Anda di halaman 1dari 14

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA



Penelitian ini dilakukan terhadap pasien Tuberkulosis Paru di wilayah kerja
Puskesmas Pulorejo Jombang tahun 2011 2014 yang telah menyelesaikan
pengobatan TB selama 6 bulan baik yang sembuh, tidak sembuh, maupun DO
pengobatan. Dari hasil kuesioner yang dibagikan, didapati sample sejumlah 30
pasien.
5.1 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Kasus Persentase
Laki Laki 18 60%
Perempuan 12 40%
Total 30 100%

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 30 sampel, pada laki-laki terdapat
penderita TB sejumlah 18 orang (60%). Sedangkan pada perempuan, terdapat 12
orang yang menderita TB (40%). Hal ini juga dapat dijelaskan dengan grafik
sebagai berikut.


Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan kedua gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah laki-laki
yang menderita TB lebih banyak daripada perempuan yang menderita TB, dengan
selisih persentase yang cukup besar.
5.2 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Usia
Data distribusi frekuensi kasus TB pada wilayah cakupan kerja Puskesmas
Pulorejo tahun 2011-2014 berdasarkan usia disajikan pada tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Kasus TB
Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki laki : 60%
Perempuan : 40%
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Kasus Persentase
21-35 tahun 7 23%
36-50 tahun 11 37%
51-65 tahun 11 37%
>65 tahun 1 3%
Total 30 100%

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 30 pasien yang menderita TB, usia yang
paling banyak didapatkan adalah usia antara 36-50 dan 51-65 tahun yaitu masing-
masing sebanyak 11 kasus (37%), sedangkan didapatkan paling sedikit pada usia
>65 tahun sebanyak 1 orang (3%). Hal ini juga dapat dijelaskan dengan grafik
sebagai berikut.

Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Usia

Distribusi Frekuensi Kasus TB
Berdasarkan Usia
21-35 tahun : 23%
36-50 tahun : 37%
51-65 tahun : 37%
>65 tahun : 3%
5.3 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Kelamin Frekuensi Kasus Persentase
Tidak Bekerja 2 7%
Buruh Tani 24 80%
Swasta 4 13%
Total 30 100%

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 30 sampel pasien TB di wilayah kerja
Puskesmas Pulorejo tahun 2011-2014, ditemukan terbanyak bekerja sebagai buruh
tani sejumlah 24 orang (80%) sedangkan paling sedikit tidak bekerja sejumlah 2
orang (7%). Hal ini juga dapat dijelaskan dengan grafik sebagai berikut.


Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Pekerjaan


Distribusi Frekuensi Kasus TB
Berdasarkan Pekerjaan
Tidak Bekerja : 7%
Buruh Tani : 80%
Swasta : 13%
5.4 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Tahun dan Bulan Terdiagnosis
5.4.1 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Bulan pada Tahun 2011
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Bulan pada Tahun 2011
Bulan Frekuensi Kasus Persentase
Januari-April 2 22%
Mei-Agustus 2 22%
September-Desember 5 56%
Total 9 100%

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 7 pasien yang terdiagnosis TB di
wilayah kerja Puskesmas Pulorejo pada tahun 2011 , terbanyak didapatkan pada
bulan September-Desember yaitu sebanyak 5 kasus (56%), sedangkan didapatkan
paling sedikit pada bulan Januari-April dan Mei-Agustus sebanyak masing-
masing 2 orang (22%). Hal ini juga dapat dijelaskan dengan grafik sebagai
berikut.

Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Bulan pada Tahun 2011
Distribusi Frekuensi Kasus TB
Berdasarkan Bulan pada Tahun 2011
Januari-April : 22%
Mei-Agustus : 22%
September-Desember :
71%
5.4.2 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Bulan pada Tahun 2012
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Bulan pada Tahun 2012
Bulan Frekuensi Kasus Persentase
Januari-April 0 0%
Mei-Agustus 2 25%
September-Desember 6 75%
Total 8 100%

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 7 pasien yang terdiagnosis TB di
wilayah kerja Puskesmas Pulorejo pada tahun 2012, terbanyak didapatkan pada
bulan September-Desember yaitu sebanyak 6 kasus (75%), sedangkan didapatkan
paling sedikit pada bulan Mei-Agustus sebanyak 2 orang (25%). Hal ini juga
dapat dijelaskan dengan grafik sebagai berikut.

Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Bulan pada Tahun 2012


Distribusi Frekuensi Kasus TB
Berdasarkan Bulan pada Tahun 2012
Januari-April : 0%
Mei-Agustus : 25%
September-Desember :
75%
5.4.2 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Bulan pada Tahun 2013
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Bulan pada Tahun 2013
Bulan Frekuensi Kasus Persentase
Januari-April 5 38%
Mei-Agustus 4 31%
September-Desember 4 31%
Total 13 100%

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 13 pasien yang terdiagnosis TB di
wilayah kerja Puskesmas Pulorejo pada tahun 2013, terbanyak didapatkan pada
bulan Januari-April yaitu sebanyak 5 kasus (38%), sedangkan jumlah kasus TB
terdiagnosis pada bulan Mei-Agustus dan September-Desember menunjukan
frekuensi yang sama yaitu masing-masing 4 kasus (31%). Hal ini juga dapat
dijelaskan dengan grafik sebagai berikut.

Gambar 5.6 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Bulan pada Tahun 2013

Distribusi Frekuensi Kasus TB
Berdasarkan Bulan pada Tahun 2013
Januari-April : 38%
Mei-Agustus : 31%
September-Desember : 31%
5.5 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Desa
Data distribusi frekuensi kasus TB pada wilayah cakupan kerja Puskesmas
Pulorejo tahun 2011-2014 berdasarkan usia disajikan pada tabel 5.6.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Desa
Nama Desa Frekuensi Kasus Persentase
Jombok 4 13%
Sidowarek 4 13%
Banyuarang 5 17%
Badang 3 10%
Genukwatu 6 20%
Rejoagung 3 10%
Pulorejo 5 17%
Total 30 100%

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 30 pasien yang menderita TB di wilayah
kerja Puskesmas Pulorejo pada tahun 2011-2014, paling banyak didapatkan di
desa Genukwatu yaitu sebanyak 6 kasus (20%), sedangkan didapatkan paling
sedikit di desa Badang dan Rejoagung sebanyak masing-masing 3 orang (10%).
Hal ini juga dapat dijelaskan dengan grafik sebagai berikut.


Gambar 5.7 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Desa

5.6 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Pendidikan
Data distribusi frekuensi kasus TB pada wilayah cakupan kerja Puskesmas
Pulorejo tahun 2011-2014 berdasarkan tingkat pendidikan pasien disajikan pada
tabel 5.8.

Distribusi Frekuensi Kasus TB
Berdasarkan Desa
Jombok : 13%
Sidowarek : 13%
Banyuarang : 17%
Badang : 10%
Genukwatu :20%
Rejoagung : 10%
Pulorejo : 17%
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Angka Kesembuhan
Tingkat Pendidikan Frekuensi Kasus Persentase
Tidak Tamat SD 3 13%
SD 7 24%
SMP 15 50%
SMA 5 17%
Sarjana/ Akademi 0 0%
Total 30 100%

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 30 pasien yang menderita TB pada
tahun 2011-2014 di wilayah kerja Puskesmas Pulorejo, didapatkan tingkat
pendidikan terbanyak adalah SMP sebesar 15 pasien (50%), sedangkan kelompok
tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah tidak tamat SD sebesar 3 pasien
(13%). Hal ini juga dapat dijelaskan dengan grafik sebagai berikut.

Gambar 5.8 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Distribusi Frekuensi Kasus TB
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pasien
Tidak Lulus SD : 13%
SD : 24%
SMP : 50%
SMA : 17%
Akademi/ Sarjana 0%
5.7 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Angka Kesembuhan
Data distribusi frekuensi kasus TB pada wilayah cakupan kerja Puskesmas
Pulorejo tahun 2011-2014 berdasarkan angka kesembuhan disajikan pada tabel
5.9.
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Angka Kesembuhan
Angka Kesembuhan Frekuensi Kasus Persentase
Sembuh 28 93%
Tidak Sembuh 2 7%
Total 30 100%

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 30 pasien yang menderita TB pada
tahun 2011-2014 di wilayah kerja Puskesmas Pulorejo, didapatkan angka
kesembuhan sebesar 28 pasien (93%), sedangkan jumlah pasien yang tidak
sembuh sebesar 2 pasien (7%). Hal ini juga dapat dijelaskan dengan grafik
sebagai berikut.

