12 C. Trikomoniasis (i). Penyebab: Trichomonas vaginalis (ii). Gejala: discharge yang profuse, kehijauan dan berbau, sering disertai pruritus pada vulva. Rasa terbakar saat berkemih sering terjadi terutama pada vulvitis yang berat RADANG GENITALIA EKSTERNA 13 RADANG GENITALIA EKSTERNA (iii). Pemeriksaan: inflamasi pada vulva, dapat mencapai labium mayora, perineum, labium minora menjadi edematous dan nyeri tekan eritema pada mukosa vagina dan serviks dengan gambaran ptekie kecil-kecil (Strawberry spots) Kulit tampak ekskoriasi Pemeriksaan laboratorium: preparat basah: flagella yang bergerak dengan sel-sel polimorfonuklear yang meningkat 14 (iv). Terapi: metronidazole
15 RADANG GENITALIA EKSTERNA D. Infeksi Virus 1. Virus Herpes (HSV) (i). Penyebab: Virus Herpes Simpleks tipe II (ii). Gejala: discharge vagina yang profuse (iii). Pemeriksaan: ulserasi superfisialis atau massa nekrotik yang eksofitik yang mengenai serviks sehingga mudah berdarah (iv). Terapi: antiviral : Acyclovir
16 RADANG GENITALIA EKSTERNA
2. Human Papillomavirus (HPV) (i). Penyebab: Human Papillomavirus - Tipe: 16,18, 31, 33, 35: berpotensi onkogenik - Tipe: 6, 11: terdapat pada kondiloma genitalis (ii). Gejala: sebagian besar tipe virus asimtomatik. Vaginitis, vaginal discharge, pruritus, psotcoital bleeding
17 (iii). Pemeriksaan: HPV dapat menyebabkan displasia dan kanker, kondiloma Lesi: eksofitik atau kondiloma papilomatosa RADANG GENITALIA EKSTERNA 18 RADANG GENITALIA EKSTERNA - Pemeriksaan dengan kolposkopi: kondiloma datar, spiked, fingerlike projections - Kondiloma vaginitis: menyebabkan permukaan vagina kasar, mukosa vagina berwarna merah muda, pruritus - Dapat menyebabkan papiloma laring dan kondiloma vulva pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terkena infeksi 19 RADANG GENITALIA EKSTERNA Infeksi HPV sering disertai dengan displasia tanda patognomonis: Koilocytes, yaitu sel-sel superfisial dengan halo perinuklear yang besar Pemeriksaan kolposkopi sebaiknya dilakukan untuk menyingkirkan neoplasia intraepitelial (iv). Terapi: - Bichlroroacetic acid (BCA) atau Trichloroacetic acid (TCA) - Podophyllin 10-25% - Cryosurgery, electrosurgery, eksisi simpel
20 RADANG GENITALIA EKSTERNA 3. Condyloma Acuminata (i). Penyebab: grup papovavirus (ii). Gejala: masa di traktus genitalis (iii). Pemeriksaan: pertumbuhan masa papiler, bentuk bunga kol (iv). Terapi: bichloroacetic atau trichloroacetic acid, cryosurgery, electrosurgery, eksisi
21 RADANG GENITALIA EKSTERNA II. NON INFEKSI 1. Atrophic Vaginitis -Terjadi pada masa prepubertal, menyusui, dan post menopause: kekurangan produksi estrogen -Pemeriksaan: pH: biasanya tinggi, mukosa vagina tipis -Terapi: pemberian cream estrogen (kontraindikasi pada ca- mammae, a-endometrii) - Prepubertal: maturasi vagina akan mengeradikasi infeksi
22 RADANG GENITALIA EKSTERNA 2. Benda Asing - Biasanya terjadi pada anak-anak/preadolescent - Gejala: discharge vagina, spotting intermenstrual - Pemeriksaan: vaginal discharge, sering ditemukan kertas, kapas, tampon - Terapi: mengambil benda asing, pemberian antibiotik 23 RADANG GENITALIA INTERNA 1. Servisitis 2. Endometritis 3. Infeksi Pelvis
1. Servisitis - Penyebab: bakteri, virus, jamur
2. Endometritis - Sering terjadi pada post partum - Penyebab: vaginitis, servisitis, KPD (>24 jam), korioamnionitis, anemia intrapartum dan postpartum, pemakaian kateter intrauterin (>8 jam), operasi sesar
24 ENDOMETRITIS Gejala: - Prominen: Demam, uterus nyeri tekan - Lokia: sering berbau - Lekositosis - Pemeriksaan bimanual: uterus lunak, gerakan pada serviks dan uterus: nyeri, nyeri pada abdomen bagian bawah
25 Pemeriksaan Laboratorium: - Lekositosis - Urinalisis: bakteri - Kultur bakteri dari lokia: streprokokus (aerob dan anaerob), Bacteroides sp, Chlamydia, Mycoplasma Terapi: Antibiotik (tergantung pada jenis organisme penyebab dan beratnya penyakit)
ENDOMETRITIS 26 RADANG GENITALIA INTERNA 3. Infeksi Pelvis (Pelvic Inflammatory Disease) a. Salpingitis (i). Penyebab: N gonorrhea (sering terjadi) (ii). Gejala: - Demam, nyeri perut bagian bawah, nyeri punggung yang menjalar sampai ke kaki, discharge vagina yang purulen
27 (iii). Pemeriksaan bimanual: nyeri tekan pada abdomen bagian bawah, nyeri saat serviks digerakkan, nyeri di daerah parametrium RADANG GENITALIA INTERNA 28 CARA PENYEBARAN INFEKSI GENITAL 29 HYDROSALPING 30 SALPINGITIS (iv). Pemeriksaan penunjang: - Laboratorium: lekositosis, pengecatan: bakteri gram negatif diplokokus - USG: Septa pada tuba (v). Terapi: Antibiotik
31 b. Abses Tubo-ovarial (i). Gejala: asimtomatik, demam, nyeri abdomen, massa abdomen (ii). Pemeriksaan - Laboratorium: lekositosis, bakteriuri - USG: massa di adneksa (iii). Terapi: Antibiotika, operasi PELVIC INFLAMMATORY DISEASE 32 PELVIC INFLAMMATORY DISEASE c. Tuberculosis Pelvis (i) Gejala: pelvic pain, abdominal pain Riwayat penyakit TBC (ii) Pemeriksaan Laboratorium: Pengecatan dengan Ziehl-Nielsen (spesimen dari darah menstruasi, kuretase, atau biopsi) 33 Tuberculosis Pelvis (iii). Pemeriksaan X-ray (iv). Pemeriksaan lain: laparoskopi (v). Treatment: Obat antituberkulosis: isoniazid, rifampycine, strepromycine atau ethambutol Pembedahan: jika terdapat massa, terjadi fistula