dan surat berharga yang dapat segera diuangkan. Tidak terdapat standar likuiditas untuk cash rasio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen. Rumus : Kas + Surat Berharga Cash Rasio = Hutang Lancar
c. Quick Rasio (Acid Test Rasio) Quick rasio merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang paling tidak lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua langkah yakni menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas. Rumus : Aktiva Lancar Persediaan Quick Rasio = Hutang Lancar
B. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dapat dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32). Suatu perusahaan yang solvabel belum tentu likuid dan sebaliknya sebuah perusahaan yang insolvabel belum tentu ilikuid. Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan yang dapat dialami oleh perusahaan yaitu : a. Perusahaan yang likuid tetapi insolvabel b. Perusahaan yang likuid dan solvabel c. Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid d. Perusahaan yang insolvabel dan ilikuid Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu : a. Total Assets to Total Debt Rasio Total Assets to total Debt Rasio adalah rasio yang dihasilkan dengan membandingkan jumlah aktiva (total assets) di satu pihak dengan jumlah utang (total debt dilain pihak). Rumus : Total Debt Rasio = Total Hutang / Total Aktiva b. Total Debt To Equity rasio Rasio ini membandingkan modal sendiri (Net worth) di satu pihak dengan total hutang (Total Debt) di lain pihak. Rumus : Total Debt To Equity Rasio = Total Hutang / Modal Sendiri Makin kecil prosentase rasio ini berarti makin cepat perusahaan menjadi insolvabel. Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi hanya dengan jalan penambahan modal sendiri dengan alternatif sebagai berikut : 1. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva relatif lebih besar daripada bertambahannya hutang. 2. Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi hutang relatif besar daripada berkurangnya aktiva.
C. Rasio Rentabilitas Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Bambang Riyanto, 1997, hal 35). Adapun cara penilaian Rentabilitas adalah : 1. Rasio Rentabilitas Ekonomi (Earning Power) Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Bambang Riyanto, 1997, hal 36). Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (Operating Capital / Assets). Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (Net Operating Income). Rumus : Rentabilitas Ekonomi = EAT / Total Aktiva Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi ditentukan oleh dua faktor yaitu : - Profit Margin, yaitu perbandingan antara Net Operating Income, dengan Net Sales, perbandingan mana dinyatakan dalam persentase. - Turnover of Operating Assets (Tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating asets dalam suatu periode tertentu.
2. Rentabilitas modal sendiri Rentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak (Bambang Riyanto, 1997, hal 44). Rumus : Rentabilitas Modal Sendiri = EAT / Modal Sendiri