Gambar 5.9 Distribusi Frekuensi Kasus TB Berdasarkan Angka Kesembuhan
Distribusi Frekuensi Kasus TB
Berdasarkan Angka Kesembuhan
Sembuh : 93%
Tidak Sembuh : 7%
5.8 Angka Kepatuhan Pasien
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Angka Kepatuhan Pasien Mengkonsumsi
Obat TB
Tingkat Kepatuhan Frekuensi Kasus Persentase
Patuh 24 80%
Tidak Patuh 6 20%
Total 30 100%

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa dari 30 sampel, sejumlah 24 orang (80%)
patuh meminum obat TB sesuai aturan. Sedangkan sisanya, terdapat 6 orang
penderita TB (20%) yang tidak patuh meminum obat TB seusai aturan. Hal ini
juga dapat dijelaskan dengan grafik sebagai berikut.


Gambar 5.10 Distribusi Angka Kepatuhan Pasien Mengonsumsi Obat TB

Distribusi Frekuensi Kasus TB
Berdasarkan Kepatuhan Mengkonsumsi
Patuh : 80%
Tidak Patuh : 20%
Berdasarkan kedua gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah penderita
TB yang patuh mengkonsumsi obat sesuai aturan lebih banyak daripada penderita
yang tidak patuh, dengan selisih persentase yang cukup besar.
5.9 Analisis Data
Selanjutnya untuk menguji adanya hubungan antara tingkat kepatuhan
pasien meminum obat TB dengan angka kesembuhan penderita TB di wilayah
kerja Puskesmas Pulorejo tahun 2011-2014 maka digunakan uji Chi-Square.
5.9.1 Tabulasi Silang Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi obat TB dengan Angka
Kesembuhan Pasien TB
Tabel 5.11 Tabulasi Silang Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi obat TB
dengan Angka Kesembuhan Pasien TB

Kepatuhan * Kesembuhan Crosstabulation
Kesembuhan
Total

Tidak Sembuh Sembuh
Kepatuhan Tidak Patuh Count 2 4 6
% within Kepatuhan 33.3% 66.7% 100.0%
Patuh Count 0 24 24
% within Kepatuhan .0% 100.0% 100.0%
Total Count 2 28 30
% within Kepatuhan 6.7% 93.3% 100.0%

Dari hasil tabulasi silang pada tabel 5.11 didapatkan bahwa pasien yang
patuh meminum obat TB dan dinyatakan sembuh pada akhir masa pengobatan
sebesar 24 orang (80%).
5.9.2 Uji Chi-Square
Uji Chi-Square digunakan untuk menguji adanya hubungan tingkat
kepatuhan meminum obat TB dengan angka kesembuhan pasien TB di wilayah
kerja Puskesmas Pulorejo, Ngoro, Jombang.

Tabel 5.12 Uji Chi-Square
Chi-Square Tests

Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square
8.571
a
1 .003
Continuity Correction
b

4.051 1 .044
Likelihood Ratio
7.058 1 .008
Fisher's Exact Test
.034 .034
Linear-by-Linear Association
8.286 1 .004
N of Valid Cases
b

30
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,40.
b. Computed only for a 2x2 table


Pada hasil perhitungan diperoleh Chi-kuadrat hitung (nilai X) = 8,571
dengan derajat kebebasan (df) = 2 dan nilai p = 3,841 yang dapat dilihat pada
kolom Sym. Sig. Oleh karena sebelumnya sudah ditentukan bahwa nilai p 0,05
dianggap secara statistik bermakna, maka hasil yang diperoleh yaitu Ho ditolak
H1 diterima yang artinya terdapat hubungan antara kepatuhan pasien meminum
obat TB dengan kesembuhan penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Pulorejo
tahun 2011-2014.

Anda mungkin juga menyukai